net/publication/309116590
Studi Mutu Ikan Rinuak (Psilopsis sp) Olahan di Danau Maninjau, Kecamatan
Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat
CITATION READS
1 1,873
1 author:
Yusra Yusra
Universitas Bung Hatta
23 PUBLICATIONS 56 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Identifikasi bakteri yang bersimbiosis dengan Karang Acropora di TWP Pieh View project
All content following this page was uploaded by Yusra Yusra on 20 December 2016.
ABSTRACT
Rinuak (Psilopsis sp) is a very small fish that live in Maninjau lake. The aims of this study was
to determine the quality various of Rinuak processed (fried Rinuak, palai Rinuak, peyek
Rinuak) sold at Maninjau lake Tanjung Raya district, Agam regency. The tests was perfomed
on proximate composition and organoleptic. The descriptive method was used in this study.
Based on the results, the proximate composition of fried Rinuak 41,78% protein, 44.67% fat,
4.81% moisture, 8.02% ash, and 1.78% carbohydrate content. Palai Rinuak has protein
18.12%, fat 2.62%, moisture 76.50%, ash 2.91%, and carbohydrate content 0.85%
respectively. PeyekRinuak has protein 20.54% , fat 41.11%, moisture 2.40%, ash 3.82%, and
carbohydrate content 32.18% respectively. The organoleptic test showed fried Rinuak sample
B with score 6.92 for appearance, 6.84 for odour, 6.36 or flavour, and 2.68 for texture,
respectively. PalaiRinuak A with appearance score 7.32, odour 8.20, flavour 7.88, and texture
2.84 respectively. Meanwhile, peyek Rinuak A more by panelists with appereance score 7.32,
odour 8.20, flavour 7.88, and texture 2.84, respectively.
Keywords: Rinuak , proximate, microbiological, organoleptic, Maninjau lake (huruf besar di
awal kata)
47.22
43.71
42.11
39.85
50
40
Persentase (%)
kadar air
30 kadar abu
20 kadar lemak
7.28 8.76
2.51
kadar protein
1.06
10 6.71 2.91
kadar karbohidrat
0
A B
Sampel
Dari Gambar 1 terlihat bahwa kadar goreng A dengan nilai 47,22% dan kadar
protein ikan Rinuak goreng dari kedua lemak terendah pada sampel ikan Rinuak
sampel berkisar antara 39,85% - 43,71%. goreng B dengan nilai 42,22%. Jika
Kadar protein tertinggi terdapat pada dibandingkan dengan nilai(SNI.7760:2013)
sampel ikan Rinuak goreng B dengan nilai untuk kadar lemak ikan Bilih goreng lebih
43,71%dan kadar protein terendah pada dari 30%.Dari kedua sampel tersebut,
sampel ikan Rinuak goreng A dengan nilai semuanyamemenuhi persyaratan SNI.Hal
39,85%. Perbedaan kadar protein pada ini disebabkan mungkin karena suhu yang
kedua sampel tersebut disebabkan oleh digunakan pada saat penggorengan dan
perbedaan penambahan bumbu. Pada ikan minyak yang dipakai pada saat proses
Rinuak goreng sampel A sebelum diolah pengolahannya.
ditambahkan cuka (asam) tetapi pada ikan Kadar air dari kedua sampel ikan
Rinuak sampel B hanya ditambahkan Rinuak goreng berkisar 2,91%- 6,71%,
garam. dimana kadar air terendah terdapat pada
Hal ini diduga bahwa penambahan sampel ikan Rinuak goreng B dengan nilai
bumbu berupa larutan asam dan garam 2,91%. Kadar air yang tertinggi terdapat
dapat meningkatkan kadar protein pada pada sampel ikan Rinuak goreng A dengan
olahan ikan Rinuak goreng. Menurut nilai 6,71%. Menurut SNI.7760:2013kadar
(Winarno et al., 1993)penambahan asam, air ikangoreng maksimal 5%. Hal ini bisa
basa atau enzim dapat menyebabkan disebabkan oleh karena lamanya waktu
penguraian atau pemecahan molekul penggorengan serta cara penanganannya
kompleks menjadi molekul lebih sederhana setelah dilakukan penggorengan.
sehingga dapat lebih mudah dicerna dan Penurunan kadar pada ikan goreng terjadi
hasilnya dapat berbentuk unsur N dan asam karena panas yang disalurkan melalui
amino. minyak goreng akan menguapkan air yang
Kadar lemak ikan Rinuak goreng terdapat pada ikan, air yang hilang akibat
pada kedua sampel berkisar 42,11%- penguapan air akan diisi oleh minyak
47,22% (Gambar 1). Kadar lemak yang (Ketaren, 1986).
tertinggi pada sampel dari ikan Rinuak
8
6.84
6.44
6.36
7
5.48
5.08
6
kenampakan
5
bau
4
2.68
rasa
1.96
3
tekstur
2
1
0
A B
Sampel
Gambar 2. Nilai Uji Organoleptik Ikan Rinuak Goreng
78.86
80
70
kadar air
Persentase (%)
60
50 kadar abu
40
18.45
17.79
kadar lemak
30
20 kadar protein
3.47
3.25
2.56
1.78
0.68
10 kadar karbohidrat
1
0
A B
Sampel
7.32
8.2
7.88
9
6.64
6.56
6.28
7
5.6
kenampakan
5
2.84
bau
3 rasa
1 tekstur
-1 A B
Sampel
Gambar 4 : Nilai Uji Organoleptik Palai Ikan Rinuak
Uji sensori adalah salah satu cara ikan Rinuak. Rata-rata skor bau palai ikan
penilaian terhadap suatu produk makanan Rinuak dari kedua sampel adalah 7,42. Hal
yang dilakukan oleh manusia sebagai ini dikarenakan kedua proses pengolahan
pengukur dengan menggunakan panca palai ikan Rinuak menggunakan daun
inderanya. Indera yang berperan dalam uji pisang yang dibakar yang dapat
sensori ini adalah penglihatan mengakibatkan bau pada olahan palai ikan
(kenampakan), penciuman (bau), peraba Rinuak menjadi khas.
(tekstur), dan rasa.Hasil penilaian uji Rasa merupakan faktor utama yang
organoleptik palai ikan Rinuak seperti yang perlu diperhatikan dalam semua bahan
tercantum pada Gambar 4.Kenampakan pangan. Rasa merupakan faktor penentu
adalah suatu faktor yang mempengaruhi daya terima konsumen terhadap produk
pilihan konsumen terhadap suatu produk pangan.Berdasarkan Gambar 4 terlihat
yang dalam hal ini adalah palai ikan Rinuak bahwa skor rasa untuk sampel palai ikan
yang dipasarkan disekitar Jorong Gasang Rinuak A adalah 7,88 dan B adalah 6,28.
Kenagarian Tanjung Sani Kecamatan Berarti rata-rata skor untuk kedua sampel
Tanjung Raya Kabupaten Agam. adalah 7,08 dengan spesifikasi disukai oleh
Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa skor panelis. Hal ini disebabkan karena
kenampakan pada sampel A adalah 7,32 penambahan bumbu pada saat proses
dan skor kenampakan sampel B adalah pengolahan palai ikan Rinuak. Penambahan
5,60. Berarti rata-rata skor kenampakan bumbu untuk sampel A seperti bawang
untuk kedua sampel palai ikan Rinuak putih, cabe giling, irisan cabe, irisan daun
adalah 6,46 yang artinya agak disukai oleh kunyit, garam serta perasan jeruk.
panelis. Hal ini mungkin disebabkan karena Tekstur juga menjadi salah satu
perbedaan bahan dan prosedur pengolahan faktor penentu kualitas yang perlu
dari masing-masing tempat pengolah palai diperhatikan. Skor nilai tekstur dari sampel
ikan Rinuak. Pada sampel A komponen A 2,84 dan skor rasa pada sampel B 6,56.
bumbu yang ditambahkan adalah kunyit Rata-rata skor tekstur dari kedua sampel
dan cabe giling dan pada sampel B adalah 4,70 dengan spesifikasiagak tidak
ditambahkan irisan daun kunyit dan irisan disukai oleh panelis. Hal ini disebabkan
cabe. oleh lamanya pemanggangan pada saat
Nilai bau palai ikan Rinuak adalah proses pengolahan palai yang berpengaruh
8,20 skor untuk sampel dari palai ikan pada tekstur palai.
Rinuak A, 6,64 skor untuk sampel dari palai Peyek Ikan Rinuak
38.08
45
35
40
29.35
Persentase (%) 35
kadar air
30
19.31
22
25 kadar abu
20 kadar lemak
15
3.89
3.74
3.45
10 kadar protein
1.35
5 kadar karbohidrat
0
A B
Sampel
8.2
7.88
9 7.32
7.16
6.92
8
6.28
7
6
kenampakan
5
bau
4
2.84
rasa
2.6
3
tekstur
2
1
0
A B
Sampel
Gambar 6. Nilai Uji Organoleptik Peyek Ikan Rinuak
SIMPULAN
Berdasarkan uji proksimat diketahui bahwa rata-rata kadar protein ikan Rinuak goreng
41,78%, lemak 44,67%, air 4,81%, abu 8,02% dan karbohidrat 1,78%. Rata-rata kadar
proteinpalai ikan Rinuak18,12%, lemak 2,62%, air 76,50%, abu 2,91%, dan karbohidrat
0,85%. Kadar protein rata-rata peyek ikan Rinuak 20,54%, lemak 41,11%, air 2,40%, abu
3,82%, dan karbohidrat 32,18%. Berdasarkan uji organoleptik Rinuak goreng B sangat disukai
panelis dengan skor kenampakan 6,92, bau 6,84, rasa 6,36 dan tekstur 2,68. Palai Rinuak A
memiliki skor kenampakan 7,32, bau, 8,20, rasa 7,88, tekstur 2,84. Peyek Rinuak A disukai
panelis dengan skor kenampakan 7,32, bau 8,20, rasa 7,88 dan tekstur 2,84.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan.Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Afrianto E dan LiviawatyE. 1989.Pengawetan dan Pengolahan Ikan.Penerbit
Kanisius.Yogyakarta.
DianaY. 2014. Studi mutu ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) goreng dan asap yang
dipasarkan di kota padang. Skripsi Universitas Bung Hatta. Padang.
Kartika, Bambang, Hastuti P dan SupartonoW. 1988. Pedoman UjiInderawi Bahan Pangan.
UGM.Yogyakarta.
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.