Anda di halaman 1dari 9

ISOLASI DNA KROMOSOMAL BAKTERI dan AMPLIFIKASI DNA MELALUI

PCR
Rr. Bhintarti Suryohastari1), Maulana Malik Assayyidin2), Puri Dwi2),
Aditya Rizky Maulana, Alfathan Lutfi, Eka Novia Mahesti, Marita Yuni Fitriadi.
Rahma Qurrotu A’yun 3).
1)
Dosen Praktikum Biologi Molekular UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2)
Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3)
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak

DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua informasi
yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme. tujuan dari praktikum yaitu untuk
mengetahui cara melakukan isolasi DNA kromosomal pada bakteri Bacillus cereus dan Acetobacter xylinum.
Selain itu untuk mengetahui cara kerja PCR terhadap amplifikasi DNA dan untuk mengetahui deteksi DNA
melalui elektroforesis. Alat dan bahan yang digunakan antara lain refrigerated sentrifuge, elektroforesis,
transilluminator, thermocycler, mikropipet, tabung, mikrotube, microwave, vortex, Parafilm, waterbath, tip
Kristal, tip putih, tip kuning, tip biru, incubator, freeze, Bahan yang digunakan adalah Acetobacter xylinum,
Bacillus cereus, insta gen matrik, aquabidestilata ddH2O, buffer TAE 1x, DNA template, gen rRNA 16s (kit
Dream taq Green 2x master mix + dye), nucleus free water, 10 µM Primer 27 F, 10µM Primer 1492 R, PCR
tube. Cara kerjanya pertama dilakukan isolasi DNA, selanjutnya amplifikasi DNA dengan PCR, dan dilakukan
elektroforesis. Hasilnya terlihat jelas pita-pita pada DNA dan jarak migrasi terjauh terletak pada ukuran DNA
(bp) 500 yaitu 52 mm serta jarak migrasi terdekat terletak pada ukuran DNA (bp) 10000 yaitu 23 mm.
Kesimpulannya yaitu kerusakan pada gel agarosa dapat mempengaruhi hasil dari elektroforesis. Jarak migrasi
terjauh terletak pada ukuran DNA (bp) 500 yaitu 52 mm serta jarak migrasi terdekat terletak pada ukuran DNA
(bp) 10000 yaitu 23 mm.

Kata kunci : DNA, Elektroforesis, PCR.

PENDAHULUAN amplifikasi DNA secara in vitro. PCR


merupakan teknik yang melibatkan
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) beberapa tahap yang berulang (siklus) dan
adalah master molecul (molekul utama) pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah
yang mengkode semua informasi yang target DNA untai ganda. Untai ganda
dibutuhkan untuk proses metabolisme DNA templat (unamplified DNA)
dalam setiap organisme. DNA ini tersusun dipisahkan dengan denaturasi termal dan
atas 3 komponen utama yaitu gula kemudian didinginkan hingga mencapai
deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang suatu suhu tertentu untuk memberi waktu
tergabung membentuk nukleotida. Struktur pada primer menempel (anneal primers)
molekul DNA pertama kali diungkapkan pada daerah tertentu dari target DNA.
oleh James Watson dan Francis Crick pada Polimerase DNA digunakan untuk
tahun 1953 berdasarkan foto difraksi sinar memperpanjang primer (extend primers)
x yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP,
Maurice Wilkins. Struktur DNA tersebut dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai.
dikenal dengan untai ganda (double helix) Umumnya keadaan ini dilakukan antara 20
DNA yang tersusun oleh dua rantai – 40 siklus (Newton, 1994).
polinukleotida yang berpilin (Zubaidah,
2004). Salah satu alat yang digunakan
untuk mengisolasi DNA adalah
Polymerase Chain Reacton (PCR) elektroforesis. Elektroforesis adalah suatu
adalah suatu teknik sintesis dan proses migrasi molekul bermuatan di
dalam suatu media yang bermuatan listrik, buffer TAE 1x, DNA template, gen rRNA
dimana kecepatan migrasinya tergantung 16s (kit Dream taq Green 2x master mix +
pada muatan, ukuran dan bentuk setiap dye), nucleus free water, 10 µM Primer 27
molekul yang terlibat. Saat arus listrik F, 10µM Primer 1492 R, PCR tube.
diberikan, molekul bermigrasi melalui
media (gel), molekul yang kecil akan Cara Kerja
bermigrasi lebih cepat daripada yang
Isolasi DNA Bakteri
besar, sehingga akan terjadi pemisahan.
Hasil dari pemisahan ini berupa fragmen Tahapan awal dari praktikum ini
berupa pita – pita DNA (Seow, 2012). yaitu bakteri Acetobacter xylinum dan
Selain itu transluminator UV juga Bacillus cereus diambil dan diresuspensi
merupakan instrumen molekular penting dalam 1 µl aquabidestilata (ddH2O)
untuk mengvisualisasi DNA setelah proses kemudian dimasukan kedalam refrigerated
elektroforesis. Prinsip kerja UV sentrifuge dan disentrifugasi selama 1
transiluminator adalah sinar UV menit dengan kecepatan 12000 rpm dan
dipancarkan dan akan memendarkan suhu 4° sampai terbentuk pellet, kemudian
Ethidium bromide (EtBr) yang membuat diambil cairan dan pellet jangan sampai
khelat dengan molekul DNA, sehingga terambil, kemudian dimasukan 100µl , lalu
DNA dapat dilihat oleh mata manusia. diikubasi de waterbath pada suhu 56°C
Visualisasi DNA ini dapat diamati pada
selama 30 menit, kemudian di vortex
Gel Documentation System (Gel doc),
yaitu transiluminator UV yang dilengkapi selama 10 detik kemudian diletakan
dengan kamera dan komputer sehingga kedalam waterbath selama 8 menit,
pita DNA dapat diamati pada layar setelah itu divortex selama 8 detik dan
komputer (Seow, 2012). dilanjutkan dengan sentrifugasi selama 3
menit dengan kecepatan 12 rpm dalam
Adapun tujuan dari praktikum suhu 4°C, kemudian dipindahkan dalam
yaitu untuk mengetahui cara melakukan tabung baru dan disimmpan pada suhu
isolasi DNA kromosomal pada bakteri -20°C.
Bacillus cereus dan Acetobacter xylinum.
Selain itu untuk mengetahui cara kerja Amplifikasi DNA dengan Metode PCR
PCR terhadap amplifikasi DNA dan untuk
Gen rRNA 16s (kit Dream taq
mengetahui deteksi DNA melalui
Green 2x master mix + dye) digunakan
elektroforesis.
pada praktikum ini dengan cara
MATERIAL DAN METODE memasukan gen tersebut kedalam tabung
A dengan komposisi 2x dream taq green
Alat dan bahan RM + dye sebanyak 12,5, dan 10 µM
Alat yang digunakan pada Primer 27 F sebanyak 1,5 µl , 10µM
praktikum ini refrigerated sentrifuge, Primer 1492 R 1,5 µl. tabung B
elektroforesis, transilluminator, Komposisi 2x dream taq green RM + dye
thermocycler, mikropipet, tabung, sebanyak 12,5 µl, DNA template 20 µl, 10
mikrotube, microwave, vortex, Parafilm, µM Primer 27 F sebanyak ,5 µl , 10µM
waterbath, tip Kristal, tip putih, tip kuning, Primer 1492 R 0,5 µl, dan nuclease free
tip biru, incubator, freezer. water sebanyak 10 µl. kemudian masing-
masing dibuat stock 6x dan dibagi kedalam
Bahan yang digunakan adalah 12 PCR tube Bc 1a, Bc 1b, Bc 2a, Bc 2b,
Acetobacter xylinum, Bacillus cereus, Bc 3a, Bc 3b, , Ax 4a, Ax 4b, Ax 5a, Ax
insta gen matrik, aquabidestilata ddH2O, 5b, Ax 6a, Ax 6b. kemudian dimasukan
PCR tube kedalam thermocycler dan diatur yang diturunkan kepada keturunannya. Isolasi
reaksi polimerisasi berantau sebanyak 40 DNA merupakan tahap pertama dari berbagai
siklus, kemudian disiapkan wadah tabung teknologi analisis DNA. DNA dapat
PCR berisi amplikan apabila tidak ditemukan baik pada kromosom inti maupun
pada organel, yaitu pada mitokondria dan
langsung dilakukan elektroforesis.
kloroplas (Toha, A.H.A. 2001).
Elektroforesis gel agarose
Dalam praktikum ini dilakukan
Pembuatan gel agarose 0,25 g dan preparasi DNA bakteri, penggandaan DNA
25 ml buffer TAE 1x dimasukan kedalam dengan metode PCR, pembacaan hasil
tabung, dan dibuat gel agarose 1% diats DNA dengan Elektroforesis gel Agarose
permukaan rata supaya gel agar terbentuk dan pemvisualisasian gel mengunakan
merata kemudian dimasukan ke transluminator. Bakteri yang digunakan
microwave selama 30 detik dan dimasukan adalah Bacillus cereus merupakan bakteri
1µl peq green pada suhu 50°C kemudian gram positif, aerob fakultatif dan dapat
dicetak gel dengan sisir pada 8 dan 15 membentuk spora. Bakteri ini adalah jenis
dengan formulasi marker : marker 1µl bakteri penyebab keracunan makanan
ditambah loading dye 1 µl ditambah 4 µl (Istanti,1999).
air, dan formulasi ekstrasi 5 µl sampel
Preparasi DNA bakteri Bacillus
ditambah loading dye 5µl. setelah agar
cereus ini menggunakan kit Instagene
mengeras kemudian sample diletakan pada
Matriks. Instagene matriks memungkinkan
elektorforesis yang telah diberika air
persiapan mudah dan cepat metode PCR.
Susunan sisir 8 pada elektroforesis dari kiri
DNA amplifiable dengan menghilangkan
ke kanan M, , Bc 1b,Bc 2b, Bc 3b, Ax 4b,
padatan fenol/kloroform menggunakan
Ax 5b, Ax 6b untuk sisir 15 Bc 1a, Bc 2a,
langkah ekstraksi. Langkah awal pada
Bc 3a, Ax 4a, Ax, 5a, Ax 6a, Bc 1, Bc 2,
preparasi DNA Bacillus cereus dengan
Bc 3, Ax 4, Ax 5, Ax 6. Kemudian gel
meresuspensi DNA dalam aquades steril.
agar diruning pada tegangan 80 v, 400 mA
Hal ini bertujuan agar sel bakteri lisis. Sel
selama 45 menit, setelah itu dilihat band
bakteri Bacillus cereus termasuk ke dalam
yang terbentuk di transilluminatr UV
bahan yang lunak sehingga dapat dengan
kemudian difoto.
mudah diresuspensi dengan buffer non
osmotic yaitu aqudes steril (Istanti,1999)

Sisir 8 8 7 6 5 4 3 2 1

Sisir 15 15 14 13 12 11
10
9 8 7 6 5 4 3 2 1
0

HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang telah diresuspensi


Deoxyribonucleic acid (DNA)
dengan aquades steril kemudian
merupakan polimer dari asam nukleat disentrifugasi selama 3 menit dengan
(polinukleotida) yang tersusun secara keepatan 12.000 rpm. Salah satu prinsip
sistematis sebagai pembawa informasi genetik isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi.
Sentrifugasi merupakan teknik untuk mensintesis secara langsung sekuens DNA
memisahkan campuran berdasarkan berat target spesifik dari DNA template. Reaksi
molekul komponennya. Molekul yang sintesis tersebut terus berulang sehingga
mempunyai berat molekul besar akan membentuk suatu siklus. Produk dari
berada di bagian bawah tabung dan siklus sintesis sebelumnya dapat berfungsi
molekul ringan akan berada pada bagian sebagai template atau cetakan bagi siklus
atas tabung. Hasil sentrifugasi akan selanjutnya. Hasilnya ialah amplifikasi
menunjukkan dua macam fraksi yang eksponensial dari sekuens DNA target.
terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas Siklus yang berulang tersebut dapat
dan pelet pada bagian bawah. Pelet yang berlangsung karena penggunaan Taq
didapat kemudian ditambahkan Instagen polymerase. Taq polymerase ialah sebuah
Matriks. Instagene matriks harus dicampur enzim polymerase bersifat termostabil
dengan kecepatan sedang pada magnetic yang diisolasi dari bakteri termofilik yaitu
stirrer untuk menjaga matriks dalam Thermus aquaticus (Pherson,2006).
suspensi. Kemudian dihomogenkan dan
Hal yang harus dilakukan sebelum
diinkubasi dalam waterbath 56 oC selama 8
melakukan teknik PCR adalah Optimasi.
menit kemudian dihomogenkan. Setelah
Optimasi perlu dilakukan dengan tujuan
itu DNA diinkubasi kembali dalam
untuk mendapatkan hasil PCR yang
waterbath denan suhu 100 oC selama 8
optimal. Secara umum optimasi proses
menit. Hal ini bertujuan agar sel bakteri
PCR dapat dilakukan dengan cara
lisis. Inkubasi di dalam waterbath ini
memvariasikan kondisi yang digunakan
disebut dengan metode boiling. Metode ini
pada proses PCR tersebut. Optimasi
dimungkinkan karena matriks dapat
kondisi berkaitan erat dengan faktor-faktor
menyerap sel yang lisis dengan efisien
seperti jenis polimerase DNA, suhu,
yang dapat menganggu proses amplifikasi
konsentrasi, PCR bufer, dan waktu.
PCR. Setelah sel mengalami lisis,
Pemilihan suhu pada proses PCR sangat
remukan-remukan sel harus dibuang,
penting karena suhu merupakan salah satu
pembuangan remukan sel dengan cara
faktor yang menentukan keberhasilan
dilakukan sentrifugasi kembali dengan
suatu PCR. Dalam hal ini suhu berkaitan
kecepatan 12.000 rpm selama 3 menit.
dengan proses denaturasi DNA templat,
Kemudian supernatant diambil dan
annealing dan elongasi primer. Suhu
disimpan pada suhu -20 oC. penyimpanan
tergantung pada panjang DNA templat
pada suhu tersebut sangatlah penting agar
yang digunakan dan juga pada panjang
sampel dapat terjaga kemurniannya
fragmen DNA target. Suhu denaturasi
sebelum dilakukan PCR dengan
yang terlalu tinggi akan menurunkan
menggunakan alat Thermal Cycler
aktivitas polimerase DNA yang akan
(Susanto, 2009).
berdampak pada efisiensi PCR. Selain itu
Teknik PCR merupakan suatu juga dapat merusak DNA templat,
metode enzimatik untuk memperbanyak sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat
(amplifikasi) DNA secara in vitro menyebabkan proses denaturasi DNA
(ekstraselular) (Pherson,2006). Prinsip templat tidak sempurna. Pemilihan waktu
kerja PCR yaitu menggunakan reaction yang digunakan berkaitan dengan proses
mixture  serta memanfaatkan DNA denaturasi DNA templat, annealing dan
polymerase  yang bersifat termostabil dan elongasi primer (Handoyo,2000).
fragmen DNA yang pendek disebut
primer. Primer berfungsi untuk
Pada praktikum ini, dilakukan panjang primer 18 – 22 basa cukup dengan
teknik PCR gen 16S rRNA dengan 30 detik (Handoyo, 2000). Pada tahapan
formula dream taq green RM dye DNA ini, digunakan suhu 51 oC selama 30 detik.
template sebanyak 10µL, 10 µM primer 27
Proses selanjutnya adalah elongasi
forward sebesar 1.25 µL, 10 µM primer
atau ekstensi, yaitu proses pemanjangan
1492 reverse sebesar 1.25 µL. yang
untai baru DNA, dimulai dari posisi primer
keseluruhan berjumlah 12.5 µL. proses
yang telah menempel di urutan basa
PCR dimulai dengan pra-denaturasi
nukleotida DNA target yang akan bergerak
dengan suhu 95oC selama 5 menit. Pra
dari ujung 5’ menuju 3’. Pemilihan waktu
denaturasi ini bertujuan untuk pemanasan
elongasi primer tergantung pada panjang
(hot start) sebelum memasuki proses inti
fragmen DNA yang akan diamplifikasi.
denaturasi, annealing dan elongasi. Setelah
Secara umum untuk mengamplifikasi
pra denaturasi adalah tahapan denaturasi
setiap satu kilo basa DNA diperlukan
dengan suhu 95 oC selama 30 detik.
waktu 30 – 60 detik (Handoyo, 2000).
Denaturasi untai anda merupakan langkah
Pada tahapan ini suhu yang digunakan
yang kritis selama proses PCR. Suhu yang
sebesar 72 oC selama 2 menit. Ketiga
tinggi pada awal proses menyebabkan
proses di atas akan berulang sampai 30-35
pemisahan untai ganda DNA. . Waktu
siklus DNA. Dan siklus tersebut akan
denaturasi yang terlalu lama akan merusak
diakhiri dengan tahapan ekstensi akhir
templat DNA dan sekaligus dapat
dengan suhu 72 oC selama 10 menit.
menurunkan aktivitas polimerase DNA.
Setelah sampai tahapan ekstensi akhir
Sedangkan waktu denaturasi yang terlalu
didapatkan hasil berupa DNA yang
pendek dapat menyebabkan proses
berjumlah banyak dengan ditandai hasil
denaturasi tidak sempurna (Fatchiyah,
PCR yang keruh. Setelah itu hasil
2011).
amplifikasi DNA disimpan pada suhu 40C.
Tahapan selanjutnya adalah
Elektroforesis merupakan proses
annealing yaitu proses
bergeraknya molekul bermuatan pada
penempelan/pengenalan primer cetakan
suatu medn listrik. Kecepatan yang
DNA. Penegenalan DNA target tergantung
bergerak pada meda listrik tergantung pada
pada panjang untai, banyaknya kandungan
muatan, bentuk, dan ukuran. Dengan
GC dan konsentrasi primer itu sendiri.
demikian eketroforesis dapat digunakan
Optimalisasi suhu anneling dimulai dengan
untuk pemisahan makromolekul (seperti
menghitung melting temperature (Tm) dari
protein dan asam nukleat) (Gaffar, S.
ikatan primer dan cetakan DNA(Fatchiyah,
2007. ). Elektroforesis untuk
2011). Suhu annealing yang digunakan
makromolekul memerlukan matriks
dapat dihitung berdasarkan (Tm – 5) 0C
penyangga untuk mencegah terjadinya
sampai dengan (Tm + 5) 0C. Suhu
difusi karena timbulnya panas dari arus
annealing yang digunakan perlu
listrik yang digunakan. Gel agarosa
diperhatikan karena suhu annealing
merupakan matriks penyangga yang
berkaitan dengan adanya mispriming pada
banyak dipakai untuk pemisahan protein
daerah target dan nontarget, serta
dan asam nukleat. Matriks ini sebagai
keberhasilan praktikum PCR. Penentuan
tempat bermigrasinya molekul DNA yang
waktu untuk proses annealing berkaitan
sebelumnya telah dilakukan isolasi serta
dengan panjang primer. Untuk panjang
diperbanyak rantai DNA nya. Metode
primer lebih besar dari 22 basa diperlukan
standar yang digunakan untuk identifikasi,
waktu annealing 60 detik, sedangkan untuk
pemisahan dan purifikasi fragmen DNA lalu ditunggu hingga membeku
adalah menggunakan elektroforesis gel membentuk gel agarosa. Ketika gel yang
agarose (Facthiyah, dkk. 2005). sudah terbentuk, sampel yang telah dibuat
dimasukan pada sisir 8 pada 3 banjar yaitu
Pembuatan gel agarosa 1% yang
marker, ekstraksi dan sampel. Proses
dilakukan dengan menambahkan 0,25 g
pemasukkannya dilakukan dengan hati-
dan 25 ml buffer TAE 1x kemudian
hati agar tidak merusak gel serta sampel,
dimasukkan kedalam microwave selama
marker dan ektraksi dapat diletakkan
30 menit, proses ini bertujuan untuk
dengan baik pada gel agarosa. Selanjutnya
melarutkan serta mengencerkan hingga
elektroforesis di running selama 45 menit
membentuk suatu larutan. Selanjutnya
pada tegangan 80 v, 400 mA yang
ditambahkan 1 mikroliter peq green pada
kemudian di lihat dengan menggunakan
suhu 50oC, penambahkan ini akan
transluminator.
menyebabkan larutan tersebut akan
membentuk gel secara sempurna. Larutan
tersebut kemudian dicetak dengan 2 sisir
Gambar 1. Pola Pita Elektroforesis DNA Kromosomal Isolat Bakteri
penentuan konsentrasi gel agarosa dengan
konsentrasi gelnya sehingga menyebabkan

Terlihat pada gambar tersebut, dari


sampel yang dilakukan elektroforesis yaitu
sampel hasil Polymerase Chain Reaction
(PCR) terlihat sangat jelas dengan pita-pita
DNA. Hal lain terlihat pada marker yang
di elektroforesis tidak tampak jelas. Hal ini
dapat disebabkan karena kerusakan pada
gel agarosa serta kesalahan dalam
molekul pada marker tidak teridentifikasi,
terpisahkan dan terpurifikasi secara
sempurna. Literatur menjelaskan bahwa
migrasi elektroforesis menggunakan gel
agarosa dipengaruhi oleh faktor ukuran
dan konformasi molekul DNA, konsentrasi
agarosa, arus listrik dan suhu. Molekul
DNA yang bermuatan negatif saat
elektroforesis pada gel agarosa berbanding
terbalik dengan konsentrasi gelnya.
Migrasi struktur molekul yang besar akan
lebih lambat dibandingkan struktur
molekul yang kecil dalam proses melewati
pori-pori gel (Wibowo, M.S. 2008).

Tabel 1. Jarak Migrasi Pita DNA


Ukuran DNA (bp) Jarak Migrasi (mm)
10000 23
8000 25
6000 27
5000 28
4000 30
3500 31
3000 33
2500 35
2000 38
1500 41
1000 45
750 48
500 52
250  

10000 Gambar 2. Kurva Standar


DNA Ladder

1000

100
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Ukuran DNA (bp)


Exponential (Ukuran DNA (bp))
dapat dilakukan pengukuran terhadap jarak
migrasi pita DNA yang dapat disebabkan
oleh kerusakan pada gel sehingga proses
migrasi tidak dapat berlangsung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kerusakan pada gel agarosa dapat
Pita-pita DNA yang tampak pada
mempengaruhi hasil dari elektroforesis.
layar transluminator dapat dilakukan
Jarak migrasi terjauh terletak pada ukuran
perhitungan dengan melakukan
DNA (bp) 500 yaitu 52 mm serta jarak
pengukuran DNA (bp) dan jarak migrasi
migrasi terdekat terletak pada ukuran DNA
(mm). Pengukuran ini dapat dilakukan
(bp) 10000 yaitu 23 mm.
dengan menggunakan alat ukur seperti
penggaris dan lain sebagainya. Pengukuran DAFTAR PUSTAKA
ini bertujuan untuk mengetahui atau
membuat kurva standar DNA ladder. Jarak Facthiyah, dkk. 2005. Biologi Molekular.
Erlangga. Jakarta
Gaffar, S. 2007. Buku Ajar Biologi
Molekuler. Fakultas
MIPA.Universitas Padjajaran
Handoyo, D & A. Rudiretna. 2000.
General principles and
implementation of polymerase
chain reaction.
http://repository.ubaya.ac.id/35/1/A
RT002: 129 hlm. http://www.bio-
rad.com/LifeScience/pdf/Bulletin_
9289.pdf Instagen Matriks diakses
pada 26 November 2016 pukul
14.52.
Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Biologi
FMIPA UM, Malang.
migrasi terjauh terletak pada ukuran DNA Newton, C.R. and A. Graham. 1994. PCR.
(bp) 500 yaitu 52 mm serta jarak migrasi UK: Bios Scientific Publisher.
terdekat terletak pada ukuran DNA (bp) Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode
10000 yaitu 23 mm. Kuantitas DNA Elektroforesis. Oseana. 26, (1), 25-
sampel juga dapat diketahui dengan 31.
membandingkan pendaran pita DNA Pherson Mc, M.J. & S.G. Moller. 2006.
PCR. Taylor & Francis Group, US
sampel yang dianalisis dengan pendaran
Seow V. L and A.R. Bahaman. 2012.
pita DNA penanda kuantitas (Pratiwi, R.
Discriminatory Power of Agarose
2001). Pita-pita yang berpendar sangat Gel Electrophoresis in DNA
baik terletak pada sampel ekstraksi dan Fragments Analysis. In: Magdeldin
sampel DNA hasil PCR (Polymerase S. Gel Electrophoresis – Principles
Chain Reaction) sehingga timbul garis- And Basics. In Tech. Croatia. Hal
garis berwarna yang tampak pada 41-56.
transluminator. Hal lain terlihat pada Susanto, Agus Hery. 2012. Bahan Ajar
marker yang tidak tampak sehingga tidak Biologi Molekuler. Fakultas
Biologi Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto.
Toha, A.H.A. 2001. Deoxyribo Nucleic
Acid. Keanekaragaman, Ekspresi,
Rekayasa & Efek pemanfaatnnya.
Alfabeta. Bandung
Wibowo, M.S. 2008. Electrophoresis.
Farmasi ITB. Bandung
Zubaidah, 2004. Isolasi dan karakterisasi
Gen Perbaikan DNA Baru pada
Bakteri Radioresisten Deinococcus
radiodurans. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknik Nuklir,
Bandung.
.

Anda mungkin juga menyukai