Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP : 133020175
Kelompok :G
Meja : 3 (Tiga)
Asisten : Faradilla Noor R.
Tanggal Praktikum : 07 Maret 2016
Tanggal Pengumpulan : 14 Maret 2016
buah dengan bahan tambahan berupa albumin yang telah dikocok sebelumnya
Albumin dan
dekstrin
Pengerin
Pengayakan
CMC
Foaming
VI. PEMBAHASAN
berat produk sebesar 18 gram, % produk sebesar 98,36%, lost produk sebesar 0,3
gram dan % lost produk sebanyak 1, 63%. Foaming tersebut dibuat dari
penambahan bubur buah naga sebanyak 55,5 gram, dekstrin sebanyak 11,25 gram,
buah ditrimming untuk memisahkan antara bagian buah yang dapat diproses
untuk ditimbang supaya berat yang akan dipakai untuk foaming sesuai. Setelah
dapat tercampur dan terbentuk buih-buih untuk foaming sedangkan buah yang
menggunakan mixer selama 15 menit agar semua bahan dapat tercampur dengan
mengurangi kadar air dan mengeringkan bahan sehingga berbentuk flakes yang
dibuat serbuk dan dilakukan pengayakan untuk memisahkan tepung yang kasar
yaitu untuk membentuk buih, dekstrin untuk mengikat albumin dan menambah
Daya dan kestabilan buih putih telur dipengaruhi oleh beberapa faktor
protein, pH, pemanasan, adanya garam dan komposisi fase cair yang mungkin
mengubah konfigurasi dan stabilitas molekul protein (Alleoni dan Antunes, 2004).
1. Umur Telur
Telur akan mengalami beberapa perubahan selama penyimpanan
telur. Semakin meningkat umur telur, maka stabilitas buih putih telur
telur, tetapi meningkatkan pH putih telur dan volume buih putih telur.
daya buih sebesar 388% sedangkan telur itik Tegal umur 42 hari akan
encer. Putih telur yang encer akan lebih mudah menangkap udara dari
volume buih. Volume buih tertinggi terjadi pada pH sekitar 8,0 dan
kestabilan buih yang tinggi pada pH kurang dari 8,0 (Stadelman dan
kue dan waktu pengocokan yang lebih baik yang akan dicapai pada
saat pH putih telur mencapai 8,75. Hal ini tidak berlaku untuk tingkat
Suhu optimum untuk foaming adalah pada suhu ruang yaitu pada suhu
20C-28C karena pada suhu itu buih akan mudah dihasilkan daripada pada suhu
dengan volume yang baik dan besar sehingga adonan bersifat lebih stabil.
Kelemahannya adalah dikhawatirkan adanya bau anyir telur yang tidak sedap jika
Buah yang baik untuk foaming adalah buah yang berdaging, buah yang
dapat digunakan dagingnya atau sarinya, buah yang tidak memiliki banyak serat
yang akan mempengaruhi hasil serbuk foaming, dan buah yang tidak memiliki
tinggi yaitu 98, 63% dengan bentuk serbuk yang diayak menggunakan ayakan
biasa di laboratorium. Praktikan belum dapat menemukan SNI dari foaming buah
laboratorium dengan foaming buah naga menurut SNI. Foaming dapat dikonsumsi
sebagai minuman serbuk, oleh sebab itu foaming buah naga dapat dibandingkan
dengan SNI minuman serbuk. Menurut SNI minuman serbuk No. 4320-1996
dikatakan bahwa keadaan minuman serbuk dari warna, bau dan rasa harus normal.
Dari hasil pembuatan foaming buah naga di laboratorium, didapatkan hasil warna
foaming buah naga normal yaitu berwarna ungu, baunya normal dan rasanya
normal pula.
CCP pada proses pembuatan foaming buah naga diantaranya adalah pada
proses penghancuran, buah harus dihancurkan secara merata sehingga tidak ada
produk. Pada proses pembuihan, pengocokan putih telur harus dilakukan dengan
benar agar terbentuk busa yang stabil dan jika dibalikan tidak tumpah agar hasil
yang belum tercampur. Pencampuran buah naga dengan CMC juga harus
dilakukan secara merata sampai tercampur sempurna. Karena bila CMC belum
larut dan masih dalam bentuk butiran-butiran kasar maka akan memperlama
proses pengeringan dan mempengaruhi hasil. Pada saat pengeringan, suhu harus
sangat diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan nutrisi yang ada pada campuran.
Haugh Unit, daya dan kestabilan buih putih telur itik Tegal pada suhu
egg albumen height, pH and whipping volume. J. Poultry Sci. 83: 1619-
11623.
Edition. Food Products Press., An Imprint of the Haworth Press, Inc., New
York.
LAMPIRAN
LAMPIRAN KUIS
Jawab:
penguapan.
Jawab:
fakultatif
lost product
% Lost product = W basis x 100%
592,7
= 1025 x 100%
= 57,82 %
4. Berapa gram yang harus ditimbang untuk 375 ppm dengan labu takar 250
ml?
Jawab:
Ppm = mg/L
375 = mg/0,25
A= 65,6 %
B= 7,5 %
C= 5,3 %
D= 21,4 %
E= 12,1 %
65,6
X 840=551,04 gram
Jawab: Bahan A = 100
7,5
X 840=63 gram
Bahan B = 100
5,3
X 840=44,52 gram
Bahan C = 100
21,4
X 840=179,76 gram
Bahan D = 100
12,1
X 840=101,64 gram
Bahan E = 100
LAMPIRAN SNI
Tabel 2. Syarat Mutu Minuman Serbuk
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Keadaan :
Warna Normal
Bau Normal
Rasa Normal
Padatan terlarut %, b/b Min. 10,0/11,0
Gula (Sukrosa) %, b/b Maks. 5
Bahan tambahan makanan :
Pengawet SNI 01-0222-1995
Pewarna tambahan SNI 01-0222-1995
Cemaran logam :
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,3
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 5,0
Seng (Zn) mg/kg Maks. 5,0
Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250
Besi (Fe) mg/kg Maks. 15,0
Jumlah Cu, Zn, dan Fe mg/kg Maks. 20,0
Cemaran arsen (As) mg/kg Maks. 0,2
Cemaran mikroba :
Angka lempeng total Koloni/ ml Maks. 2 x 102
Bakteri bentuk Coli APM/ ml Maks. 20
E. Coli APM/ml <3
Kapang Koloni/ml Maks. 50
Khamir Koloni/ml Maks. 50
(Sumber : SNI, 1994)
LAMPIRAN PERHITUNGAN
w tepunghalus
x 100
1. %Tepung Halus = w awal
17,7
x 100
= 18,3 = 96, 72%
w tepung kasar
x 100
2. %Tepung Kasar = w awal
0,3
x 100
= 18,3 = 1,63%
w tepunghals+ w tepungkasar 18
x 100 = x 100
4. % W produk = w awal 18,3
= 98,36%
= 0,3 gram
w lost product
x 100
6. % lost product = w bahan kering
0,3
x 100
= 18,3 = 1,63%
74
x 75
1. Bubur Buah = 100 = 55,5 gram
10
x 75
2. Albumin = 100 = 7,5 gram
15
x 75
3. Dekstrin = 100 = 11,25 gram
1
x 75
4. CMC = 100 = 0,75 gram