PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Analisis cluster merupakan sebuah cabang ilmu statistik analisis multivariate
yang digunakan khusus untuk mengelompokkan objek yang memiliki kesamaan karakter.
Objek yang sama akan dikelompokkan menjadi sebuah kelas yang memiliki beberapa
anggota. Dengan kata lain, analisis cluster adalah analisis yang dilakukan untuk
mengelompokkan objek – objek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek –
objek tersebut. Diharapkan dengan terbentuknya kelompok – kelompok tersebut akan
lebih mudah dalam menganalisa dan lebih tepat pengambilan keputusan yang
sehubungan dengan masalah tersebut. Perbedaan analisis cluster dengan analisis faktor
adalah bahwa analisis cluster terfokus pada pengelompokan objek sedangkan analisis
faktor terfokus pada kelompok variabel.Penerapan anallisis cluster secara tradisisonal
bertujuan mengeksplorasi dan membentuk suatu klasisfikasi/taksonomi secara empiris.
Karena kemampuan partisinya analisis cluster dapat diterapkan secara luas.
1
I.2 TUJUAN
2
BAB II
METODOLOGI
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III. 1. HASIL DENDOGRAM
III. 2. PEMBAHASAN
Berdasarkan dendogram yang telah dibuat, terdapat hubungan kekerabatan
yang cukup dekat antara Cordyline rubra dan Cordyline pteolaris yaitu sekitar 58%
namun terdapat hubungan kekerabatan yang cukup jauh terutama antara lichen, dan
hepaticae dengan Pterydopyita spesies Asplenium nidus yaitu sekitar 20%.
4
Cordyline rubra adalah dua spesies tumbuhan yang berasal dari satu famili yaitu
Asparagaceae yang merupakan jenis tumbuhan perdu.
Garis dendogram pada skala 0, terbagi menjadi dua garis yaitu tumbuhan
tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat rendah terdiri dari
Asplenium nidus, Lichen foliose dan Hepaticae. Sedangkan pada tumbuhan tingkat
tinggi yaitu Cordyline pteolaris dan Cordyline rubra. Hal ini disebabkan karena pada
A. nidus, Lichen dan Hepaticeae tidak terdapat kesamaan dengan Cordyline rubra,
Cordyline pteolaris dan tumbuhan paku. Lichen, Hepaticeae dan A. nidus merupakan
tumbuhan dengan struktur yang masih sangat sederhana, sedangkan pada Cordyline
rubra dan Cordyline pteolaris merupakan tumbuhan dengan struktur yang telah
berkembang dengan baik sehingga secara struktur sangat berbeda dan tidak sama
dengan lichen, lumut dan tumbuhan paku.
5
BAB IV
PENUTUP
IV.1. SIMPULAN
Pembuatan dendogram dengan menggunakan program software MVSP 3.1.
Semakin dekat garis persamaan dengan skala 100% maka hubungan kekerabatan
suatu spesies akan semakin dekat. Begitu juga sebaliknya jika garis persamaan
semakin jauh dari skala 100% maka hubungan kekerabatan suatu spesies akan
semakin jauh.
Lumut Foliose dan Hepaticae memiliki garis persamaan pada skala 40% yang
menunjukkan kedua spesies tersebut emiliki hubungan yang dekat.
Sedangkan antara lumut foliose, Hepaticae dan Asplenium nidus memiliki garis
persamaan pada skala 20% yang menunjukkan hubungan kekerabatan diantara
spesies tersebut jauh.
Tumbuhan Cordyline rubra dan Cordyline pteolaris memiliki garis persamaan
pada skala 58% menunjukkan keduanya memiliki hubungan kekerabatan yang
dekat.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai pembahasan dendogram yang telah
kami buat. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan, kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kesempurnaan dikemudian hari.
6
Daftar Pustaka