Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

IDENTIFIKASI MOLEKULER SIRIP IKAN HIU YANG DIDAPAT DARI


PENGUMPUL SIRIP DI MINAHASA

(Molecular Identification of Shark Fins Collected from Fins Collectors in Minahasa)

Maratade Mopay1*, Stenly Wullur1, Erly Kaligis1,

1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
*e-mail :maratademopay@gmail.com

Sharks are highly vulnerable to the overfishing due to their slow growth and low
reproductive rate. The high trade activity became a serious problem in maintaining the balance
of marine ecosystems. Present study aimed to identify shark fins fin obtained from fin collectors
in Tanawangko, Minahasa based on COI (Cytrochrome oxidase subunit I) gene. DNA
extraction was done following procedure Dneasy Blood & Tissue Kit qiagen, COI gene was
amplified using primers primer Forward FishBCL5 (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGCAC)
and Reverse HCO2198 (TAAACTTCAGGGTGACCA AAAAATCA), sequences were analyzed
using ABsequence3 and MEGA ver6, species identification was conducted using BLAST
integrated in GenBank. A number of 4 shark fins were successfully collected from fin collectors
in Tanawangko, Minahasa. BLAST results showed that the 4 fins were belong to species;
Carcharhinus amblyrhynchos, Prionace glauca, Carcharhinus sorrah, dan Carchahinus
brevipina

Keywords: Shark, fin, COI, Collector, Minahasa

Hiu adalah jenis ikan yang sangat rentan terhadap penangkapan secara berlebihan
karena umumnya ikan ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan tingkat reproduksi yang
rendah. Tingginya aktifitas perdagangan sirip ikan hiu menjadi masalah serius dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sirip ikan hiu yang
didapat dari pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa berdasarkan karakter nukleotida gen
COI (Cytcrochrome oxidase subunit I). Metode ekstraksi DNA dilakukan mengikuti prosedur
Dneasy Blood & Tissue Kit qiagen, amplifikasi gen COI menggunakan primer
Forward FishBCL5 (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGCAC) dan Reverse HCO2198
(TAAACTTCAGGGTGACCA AAAAATCA), sekuens dianalisa menggunakan ABsequence3 dan
MEGA ver6, identifikasi spesies dilakukan menggunakan BLAST yang terintegrasi di laman
GanBank. Sebanyak 4 potong sirip hiu dari individu berbeda berhasil didapatkan dari
pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa. Hasil BLAST menunjukan bahwa ke 4 sirip tersebut
berasal dari spesies hiu; Carcharhinus amblyrhynchos, Prionace glauca, Carcharhinus sorrah,
dan Carchahinus brevipina

Kata Kunci: Ikan Hiu, Sirip, COI, Collector, Minahasa

PENDAHULUAN berkembang biak. Dilaporkan pula


bahwa ikan ini, hanya mampu
Hiu adalah jenis ikan yang
menghasilkan jumlah anak yang relatif
sangat rentan terhadap dampak
sedikit dibandingkan dengan kelompok
penangkapan secara berlebihan karena
ikan yang bernilai ekonomis lainnya
umumnya ikan ini memiliki
(White et al, 2010).
pertumbuhan yang lambat dan
Tingginya aktifitas perdagangan
memerlukan waktu yang lama untuk
sirip ikan hiu menjadi masalah serius
berkembang biak. Jenis ikan ini
dalam menjaga keseimbangan
membutuhkan waktu sekitar 50-70
ekosistem laut sehubungan dengan
tahun untuk mencapai usia dewasa dan
lambatnya perkembangbiakan hiu yang

1
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

berdampak pada penurunan populasi Minahasa. Analisis molekuler dilakukan


hiu yang signifikan dari tahun ke tahun di Laboratorium Biologi Molekuler dan
(Mundy et al. 2013). Menghadapi Farmasitika Laut, Fakultas Perikanan
masalah tersebut, berbagai kebijakan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
dalam tingkatan internasional, nasional Ratulangi Manado.
hingga daerah telah dibuat untuk Sampel sirip ikan hiu yang
mengendalikan perburuan ikan hiu digunakan dalam penelitian ini adalah
hingga perdagangan sirip ikan hiu. sampel sirip punggung. Pemilihan
Akan tetapi, ikan hiu pada umumnya potongan sirip punggung dilakukan
didaratkan dalam bentuk potongan untuk menghindari terjadinya kekeliruan
tubuh setelah melalui proses fining pengambilan sampel pada individu
pemisahan sirip dan bagian tubuh ikan yang sama. Sampel sirip punggung
(hiu), sehingga menjadi kendala serius ikan hiu kemudian direndam dalam air
dalam proses pengenalan spesies. selama kurang lebih 1 jam hingga
Kesulitan yang sama dialami pula tekstur jaringannya menjadi lembek.
dalam kegiatan perdagangan sirip ikan Tahap Isolasi DNA genom dilakukan
hiu, yang mana objek yang digunakan dengan menggunakan bantuan Dneasy
sebagai acuan pengenalan spesies Blood & Tissue kit qiagen dan prosedur
hanya berupa potongan sirip yang sulit isolasi DNA berpatokan pada prosedur
untuk dikenali/identifikasi spesiesnya, pabrikan Dneasy protocol (www.qiagen.
dari data yang dipublikasikan Red list com). Sampel sirip ikan hiu sebanyak
fauna data IUCN (internasional Union 50 mg, dilisis menggunakan buffer ATL
for Conservation of nature) menunjukan dan DNA total dari sampel dipisahkan
ikan hiu telah dikategorikan spesies dari protein dan debris menggunakan
terancam punah. proteinase K dan buffer AL. DNA total
DNA barcode merupakan salah dikoleksi menggunakan Dneasy mini
satu pendekatan molekuler baru yang spin kolom dilanjutkan dengan proses
efektif diaplikasikan dalam upaya pemurnian DNA menggunakan buffer
pengenalan atau identifikasi spesies, AW1 dan AW2.DNA total yang
khususnya dari objek berupa potongan terkoleksi dalam spin filter dipindahkan
organ suatu individu, seperti sirip ikan ke elution tube yang telah disiapkan
hiu (Ward et., al, 2009). Metode ini dengan menggunakan buffer AE.
menggunakan urutan pendek segmen Amplifikasi gen COI dilakukan
DNA yang ada di mitokondria, yaitu gen dengan menggunakan bantuan
Cytochrome oxidase subunit I (COI) mesin PCR. Primer yang digunakan
sebagai dasar analisis identifikasi untuk mengamplifikasi gen
spesies (Hebert et al., 2003). Metode COI Forward Fish BCL5
ini hanya membutuhkan potongan (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGAC)
sampel yang sangan sedikit/kecil dari dan primer reverse, HCO2198
suatu organisme yang akan (TAAACTTCAGGGTGACCAAAAAATC
diidentifikasi dan memiliki tingkat A) (Peloa. 2015). Amplifikasi gen
akurasi yang tinggi dalam membedakan dilakukan dengan menggunakan 5 x
spesies (Holmes et al., 2008). HOT Firepol Master Mix. Total volume
Penelitian ini dilakukan untuk yang digunakan untuk amplifikasi
mengidentifikasi sirip ikan hiu yang adalah 25 µL, yang terdiri atas 1 µL
didapat dari pengumpul yang ada di DNA sampel dan 1 µL volume dari
Kabupaten Minahasa melalui masing-masing primer. Amplifikasi
pendekatan molekuler. DNA menggunakan mesin PCR
TPersonal (Biometra) dengan
pengaturan suhu sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
predenaturasi pada suhu 950C selama
Pengambilan sampel dilakukan 2 menit, denaturasi pada 950C selama
di desa Tanawangko, Kabupaten 40 detik yang dilakukan sebanyak 37

2
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

siklus, annealing pada suhu 500C data nukleotida sampel dengan data
selama 40 detik yang dilakukan nukleotida yang terdokumentasi
sebanyak 37 siklus, elongasi pada suhu di laman Gen bank NCBI (National
720C selama 40 detik yang dilakukan Centre for Biotechnology Information)
sebanyak 37 siklus dan 1 siklus (www.ncbi.nlm.nih.gov/genbank).
perpanjangan akhir pada suhu 720C Metode pencocokan dilakukan
selama 1 menit. Keberhasilan dengan menggunakan teknik BLAST
amplifikasi gen COI selanjutnya yang ada di laman tersebut.
diperiksa menggunakan teknik gel Penentuan status konservasi dari
elektroforesis. Gel yang digunakan spesies yang berhasil teridentifikasi,
adalah gel berkonsentrasi 1% yang dilakukan secara online dengan
ditambahkan dengan maestrosafe mengakses laman IUCN red list
prestained sebanyak 2 µL. Produk (www.iucn.org).
amplifikasi DNA sebanyak 4 µL dan 1
µL 10x loading buffer dimasukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam masing-masing sumur yang
telah disiapkan dalam gel. Total sirip yang diperoleh dari
Hasil pemeriksaan gel pengumpul sirip di Tanawangko
elektroforesis diamati lewat sinar UV Minahasa, berjumlah 4 buah sirip
transluminator yang diikuti dengan punggung dengan kode sirip HT-1, HT-
dokumentasi menggunakan kamera 2, HT-3 dan HT-4 (Gambar 1)
digital. Produk amplifikasi yang
menunjukan adanya pita pada panjang
basa sekitar 600-700 bp dikirim ke jasa
pelayanan sekuensing FIRST BASE,
Malaysia. Hasil sekuens dari sampel
sirip ikan hiu didapat dalam bentuk
format chromatogram, yang terdiri dari
hasil sekuens sample forward dan
reverse.
Kualitas hasil sekuens dianalisis
menggunakan aplikasi ABsequence3,
dimana kualitas hasil sekuens (urutan
nukleotida) ditentukan berdasarkan Gambar 1. Bentuk dan tampakan sirip
pada QV+20 (quality value lebih besar punggung ikan hiu yang didapat
dari 20) dan CRL (contignous read pengumpul di Tanawangko, Kabupaten
length). QV+20 adalah nukleotida yang Minahasa.
memiliki nilai kualitas hasil sekuens
lebih dari 20, sedangkan CRL adalah
deretan panjang nukleotida kualitas
baik (>20) yang tak terpotong. Karakter
nukleotida gen COI dianalisis dengan
menggunakan program software
MEGA versi 6.
Identifikasi sirip ikan hiu
dilakukan berdasarkan karakter
nuklotida gen COI dari masing-masing
sampel. Pengolahan data nukleotida
hasil sekuens menggunakan perangkat
computer sebagai alat penunjang
Gambar 2. Visualisasi hasil amplifikasi
utama yang sudah dilengkapi dengan
gen COI sirip ikan hiu dari Tanawangko
konektifitas internet. Identifikasi
(HT1, HT2, HT3, HT4)
spesies dilakukan dengan mencocokan

3
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

Tabel 1. Kualitas hasil sekuens sirip ikan hiu yang dianalisis menggunakan program
ABsequense. CRL (continuous read length) dan QV (quality value 20+).
No Kode Primer CRL QV20+
Sampel
1 HT-1 For 651 660
Rev 650 649
2 HT-2 For 653 655
Re 659 662
3 HT-3 For 659 653
Re 658 656
4 HT-4 For 649 656
Re 652 657

Tabel 2. Cuplikan hasil penelusuran teratas menggunakan sekuens gen COI sirip hiu
kode HT-1, HT_2, HT-3 dan HT-4 yang didapat dari pengumpul di Minahasa.
Description Max Total E- Query Identity Accession
Score Score value cover
Sirip hiu kode HT-1
Carcharhinus amblyrhynchos 1205 1205 0.0 95 % 100% FJ519196.1
voucher SOSSRC:Carcharhinus
amblyrhynchos OC-70
cytochrome oxidase subunit 1
(COI) gene, partial cds:
mitochondrial
Carcharhinus amblyrhynchos 1203 1203 0.0 95% 99% KF590385.1
voucher voucher IBRC.01.77.03
cytochrome oxidase subunit
1(COI) gene, partial cds :
mitochondrial
Carcharhinus amblyrhynchos 1203 1203 0.0 95% 99% EU398594.1
voucher BW-A2525 cytochrome
oxidase subunit 1 (COI) gene,
partial cds : mitochondrial
Carcharhinus amblyrhynchos 1199 1199 0.0 95% 99% EU398597.1
voucher BIOUG<CAN>BW-
A3018 cytochrome oxidase
subunit 1 (COI) gene, partial
cds, mitochondrial
Carcharhinus amblyrhynchos 1199 1199 0.0 95% 99% EU398596.1
voucher BW-A2522 cytochrome
oxidase subunit 1 (COI) gene,
partial cds: mitochondrial
Sirip hiu kode HT-2
Prionace qlauca mitochondrion 1267 1267 0.0 100% 99% KF356249.1
complete genome
Prionace qlauca cytochrome 1267 1267 0.0 100% 99% JQ654713.1
oxidase subunit 1 gene,
complete cds : mitochondrial
Carcharodon carcharias 1256 1256 0.0 100% 99% JQ654702.1
cytochrome oxidase subunit 1
gene. complete cds :
mitochondrial
Prionace qlauca isolate 1212 1212 0.0 95% 99% KJ146042.1

4
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

GVH2121 cytochrome oxidase


subunit I (COI) gene, partial cds
: mitochondrial
Prionace qlauca voucher 1210 1210 0.0 94% 100% DQ108285.1
BIOUG<CAN>BW-A073
cytochrome oxidase subunit 1
(COI) gene, partial cds :
mitochondrial
Sirip hiu kode HT-3
Carcharhinus sorrah 1267 1267 0.0 99% 99% KF612341.1
mitochondrion complete
genome
Carcharhinus sorrah voucher 1208 1208 0.0 94% 100% KC840949.1
IBRC011801 cytochrome
oxidase subunit 1(COI) gene,
partial cds : mitochondrial
Carcharhinus sorrah voucher 1205 1205 0.0 93% 100% FJ519167.1
SOSSRC Carcharhinus sorrah
OC-7 cytochrome oxidase
subunit I (COI) gene, partial cds
: mitochondrial
Carcharhinus sorrah voucher 1203 1203 0.0 94% 99% KC840950.1
IBRC011802 cytochrome
oxidase subunit 1(COI) gene,
partial cds : mitochondrial
Carcharhinus sorrah voucher 1199 1199 0.0 94% 99% KF899818.1
NBFGR:CHN:SK14 cytochrome
c oxidase subunit I (COI) gene,
partial cds : mitochondrial
Sirip hiu kode HT-4
Carcharhinus brevipinna 1273 1273 0.0 99% 99% KM244770.1
mitochondrion, complete
genome
Carcharhinus brevipinna 1210 1210 0.0 94% 100% EU398602.1
voucher BW-A2529 cytochrome
oxidase subunit 1 (COI) gene,
partial cds: mitochondrial
Carcharhinus brevipinna 1208 1208 0.0 94% 100% KF461149.1
voucher FDA 102 cytochrome
oxidase subunit 1(COI) gene,
partial cds : mitochondrial
Carcharhinus brevipinna 1208 1208 0.0 94% 100% KF793760.1
voucher IBRC0122401
cytochrome oxidase subunit 1
(COI) gene, partial cds :
mitochondrial
Carcharhinus brevipinna 1208 1208 0.0 94% 100% EU398601.1
voucher BW-A2530 cytochrome
oxidase subunit 1(COI) gene,
partial cds: mitochondrial

5
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

Hasil amplifikasi gen COI dari pengumpul yang ada di Minahasa


keseluruhan sampel sirip ikan hiu (4 merujuk pada 4 spesies ikan hiu yang
buah sampel) ditampilkan pada berbeda, yaitu; Carcharhinus
Gambar 2. Visualisasi hasil amplifikasi amblyrhynchos, Prionace qlauce,
gen COI dari semua sampel sirip ikan Carcharhinus sorrah dan Carcharhinus
hiu menunjukan adanya pita- pita DNA brevipinna. Hasil akses data status
yang jelas dan tebal pada masing- konservasi menurut situs IUCN redlist,
masing lintasan sampel yang teramati menempatkan keempat spesies
pada posisi sekitar 700 bp gel tersebut dalam kategori Near
elektroforesis menggunakan 10.000 bp Threatened (NT) atau hamper
DNA ladder sebagai pembanding. terancam.
Hasil penelitian ini sama dengan yang
dilaporkan oleh Peloa dkk (2015) yang
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan sampel sirip ikan hiu.
Hebert et al (2003a) juga melaporkan Hebert, P.D., Cywinska, A., Ball, . S. L.
posisi pita gen COI yang sama pada 2003a. Biological indetifications
berbagai jenis avertebrata laut, yang through DNA barcodes.
mana pita DNA gen COI muncul pada Proceedings of the Royal
posisi sekitar 700 bp. Society of London B: Biological
Kualitas hasil sekuens gen COI Science, 270(512), 313-321.
dari keseluruhan sirip hiu menunjukan
nilai CRL dan QV+20 yang tinggi (> 600 Hebert, P.D., Ratnasingham, S.,
nukleotida) (Tabel 1). Hasil Nucleotida Ward, R.D. 2003b. Barcoding
BLAST pada laman GenBank animal life: cytochrome c
menggunakan DNA konsensus HT-1 oxidase subunit 1 divergences
mendapatkan 100 laporan sekuens among closely related speises.
yang mirip dengan data yang ada di Proceedings of the Royal
bank gen dengan tingkat kemiripan Society of London B: Biological
tinggi (skor >=200 nukelotida). Hasil Science, 270(1), 596-599.
BLAST sekuens gen COI sirip hiu kode
HT-1, HT-2, HT-3 dan HT-4, masing Holmes, B. H., Steinke, D., Ward, R. D.
masing merujuk pada spesies 2008. Identification of shark and
Carcharhinus amblyrhynchos, Prionace rays fins using DNA Barcoding.
qlauce, Carcharhinus sorrah dan Fisheries Research, 95(2),280-
Carcharhinus brevipinna. Skor 288.
keakuratan sekuens sirip hiu dalam
penelitian ini dengan data yang ada di IUCN red list of Threatened
GenBank menunjukan tingkat Species.2016.
keakuratan yang tinggi, terlihat dari http://www.iucnredlist.org/.diaks
skor maksimum dan skor total (>1000 es februari 2016.
nukleotida), query cover (>93%), E-
value (0.0), dan percent identity Mundy T.V., and V. Crook. 2013. Into
(>99%). the deep: Implementing CITES
Status konservasi berdasarkan measures for commercially-
data IUCN redlist dari keseluruhan valuable sharks and manta rays.
spesies yang teridentifikasi dalam Report prepared for the
penelitian ini adalah near threatened European Commission.
(NT) atau hampir terancam
IUCN red list of Threatened Speceies.
2016.
KESIMPULAN
http://www.iucnredlist.org/.
Hasil identifikasi molekuler 4 diakses februari 2016.
sampel sirip hiu yang didapat dari

6
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

White W.T., Last, P.R., Stevens, J.D.,


Yarsley, G.K., Fahmi, Darmadi.
2006. Economycally important
shark & rays Indonesia.
Australian Centre for
International Agricultural
Research, Canberra, Australia.p
2601.

Anda mungkin juga menyukai