DENDENG
(Bos taurus)
Oleh
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Daging dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun mempunyai
sifat mudah rusak. Oleh karena itu usaha pengolahan penanganan merupakan cara
lemaknya dipangkas, dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan
dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Hasilnya adalah daging
yang asin dan setengah manis dan tidak perlu disimpan di lemari es. Dendeng
yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dendeng diolah dengan
bantuan sinar matahari ataupun dengan oven. Dendeng biasanya disajikan dengan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan ikan,
untuk menambah nilai ekonomis dari produk dan untuk mengetahui proses
pembuatan dendeng.
dengan cara pengeringan dan penambahan bumbu sehingga mempunyai rasa yang
Bahan yang digunakan dalam pembuatan dendeng adalah daging sapi, gula
merah, merica, ketumbar, air asam, bawang merah, garam, lengkuas parut.
Alat yang digunakan dalam pembuatan dendeng adalah tray, piring, spatula,
gram dan berat produk 89 gram maka mempunyai % produk adalah 44,5 %. Hasil
kehitaman, rasa khas dendeng, beraroma khas dendeng, tekstur kasar dan
kenampakannya menarik.
tahapan proses. Proses yang pertama yaitu daging sapi yang telah disiapkan
dilakukan pemisahan daging dari bagian tulang dan kulit sehingga diperoleh
daging sapi utuh. Setelah proses pemisahan kemudian daging sapi dicuci untuk
processor untuk dihancurkan, proses ini bertujuan untuk mendapatkan daging sapi
yang halus agar mempermudah dalam proses pencampuran bumbu. Bumbu yang
ditambahkan pada dendeng sapi ini adalah gula merah, bawang merah, garam,
ketumbar, lengkuas, air asam jawa dan lada. Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan
processor.
penggiling untuk lebih meratakan tipisnya daging sapi, dan daging sapi diletakan
diatas tray yang sebelumnya telah diberi plastik terlebih dahulu. Kemudian setelah
dicetak dimasukan kedalam alat pengering pada temperatur 70ºC dengan waktu
keseimbangan tekanan osmosis antara bagian dalam dan luar daging. Selain
sebagai penghambat bakteri, garam juga dapat merangsang cita dan penambahan
aroma, warna dan tekstur produk (Bailey, 1998). Penambahan gula merah pada
abon membuat flavor abon yang khas dan disukai banyak konsumen karena rasa
manisnya. Selain itu, gula merah juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Kadar gula yang tinggi, yaitu pada konsentrasi 30-40% akan menyebabkan air
dalam sel bakteri, ragi, dan kapang akan keluar menembus membrane dan
mengalir ke larutan gula, yang disebut osmosis dan mentebabkan sel mikroba
penyedap rasa dalam masakan. Selain itu bawang merah juga dapat digunakan
sebagai obat tradisional karena memiliki efek antiseptik dari senyawa ailin.
Senyawa tersebut diubah menjadai asam piruvat, ammonia, dan alicin antimikroba
kuning kecoklatan, memiliki rasa gurih dan manis, berbau harum, dan dapat
membangkitkan kesan sedap di mulut (Farrell, 1990). Ketumbar memiliki aroma
dendeng basah, dendeng kering, dan dendeng giling. Dari segi rasa dendeng ada
yang mempunyai rasa manis dan tawar. Untuk memperbaiki tekstur dan warna
sebaiknya dilakukan curing terhadap daging terlebih dahulu sebelum diiris, serta
mencegah pertumbuhan kapang, dan dilakukan bila dendeng akan disimpan dalam
waktu yang lama. Dalam pembuatan dendeng ini kita melakukan penambahan
kita makan terasa enak dan mudah dikonsumsi secara baik (Akiko, 2011).
Lengkuas memiliki dua warna, yaitu putih dan merah, dan dua ukuran,
Daging sapi yang digunakan memiliki mutu yang baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari warna daging yang mengkilat dan bau yang segar. Menurut
Mahyuda et al. (1989), tanda-tanda dari daging yang baik adalah dagingnya
lengket ditempatnya serta Ada cap tanda baik dari jawatan kesehatan. Sedangkan
menurut Marliyati (1992), untuk memperoleh hasil olahan yang baik, daging yang
Berwarna merah segar dan mengkilat, seratnya halus, dan elastis serta
Bila dipegang dagingnya tidak lengket pada tangan dan masih terasa
kebasahannya.
CCP pada proses pembuatan dendeng sapi ini adalah pada saat proses
dendeng tersebut.
dendeng, aroma khas dendeng, tekstur kasar dan kenampakan kasar, dendeng sapi
4.1. Kesimpulan
gram dan berat produk 89 gram maka mempunyai % produk adalah 44,5 %. Hasil
kehitaman, rasa khas dendeng, beraroma khas dendeng, tekstur kasar dan
kenampakannya menarik.
4.2. Saran
secara higienis dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta harus lebih
\
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Dendeng
Diketahui :
Ditanyakan : % produk ?
= 89 x 100
200
= 44,5 %
1. Jelaskan perubahan fisiko kimia yang mungkin dapat terjadi pada proses
pembuatan produk yang saudara kerjakan!
Jawab :
Pada pembuatan dendeng sapi terdapat beberapa perubahan fisiko kimia dalam
tiap prosesnya. Pada proses pencampuran terjadi perubahan fisika dimana
daging menjadi halus seperti daging cincang. Pada proses pencampuran terjadi
perubahan kimia dimana daging tercampur dengan bumbu dan menghasilkan
aroma khas bumbu dendeng. Setelah itu dilakukan pengeringan terjadi
perubahan fisika dimana adonan mengering dan terjadi perubahan kimia yaitu
kadar air pada adonan berkurang sehingga dendeng memiliki umur simpan
yang panjang.
2. Bagaimana cara alternatif yang dapat memperbaiki penampilan dan kualitas
Jawab :
Cara untuk memperbaiki penampilan pada dendeng yaitu dapat dilakukan
curing pada daging sapi yang digunakan untuk mempertahankan warna merah,
sehingga hasil dendeng yang didapat setelah pengeringan tidak terlalu
berwarna coklat gelap.
3. Jelaskan sifat bahan utama yang digunakan untuk percobaan tersebut!
Sifat daging sapi yang digunakan pada pembuatan dendeng diantaranya:
Jawab :
Warna merah pucat, merah keungu-unguan atau kecoklatan dan akan
berubah menjadi warna chery bila daging tersebut terkena oksigen.
Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak
Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah
tidak baik.
Lemak berwarna kekuning-kuningan
Bau dan rasa aromatis
LAMPIRAN SNI
1 Keadaan :
1.1 Bau - Normal
1.2 Warna - Normal
6 Cemaran Logam :
6.1 Kadmium (Cd) Mg/kg Maks. 0,3
6.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 1,0
6.3 Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0
6.4 Merkuri (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
8 Cemaran Mikroba
8.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1 x 105
8.2 Escherichia coli APM/g <3
8.3 Salmonella sp. - Negatif / 25 g
8.4 Staphylococcus aureus Koloni/g Maks. 1 x 102
8.5 Bacillus cereus Koloni/g Maks. 1 x 103