PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nugget adalah salah satu bentuk
produk olahan daging yang terbuat
dari daging giling yang dicetak
dalam bentuk potongan empat
persegi. Potongan ini kemudian
dilapisi tepung berbumbu (battered
dan breaded). Produk nugget dapat
dibuat dari daging sapi, ayam, ikan
dan lain-lain, tetapi yang populer di
masyarakat adalah nugget ayam
(Anonim, 2002).
Daging adalah salah satu
komoditi pertanian yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan tubuh
akan zat gizi protein dimana protein
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari
percobaan
pembuatan nugget ikan adalah untuk
diversifikasi produk olahan pangan
daging, untuk mengetahui proses
pembuatan nugget, menambahkan
nilai ekonomis dalam produk olahan
daging dan untuk memperpanjang
umur simpan daging.
Prinsip Percobaan
Prinsip
dari
percobaan
pembuatan nugget ikan adalah
berdasarkan proses penghancuran,
penambahan bumbu, pencetakan,
pembekuan & pembentukan untuk
didapatkan emulsifikasi antara air
dan protein sehingga terbentuk
nugget.
METODE PERCOBAAN
Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan
dalam percobaan ini antara lain
daging ikan, susu cair, roti tawar,
telur, bawang putih, bawang
Bombay, gula, garam, merica, es
batu.
Gambar
4.
Pencetakan
dan
Perebusan Adonan
Setelah dikukus, dilakukan
tempering terhadap adonan.
Gambar
Nugget
5.
Tempering
Adonan
Daging 58,6 %
Roti tawar
8,25%
Susu
13,25%
Air Bersih
Pencucian
Air Kotor
Dressing
Perendaman
Penimbangan
Penghancuran
Bawang putih
1,59 %
Bawang Bombay
1,2 %
Gula 0,7 %
Garam 2 %
Merica 0,5 %
Es batu 8,2 %
Pencetakan
Pengkukusan
T 70-100OC;t 15
Uap Air
Tempering
Pemotongan
Putih Telur
Tepung Panir
Pelapisan
Penyimpanan Dalam Freezer
T 70-100OC;t 15
Penimbangan
Minyak Goreng
Penggorengan
Nugget Ikan
Gambar 10 Diagram Alir Pembuatan Nugget Ikan
Uap Panas
Berdasarkan
pengamatan
terhadap pembuatan Nugget Ikan
pada pengolahan daging dan hasil
perikanan didapatkan hasil pada
tabel. berikut:
Berdasarkan
sifat
organoleptik
nugget ikan mempunyai warna
kuning keemasa, rasa asin, aroma
khas ikan, kenampakkan menarik,
tekstur lembut.
Pada
dasarnya
pembuatan
nugget daging mencakup lima tahap,
yaitu penggilingan yang disertai
dengan pencampuran bumbu, bahan
pengikat, dan emulsifier, pencetakan,
breading, pre-frying dan pembekuan.
Penggilingan daging sebaiknya
pada suhu dibawah 15 oC. Caranya
yaitu bisa dengan menambahkan es
pada saat penggilingan daging atau
bisa juga dengan membekukan
daging
itu
terlebih
dahulu.
Pendinginan ini bertujuan untuk
mencegah
denaturasi
protein
aktomiosin oleh panas, karena pada
proses penggilingan terjadi gesekangesekan yang menimbulkan panas.
Pada saat digiling sebaiknya daging
dicampur dengan garam untuk
mengekstrak aktomiosin sehingga
akan terbentuk produk dengan
stabilitas
emulsi
yang
baik
(Kramlich, 1973).
Penggunaan
es
batu
dimaksudkan
agar
proses
emulsifikasi berjalan sempurna dan
maksimal, menjaga agar kondisi
suhu tetap dingin agar lemak tidak
mencair, menjaga agar protein yang
ada tetap baik tidak rusak karena
adanya panas.
Air yang ditambahkan ke dalam
adonan
nugget
pada
waktu
penggilingan daging adalah dalam
bentuk serpihan es. Air ini penting
untuk membentuk adonan yang baik
dan
untuk
mempertahankan
temperatur selama pendinginan. Air
ini selain berfungsi sebagai fase
pendispersi dalam emulsi daging,
juga berfungsi untuk melarutkan
protein sarkoplasma dan sebagai
pelarut garam yang akan melarutkan
protein miofibril (Kramlich, 1973).
Penambahan
garam
dalam
pembuatan nugget ini tidak hanya
penting untuk melarutkan protein
terutama miosin dari daging juga
untuk meningkatkan daya ikat air
sehingga terbentuk produk nugget
dengan tekstur yang baik.
Garam sebagai salah satu
bumbu
berfungsi
dalam
meningkatkan
citarasa
dan
mempunyai
efek
dalam
meningkatkan suhu gelatinisasi
patiyang ditambahkan. Penambahan
garam sebanyak 2% menunjukka
adonan yang baik pada campuran
daging dan pati.
Emulsifier berfungsi untuk
memperbaiki
elastisitas
produk
akhir, mengikat air dan menstabilkan
emulsi. Bahan pengikat pada produk
ini yang digunakan yaitu roti tawar.
Guna bahan pengikat adalah untuk
memperbaiki
tekstur,
citarasa,
meningkatkan daya ikat air dan
menghemat
biaya
operasi.
Penambahan bahan pengikat pada
produk
emulsi
adalah
untuk
memperbaiki elastisitas pada produk
akhir (Tanikawa, 1963).
Penambahan bumbu dilakukan
untuk menambah citarasa dari
Nugget itu sendiri, dimana bumbu
yang ditambahkan harus sesuai
dengan keinginan konsumen, oleh
karena itu dalam penambahan bumbu
tidak terdapat ketentuan jumlah
penambahannya.
Bumbu-bumbu yang digunakan
antara lain bumbu sosis atau bumbu
nugget, garam , gula dan MSG.
Penambahan
garam
dalam
pembuatan nugget ini tidak hanya
penting untuk melarutkan protein
terutama miosin dari daging juga
Kesimpulan
Perbandingan Penambahan
Ampas Tahu dan Ikan
Tongkol, UNPAS, Bandung.
Winarno F.G, (1997), Kimia
Pangan Dan Gizi, Cetakan
Kedelapan
Penerbit
PT.Gramedia, Jakarta.