Cara sitasi: Mujiati, Ibrahim MN, Isamu KT. 2018. Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis
Martens 1897) dan tepung tapioka yang berbeda terhadap karakteristik kerupuk pokea. Jurnal Fish Protech.
1(1):38-47.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan daging pokea
dan tepung tapioka terhadap organoleptik kerupuk pokea dan untuk mengetahui pengaruh
perbandingan daging pokea dan tepung tapioka terhadap kandungan gizi kerupuk pokea.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas
Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO). Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan tiga kali ulangan.
Berdasarkan hasil penelitian kerupuk pokea diperoleh perlakuan terbaik pada perlakuan C
dengan nilai kadar protein yang tergolong tinggi dengan penilaian panelis yang cukup baik.
Kerupuk pokea dengan perlakuan peningkatan penambahan daging kerang pokea terhadap
parameter uji organoleptik dan uji kimia berpengaruh sangat nyata. Rerata uji organoleptik
rupa diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan C (4,11). Rerata parameter uji organoleptik bau
diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan C (4,21). Rerata parameter uji organoleptik rasa
diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan C (3,81). Rerata parameter uji organoleptik tekstur
diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan C (3,59). Rerata uji kimia kadar air diperoleh nilai
tertinggi pada perlakuan A (11,8467). Rerata uji kimia kadar protein diperoleh nilai tertinggi
pada perlakuan C (36,713).
Comparative Test of Pokea Meat (Batissa violacea celebensis Martens 1897) and
Different Tapioca Flour on Characteristics of Pokea Crackers
Abstract
The aim of this study were to find the effect of comparison of pokea meat and tapioca
flour to organoleptic of pokea crackers and to know the effect of comparison of pokea and
tapioca flour to nutrient content of pokea crackers. This study used a Completely Randomized
Design (RAL) consisting of 3 treatments with three replications. Based on the results of
research pokea cracker obtained the best treatment on treatment of C with a high value of
protein content with a fairly good panelist assessment. Pokea crackers with improved
treatment of pokea meat to organoleptic test parameter and chemical test have very significant
effect. The average of organoleptic test was obtained the highest value at treatment C (4,11).
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 38
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
Organoleptic odor test was obtained the highest value at treatment C (4,21). Organoleptic taste
test parameter obtained the highest value at treatment C (3,81). Organoleptic test parameter of
texture was obtained the highest value at treatment C (3.59). Chemical test of moisture content
obtained the highest value at treatment A (11,8467). Chemical test of protein content obtained
the highest value at treatment C (36,713).
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 39
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
pendukung adalah tepung tapioka (merek adonan yang menempel pada garpu
rumah kelinci, air, putih telur, dan garam menandakan adonan sudah matang
(merek garam makan). Bahan kimia untuk
analisis proksimat adalah aquades, reagen Pengirisan
biuret (merek agritech), larutan standar Setelah adonan selesai dimasak,
protein, heksan (fulltime 4L), Bovin Serum dodolan diangkat dari penangas kemudian
Albumin (merek albumin bovine V), NaOH diangin-anginkan selama ± 24 jam. Setelah
(merek lab science) dan kertas saring. dingin dodolan diiris dengan ketebalan 2 – 3
mm dengan menggunakan pisau.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini adalah Pengeringan
sebagai berikut: Pengeringan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
Penyiapan Bahan pengeringan alami. Pengeringan alami yaitu
Kerang pokea yang digunakan dalam pengeringan dengan menggunakan sinar
pembuatan kerupuk dicuci sampai bersih matahari, dimana adonan kerupuk yang telah
selanjutnya dilakukan pengambilan daging diiris diatur diatas tampah kemudian dijemur
dengan cara: kerang direbus selama 15 menit dibawah sinar matahari. Pengeringan
sampai cangkang kerang terbuka kemudian dilakukan selama 3-5 hari.
daging dipisahkan dari cangkangnya,
selanjutnya daging dihaluskan menggunakan Penggorengan
blender dan ditimbang sesuai dengan Tahap penggorengan ini ialah
kebutuhan. melakukan penggorengan dengan cara deef
fat frying. Kerupuk yang sudah kering
Pembuatan Adonan digoreng dengan menggunakan minyak
Pembuatan adonan adalah goreng.
pencampuran semua bahan hingga homogen.
Tepung tapioka, daging pokea, bumbu yang Penilaian organoleptik
sudah dihaluskan dan air dicampur dan Untuk menentukan kerupuk pokea
diuleni menggunakan tangan, pencampuran yang paling disukai oleh panelis dari setiap
ini dilakukan selama ±15 menit hingga perlakuan, dilakukan penilaian organoleptik
terbentuk adonan yang homogen. terhadap produk kerupuk pokea yang
meliputi rupa, tekstur, bau dan rasa dengan
Pencetakan menggunakan skala hedonik. Pengujian ini
Setelah proses pembuatan adonan berdasarkan pada pemberian skor panelis
selesai, adonan dicetak atau dibentuk terhadap rupa, tekstur, bau dan rasa.
menjadi bentuk lontongan (silinder). Pengujian menggunakan 25 orang panelis
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 40
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 41
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
kesukaan panelis meningkat dengan Tabel 3. Rerata nilai uji organoleptik bau
meningkatnya penambahan daging pokea pada kerupuk pokea.
dalam pembuatan kerupuk pokea. Hal ini Perlakuan Rerata DMRT0,05
disebabkan karena semakin tinggi organoleptik
penambahan daging pokea tingkat kecerahan Bau
warna setelah digoreng semakin meningkat. A (DP 30%: 3,58b
Menurut Winarno (2008), warna dalam TP 70%)
bahan dapat berasal dari pigmen alami bahan B (DP 40%: 3,01c 2=0,415
pangan itu sendiri, reaksi karamelisasi, reaksi TP 60%)
Maillard, reaksi senyawa organik dengan C (DP 50%: 4,21a 3=0,340
udara, dan penambahan zat warna baik alami TP 50%)
maupun sintetik. Warna kerupuk semakin Keterangan: DP: Daging Pokea, TP: Tepung Tapioka.
coklat dengan bertambahnya persentase Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf yang
penambahan daging pokea, hal ini berbeda menunjukkan beda nyata berdasarkan uji
DMRT 0,05 taraf kepercayaan 95%.
dipengaruhi oleh adanya reaksi Maillard.
Perubahan warna kerupuk yang diakibatkan
Berdasarkan hasil pengamatan uji
adanya reaksi pencoklatan non enzimatis
organoleptik bau (Tabel 3) menunjukkan
dapat terjadi dikarenakan kandungan gizi
bahwa pada perbandingan daging kerang
kerupuk yang banyak mengandung
pokea : tepung tapioka perlakuan A
karbohidrat dan sedikit protein, sehingga
(30%:70%), perlakuan B (40%:60%), dan
gula pereduksi akan bereaksi dengan gugus
perlakuan C (50%:50%) terdapat
amina primer dari protein yang menghasilkan
berpengaruh sangat nyata. Hasil analisis
pigmen melanoidin yang dapat
organoleptik aroma kerupuk pokea memiliki
mengakibatkan warna coklat pada kerupuk.
rata-rata tertinggi pada perlakuan C
Reaksi Maillard terkait dengan aroma, rasa
(50%:50%) dengan rerata 4,21 sedangkan
dan warna terutama dalam makanan seperti
untuk rata-rata terendah pada perlakuan A
proses pemanggangan biji kopi, roti, sereal
(30%:70%) dengan rerata 3,59. Penerimaan
dan pemasakan daging. Terjadinya reaksi
panelis terhadap organoleptik bau meningkat
Maillard dalam penelitian ini yaitu ketika
sejalan dengan bertambahnya daging pokea.
kerupuk mengalami proses pengukusan dan
Hal ini disebabkan karena daging pokea
penggorengan (Ratnawati, 2013).
sendiri memiliki bau khas yang disukai
panelis.
Bau
Bau khas tersebut berasal dari
Perlakuan perbandingan daging
molekul-molekul yang mudah menguap dari
kerang pokea dan tepung tapioka terhadap
makanan tersebut yang ditangkap oleh
penilaian organoleptik bau diperoleh
hidung sebagai indra pembau. Komponen
penilaian tertinggi pada perlakuan C (daging
yang memberikan aroma adalah asam-asam
pokea 50% dan tepung tapioka 50%) dengan
organik berupa ester dan volatil. Secara
nilai rerata sebesar 4,21 dan hasil hasil
kimiawi sulit dijelaskan mengapa senyawa-
penilaian organoleptik tekstur terendah pada
senyawa menyebabkan bau yang berbeda,
perlakuan A dengan nilai rerata sebesar 3,5
karena senyawa-senyawa yang mempunyai
dapat dilihat pada Tabel 3.
struktur kimia dan gugus fungsional yang
hampir sama (stereoisomer) kadang-kadang
mempunyai bau yang sangat berbeda
(Winarno, 2008).
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 42
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 43
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
Rasa asin dihasilkan oleh garam-garam sangat nyata. Hasil analisis penerimaan
organik lainnya seperti garam ionida dan organoleptik tekstur kerupuk pokea memiliki
bromida mempunyai rasa pahit, sedangkan rata-rata organoleptik kesukaan tertinggi
garam-garam Pb dan Be mempunyai rasa pada perlakuan C (50%:50%) dengan rerata
manis. Rasa manis disebabkan oleh senyawa 3,57 sedangkan untuk rata-rata terendah pada
organik alifatik yang mengandung gugus OH perlakuan A (30%:70%) dengan rerata 3,41.
seperti alkohol, beberapa asam amino, Hal ini dikarenakan semakin tinggi
aldehida dan gliserol. Sedangkan rasa pahit penambahan daging pokea, maka semakin
disebabkan oleh alkoloid-alkoloid misalnya rendah jumlah penambahan tepung tapioka,
kafein, teobromin, kuinon, glikosida, sehingga kandungan pati pada kerupuk
senyawa fenol seperti narigin, garam-garam semakin rendah. Pada dasarnya komponen
mg, NH4, dan Ca (Winarno, 2008). utama yang mendominasi dalam pembuatan
kerupuk adalah pati.
Tekstur Pati mempunyai dua komponen
Perlakuan perbandingan daging utama yaitu amilosa (fraksi larut) dan
kerang pokea dan tepung tapioka terhadap amilopektin (fraksi tidak larut). Amilopektin
penilaian organoleptik tekstur diperoleh merupakan salah satu komponen pati yang
penilaian tertinggi pada perlakuan C (daging mempengaruhi daya kembang kerupuk.
pokea 50% dan tepung tapioka 50%) dengan Menurut Ratnawati (2013), komposit tapioka
nilai rerata sebesar 3,57 dan hasil hasil yang lebih banyak akan menghasilkan
penilaian organoleptik tekstur terendah pada kerupuk ikan bertekstur sangat ideal, hal itu
perlakuan A dengan nilai rerata sebesar 3,41 disebabkan oleh volume pengembangan
dapat dilihat pada Tabel 5. kerupuk dipengaruhi oleh kadar
amilopektinnya, dimana tapioka memiliki
Tabel 5. Rerata nilai uji organoleptik tekstur amilopektin yang tinggi. Semakin
pada kerupuk pokea. perbandingan tepung tapioka lebih banyak
Perlakuan Rerata DMRT0,05 yang digunakan maka tekstur kerupuk ikan
organoleptik yang dihasilkan akan semakin baik.
Tekstur
A (DP 30%: 3,41a Kadar Air
TP 70%) Perlakuan perbandingan daging
B (DP 40%: 3,49aa 2=0,265 kerang pokea dan tepung tapioka terhadap
TP 60%) kadar air diperoleh kadar air tertinggi pada
C (DP 50%: 3,57aa 3=0,274 perlakuan A (daging pokea 30% dan tepung
TP 50%) tapioka 70%) dengan nilai rerata sebesar
Keterangan: DP: Daging Pokea, TP: Tepung Tapioka. 11,8467 dan kadar air terendah pada
Angka-angka yang diikuti oleh notasi huruf yang perlakuan C dengan nilai rerata sebesar
berbeda menunjukkan beda nyata berdasarkan uji 9,9500 dapat dilihat pada Tabel 6.
DMRT 0,05 taraf kepercayaan 95%.
Tabel 6. Rerata nilai uji proksimat kadar air
Berdasarkan hasil pengamatan uji
pada kerupuk pokea.
organoleptik tekstur (Tabel 5) menunjukkan
Perlakuan Rerata Kadar DMRT0,05
bahwa pada perbandingan daging kerang
Air
pokea : tepung tapioka perlakuan A
(30%:70%), perlakuan B (40%:60%), dan A (DP 30%: 11,8467a
perlakuan C (50%:50%) terdapat pengaruh TP 70%)
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 44
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 45
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 46
Uji perbandingan daging pokea (Batissa violacea celebensis, Mujiati et al., JFP 2018, Volume 1 Nomor 1
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfp 47