TINJAUAN PUSTAKA
A. Nugget
Menurut (SNI, 2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak,
dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan pelapis atau
tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang telah diizinkan.
Proses pengolahan nugget meliputi penggilingan bahan baku, penambahan bahan pengisi dan
pelapisan kering dengan tepung roti (breader) lalu digoreng. Nugget dapat digoreng matang
maupun setengah matang. Penggorengan nugget setengah matang harus dilanjutkan dengan
Nugget yang baik memiliki tekstur bagian dalam yang kompak, saling melekat dan juicy
serta tekstur bagian luar yang renyah dan kering. Nugget yang sering dijumpai di masyarakat
adalah nugget berbahan hewani, diantaranya daging ayam dan daging sapi. Bahan hewani ini
menyebabkan nugget tidak dapat dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat karena nugget
yang berbahan dasar daging relative di jual dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penggantian bahan hewani dengan bahan nabati. Salah satu bahan nabati yang dapat
digunakan dalam pembuatan nugget adalah ampas tahu . Ampas Tahu memiliki sifat fisik kenyal
yang menyerupai daging. Penggunaan Ampas tahu dalam pembuatan nugget juga lebih unggul
dari segi kesehatan dibandingkan nugget berbahan hewani, khususnya nugget ayam(Badan
Nugget ayam memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi, yaitu mendekati 20% ) dan
kandungan serat yang rendah, yaitu sebesar 0,9% Makanan tinggi lemak 2 dan rendah serat dapat
meningkatkan resiko kelebihan berat badan hingga obesitas, sulit buang air besar dan kolesterol
tinggi. Apabila ampas tahu digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan nugget
menggantikan ayam, maka resiko-resiko tersebut dapat dicegah. kandungan gizi ampas tahu per
100 gramnya masih cukup tinggi yaitu mempunyai energi 67 kkal, protein 5 gram, lemak 2,1
gram, karbohidrat 8,1 gram, serat 4,1 gram. Tingginya serat pada ampas tahu diperkirakan dapat
Tabel 1.
Kandungan gizi nugget dalam 100 g
Resep sederhana :
3. Tambahkan tepung tapioka, bawang putih, lada , garam, dan gula, aduk sampai
tercampur rata.
4. Tuang bahan yang sudah tercampur rata pada loyang yang sudah dialasi plastik
sampai rata.
6. Setelah matang keluarkan nugget dan dinginkan sebentar setelah itu potong-
potong sesuai selera.
7. Siapkan bahan lumuran dan lumur nugget pada tepung basah lalu tepung panir.
8. Setelah semua selesai simpan nugget pada kotak kemasan dan dinginkan di
freezer.
a. Bahan Pengikat
Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat
pengikat dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan pengemulsi (Afrisanti,
pengolahan dan meningkatkan daya ikat air. Protein dalam bentuk tepung dipercaya
asalnya bahan dari bahan pengikat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Bahan
pengikat hewani antara lain susu bubuk skim dan tepung ikan (Afrisanti, 2010).
b. Bahan Pengisi
Bahan pengisi merupakan sumber pati yang ditambahkan dalam produk
sehingga biaya dapat ditekan (Rahayu,2007). Fungsi lain dari bahan pengisi adalah
membantu meningkatkan volume produk. Pati terdiri atas dua fraksi yang dapat
terpisah dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut
disebut amilopektin. Fraksi amilosa berperan penting dalam stabilitas gel, karena sifat
hidrasi amilosa dalam pati yang dapat mengikat molekul air dan kemudian
membentuk massa yang elastis. Stabilitas ini dapat hilang dengan penambahan air
yang berlebihan. Bahan pengisi yang umum digunakan pada pembuatan nugget
c. Bumbu – Bumbu
kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk (Erawaty, 2001). Pembuatan nugget
memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih dan merica (Aswar,
digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam tidak
out) dan rasa produk menjadi asin. Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya
Pemakaian gula dan bumbu dapat memperbaiki rasa dan aroma produk yang
dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi aroma dan tekstur daging serta
mampu menetralisir garam yang berlebihan (Buckle et al, 1987). Bawang putih
Bawang putih merupakan bahan alami yang ditambahkan ke dalam bahan makanan
guna meningkatkan selera makan serta untuk meningkatkan daya awet bahan
makanan (bersifat fungistotik dan fungisidal). Bau yang khas dari bawang putih
berasal dari minyak volatil yang mengandung komponen sulfur (Allium sativum L.).
daya awet makanan. Merica sangat digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu
rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin
dan piperanin, serta chavicia yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan
2. Prosedur Kerja
pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre frying)
a. Penggilingan
bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas. Pada proses
yang ditambahkan ke dalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging dalam
pendinginan. Air es selain berfungsi sebagai fase pendispersi dalam emulsi daging,
juga berfungsi untuk melarutkan protein sarkoplasma dan sebagai pelarut garam yang
b. Pengukusan
sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan semula. Mekanisasi
gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan menyerap air yang memecah kristal
Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula,
sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah
membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).
Menurut Fellow (2000), perekat tepung (batter) adalah campuran yang terdiri dari air,
tepung pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk sebelum
dimasak. Pelumuran tepung roti (breading) merupakan bagian yang paling penting
dalam proses pembuatan produk pangan beku dan industri pangan yang lain. Coating
adalah tepung yang digunakan untuk melapisi produk–produk makanan dan dapat
penyimpangan. Breading dapat membuat produk menjadi renyah, enak dan lezat.
Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan batter dan
breading. Batter yang digunakan dalam pembuatan nugget berupa tepung halus dan
berwarna putih, bersih dan tidak mengandung benda–benda asing. Tepung roti harus
segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau asam, warnanya cemerlang, serpihan
rata, tidak berjamur dan tidak mengandung benda-benda asing (BSN, 2002).
d. Penggorengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena
reaksi pencoklatan (Maillard). Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino,
dan amin dengan gula aldehida dan keton, yang merupakan penyebab terjadinya
pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada
proses aplikasi batter dan breading. Tujuan penggorengan awal adalah untuk
menempelkan perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut
awal akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah
terlalu rendah, pelapis produk menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi,
pelapis produk akan berwarna gelap dan gosong. Waktu untuk penggorengan awal
produk akhir hanya berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan
e. Pembekuan
Pembekuan merupakan langkah akhir yang dilakukan setelah nugget atau produk
telah melewati tahap – tahap diatas, dimana pada proses pembekuan ini bertujuan
untuk memperpanjang daya simpan produk sehingga produk dapat digunakan dalam
jangka waktu yang panjang. Pembekuan biasanya menggunakan alat refrigrator atau
kulkas yang diatur dalam suhu -18 derajat celcius (BSN, 2002).
3. Karakteristik
Nugget ikan adalah salah satu produk olahan daging ikan giling dan diberi
bumbu serta dicampur atau ditambahkan bahan pengikat kemudian dicetak menjadi
bentuk – bentuk tertentu, selanjutnya dilumuri tepung roti atau panir sebagai pelapis
kemudian digoreng. Nugget mengandung bertekstur yang lembut, rasa yang guring
dan enak, warna luar nugget kuning emas kecoklatan akibat proses penggorengan,
Syarat mutu nugget daging menurut SNI 01 – 6683 – 2002 yaitu kadar air maksimal
B. Ampas Tahu
Ampas tahu sebagai limbah ternyata memiliki banyak kelebihan seperti mengandung
protein, serat dan harganya murah. Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia, PERSAGI
2009, kandungan gizi ampas tahu per 100 gramnya masih cukup tinggi yaitu mempunyai energi
67 kkal, protein 5 gram, lemak 2,1 gram, karbohidrat 8,1 gram, serat 4,1 gram. Tingginya serat
pada ampas tahu diperkirakan dapat mencukupi 20% kebutuhan serat/hari. Sebagai gagasan yang
“beda” dan untuk meningkatkan derajat ampas tahu menjadi makanan yang sedikit “terhormat”,
ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi nugget yang bernilai tambah.Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh substitusi ampas tahu terhadap
mutu organoleptik dan daya terima nugget. Dari penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan
limbah dan melengkapi serta meningkatkan nilai gizi nugget
Menurut (Cahyana, 2014) klasifikasi lengkap kedelai (ampas tahu) adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Kandungan gizi ampas tahu dapat dilihat bahwa ampas tahu kukus masih mengandung
komposisi gizi yang cukup tinggi, dengan kalori 75 kkal, protein 4,1 g, lemak 2,1 g, karbohidrat
Tabel 1
Kandungan gizi ampas tahu per 100 g
Tabel 2
pengisi yang digunakan. Bahan pengisi yang baik mengandung karbohidrat dan bahan pengikat
dapat menyatukan semua bahan serta membentuk tekstur, salah satu bahan pengisi dan pengikat
yang biasa digunakan pada produk olahan pangan yaitu tepung terigu dan tepung susu.
Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari bubur kedelai yang diperas dan tidak
berguna lagi dalam pembuatan tahu dan cukup potensia dipakai sebagai bahan makanan karena
ampas tahu masih mengandung gizi yang baik. Penggunaan ampas tahu masih sangat terbatas
bahkan sering sekali menjadi limbah yang tidak termanfaatkan sama sekali (Winarn 2011). Dalam
proses pembuatan tahu akan diperoleh hasil lain, yakni ampas tahu (limbah padat) dan sari tahu
(limbah cair). Bahan dasar pembuatan tahu adalah dengan menggunakan kedelai, kedelai tersebut
digiling menggunakan alat penggiling dan dicampurkan dengan air panas. Penggilingan dengan air
panas akan menghasilkan bubur kedelai, kemudian bubur kedelai tersebut dipanaskan hingga
muncul gelembung-gelembung kecil lalu diangkat dan biarkan agak dingin setelah itu bubur kedelai
tersebut disaring sehingga diperoleh sari kedelai dan ampas kedelai atau lebih dikenal dengan
Ampas tahu sebagai bahan sisa dari ekstraksi kedelai nilai gizinya relative tinggi.
Penggunaan ampas tahu masih sangat terbatas, hal ini disebabkan karena bau ampas tahu langu
yang disebabkan oleh oksidasi asam lemak tak jenuh (PUFA) pada kedelai. Reaksi oksidasi ini
dapat berlangsung dengan adanya oksigen dan dikatalisis oleh enzim lipoksigenase pada asam
lemak tak jenuh terutama asam linoleate. Bau langu ini menjadi stigma bagi kebanyakan orang
Ampas tahu masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ampas tahu masih mengandung
gizi walau sudah melewati proses pengolahan dalam pembuatan tahu. Ampas tahu digunakan
sebagai campuran pakan ternak selain rumput, dedak, atau jerami. Ampas tahu memiliki umur
simpan yang relative pendek yakni hanya bertahan dua hari, setelah itu ampas tahu akan
Ampas tahu juga biasa diolah menjadi tempe yang berbahan dasar dari ampas tahu itu
sendiri. Tempe yang murni dibuat dari ampas tahu disebut “tempe gambus” yang memiliki rasa
gurih. Tempe gambus ini biasanya disajikan hangat dengan campuran bumbu-bumbu khas jawa
dan disajikan dalam keadaan hangat. Untuk meningkatkan drajat pemanfaatan ampas tahu
menjadi makanan dengan nilai gizi yang baik, ampas tahu juga dapat diolah menjadi perkedel
dengan macam-macam variasinya. Ampas tahu dari pabrik di Indonesia dapat diperoleh dalam
bentuk masak. Dalam pembuatan tahu, ampas tahu merupakan hasil sampingan dari perasan
Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan ulama pembuatan tahu adalah
kacang kedelai (Glycine max (L) Merill). Proses pembuatan tahu meliputi tahap perendam
kedelai, penggilingan, pendidihan bubuk kedelai, penyaringan atau pemerasan, pengumpulan sari
kedelai dan pengepresannya. Pada proses penyaringan, bahan yang tersaring yaitu berupa
Jumlah protein yang terkandung dari ampas tahu sangat bervariasi, tergantung pada proses
pengolahan tahu. Pada proses pembuatan tahu secara tradisional dilakukan secara manual,
sehingga dihasilkan ampas tahu dengan kandungan protein lebih tinggi dari proses pengolahan
dengan tenaga mesin.Ampas tahu berasal dari limbah pengolahan tahu berbahan dasar kedelai,
ampas tahu memiliki nilai biologis lebih tinggi dibandingkan kedelai ( Winarno, 2010). Dalam
proses pembuatan nugget jamur tiram dengan penambahan ampas tahu sebagai pemanfaatan
limbah yang terlupakan, bahan baku yang digunakan adalah ampas tahu yang masih segar dan
dalam keadaan hangat, maka kandungan gizi yang terkandung dalam ampas tahu dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel.3
Komposisi Jumlah
Protein 5,6 g
Lemak 2,1g
Karbohidrat 8,1g
Vitamin A 1,0 mg
Vitamin B I 1,0 SI
Vitamin c 0,0mg
Air 84,1 g
Sumber : (Arbiyah,2003)
Waktu penggorengan awal sekitar 30 detik. Setelah itu nugget dikemas vakum dan disimpan
pada suhu -8 sampai -20o C. Penyimpanan beku ini bertujuan untuk memperpanjang masa
simpan produk. Penggorengan awal dilakukan karena pada produk akhir hanya berlangsung
sekitar empat menit, atau tergantung pada ketebalan dan ukuran produk (Tanoto, 2010).
C. Kerangka Konseptual
Nugget merupakan makanan yang sangat digemari dan mempunyai daya terima
yang tinggi di semua kalangan mulai dari balita hingga dewasa. Namun Nugget yang
berasal dari ampas tahu memiliki tekstur yang sedikit lembut serta belum mencukupi
serat pangan (dietary fiber) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya berbagai
serat pangan pada nugget dan memperbaiki tekstur nugget, salah satunya yaitu
ampas tahu
penambahan ampas tahu sebanyak 15%, 30%, dan 45% tersebut diharapkan dapat
diketahui kualitas dari nugget yang dihasilkan berupa bentuk (bulat, rapi dan
seragam), warna (putih), aroma (harum), tektur (kenyal) dan rasa (gurih). Hal ini
dapat dilihat dari kerangka konseptual dalam penelitian ini secara keseluruhan pada
D. Hiposesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka hipotesis yang akan diuji dalam
Ho =Tidak terdapat pengaruh penambahan ampas tahu dengan persentase sebanyak 15%,
30%, 45% terhadap kualitas nugget terhadap ampas tahu dari segi, bentuk, warna, aroma,