NUGGET AYAM
(Gallus gallus domesticus)
Oleh
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Daging dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun mempunyai
sifat mudah rusak. Oleh karena itu usaha pengolahan penanganan merupakan cara
rendah atau memanfaatkan potongan ayam relatif kecil dan tidak beraturan,
yang terbuat dari daging ayam sangat digemari oleh masyarakat, akan tetapi tidak
dicampurkan bahan-bahan yang sesuai dengan selera, kualitas yang lebih baik
dengan biaya yang perlu dikeluarkan tidak semahal dengan membeli chicken
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan daging,
sehingga pada saat pemanasan terjadi koagulasi protein dan pengikatan butiran-
gula, garam, merica, es batu, susu cair, telur, bawang putih, bawang merah,
dandang, loyang.
Mayonaise
Nugget
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan nugget dengan berat basis 200
gram dan berat produk 331 gram maka mempunyai % produk adalah 57 %. Hasil
kenampakannya menarik.
berfungsi untuk mengetahui berat awal dari bahan baku yang digunakan. Setelah
itu dilakukan proses penghancuran daging dengan penambahan es batu, hal ini
dilakukan untuk menjaga suhu dari daging, hal ini dikarenakan apabila suhu
daging terlalu panas, akan menyebabkan lemak mencair, dan akan menggangu
stabilitas dari emulsi yang terbentuk. Penggilingan daging sebaiknya pada suhu
penggilingan daging atau bisa juga dengan membekukan daging itu terlebih
penyedap. Proses pencetakan dilakukan dalam loyang, dan setelah itu dilakukan
ayam. pelapisan (coating) dengan cara pelapisan basah (wet coating) dan
yang kompak dan keras. Proses penggorengan nugget dilakukan pada suhu 1000C.
nugget, hal ini bertujuan agar seluruh permukaan nugget matang sempurna.
digunakan bervariasi, misalnya daging sapi atau daging ayam. Daging ayam yang
digunakan bisa berasal dari semua bagian ayam yang dapat dimakan misalnya
bagian dada, bagian paha, ataupun kulit ayam dengan penambahan bahan pengisi
ditambahkan pada produk olahan daging karena dapat membentuk gel yang
bening, lentur dan tidak berbau sehingga dapat digunakan sebagai perekat yang
kuat. Kadar pati tapioka yang lebih tinggi dan suhu gelatinisasi yang lebih rendah
dibandingkan jagung dan terigu seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini
lebih kompak karena ikatan yang terbentuk lebih kuat. Pati akan mengalami
gelatinisasi pada saat proses pemanasan. Gel yang terbentuk akan berikatan
membuat larutan garam untuk melarutkan protein yang mudah larut dalam garam,
sebagai fase kontinyu dalam emulsi daging, dan mempermudah penetrasi bahan.
senyawa penimbul aroma yaitu sulfur sehingga dapat menambah cita rasa
jagung dengan memberikan rasa pedas. Komponen yang memberi rasa pedas khas
Breading adalah proses pelapisan nugget dengan tepung panir dan putih
ayam tidak dilapisi oleh tepung panir maka nugget yang digoreng akan lengket.
ini dilakukan agar tepung panir yang telah melapisi nugget dapat terikat
(Nasution, 2012).
Produk nugget dapat dibuat dari daging sapi, ayam, ikan dan lain-lain,
tetapi yang populer di masyarakat adalah nugget ayam. Bahan baku daging untuk
nugget, dapat menggunakan bagian daging dari karkas. Jenis daging ini bernilai
ekonomis rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak
segar) jika dijual dalam bentuk utuh. Dengan dibuat ke dalam bentuk nugget maka
terlalu halus, pengukusan harus optimal agar didapat proses gelatinisasi yang
diinginkan serta pemasakan diusahakan suhu dan waktu tidak terlalu lama agar di
nugget yang dibuat dilaboratorium dari segi organoleptik telah memenuhi syarat
4.1. Kesimpulan
gram dan berat produk 331 gram maka mempunyai % produk adalah 57 %. Hasil
kenampakannya menarik.
4.2. Saran
secara higienis dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta harus lebih
DAFTAR PUSTAKA
Nugget
Diketahui :
Basis = 200 gram
= 57 %
LAMPIRAN SNI