Fish Protech
ISSN : 2621-1475
2019, Vol. 2 No. 1
*Korespondensi: :ardiansyah0794@gmail.com
Diterima: 29 Januari 2019/Disetujui: 23 April 2019
Cara sitasi: Ardiansyah, Patadjai AB, Ishamu KT. 2019. Karakteristik pokea (Batissa violacea celebensis
Martens 1897) asap dengan bahan pengasap yang berbeda. Jurnal Fish Protech. 2(1):119-129.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan bahan pengasap yang berbeda
terhadap uji sensorik, proksimat, Polycylic Aromatic Hydrocarbon (PAH) pada pokea
asap.Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yang terdiri dari Pokea asap
dengan menggunakan bahan pengasap tempurung kelapa (A1), cangkang kelapa sawit
(A2), tempurung kelapa dan cangkang kelapa sawit (A3). uji sensorik pada penelitian ini
menunjukkan hasil pada pokea asap nilai aroma tertinggi yaitu 6,6 (A1), Warna
tertinggi yaitu 7,3 (A1), Umami tertinggi yaitu 5,9 (A2), Saltiness tertinggi yaitu
5,6 (A1), Tekstur tertinggi yaitu 5,2 (A1) dan (A2). Berdasarkan kandungan proksimat,
kandungan kadar protein hasil tertinggi pada pokea asap dengan bahan pengasap
cangkang kelapa sawit. Kandungan Polycyclic Aromatic Hidrocarbon kandungan
(benzo(a phyrene) hasil terendah pada pokea asap dengan bahan pengasap
tempurung kelapa.
Kata kunci: Pengasapan, Batissa violacea, tempurung kelapa, cangkang kelapa sawit
Abstract
The purpose of this study was to evaluated the sensory quality, proximate content and
Polycylic Aromatic Hydrocarbon (PAH)profile onsmoked pokea.This study used a
descriptive design consisting of Pokea smoke using coconut shell smoked (A1), oil
palm shells (A2), coconut shells and palm shells (A3). Sensory test in this study showed
that the highest pokea value of smoke was 6.6 (A1), the highest color was 7.3 (A1), the
highest color was 5.9 (A2), the highest saltiness was 5.6 (A1), The highest texture is 5.2
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 119
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
(A1) and (A2). Based on the proximate content, the highest content of protein content
in pokea smoke using oil palm shell as smoke source. The content of Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon content (Benzo(a)phyrene)is the lowest result in smoke pokea
with coconut shell smoked.
Key words: Smoking, Batissa violacea, coconut shell, palm oil shell
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 120
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
kimia yang dihasilkan dari pembakaran piala, gelas ukur, batang pengaduk,
bahan bakar dalam proses pengasapan pipet tetes, mikro pipet, corong, tabung
dapat memberikan warna kuning reaksi, labu takar, erlenmeyer, desikator,
keemasan dan dapat memberikan daya sentrifus, timbangan analitik, gegep,
tarik pada konsumen. Lebih lanjut cawan porselin, botol semprot dan
dikatakan (Moeljanto, 1992)warna yang spektofotometer UV-Vis.
dikehendaki oleh konsumen sebagai Persiapan Bahan Baku
warna ideal dari hasil proses
Penelitian ini adalah daging
pengasapan adalah warna kuning emas
pokea segar sebanyak 3 kg dengan
kecoklatan. Suhu tinggi selama
ukuran panjang rata-rata 3,7 cm dan
pengasapan juga bersifat anti bakteri.
lebar 3 cm, yang diperoleh dari pedagang
Hal ini yang mempengaruhi jumlah
pokea diKecamatan Pohara, bahan
pertumbuhan bakteri dalam proses
pengasap tempurung kelapa sebanyak 3
pengasapan. Pengasapan juga dapat
kg diambil disalah satu kebun kelapa
melindungi kerusakan zat gizi secara
milik masyarakat Pohara, sedangkan
langsung dan kerusakan mikrobiologis
cangkang kelapa sawit sebanyak 3
karena asap bersifat bakterisidal
kg diambil disalah satu pabrik
(Tejasari, 2005).
kelapa sawit yang berada di
Berdasarkan latar belakang
Kecamatan Langgikima Kabupaten
diatas maka diperlukan penelitian untuk
menganalisis kualitas kerang pokea yang Konawe Utara Sulawesi Tenggara dan
diasapi menggunakan bahan proses pengasapan dilakukan
pengasap yang berbeda. di Laboratorium Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Halu Oleo.
BAHAN DAN METODE Bahan dan Prosedur Penelitian
Alat
Pokea asap dengan
Bahan yang akan digunakan metode pengasapan tradisional adalah
terdiri atas bahan utama dan bahan pokea dicuci bersih untuk
pendukung. Bahan utama adalah daging menghilangkan pasir dan kotoran
kerang pokea segar. Bahan pendukung lainnya,pokea yang telah dicuci
adalah tempurung kelapa, cangkang ditampung didalam keranjang
kelapa sawit, untuk bahan pengasap dan plastik dan dibiarkan beberapa saat
garam untuk cita rasa produk.Bahan untukpenirisan air cucian.
kimia untuk analisis proksimat adalah Kemudian pokea ditimbang dan
aquades, reagen biuret, larutan standar di lakukan perebusan, pokea direbus
protein, alkohol 80%, petroleum eter, diatas panci selama 20 menit dan
heksan, NaOH dan kertas saring. ditambahkan air sebanyak 4 liter dan
Peralatan yang digunakan dalam dilarutkan garam sebanyak 100 gr.
penelitian ini ada 2 macam yaitu alat Kemudian setelah selesai direbus lalu
untuk pengolahan dan alat untuk diadakan pemisahan daging pokea dan
analisis. Alat pengolahan meliputi: alat cangkangnya, setelah itu
pengasapan lemari asap sebagai alat pokea ditimbang sebanyak 600 gr dan
pengasapan, baskom untuk menempati dibagi menjadi 3
pokea segar, pisau untuk memisahkan bagian.Setelah dibagi menjadi
cangkang pokea, thermometer untuk tiga bagian, lalu dilakukan pengasapan
mengetahui suhu pengasapan, stopwatch selama ± 30 menit dengan suhu 70
o
untuk mengetahui waktu pengasapan. C, dengan perlakuan
Alat untuk analisis proksimat meliputi tempurung kelapa (A1), cangkang
seperangkat alat ekstraksi soxlet, gelas kelapa sawit (A2), cangkang kelapa
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 121
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 122
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
Uji sensorik bertujuan untuk Pokea asap memiliki alat ukur yang
mengetahui respon panelis untuk telah diamati meliputi penilaian aroma
memberikan penilaian terhadap produk pokea (aroma khas pokea asap), warna,
asap. Analytical test terhadap suatu produk umami, saltiness, tekstur, yang
dipengaruhi oleh warna, aroma, tekstur dan disajikan pada tabel 1 Hasil penelitian
rasa (Laksmi, 2012). menunjukkan bahwa perbedaan bahan
sensorik. dengan bahan pengasap cangkang kelapa
Aroma sawit (A2) aroma asap yang dihasilkan
sangat harum. Menurut Isamuet al
Hasil uji sensorik terhadap aroma pokea (2012) yang meneliti penilaian sensorik
asap dengan menggunakan bahan pada aroma ikan cakalang asap berbagai
pengasap yang berbeda dapat dilihat produsen yang terdapat di Kendari,
pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 yaitu bernilai berkisar 5,10±0,06.
tersebut dapat dilihat bahwa nilai ratarata Semakin tinggi konsentrasi asap yang
aroma tertinggi pada perlakuan diberikan maka aroma dan rasa asap
tempurung kelapa (A1) 6,6 dan nilai pada ikan pun akan semakin meningkat
terendah pada perlakuan cangkang dan ikan yang baru mengalami proses
kelapa sawit (A2) yaitu 4,8. Hasil panelis pengasapan memiliki aroma asap yang
pada saat dibanding bau aroma asap pada lembut sampai cukup tajam atau tajam,
pokea asap yang dihasilkan dengan tidak tengik, tanpa bau busuk, tanpa bau
bahan pengasap yang berbeda pada asing, tanpa bau apek dan asam
perlakuan tempurung kelapa (A1) sangat (Martinez et al., 2007).
kuat tercium aroma asap yang di
hasilkan. Menurut Adawyah (2007), Ikan
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 123
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 124
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
perbedaan nilai tekstur ikan asap diduga berkurang dan daging ikan semakin
karena perbedaan kadar air, dimana keras. Kadar air merupakan parameter
semakin tinggi kadar air ikan asap, maka yang penting untuk menentukan
nilai teksturnya menjadi rendah, kualitas ikan asap yang dihasilkan.
begitupun sebaliknya.Menurut Isamu et Kadar air yang terkandung didalam
al (2012) yang meneliti penilaian ikan asap dapat mempengaruhi daya
sensorik pada tekstur ikan cakalang asap simpan ikan asap. Karena kadar air
berbagai produsen yang terdapat di merupakan pengasap yang berbeda
Kendari, yaitu nilai berkisar berkisar 10,87% sampai 12,02%.
4,82±0,28.Simko, (2005), melaporkan Berdasarkan tabel 1.5dapat dilihat
bahwa selama pengasapan berlangsung bahwa kadar abu tertinggi ditemukan
terjadi fluktuasi suhu yang tinggi, pada pokea asap dengan bahan
sehingga menyebabkan kadar airnya Uji pengasap tempurung kelapa (A1) yaitu
proksimat 12,02% dan kadar abu yang terendah
Kadar Air didapatkan pada pokea asap dengan
bahan pengasap cangkang kelapa sawit
Hasil penelitian kadar air berdasarkan (A2) 10,87%. Adapun pokea asap
berat kering pada bahan pengasap dengan bahan pengasap cangkang
tempurung kelapa (A1) 14,34; kelapa sawit dan tempurung kelapa
cangkang kelapa sawit (A2) 18,35; (A3) memiliki kadar abu sebesar
tempurung kelapa dan cangkang kelapa 10,99%. Menurut Isamu et al. 2012)
sawit (A3)19,22. Rendahnya kadar air peningkatan kadar abu, disebabkan
berhubungan dengan metode karena hilangnya kelembaban. Menurut
pengasapan yang digunakan yakni Isamu et al (2012) yang meneliti
pengasapan tradisional dengan bahan kandungan proksimat pada kadar abu
pengasap yang berbeda yaitu cangkang ikan cakalang asap berbagai produsen
kelapa sawit dan tempurung kelapa. yang terdapat di Kendari, yaitu nilai
Harikedua, (2002) menyatakan bahwa berkisar1,56±0,02. Mardiana et al.
semakin lama waktu pengasapan yang (2014) bahwa persentase kadar abu
dilakukan maka akan semakin rendah berkorelasi positif terhadap lamanya
kandungan air dalam produk tersebut. pengsapan. Menurut Sudarmadji et al.
Menurut Isamu et al. (2012) yang (2003), bahwa kadar abu berhubungan
meneliti kandungan proksimat pada dengan mineral suatu bahan. Mineral
kadar air ikan cakalang asap berbagai yang terdapat dalam bahan dapat
produsen yang terdapat di Kendari,yaitu merupakan dua macam garam yaitu
nilai berkisar 64,13±0,50. Menurut garam organik dan anorganik.
Wibowo (2000), dijelaskan bahwa pada Komponen mineral dalam bahan dapat
bahan pangan yang dipanaskan, total ditentukan jumlahnya dengan cara
air/cairan yang keluar dari produk, akan menentukan sisa-sisa pembakaran
semakin meningkat, dengan semakin garam mineral tersebut, yang dikenal
meningkatnya temperatur dan lama dengan pengabuan.
proses pengasapan. Peningkatan
kehilangan cairan akan semakin besar Kadar Lemak
pada suhu pemanasan di atas 100 °C Hasil uji lemak pada pokea asap
dan peningkatan waktu lebih dari 45 berdasarkan berat kering dari bahan
menit. Semakin tinggi waktu pengasap yang berbeda berkisar 18,91%
pengasapan maka suatu kadar air yang sampai 24,54% berdasarkan tabel 2,
terkandung dalam daging ikan semakin menunjukkan bahwa hasil analisa lemak
media mikroba untuk berkembang biak kelapa sawit (A2) yaitu 24,54% dan
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 125
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
yang tertinggi didapatkan pada pokea asap dengan bahan pengasap cangkang
(Agus et al., 2014). denaturasi protein selama pemanasan
Kadar Abu (Swastawatiet al, 2012). Penurunan
kadar protein terjadi karena protein
Hasil kadar abu pada pokea asap terurai oleh enzim proteolitik dan
berdasarkan berat kering dengan bahan bantuan bakteri menjadi asam
kadar yang paling rendah analisa lemak karboksilat (Zakaria, 1996).Menurut
yaitu didapatkan pada pokea asap Isamu et al (2012) yang meneliti
dengan bahan pengasap tempurung kandungan proksimat pada kadar protein
kelapa (A1) sekitar 18,91.Pada ikan cakalang asap berbagai produsen
perlakuan pokea asap dengan bahan yang terdapat di Kendari, yaitu nilai
pengasap cangkang kelapa sawit dan berkisar 31.13±0.44.Hal tersebut
tempurung kelapa (A3) didapatkan kadar didukung oleh pernyataan Swastawati et
lemaksebesar 23,82.Tingginya lemak al. (2012) yang menyatakan bahwa
pada pokea asap dengan bahan kadar protein dapat menurun karena
pengasap cangkang kelapa sawit diduga adanya proses pengolahan, dengan
karena kandungan yang terdapat pada terjadinya denaturasi protein selama
cangkang kelapa sawit. Menurut Isamu pemanasan.
et al (2012) yang meneliti kandungan
proksimat pada kadar lemak ikan Serat Kasar
cakalang asap berbagai produsen yang Hasil nilai serat kasar padapokea
terdapat di Kendari, yaitu nilai asap berdasarkan berat kering dengan
berkisar1.75±0.59. Pernyataan ini sesuai menggunakan bahan pengasap yang
dengan Rampon (2002) menyatakan berbedamemberikan hasil yang berbeda,
bahwa apabila kadar air ikan menurun yaitu 3,21; 7,34; 2,6. untuk
maka kadar lemak akan mengalami masingmasing pokea asap dengan bahan
peningkatan dan sebaliknya.Lemak pengasap tempurung kelapa; cangkang
pokea mengandung asam lemak tak kelapa sawit; tempurung kelapa dan
jenuh omega-3 EPA dan DHA yang baik cangkang kelapa sawit. Kadar serat
untu tubuh manusia.Lemak makanan tertinggiditemukan pada pokea asap
merupakan bagian terpenting dalam dengan bahan cangkang kelapa sawit
nutrisi yaitu menambah kalori dan asam (A2) yaitu 7,34% sedangakan kadar
lemak penting, bertindak sebagai seratterendah ditemukan pada pokea
pembawa vitamin dan meningkatkan asap dengan bahan pengasap bahan
flavor makanan bakar cangkang kelapa sawit dan
(Rahayu,2012) tempurung kelapa (A3) yaitu 2,6%.
Kadar Protein Bahan makanan yang mengandung
banyak serat kasar lebih tinggi
Hasil kadar protein yang kecernaannya dibanding bahan makanan
tertinggi didapatkan pada pokea asap yang lebih banyak mengandung bahan
dengan bahan pengasap cangkang kelapa ekstrak tanpa nitrogen (Arif,
sawit (A2) yaitu 38,13 sedangkan 2006).Penelitian serat kasar menurut
perlakuan dengan menggunakan (Idah dan Nwankwo, 2013) terhadap
cangkang kelapa sawit dan tempurung ikan nila asap perlakuan suhu dan waktu
kelapa (A3) mendapatkan kadar protein yang berbeda menghasilkan serat kasar
paling rendahyaitu 27,07.Kadar protein yang tinggi adalah 1,30%.Menurut
dapat menurun karena adanya proses Murniyati dan Sunarman (2000),
pengolahan, dengan terjadinya
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 126
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 127
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 128
Karakteristik Pokea Asap, Ardiansyah et al., J. Fish Protech 2019, Vol. 2 No. 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 129