Anda di halaman 1dari 3

ISSN 2580-5703

PENGARUH KONSENTRASI RAGI


TERHADAP ORGANOLEPTIK TAPAI KETAN

Rachmi Afriani
Universitas Kapuas Sintang, Jalan Oevang Oeray No.92 Sintang

Abstrak: Tapai ketan adalah salah satu makanan produk fermentasi yang umum di jumpai di Indonesia.
Cita rasa tapai ketan yang berbeda menunjukkan adanya beragam faktor yang mempengaruhi saat proses
pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian konsentrasi ragi
yang berbeda terhadap hasil uji organoleptik tapai ketan. Konsentrasi ragi yang digunakan adalah 1
gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram, dan 10 gram. Pengamatan terhadap proses fermentasi tapai ketan ini
dilakukan pada 24 jam dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ragi yang berbeda
menunjukkan adanya perbedaan hasil pada tekstur, aroma dan rasa tapai ketan yang dihasilkan.Semakin
banyak ragi yang digunakan, maka tekstur tapai semakin lembut dan berair serta berasa asam dengan
aroma yang menyengat.

Kata Kunci: Konsentrasi ragi, Tapai ketan, Organoleptik

Salah satu makanan khas Indonesia adalah tersebut terdapat dalam bentuk ragi.Ragi adalah
tapai.Tapai merupakan makanan tradisional yang suatu inokulum atau starter untuk melakukan
sangat populer dan digemari masyarakat.Hal ini fermetasi dalam pembuatan produk
dikarenakan rasanya yang lezat, harga yang murah tertentu. Proses fermentasi ini akan menghasilkan
dan mengandung nilai gizi yang baik. Selain itu, etanol dan CO2 (Rachmawati dkk, 2005). Selain
bahannya mudah di dapat dan proses pengolahan itu, melalui fermentasi, aplikasi metabolisme
atau pembuatannya juga mudah sehingga banyak mikroba dilakukan untuk mengubah bahan baku
dibuat oleh industri rumah tangga karena hanya menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti
menggunakan peralatan dapur yang relatif asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika
sederhana. dan biopolimer (Muhidin dkk., 2001). Berdasarkan
Bahan pokok pembuatan tapai umumnya hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
menggunakan beras ketan, singkong, dan bahan mendeskripsikan pengaruh konsentrasi ragi
lain yang mengandung karbohidrat atau protein. terhadap tapai ketan yang diuji berdasarkan hasil
Karbohidrat atau protein yang terkandung dalam pengamatan organoleptik tapai ketan.
suatu pangan tertentu akan mengalami proses
enzimatis sehingga meningkatkan nilai gizi, METODE PENELITIAN
merubah rasa dan warna melalui proses yang Alat-alat yang digunakan adalah baskom,
disebut dengan fermentasi. spatula, kompor gas, dandang untuk mengukus dan
Fermentasi merupakan salah satu proses kamera untuk dokumentasi.Sedangkan bahan-
pengolahan makanan yang paling umum dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
populer di seluruh dunia. Bahan baku yang beras ketan, ragi dan air.
digunakan dalam fermentasi makanan sebagian Beras ketan sebanyak 500 gram disimpan
besar mengandung karbohidrat (Battcock dan Ali, dalam baskom lalu di cuci hingga bersih.
1998). Menurut Rustrianingsih (2007), karbohidrat Selanjutnya dimasukkan air hingga menutupi beras
adalah bahan baku yang menunjang dalam proses ketan.Beras ketan selanjutnya dibiarkan selama 10-
fermentasi, hal ini sejalan dengan prinsip dasar 12 jam. Kemudian, beras ketan di cuci kembali, di
fermentasi yakni mendegradasi komponen kukus setengah matang lalu diangkat dan di taruh
diantaranya karbohidrat oleh enzim. pada wadah sampai dingin. Ragi yang sudah
Menurut Jay dkk (2005), fermentasi dihaluskan ditaburkan secara merata dengan
adalah proses perubahan kimiawi dari senyawa konsentrasi 1 gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram, 10
kompleks menjadi lebih sederhana dengan bantuan gram.
enzim yang dihasilkan oleh mikrobia. Mikrobia

6
Afriani , Pengaruh Konsentrasi Ragi Terhadap Organo leptik Tapai Ketan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Direktorat Gizi, beras ketan putih


Beras, ketan, jagung dan ketela pohon, merupakan bahan yang mempunyai kandungan
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 79,40 gram
tapai.Bahan-bahan tersebut dikukus hingga dalam 100 gram bahan.
matang, dihamparkan ditampah dan setelah dingin Praktikum fermentasi ini dilakukan untuk
dibubuhi ragi, kemudian campuran itu di taruh mengetahui pengaruh konsentras ragi pada uji
dalam belanga, di tutup dengan daun pisang dan organoleptik tapai ketan (Tabel 1).
disimpan dalam tempat yang sejuk (Berlian, 2016).
Tabel 1. Uji Organoleptik Tapai Ketan Pada Konsentrasi Ragi yang Berbeda
Lama
Konsentrasi Uji Organoleptik
Fermentasi Ragi

Aroma Tekstur Rasa

24 jam 1 gram Belum Beraroma Keras Tawar

2 gram Belum Beraroma Lembut Tawar

4 gram Aroma khas tapai Lembut Manis

6 gram Aroma khas tapai Lembut Berair Manis

10 gram Aroma tercium masam Lembut Berair Sedikit asam

48 jam 1 gram Aroma khas tapai Lembut Tawar

Lembut Sedikit
2 gram Aroma khas tapai Berair Manis

4 gram Aroma khas tapai Lembut Berair Manis

6 gram Aroma khas tapai Lembut Berair Manis

10 gram Aroma tercium masam Lembut Berair Asam

Ragi tapai adalah bahan yang dapat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
digunakan dalam pembuatan tapai, baik pada organoleptik adalah suatu pengindraan yang
singkong dan beras ketan.Menurut Dwijoseputro berhubungan dengan rasa, warna, aroma, dan
dalam Tarigan (1988), ragi tapai merupakan tekstur. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
populasi campuran yang terdiri dari spesies-spesies bahwa terdapat pengaruh jumlah konsentrasi dan
genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida, dan jenis ragi terhadap tapai ketan. Hasil pengamatan
bakteri Acetobacter.Genus tersebut hidup bersama- selama 24 jam dan 48 jam menunjukkan bahwa
sama secara sinergis. Aspergillus jenis dan jumlah ragi dapat mempengaruhi uji
menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta organoleptik pada tapai ketan, khususnya pada
memproduksi enzim glukoamilase yang akan tekstur dan aroma tapai ketan. Hal ini sejalan
memecah pati dengan mengeluarkan unit-unit dengan hasil penelitian Astawan dan Mita (1991)
glukosa, sedangkan Saccharomyces dan Candida yang menyatakan bahwa fermentasi dipengaruhi
dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lama
bermacam-macam zat organik lain sedangkan fermentasi. Lama fermentasi yang dibutuhkan
Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi dalam proses fermentasi adalah 2-3 hari, waktu
asam. Beberapa jenis fungi juga terdapat dalam yang sesuai akan menghasilkan tape yang rasanya
ragi tapai, antara lain Chlamydomucororyzae, khas, rasa manis dengan sedikit asam serta adanya
Mucor sp, dan Rhizopus sp. aroma alkohol. Menurut Setyohadi (2006),
8 Edumedia : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Volume 4. Nomor 1, Mei 2020, hlm . 6 - 8

semakin lama fermentasi maka semakin banyak yang normal umumnya berwarna putih dengan
glukosa yang dirombak menjadi alkohol sehingga tekstur yang lembek namun tidak berair serta
kadar alkohol yang dihasilkan semakin tinggi. memiliki aroma yang khas.
Meningkatnya kadar alkohol yang
dihasilkan oleh tape ketan berkaitan dengan fase- KESIMPULAN
fase pertumbuhan Saccharomyces cereviceae, yang Perbedaan konsentrasi ragi memberikan
dimulai dari fase adaptasi (Lag Phase), fase pengaruh terhadap warna, tekstur dan aroma tapai
eksponensial (Log Phase), fase stationer (Stationer ketan. Semakin banyak konsentrasi ragi, maka tapai
Phase), dan fase kematian (Death Phase). Rasa ketan akan semakin berasa asam dan berair dengan
manis karena perubahan karbohidrat menjadi tekstur yang lebih lembek. Selain itu, faktor lama
glukosa sebagai karbohidrat yang lebih sederhana, pemeraman dan jenis ragi juga dapat menentukan
sedangkan rasa asam karena dalam proses keberhasilan proses fermentasi yang dilakukan.
fermentasi terbentuk asam, sehingga semakin lama
pemeraman maka akan terjadi peningkatan kadar DAFTAR PUSTAKA
alkohol dan total asam Astawan, M dan Mita, W.1991.Teknologi
Pada dasarnya, perbedaan waktu Pengolahan Nabati Tepat Guna. Bogor:
fermentasi dapat menghasilkan perbedaan Akademika Pressindo.
pertumbuhan mikroorganisme.Semakin lama Battcock, M., dan Ali.1998.Fermented Fruit and
waktu fermentasi maka mikroorganisme yang Vegetables.A Global Perspective.Food and
tumbuh semakin banyak sampai nutrisi di media Agriculture Organization of United Nation
tersebut habis. Proses pemecahan karbohidrat Rome.
dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme. Hal ini Berlian, Z. 2016. Uji Kadar Alkohol Pada Tapai
dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme yang Ketan Putih dan Singkong Melalui
optimal, sedangkan pada fermentasi hari ke-0, Fermentasi Dengan Dosis Ragi yang
mikroorganisme belum signifikan tumbuh akibat Berbeda.Jurnal Biota2 : 106-111.
baru beradapatasi dengan linngkungannnya Hidayati, D.2013. Pola Pertumbuhan Ragi pada
(Hidayati, 2013). Fermentasi Kult
Pada proses pembuatan tapai, khamir dan Singkong.Argointek.Volume 7 Nomor 1.
fungi merupakan mikroorganisme yang mengubah Jay JM., Loessner MJ., Golden DA.2005. Modern
karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi Food Microbiology.Edisi 7. USA: Springer
gula. Peranan ragi dalam pembuatan tapai adalah Science Inc.
mengubah gula menjadi alkohol. Rasa manis pada Muhidin NH., Juli N., Aryanta,
tapai dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam INP.2001.Peningkatan Kandungan Protein
tape tersebut. Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses
Berdasarkan hasil observasi pada Fermentasi. JMS.Vol. 6 No. 1.
konsentrasi ragi 2 gram, ketan sudah berasa asam Rachmawati I., Suranto, Setyaningsih R. 2005. Uji
pada hari ke-2 pengamatan, sedangkan jika Antibakteri Asam Laktat Asal Asinan Sawi
dibandingkan dengan konsentrasi ragi yang lebih Terhadap Bakteri Patogen. Bioteknologi
tinggi, yaitu 6 gram pada hari ke-2 pengamatan, 2(2): 43-48.
tapai ketan masih berasa manis (Tabel 1). Hasil Rukmana R., dan Yuyun Y. 2001. Aneka Olahan
ini mengindikasikan bahwa kontaminasi Ubi Kayu. Yogyakarta: Kanisius.
berpengaruh dalam uji organoleptik yang Rustrianingsih T. 2007. Pengaruh Penambahan
dilakukan. Menurut Rukmana dan Yuniarsih Ammonium Sulfat Terhadap Produksi Etanol
(2001), kontaminasi mikroorganisme dalam proses pada Fermentasi Beras keta Putih (Oryza
fermentasi tapai yang kurang teliti, menjadi faktor sativa L. Var glutinosa) dengan Inokulum
yang umum di jumpai. Selain itu, penambahan ragi Saccharomyces cereviceae.Univeristas
yang berlebih dan penutupan bahan pada saat Muhammadiyah Surakarta.Skripsi.
fermentasi berlangsung serta waktu fermentasi Setyohadi .2006.Proses Mikrobiologi Pangan
yang terlalu lama juga dapat berpengaruh pada (Proses Kerusakan dan Pengolahan).USU
hasil uji organoleptik yang dilakukan. Press. Medan.
Tapai ketan baik untuk kesehatan manusia Tarigan, J.1988. Pengantar Mikrobiologi Umum.
karena aerdapat mikroorganisme baik yang Jakarta: Departemen Pendidikan dan
dibutuhkan oleh tubuh manusia itu sendiri.Tapai Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai