Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) TERHADAP

SIFAT KIMIA DAN TOTAL MIKROBA PADA NUGGET AYAM

EFFECT OF THE ADDITION CINNAMON (Cinnamomum burmannii) POWDER ON


CHEMICAL AND TOTAL MICROBIAL PROPERTIES IN CHICKEN NUGGET

Anto1, Rahman Rato2


1
Dosen di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Ichsan Gorontalo
2
Alumni Program Studi THP Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo
Korespondensi: antostp63@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk kayu manis
(Cinnamomum burmanni) terhadap sifat kimia dan aktivitas mikroba pada nugget ayam.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian uji organoleptik menunjukan nugget ayam dengan
penambahan bubuk kayu manis 2,5 g menjadi yang tertinggi. Hasil uji kimia nugget ayam
dengan penambahan bubuk kayu manis 2,5 g yaitu kadar air 69,51 %, kadar abu 1,15 % dan
kadar protein 13,22 %. Hasil uji mikroba (TPC) penyimpanan 0 hari nugget ayam tanpa kayu
manis yaitu 44 cfu/g menjadi 36 cfu/g pada penambahan bubuk kayu manis 2,5 g, pada 5 hari
yaitu 80 cfu/g menjadi 71 cfu/g, pada 10 hari yaitu 93 cfu/g menjadi 82 cfu/g, pada 15 hari yaitu
115 cfu/g menjadi 96 cfu/g.

Kata kunci : bubuk kayu manis, nugget ayam dan total mikroba

ABSTRACT

This study was conducted to determine the effect of adding cinnamon (Cinnamomum
burmanni) powder to the chemical and microbial activity of chicken nuggets. The research
method used completely randomized design (RAL) with four treatment 3 replication. The result
of organoleptic test showed chicken nuggets with the addition of 2.5 g cinnamon powder most
preferred. Chemical test showed that chicken nugget with the addition of cinnamon powder 2.5
g of moisture content of 69.51%, ash content of 1.15% and 13.22% protein content. The result
of the microbial (TPC) test showed that at 0 day storage of chicken nugget without cinnamon
were 44 cfu/g into 36 cfu/g. The addition of 2.5 g cinnamon powder, at 5 days about 80 cfu/g
into 71 cfu /g, at 10 day ie 93 cfu / g into 82 cfu/g, at 15 days about 115 cfu/g into 96 cfu/g.

Keyword: cinnamon powder, chicken nugget, total microbial

1
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
PENDAHULUAN semakin cepat sel mikroorganisme terbunuh
atau terhambat pertumbuhannya. Sifat dari
Kayu manis merupakan rempah- kayu manis yang higroskopis dan
rempah yang banyak terdapat di Indonesia. membentuk gel ketika dipanaskan dengan
Komoditi ini umumnya dijual dalam bentuk air mampu menyelubungi garam dan
kulit kayu yang telah dikeringkan dan dapat senyawa aktif dari kayu manis sehingga
digunakan sebagai rempah-rempah dan mempengaruhi penghambatan
bumbu masakan. Aroma wangi dari kulit pertumbuhan bakteri.
kayu manis membuat tanaman rempah ini Nugget merupakan salah satu
menjadi primadona sebagai penyedap kue pangan olahan dari daging. Menurut
dan minuman (Azima, 2005). Kandungan Tanoto (1994), nugget adalah suatu bentuk
kulit kayu manis adalah alkaloid, flavonoid, produk daging giling yang dibumbui,
tannin dan minyak atsiri yang terdiri dari kemudian diselimuti oleh perekat tepung
kamfer, safrol, eugenol, sinamaldehid, (batter), pelumuran tepung roti (breading),
sinamilasetat, terpen, sineol, sitral, dan digoreng setengah matang lalu
sitronelal, polifenol dan benzaldehid dibekukan untuk mempertahankan mutunya
(Kasahara dan Hemmi, 1986; Perry dan selama penyimpanan.
Metzger, 1980). Berdasarkan dari uraian tersebut,
Menurut Gupta (2008) minyak atsiri maka dilakukan penelitian mengenai
kayu manis sangat efektif dalam pengaruh penambahan bubuk kayu manis
menghambat pertumbuhan beberapa (Cinnamomum burmanni) terhadap sifat
bakteri antara lain B. cereus, S. aureus, kimia dan aktivitas mikroba pada nugget
E.coli, P. aeruginosa dan Klebsiella sp. ayam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Penghambatan bakteri dengan minyak atsiri mengetahui kadar air, kadar protein, dan
kayu manis ini disebabkan oleh senyawa kadar abu pada nugget ayam dengan
aktif seperti sinamaldehid dan asam penambahan bubuk kayu manis, serta total
sinnamat. Penelitian lainnya menyebutkan mikroba pada nugget ayam dengan
bahwa (E)±Cinnamaldehyde (minyak atsiri) penambahan bubuk kayu manis.
dan proanthocyanidins (polifenol)
merupakan kandungan yang terdapat dalam
herbal oil kulit batang kayu manis METODE PENELITIAN
Cinnamomum Burmanni Blume yang Penelitian ini dilaksanakan pada
memberikan efek antibakteri (Shan dkk,. bulan Desember 2017 sampai dengan
2007). Maret 2018, di Laboratorium Pertanian
Senyawa antimikroba yang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
terkandung dalam berbagai jenis ekstrak Ichsan Gorontalo, dan laboratorium
tumbuhan diketahui dapat menghambat Politeknik Gorontalo.
beberapa mikroba patogen maupun Alat yang digunakan pada
pembusuk. Senyawa antimikroba tersebut penelitian ini adalah blender, almunium foil,
dapat berasal dari bagian tumbuhan seperti timbangan, loyang, pisau, kompor, wajan,
bunga, biji, buah, rimpang, batang, daun refrigerator.
dan umbi (Rahayu, 2000). Leitasari (2012), Bahan yang digunakan untuk
mengatakan bahwa makin tinggi penelitian ini adalah tepung tapioka, tepung
konsentrasi suatu zat antimikroba akan roti, es batu, minyak goreng, minyak sayur,

2
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
bumbu-bumbu meliputi gula, garam, susu Parameter pengamatan
bubuk skim. Analisis Kimia
Prosedur kerja pada penelitian ini a. Penentuan Kadar air (Sudarmadji,
adalah sebagai berikut : dkk. 2007)
1. Daging ayam digiling. Pengukuran kadar air dilakukan
2. Ditambahkan garam 2,5% dan dengan metode pengeringan oven. Cawan
serpihan es 2,5%. porselin yang sudah diberi kode sesuai
3. Digiling 2 menit dalam blender. sampel dipanaskan dalam oven dengan
4. Adonan homogen diberi bawang suhu 100-105oC selama ± 1 jam Cawan
putih, gula, tepung tapioka 3,5% dan porselin diambil lalu dimasukkan dalam
penambahan bubuk kayu manis. desikator ± 15 menit, kemudian cawan
5. Adonan nugget dicetak dalam porselin ditimbang. Sampel ditimbang
loyang almunium. sebanyak 2 g dalam cawan porselin yang
6. Dikukus 30 menit pada suhu sudah diketahui beratnya. Sampel
pengukusan 1000C. dikeringkan dalam oven pada suhu 100-
7. Didinginkan pada suhu 25-270C 105oC selama 4-5 jam. Setelah sampel
suhu ruang. dioven, lalu sampel diambil selanjutnya
8. Dilakukan pencetakan adonan dimasukkan di dalam desikator ± 15 menit,
nugget. dilanjutkan dengan penimbangan.
9. Pelumuran dengan tepung roti. Pengeringan sampai diperoleh berat
10. Penggorengan dengan minyak konstan.
goreng pada suhu 200oC selama 4
menit. b. Penentuan Kadar Protein
11. Dilakukan uji organoleptik meliputi (Sudarmadji, dkk. 2007)
aroma, rasa. tekstur dan warna. Pengujian kadar protein menurut
12. Dilakukan pengujian mikroba Sudarmadji, dkk (2007) dilakukan dengan
(terbaik pada uji organoleptik) metode Kjeldahl, metode ini terdiri atas tiga
dengan metode Total Plate Count tahapan yaitu: 1). Tahap destruksi, dimulai
(TPC) dari penyimpanan 0, 5, 10, dengan menimbang sampel sebanyak 0,5 g
sampai 15 hari. dan dimasukkan ke dalam labu destruksi
13. Dilanjutkan dengan pengujian kimia, dan ditambah katalisator berupa selenium
meliputi kadar air, kadar abu, dan sebanyak 0,5 g, kemudian ditambah asam
kadar protein. sulfat (H2SO4) pekat sebanyak 10 ml, lalu
sampel didestruksi dalam ruang asam
Perlakuan Penelitian selama 1-1,5 jam atau sampai warna cairan
P0= Nugget ayam 250g tanpa penambahan jernih. Hasil destruksi didinginkan,
bubuk kayu manis kemudian dilanjutkan dengan proses
P1= Nugget ayam 250g dengan
destilasi. 2). Tahap destilasi, pada tahap ini
penambahan bubuk kayu manis 1 %
P2= Nugget ayam 250g dengan ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia
penambahan bubuk kayu manis 2 % (NH3) dengan penambahan NaOH sampai
P3= Nugget ayam 250g dengan alkalis dan dipanaskan, asam standar yang
penambahan bubuk kayu manis 3 % dipakai sebagai penangkap adalah asam
borat (H3BO4) 4% sebanyak 20 ml. Untuk
mengetahui asam dalam keadaan

3
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
berlebihan maka diberi indikator Metylen sebagai pengenceran 10-2 dan seterusnya
Red (MR) dan Metylen Blue (MB) sebanyak sampai dengan pengenceran 10-12.
2 tetes. Kemudian sampel dimasukkan ke Sebanyak 1 mL sampel dari masing-masing
dalam labu destilasi dan ditambah 50 ml pengenceran 8-10 dipipet dan dimasukan
aquades dan 40 ml natrium hidroksida ke dalam masing-masing cawan petri steril,
(NaOH) 45%. Destilasi berakhir sampai kemudian dituang Na steril +15 ml
penangkap berubah warna dari ungu (dilakukan secara 2 rangkap untuk tiap
menjadi hijau. Hasil destilasi, kemudian pengenceran) dan digoyangkan secara
dilanjutkan dengan proses titrasi. 3). Tahap merata atau seperti angka 8 diatas meja.
titrasi, penampung yang digunakan adalah Setelah media agar memadat, cawan
asam borat. Banyaknya asam borat yang dibungkus dengan kertas lalu di inkubasi
bereaksi dengan ammonium dapat posisi terbalik pada suhu 360C-370C
diketahui dengan tirasi menggunakan asam selama 48 jam. Jumlah total mikroba
khorida (HCl) 0,1 N, akhir titrasi ditandai dinyatakan dalam cfu/g.
dengan perubahan warna larutan dari hijau Adapun rumus untuk menghitung jumlah
menjadi ungu. koloni cf/g adalah sebagai berikut :
Jumlah koloni per gr = jumlah koloni per
c. Penentuan Kadar Abu (AOAC, 2005) cawan x (1/Fp)
Sampel yang digunakan adalah Keterangan : Fp = Faktor pengenceran
hasil dari analisis kadar air. Kemudian
sampel yang berada dicawan diarangkan Uji Organoleptik
disebuah kompor listrik singga tidak Ujiorganoleptik dilakukan untuk
mengeluarkan asap. cawan porselen berisi mengetahui tingkat kesukaan konsumen
sampel yang sudah diarangkan dimasukan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur
kedalam tanur bersuhu 6000C selama 6 jam nugget ayam yang dihasilkan. Uji kesukaan
hingga proses pengambuan sempurna. merupakan pengujian dimana panelis
Cawan porselen berisi abu dimasukan mengemukakan responnya berupa senang
kedalam oven dengan suhu 105 0C selama atau tidaknya terhadap sifat bahan yang
1 jam, kemudian didinginkan dalam diuji. Metode pengujian dengan scoring dan
desikator dan ditimbang. Tahapan ini dilakukan oleh panelis tidak terlatih.Jumlah
dilakukan hingga mencapai bobot yang panelis yang dibutuhkan untuk uji ini adalah
konstan. Kadar abu dihitung dengan rumus: sebanyak 20 orang.
1= Sangat tidak suka 4= Suka
Uji Total Mikroba 2= Tidak suka 5=Sangat
Pengujian mikroba dilakukan suka
berdasarkan metode hitungan cawan dari 3= Agak suka
Fardiaz (1989). Sebanyak 1 g sampel
diencerkan dengan 9 mL larutan garam Analisis Data (Hanafiah, 2010)
fisiologis (NaCl 0,85 %) yang telah Penelitian ini menggunakan
disterilisasi. Pengenceran ini dihitung rancangan acak lengkap (RAL). Terdiri dari
sebagai pengenceran 10-1. Pengenceran 4 perlakuan model sistematis dengan 3 kali
selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1 ulangan analisis sidik ragam.
mL 1 larutan hasil pengenceran 10 -1 dengan Yij = ä E PE E ÝEF
9 mL larutan garam fisiologis dan dihitung Keterangan:

4
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
Yij= Nilai Pengamatan pengaruh dari sifat warna bahan pengikat
ä = nilai merata harapan bubuk kayu manis.
PE =pengaruh faktor perlakuan Bubuk kayu manis mempunyai
warna coklat dan ayam memiliki daging
ÝEF = pengaruh galat
berwarna putih. Oleh karena itu, semakin
tinggi penggunaan bubuk kayu manis maka
Data yang diperoleh dianalisis sidik semakin mempengaruhi warna nugget
ragam,bila terdapat pengaruh pada ayam yang dihasilkan yaitu warna coklat
perlakuan maka diuji menggunakan uji gelap.
nyata Duncan. Perubahan warna nugget
berhubungan dengan reaksi pencoklatan
yang terjadi selama penggorengan. Reaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN non enzimatis yang terjadi berdampak
Warna langsung terhadap warna nugget yang
Hasil uji organoleptik warna nugget dihasilkan, warna yang ditimbulkan oleh
ayam menunjukkan bahwa nilai penerimaan reaksi antara gula dan asam amino yang
tertinggi yaitu 3,017 dengan penambahan dikenal dengan reaksi maillard. Hasil reaksi
bubuk kayu manis 2,5 g (P1) dan yang tersebut menghasilkan bahan berwarna
terendah yaitu 2,583 dengan penambahan coklat, yang sering dikehendaki atau
dengan penambahan 5 g (P2) (Gambar 3). menjadi tanda penurunan mutu (Winarno,
Analisis ragam menunjukan bahwa formula 1997).
nugget ayam dengan penambahan bubuk
kayu manis berbeda nyata (P<0,05)
terhadap nilai penerimaan warna. Rasa
Hasil uji organoleptik nugget ayam
3.1
menunjukan bahwa nilai penerimaan
3 3,017
3 tertinggi yaitu 3,167 dengan penambahan
2.9
2.8 bubuk kayu manis 2,5 g (P1) dan yang
2,65
Skor

2.7
2,583 terendah yaitu 2,467 dengan penambahan
2.6
2.5 bubuk kayu manis 7,5 g (P3) (Gambar 2).
2.4 Analisis ragam menunujukan bahwa
2.3
0g 2,5 g 5g 7,5 g formula nugget ayam dengan penambahan
bubuk kayu manis berpengaruh sangat
Penambahan bubuk kayu manis nyata (P<0,00) terhadap nilai penerimaan
rasa.
Gambar 1. Uji Organoleptik Warna Berdasarkan uji rata-rata antar
perlakuan dengan menggunakan uji beda
Berdasarkan uji rata-rata antar jarak nyata Duncan menunjukan bahwa nilai
perlakuan dengan menggunakan uji beda penerimaan rasa pada nugget ayam
jarak nyata Duncan menunjukan bahwa nilai dengan penambahan bubuk kayu manis 0 g
penerimaan warna nugget ayam dengan (P0) berbeda nyata (P<0,05) dengan
penambahan bubuk kayu manis 7,5 g (P3) nugget ayam dengan penambahan bubuk
tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kayu manis 2,5 g (P1), namun sangat
nugget ayam dengan penambahan bubuk berbeda nyata (P<0,05) dengan nugget
kayu manis 5 g (P2), namun berbeda nyata ayam dengan penambahan bubuk kayu
dengan nugget ayam dengan penambahan manis 5 g (P2) dan nugget ayam dengan
bubuk kayu manis 0 g (P0) dan sangat penambahan bubuk kayu manis 7,5 g (P3).
berbeda nyata (P<0,05) dengan Kayu manis yang berbentuk
penambahan bubuk kayu manis 2,5 g (P1) potongan danbubuk digunakan dalam
(Gambar 1). Hal ini disebabkan oleh bumbu makanan karena memiliki cita rasa

5
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
aroma yang menyenangkan sangat kuat digunakan sehingga menutupi aroma
(Al-Numair, dkk., 2007). nugget ayam.
Hal ini diduga pengaruh Aroma wangi dari kulit kayu manis
penambahan bubuk kayu manis yang membuat tanaman rempah ini
mempunyai cita rasa yang kuat, sehingga menjadiprimadona sebagai penyedap kue
mempengaruhi rasa nugget yang dan minuman (Azima, 2005). Kandungan
didominasi daging ayam menjadi berkurang. kulitkayu manis adalah alkaloid, flavonoid,
Penambahan bubuk kayu manis yang tanin dan minyak atsiri yang terdiri
berlebihan akan memberikan pengaruh darikamfer, safrol, eugenol, sinamaldehid,
terhadap rasa nugget ayam. sinamilasetat, terpen, sineol, sitral,sitronelal,
polifenol dan benzaldehid (Kasahara dan
Hemmi, 1986).
3,500 3.133 3.167
3,000
2.517 3,600
2,500
2.467 3.383
Skor

3,400 3.300

Skor
2,000
1,500 3,200
3.033
1,000 3,000 2.900
500 2,800
0
2,600
0g 2,5 g 5g 7,5 g
0g 2,5 g 5g 7,5 g
Penambahan bubuk kayu manis
Penambahan bubuk kayu manis

Gambar 2. Uji Organoleptik Rasa


Gambar 3. Uji Organoleptik Aroma

Aroma Tekstur
Hasil uji organoleptik aroma nugget Setiap makanan mempunyai sifat
ayam menunjukan bahwa nilai penerimaan tekstur tersendiri tergantung keadaan fisik,
tertinggi yaitu 3,383 dengan penambahan ukuran, dan bentuknya. Penelitian terhadap
bubuk kayu manis 2,5 g (P1) dan yang tekstur dapat berupa kekerasan elastisitas,
terendah yaitu 2,900 dengan penambahan kerenyahan, kelengketan, dan sebagainya.
bubuk kayu manis 7,5 g (P3) (Gambar 3). Tekstur merupakan penentu terbesar mutu
Analisis ragam menunjukan bahwa formula rasa (Kusuma, 2008). Tekstur produk
nugget ayam dengan penambahan bubuk pangan merupakan salah satu komponen
kayu manis tidak berbeda nyata (P>0,05) yang dinilai dalam uji organoleptik.
terhadap nilai penerimaan aroma. Hasil uji organoleptik tekstur nugget
Berdasarkan uji rata-rata antar ayam menunjukan bahwa nilai penerimaan
perlakuan dengan menggunakan uji beda tertinggi yaitu 3,017 dengan penambahan
jarak nyata Duncan menunjukan bahwa nilai bubuk kayu manis 2,5 g (P1) dan yang
penerimaan aroma pada nugget ayam terendah yaitu 2,583 dengan penambahan
dengan penambahan bubuk kayu manis 0 g dengan penambahan 5 g (P2) (Gambar 4).
(P0) tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan Analisis ragam menunjukan bahwa
nugget ayam dengan penambahan bubuk formula nugget ayam dengan penambahan
kayu manis 2,5 g (P1) namun tidak bubuk kayu manis tidak berpengaruh nyata
berbeda nyata (P>0,05) lebih tinggi dari (P>0,05) terhadap nilai penerimaan tekstur.
nugget ayam dengan penambahan bubuk Hal ini dipengaruhi oleh tekstur daging
kayu manis 5 g (P2) dan nugget ayam ayam yang kenyal yang dilapisi tepung roti.
dengan penambahan bubuk kayu manis 7,5
g (P3) (Gambar 3). Hal ini diduga akibat
bertambahnya bubuk kayu manis yang

6
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
Tabel 1. Kadar abu, kadar air dan kadar protein.
3.1 3 3,017
3 Uji Kadar
2.9
Skor

2.8
2.7 2,583 2,65
2.6 Air 69,51 %
2.5
2.4
2.3 Abu 1, 15 %
0g 2,5 g 5g 7,5 g
Protein 13,22 %
Penambahan bubuk kayu manis

Gambar 4. Uji Organoleptik Tekstur Kadar Air

Berdasarkan uji rata-rata antar Hasil analisis kadar air menunjukan


perlakuan dengan menggunakan uji beda bahwa nugget ayam dengan penambahan
jarak nyata Duncan menunjukan bahwa nilai bubuk kayu manis 2,5 g memiliki kadar air
penerimaan tekstur nugget ayam dengan 69,51 %. Hal ini disebabkan oleh
penambahan bubuk kayu manis 5 g (P2) persentase penggunaan daging ayam
tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan dalam pembuatan nugget mencapai 60 %
nugget ayam dengan penambahan bubuk serta penambahan serpihan es 10 %.
kayu manis 7,5 g (P3), namun berbeda Widyastuti dkk (2010) menyatakan bahwa
nyata dengan nugget ayam dengan kadar air dipengaruhi komposisi bahan
penambahan bubuk kayu manis 0 g (P0) pangan yang terbagi atas dua jenis yaitu
dan sangat berbeda nyata (P<0,05) dengan bahan kering dan air.
penambahan bubuk kayu manis 2,5 g (P1) Tingginya nilai kadar air juga
(Gambar 4). disebabkan penambahan air dalam adonan
Gozali dkk, (2001), menjelaskan terlalu banyak, didalam daging ayam
bahwa tekstur makanan dapat didefinisikan kandungan air sangat tinggi seharusnya
sebagai cara bagaimana berbagai unsur penambahan air dalam adonan dapat
komponen dan unsur struktur ditata dan dikurangi untuk mendapatkan hasil kadar air
digabung menjadi mikro dan makrostruktur yang memenuhi standar minimal kadar air.
dan pernyataan struktur ke luar dalam segi Air dalam pembuatan nugget berperan
aliran dan deformasi. Kartika dkk, (1988), sebagai bahan pelarut dari beberapa
menyatakan bahwa tekstur merupakan sifat komponen disamping ikut sebagai bahan
penting dalam mutu pangan, karena setiap pereaksi (Purnomo, 2000).
produk pangan memiliki perbedaan yang Kadar air yang tinggi mempengaruhi
sangat luas dalam sifat dan strukturnya. mutu nugget yang dihasilkan dan akan
mengakibatkan mudahnya mikroba untuk
berkembang biak, sehingga berbagai
Hasil Uji Kimia perubahan akan terjadi pada produk nugget
tersebut. Kadar air sangat penting sekali
Secara umum nugget ayam dengan dalam menentukan daya awet dari bahan
penambahan bubuk kayu manis yang paling pangan, karena mempengaruhi sifat-sifat
disukai oleh panelis berdasarkan uji fisik, perubahan kimia, enzimatis dan
organoleptik meliputi warna, aroma, rasa mikrobiologis bahan pangan (Buckle dkk,
dan tekstur adalah nugget ayam yang 2009).
menggunakan bubuk kayu manis 2,5 g (P1).
Adapun hasil uji kadar air, kadar abu, dan Kadar Abu
kadar protein disajikan pada Tabel 1. Sebagian besar dari bahan makanan
terdiri dari bahan organik dan air, yaitu

7
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
sekitar 96%, sedangkan sisanya terdiri dari kandungan asam-asam amino esensialnya
bahan mineral. Unsur mineral juga dikenal yang lengkap dan seimbang. Asam amino
sebagai zat anorganik atau abu. Dalam esensial merupakan pembangun protein
proses pembakaran, bahan- bahan organik tubuh yang harus berasal dari makanan
terbakar, tetapi zat organik tidak, karena (tidak dapat dibentuk di dalam tubuh)
itulah disebut abu (Winarno, 1997). Jumlah (Astawan, 2004). Menurut SNI. 01-6683-
abu dalam makanan mencerminkan jumlah 2002 (BSN, 2002). Kadar protein dalam
bahan organik yang terkandung dalam nugget ayam minimal 12% b/b.
bahan makanan. Hasil analisis kadar protein
Hasil analisis kadar abu menunjukan menunjukan bahwa nugget ayam dengan
bahwa nugget ayam dengan penambahan penambahan bubuk kayu manis 2,5 g
bubuk kayu manis 2,5 g memiliki kadar abu memiliki kadar protein13,22 %. Peningkatan
1,15 %. Hal ini disebabkan oleh kayu manis ini disebabkan oleh daging ayam 60 %
yang mengandung kadar abu 3,67 % sebagai bahan utama dan kayu manis yang
berdasarkan analisis proksimat serta bahan mengandung protein 10,60% berdasarkan
pengisi tepung tapioka 2,5 %, yang memiliki analisis proksimat.
kandungan abu terendah. Menurut
Direktorat Gizi Depkes (2000), kadar abu Hasil Uji Total Mikroba (Total Plate
tepung maizena 0,7%, terigu 0,5% dan Count)
tapioka 0,3%. Selain itu kadar abu
dipengaruhi oleh kandungan mineral daging Hasil pengamatan terhadap total
dan kadar abu bahan lain seperti garam dan bakteri selama penyimpanan nuget ayam
MSG. tanpa bubuk kayu manis dan nugget ayam
Menurut Suliantari (1994), dengan penambahan bubuk kayu manis 2,5
peningkatan kadar garam produk, akan g dari penyimpanan 0, 5, 10 sampai 15 hari
meningkatkan kadar abu produk karena disajikan pada Tabel 2.
garam terdiri dari ion Na+ dan Cl serta dapat Tabel 2. Hasil Total Plate Count (TPC)
menjadi prekursor abu yang merupakan Kadar Mikroba (coloni/gram)
residu anorganik dari pembakaran bahan- Penyimpanan
bahan organik. Tanpa Penambahan
penambahan kayu manis
Kadar Protein Kayu manis 2,5 g
0 hari 44 36
Kadar protein bahan pangan 5 hari 80 71
umumnya dipakai salah satu cara untuk 10 hari 93 82
mengukur mutu bahan pangan karena 15 hari 115 96
protein adalah suatu zat yang penting bagi
kehidupan manusia (Sudarmadji, dkk.,
1997). Protein merupakan zat makanan
yang sangat penting bagi tubuh, karena zat Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
ini selain berfungsi sebagai bahan bakar total mikroba nugget ayam tanpa
dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat penambahan bubuk kayu manis semakin
pembangun dan pengatur. Fungsi utama meningkat dengan semakin lama
protein bagi tubuh ialah untuk membentuk penyimpanan. Penambahan bubuk kayu
jaringan baru dan mempertahankan manis 2,5 g mampu menurunkan total
jaringan yang telah ada (Winarno, 1997). mikroba Hal tersebut dikarenakan
Protein daging lebih mudah dicerna komponen terbesar dari kayu manis yang
dibandingkan dengan protein yang paling dominan berperan sebagai agen
bersumber dari bahan pangan nabati. Nilai bakteritoksik adalah sinamat aldehid dan
protein daging yang tinggi disebabkan oleh eugenol. Menurut Tampieri, dkk (2005).
Sinamat aldehid termasuk dalam flavonoid.

8
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
Flavonoid yang mekanisme kerjanya sederhana yang dibutuhkan untuk
mengganggu proses difusi makanan ke metabolismenya. Daging ayam merupakan
dalam sel sehingga pertumbuhan bakteri bahan pangan berprotein tinggi. Mikroba
terhenti atau mati. Cinnamomum burrnanii yang dapat menghasilkan enzim proteolitik
B. memiliki senyawa bioaktif antibakteri mampu memecah molekul protein menjadi
tampak dari pengujian yang dilakukan asam-asam amino. Selain itu, adanya
terhadap bakteri-bakteri Salmonella lemak dalam bahan pangan memberi
typhosa, Staphylococcus aureus dan kesempatan bagi jenis-jenis mikroba lipolitik
Escherichia coli. untuk tumbuh secara dominan. Keadaan ini
Penghambatan aktivitas mikroba mengakibatkan kerusakan lemak oleh
oleh komponen aktif bahan nabati dapat mikroba dan menghasilkan asam-asam
disebabkan oleh beberapa faktor antara lemak bebas dan senyawa keton yang
lain; (1) gangguan pada senyawa penyusun mempunyai bau dan rasa yang khas, yaitu
dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas tengik.
membran sel yang menyebabkan
kehilangan komponen penyusun sel, (3)
inaktivasi enzim metabolik, dan (4) destruksi KESIMPULAN
atau kerusakan fungsi material genetik 1. Hasil uji kimia nugget ayam dengan
(Brannen dan Davidson, 1993). penambahan bubuk kayu manis 2,5 g
Nugget ayam tanpa bubuk kayu yaitu kadar air 69,51 %, kadar abu 1,15%
manis, mengandung total mikroba lebih dan kadar protein 13,22 %.
tinggi dibanding nugget ayam penambahan 2. Hasil uji mikroba (TPC) penyimpanan 0
bubuk kayu manis 2,5 g, penambahan kayu hari nugget ayam tanpa kayu manis yaitu
manis dapat menghambat pertumbuhan 44 cfu/g menjadi 36 cfu/g pada
mikroba, sehingga laju pertumbuhan penambahan bubuk kayu manis 2,5 g,
mikroba lambat dibanding pada nugget pada 5 hari yaitu 80 cfu/g menjadi 71
ayam tanpa kayu manis. Pada kontrol cfu/g, pada 10 hari yaitu 93 cfu/g menjadi
(tanpa penambahan bubuk kayu manis), 82 cfu/g, pada 15 hari yaitu 115 cfu/g
menunjukkan total mikroba mengalami menjadi 96 cfu/g.
penurunan pada penyimpanan 0 hari yaitu
44 cfu/g menjadi 36 cfu/g pada nugget
ayam dengan penambahan bubuk kayu DAFTAR PUSTAKA
manis 2,5 g, pada 5 hari yaitu 80 cfu/g Al-Numair K, D. Ahmad, S.B. Ahmed, and
menjadi 71 cfu/g, pada 10 hari yaitu 93 A.H. Al-Assaf. 2007. Nutritive
cfu/g menjadi 82 cfu/g, pada 15 hari yaitu Value, Levels of Polyphenols and
115 cfu/g menjadi 96 cfu/g. Mikroba Anti-Nutritional Factors in
memanfaatkan komponen-komponen zat SriLankan Cinnamon
gizi dalam nugget ayam untuk tumbuh dan (Cinnamomum Zeyalnicum) And
berkembang. Nugget ayam mengandung Chinese Cinnamon (Cinnamomum
banyak zat gizi terutama lemak dan protein. Cassia). Res. Bult., No. (154),
Menurut Buckle, et al (2007), mikroba Food Sci. &Agric. Res. Center,
tumbuh lebih baik pada bahan pangan yang King Saud Univ., pp. (5-21) 2007.
telah dimasak daripada bahan pangan
mentah karena zat-zat gizi tersedia lebih AOAC, 2005. Official Method and Analysis
baik dan tekanan persaingan dari mikroba of The Association oh The Official
lain telah dikurangi. Analytical Chemists. 11 th Edition.
Mikroba yang mampu menghasilkan Washington D.C.
enzim amilolitik akan memecah pati menjadi Astawan, M. 2004. Pengawetan Daging
senyawa-senyawa dengan berat molekul Segar dan Olahan. Tiga Serangkai.
lebih kecil atau senyawa-senyawa lebih Surakarta.

9
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
Journal of Microbiology Research
Azima, F. 2005. Kayu Manis Cegah Vol.(2) pp. 258-261,. ISSN 1996-
Aterosklerosis dan Kanker. 0808.
http://www.jamitra.com/Kayumanis.
htm. Diakses 20 Juli 2011. Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2002. Jakarta
Nugget Ayam SNI 01-6683-2002.
Badan Standardisasi Nasional, Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi
Jakarta. Bahan Pangan. Yogyakarta: UGM.

Brannen, A. L. and Davidson. 1993. Kasahara, S. dan Hemmi, S., 1986.


Antimicrobial Mechanism of BHA Medicinal Herb Index in Indonesia.
Against Two Pseudomonas PT. Esiai Indonesia. Jakarta.
Species. J. Food Sci. 45:1607-
1613. Kusuma. 2008. Evaluasi Kontaminasi
Bakteri Pathogen Pada Ikan Segar
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and Diperairan Teluk Semarang. Tesis.
M. Wootton., 2009. Ilmu Pangan. Program Pasca Sarjana
Terjemahan: Purnomo H. dan Universitas Diponegoro Semarang.
Adiono. Penerbit Universitas
Indonesia (UIPress) Jakarta Leitasari, Febrina Yusvi. 2012. Pengaruh
Penambahan Ekstrak Jahe
Direktorat Gizi. Departemen Kesehatan. (Zingiber Officinale Rosc) Varietas
2000. Daftar Komposisi Bahan Emprit Terhadap Aktivitas
Makanan Direktorat Gizi, Antioksidan dan Aktivitas
Antibakteri pada Telur Asin Selama
Departemen Kesehatan RI,
Penyimpanan dengan Metode
Jakarta. Penggaraman Basah. Ilmu dan
Teknologi Pertanian. F. Pertanian.
Fardiaz S. 1989. Analisis Mikrobiologi
Universitas Sebelas Maret.
Pangan. Petunjuk Laboratorium.
Surakarta.
Bogor: Lembaga Sumber daya
Informasi. Institut Pertanian Bogor.
Perry, L.M. and J. Metzger. 1980. Medicinal
Plants of East & Southeast Asia.
Gozali, T., A.D. Sutrisno, D. Ernida. 2001.
Attributed Properties and Uses.
Pengaruh Waktu Pengukusan dan
London: The MIT Press.
Perbandingan jamur Tiram
terhadap Karakteristik Nugget
Purnomo, H. 2000. Pembuatan Chicken
jamur Tiram Putih (Plyeroyus
Nugget. Lembaga Pengabdian
Florida). Makalah Seminar
Pada Masyarakat. Universitas
Nasional Teknologi Pangan
Brawijaya Malang.
Semarang. 9- 10 Oktober 2001.
Buku A. Perhimpunan Teknologi
Rahayu, P.W. 2000. Aktivitas Bumbu
Pangan dan Rekayasa. Semarang
Masakan Tradisional Terhadap
Bakteri Patogen. Buletin Teknologi
Gupta, Charu, Amar P. Garg, Ramesh C.
dan Industri Pangan. Vol XI no 2
Uniyal and Archana Kumari. 2008.
Th. 2000.
Antimicrobial Activity of Some
Herbal Oils Againts Common
Foodborne Pathogens. African

10
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
Shan, Bin, Yi-Zhong Cai, John D. Brooks,
and Harold Corke. 2007. The In
Vitro Antibacterial Activity of
Dietary Spice and Medicinal Herb
Extracts. International Journal of
Food Microbiology 117 (2007)
page 112±119.

Sudarmadji, Slamet. 2007. Analisa Bahan


Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Suliantari, Koswara S, Danur I. 1994.


Mempelajari metode reduksi kadar
histamin dalam pembuatan ikan
pindang tongkol (Euthynnus
affinis). Buletin Tekologi dan
Industri Pangan 5(3): 44-49.

Tampieri M.P, Galuppi R, Macchioni F,


Carelle M.S, Falcioni L, Cioni PL,
2005. The Inhibition of candida by
selected essential oils and their
major components. J.
Mycopathologi; 159: 339-45.

Tanoto, E. 1994. Pembuatan Fish Nugget


dari Ikan Tenggiri. Skripsi. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi.
Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widyastuti, E.S., A.S.Widati, R.D.


Hanjariyanto, dan M.Y. Avianto.
2010. Kualitas Nugget Ayam
Dengan Penambahan Keju Gouda.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Ternak. 5 (1): 1 ± 10.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan


Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.

11
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai