ABSTRAK
Petis adalah komponen dalam masakan indonesia yang dibuat dari produk sampingan
pengolahan makanan berkuah (biasanya dari pindang ikan, kupang, atau udang) yang
dipanaskan hingga cairan kuah menjadi kental seperti saus yang lebih pekat, yang berwarna
hitam atau coklat tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dari perbandingan kaldu pindang layang dan tepung maizena terhadap
sifat fisik (daya oles), kimia (kadar air, kadar protein, kadar abu), dan sifat sensori (aroma,
warna dan rasa) pada petis pindang layang. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu perbandingan antara kaldu pindang layang dan tepung
maizena, pada P1 (98%: 2%), P2 (96% : 4%), P3 (94% : 6%), P4 (92% : 8%), P5 (90% : 10%).
Parameter yang diamati adalah sifat kimia (kadar air, kadar protein dan kadar abu), sifat fisik
(daya oles), dan sifat sensori (aroma, warna dan rasa). Hasil menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh nyata terhadap variabel kadar air, kadar abu, daya oles, sensori aroma, warna dan
rasa. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap variabel kadar protein. P3 direkomendasikan
sebagai perlakuan terbaik dengan pertimbangan sebagai berikut variabel kadar air sebesar
39,53 %, kadar protein 18,09 %, kadar abu 1,07 %, daya oles sebesar 1,68mJ, dan uji sensori
aroma 5,05, warna 4,15, dan rasa 4,8.
ABSTRACT
kadar protein petis yaitu minimal 15%. bahwa kadar abu perlakuan P1 hingga
protein petis pindang layang yang kadar abu petis pindang layang yang
sehingga kadar protein yang dihasilkan tepung meizena yang semakin banyak
sudah memenuhi persyaratan SNI No 1- disetiap perlakuan. Astawan (2009)
22,31%. (Data Primer 2021) akan meningkat. Hal ini didukung oleh
Fakhrudin (2009) bahwa nilai kadar abu
3. Kadar Abu Petis Pindang Layang pada petis disebabkan oleh penambahan
Berdasarkan penelitian yang bumbu-bumbu dan bahan tambahan
telah dilakukan hasil analisis ragam seperti tepung atau tepung-tepungan.
menunjukkanbahwa perbandingan kaldu Penambahan tepung mampu
pindang layang dan tepung maizena meningkatkan zat anorganik pada
pada petis memberikan pengaruh nyata produk sehingga kadar abu bertambah.
(p<0,05) terhadap nilai kadar abu. Nilai kadar abu yang dihasilkan
Setelah diuji lanjut DMRT taraf 5% petis kaldu pindang layang yang telah
menunjukkan adanya perbedaan antar memenuhi persyaratan SNI No 1-2718-
perlakuan. 2013 yaitu pada P1 (0.92%). Sedangkan
yang mendekati SNI No 1-2718-2013 penggunaan tepung maizena maka
yaitu pada P2 (1.02%) dan P3 (1.07%). kadar amilosa dan amilopektin juga
bertambah, sehingga dapat
4. Daya Oles Petis Pindang Layang
mengakibatkan semakin kerasnya suatu
Berdasarkan penelitian yang
bahan.
telah dilakukan hasil analisa ragam
Disamping penggunaan tepung
menunjukkanbahwa perbandingan kaldu
meizena, proses pemasakan petis
pindang layang dan tepung maizena
pindang layang dengan menggunakan
pada petis memberikan pengaruh nyata
panas dapat melemahkan ikatan
(p<0,05) terhadap nilai daya oles.
hidrogen pada amilosa sehingga terjadi
Setelah diuji lanjut DMRT taraf 5%
gelatinisasi yang berlanjut dengan difusi
menunjukkan adanya perbedaan antar
amilosa dan amilopektin (Asasia dan
perlakuan.
Yuwono, 2018). Kadar air yang
terkandung pada petis pindang layang
Tabel 4. Rerata Hasil Daya Oles Petis
juga berpengaruh terhadap daya oles
Pindang Layang
Perlakuan Rerata Hasil (mJ) petis. Hal ini sesuai dengan pendapat
P1 0.28a menurut Guna, dkk (2020) bahwa kadar
P2 0.62a
air yang terkandung pada petis juga
P3 1.68ab
P4 4.21bc berpengaruh terhadap daya oles petis.
P5 5.42c Semakin tinggi kadar air dalam petis
Keterangan : angka yang diikuti dengan
superskrip huruf kecil yang berbeda maka akan semakin kecil nilai daya oles
pada kolom yang sama menunjukkan petis pindang layang, sehingga petis
perbedaan yang nyata (p < 0.05).
pindang layang semakin mudah
dioleskan. Akan tetapi bila nilai daya
Dari Tabel 4. dapat dilihat
oles petis rendah atau terlalu tinggi,
bahwa pada P1 hingga P5 mengalami
maka petis yang dihasilkan terlalu cair
kenaikan nilai daya oles petis pindang
atau terlalu kental yang menyebabkan
layang. Hasil tersebut menunjukkan
petis sulit untuk dioleskan.
bahwa penggunaan tepung maizena
yang semakin banyak akan 5. Sensori Aroma Petis Pindang
meningkatkan nilai daya oles. Hal ini Layang
dikarenakan gel yang terbentuk pada Berdasarkan penelitian yang
petis semakin kental. Semakin tinggi telah dilakukan hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perbandingan mengalami penurunan tingkat kesukaan
kaldu pindang layang dan tepung panelis terhadap aroma, hal ini diduga
maizena pada petis memberikan karena pada perlakuan P4 hingga P5
pengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai penggunaan tepung maizena yang
sensori aroma. Setelah diuji lanjut semakin banyak menghasilkan aroma
DMRT taraf 5% menunjukkan adanya khas pati terlalu tampak, sehingga
perbedaan antar perlakuan. kurang disukai oleh panelis. . Hal ini
sesuai dengan pendapat Zahrotin (2013)
Tabel 5. Rerata Hasil Sensori Aroma
bahwa tepung dapat mengurangi bau
Petis Pindang Layang
Perlakuan
Rerata
Kriteria
amis yang dihasilkan oleh produk
Hasil
Sangat tidak suka perikanan.
P1 2.80a
- tidak suka
P2 4.25b Agak suka – suka 6. Sensori Warna Petis Pindang
P3 5.05c Suka - sangat suka
Layang
P4 4.00b Agak suka Berdasarkan penelitian yang
5.42c Tidak suka-agak
P5 telah dilakukan hasil analisa ragam
suka
Keterangan : angka yang diikuti dengan menunjukkan bahwa perbandingan
superskrip huruf kecil yang berbeda kaldu pindang layang dan tepung
pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (p < 0.05). maizena pada petis memberikan
pengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai
Pada Tabel 5. menunjukkan P1
sensori warna.
hingga P3 mengalami kenaikan tingkat
kesukaan panelis terhadap aroma, hal Tabel 6. Rerata Hasil Sensori Warna
ini diduga pada P1 dan P2 penggunaan Petis Pindang Layang
Rerata
kaldu pindang layang yang semakin Perlakuan Kriteria
Hasil
banyak akan menghasilkan aroma yang P1 5.35c Suka - sangat suka
P2 4.20b Agak suka – suka
terlalu amis, sehingga tidak disukai oleh P3 4.00b Agak suka – suka
Tidak suka - agak
panelis. Sedangkan P3 merupakan P4 3.75ab
suka
perlakuan yang paling disukai oleh Tidak suka - agak
P5 3.30a
suka
panelis. Hal ini disebabkan karena Keterangan : angka yang diikuti dengan
aroma petis yang dihasilkan pada P3 superskrip huruf kecil yang berbeda
pada kolom yang sama menunjukkan
seimbang tidak terlalu amis dan aroma perbedaan yang nyata (p < 0.05).
khas pati tidak terlalu tampak.
Sedangkan pada P4 hingga P5
Dari Tabel 6. menunjukkan 7. Sensori Rasa Petis Pindang
semakin banyak penggunaan tepung Layang
maizena semakin rendah tingkat Berdasarkan penelitian yang
kesukaan panelis terhadap sensori telah dilakukan hasil analisis ragam
warna. Hal ini dapat disebabkan karena menunjukkan bahwa perbandingan
semakin tinggi penggunaan tepung kaldu pindang layang dan tepung
maizena maka warna petis yang maizena pada petis memberikan
dihasilkan yaitu coklat tua dan pengaruh nyata (p<0,05), terhadap nilai
cemerlang tetapi agak pucat. Hal ini sensori rasa. Setelah diuji lanjut DMRT
sesuai dengan pendapat Fakhrudin taraf 5% menunjukkan adanya
(2009), tepung yang ditambahkan pada perbedaan antar perlakuan.
petis dapat menutupi sifat yang terdapat
Tabel 6. Rerata Hasil Sensori Rasa Petis
pada gula yang dikarenakan tepung
Pindang Layang
memberikan warna yang terang atau Perlakuan
Rerata
Kriteria
Hasil
sedikit agak krem dan memiliki larutan Sangat tidak suka
P1 2.40a
yang jernih. - tidak suka
Tidak suka –
Warna pada petis juga P2 3.90b
agak suka
P3 4.80c Agak suka – suka
dipengaruhi oleh proses pemasakan, P4 4.10b Agak suka – suka
karena proses pemasakan akan terjadi Tidak suka - agak
P5 3.75b
suka
beberapa proses citarasa dan perubahan Keterangan : angka yang diikuti dengan
warna akibat adanya reaksi maillard. superskrip huruf kecil yang berbeda
pada kolom yang sama menunjukkan
Hal ini di dukung Rosida dan Widodo perbedaan yang nyata (p < 0.05).
(2015), reaksi pencoklatan non
Dari Tabel 7. menunjukkan
enzimatis atau dikenal dengan istilah
bahwa P1 hingga P3 ini mengalami
reaksi maillard dapat terjadi akibat
kenaikan tingkat kesukaan panelis
adanya protein. Pada sat pemanasan
terhadap rasa, hal ini dikarenakan pada
kadar gula reduksi akan meningkat
P1 dan P2 penggunaan kaldu pindang
tajam, sehingga terjadilah reaksi
layang semakin banyak akan
pencoklatan (Maillard) yang semakin
menghasilkan petis dengan rasa yang
meningkat. Skor warna tertinggi yaitu
terlalu amis, sehingga tidak disukai oleh
pada P1 (5.35).
panelis. Sedangkan P3 memiliki nilai
kesukaan tertinggi, karena P3
menghasilkan rasa yang seimbang yaitu variabel kadar air sebesar 39.53 %,
tidak terlalu amis dan rasa khas pati kadar protein sebesar 18.09 %,
tepung tidak terlalu tampak. Sedangkan kadar abu sebesar 1.07 %, daya
pada P4 hingga P5 mengalami oles sebesar 1.68mJ, dan uji sensori
penurunan lagi, hal ini disebabkan aroma 5.05, warna 4.15, dan rasa
karena P4 dan P5 dengan penggunaan
tepung maizena semakin banyak, maka 5. DAFTAR PUSTAKA
rasa khas pati tepung terlalu tampak. [SNI].Standar Nasional Indonesia.
Penggunaan tepung maizena yang 2013. SNI No 1-2718-2013:
kurang pada P1 dan P2 atau terlalu Syarat Mutu Petis Udang.
banyak pada P4 dan P5 tidak akan Badan Standarisasi Nasional,
menghasilkan citarasa yang gurih yang Jakarta.
disukai panelis. Chandra (2010) Asasia, P. A. A., dan Yuwono, S. S.
menjelaskan bahwa maizena 2018. Pengaruh Konsentrasi
mempunyai rasa yang tidak manis, tidak Tepung Maizena Dan
asin dan tidak larut dalam air dingin, Konsentrasi Asam Sitrat
tetapi didalam air panas dapat Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan
membentu sol atau gel yang bersifat Organoleptik Selai Mawar.
kental. Jurnal Pangan dan
Agroindustri.Vol.6 (1) : 64-74.
4. Kesimpulan
Astawan, Made. 2009. Panduan
Berdasarkan penelitian ini dapat
Karbohidrat Terlengkap. Jakarta
diambil kesimpulan sebagai berikut :
: PT. Gramedia Pustaka.
1. Perlakuan perbandingan kaldu
Cahyarani, C.H. 2006. Perbedaan
pindang layang dan tepung
Jumlah Coliform Pada Petis Ikan
maizena berpengaruh nyata
Kemasan Dan Bukan Kemasan
terhadap variabel kadar air, kadar
Yang Beredar Di Pasar Baru
abu, daya oles, sensori rasa, warna,
Kamal Madura. Skripsi.
aroma dan tidak berpengaruh nyata
Universitas Airlangga. Surabaya
terhadap kadar protein.
Dinas Kelautan dan Perikanan
2. P3 direkomendasikan sebagai
Kabupaten Pati.2013. Daftar
perlakuan terbaik dengan
pertimbangan sebagai berikut yaitu
Pengolah Ikan Se-Kabupaten
Pati Tahun 2013. Pati.
Fakhrudin, A. 2009.Pemanfaatan Air
Rebusan Kupang Putih (Corbula
faba Hinds) Untuk Pengolahan
Petis dengan Penambahan
berbagai Pati-patian.SKRIPSI.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Fauzy, H. R., T. Surti dan Romadhon.
2016. Pengaruh Metode
Pengeringan Granulator
Terhadap Kandungan Asam
Glutamat Serbuk Petis Limbah
Pindang Ikan laying
(Decapterussp.). Jurnal
Pengolahan dan Bioteknologi
Hasil Perikanan. 5(1):16-22.
Junianingsih, I. 2015. Uji Kualitas Mutu
Pindang Cue-Besek Ikan layang
(Decapterussp.) Di Desa Jangkar
Kabupaten Situbondo. Jurnal
Ilmu Perikanan. 6 (2) :91-98.
Vivi, Retno., dan J. Kusnadi., 2015.
Pembuatan Petis Instan (Kajian
Jenis dan Proporsi Bahan
Pengisi). Jurnal Pangan dan
Agroindustri.Vol.3 No.2. FTP