Anda di halaman 1dari 4

Uji Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan
bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat
menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak
bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantarnya yaitu menghambat
sintesis dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri , menghambat kerja
enzim dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein.

Pada percobaan ini dilakukan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak bahan alam. Bahan
alam yang digunakan yaitu daun alamanada. Uji aktivitas antibakteri ini menggunkana metode
dilusi. Metode dilusi digunakan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ( KHM) dari zat
antibakteri, yaitu konsentrasi terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Bakteri yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri dari ekstrak bahan alam adalah
bakteri Neissereria Gonorhoe yang merupakan bakteri gram negative, non motil, tidak
membentuk spora, berbentuk diplokokkus yang menyebabkan penyakit Gonore yang merupakan
penyakit menular seksual.

Neissereria Gonorhoe

Media yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah media NA (Nutrient Agar)
dan media MHA (Mueller Hinton Agar) merupakan medium tempat hidup dan berkembang
biaknya suatu bakteri. Adapun kandungan dari MHA adalah pepton, kasein, pati, dan agar.
Media NA merupakan media yang berbentuk padat, yang merupakan medium yang berwarna
coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium in berasal dari sintetik dan
memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri. Kandungan dari media NA
adalah ekstrak daging, pepton dan agar sebagai pemadat. Agar digunakan sebagai pemadat
karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbhidrat yang berupa galaktan
sehingga tidak mudah teruraikan olh mikroorganisme. Ekstrak daging dan pepton digunakan
sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin, serta kabohidrat yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada ekstrak daun alamanda tidak
terbentuk zona hambat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak resisten terhadap
ekstrak daun alamanda . Resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah
kebal. Resistensi dari bakteri tersebut biasanya disebabkan karena bakteri tersebut dapat
menghasilkan suatu enzim yang dapat menghancurkan bakteri isolate tersebut. Pengujian Anti
bakteri Kadar Sampel Alamanda

Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri

Diameter zona bening Respon hambatan pertumbuhan

>20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

<10 mm Kurang efektif

Konsentrasi Plate 1 Plate 2


90 % 0 0
45 % 0 0

25 % 0 0
Etanol 7,20 mm 6,00 mm
Chloramphenicol 23,6 mm 9,60 mm
 Etanol
Bakteri yang akan digunakan adalah Bakteri yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri
dari ekstrak bahan alam daun alamanda adalah bakteri Neissereria Gonorhoe yang merupakan
bakteri gram negative, non motil, tidak membentuk spora, berbentuk diplokokkus yang
menyebabkan penyakit Gonore yang merupakan penyakit menular seksual. Metode yang
digunakan dalam uji antibakteri ini yaitu metode difusi cakram kertas. Metode ini dilakukan
dengan meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat yang
telah diinokulasi dengan bakteri. Pencelupan cakram pada larutan uji hingga seluruh
permukaan cakram basah. Pengamatan dilakukan setelah bakteri diinokulasi, pertumbuhan
bakteri diamati untuk melihat zona bening disekitar cakram. Pemilihan metode ini karena
mudah dan sederhana untuk menentukan aktivitas antibakteri sampel yang di uji.

Dengan kadar sampel daun alamanda dalam etanol terlihat bahwa kadar sampel daun
alamanda dalam etanol mampu menghambat pertumbuhan bakteri Neissereria Gonorhoe pada
konsentrasi plate 1 berdiameter sebesar 7,20 mm dan pada plate 2 berdiameter 6,00 mm. Dari
tabel klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri didapatkan data <10 mm artinya
kurang efektif

Hasil kadar sampel daun alamnda dalam etanol menunjukkan bahwa bakteri gram positif
lebih sukar dihambat daripada bakteri gram negatif. Hal ini dikarenakan dinding sel bakteri
gram positif jauh lebih tebal dibandingkan bakteri gram negatif. Pada bakteri gram positif,
kandungan peptidoglikan dinding selnya lebih banyak daripada lipid dan sebaliknya pada
bakteri gram negatif, pada dinding selnya kandungan lipid lebih banyak daripada peptidoglikan.
Bakteri gram negatif memperlihatkan tiga lapis pembungkus sel yaitu membran bagian luar
(OM/outer membran), lapisan tengah yang merupakan dinding sel atau lapisan murein dan
membran plasma dalam.

 Pada konsentrasi 90 %, 45 % dan 25 %


Didapatkan hasil negatif pada konsentrasi 90 %, 45 % dan 25 % tidak terbentuk daya hambat
karena ekstrak daun alamanda tidak dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri nessereria
gonorrhoae karena bakteri neissereria gonorhoae terlalu kuat. Tetapi banyak faktor yang dapat
mempengaruhi hasil negatif, seperti konsentrasi media terlalu banyak dibandingkan dengan
konsentrasi bakteri nya(tidak seimbang), pemipetan dari konsentrasi tertinggi ke terendah dari
ekstrak daun alamanda tidak sesuai dengan volume yang ditentukan karena ekstrak daun
alamanda padat sehingga ekstrak yang dipipet tidak sesuai volumenya dan dapat disebabkan
karena volume etanol dan ekstrak daun alamanda tidak sesuai (tidak seimbang).

Anda mungkin juga menyukai