KOKRISTALISASI SUSU
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP : 133020175
Kelompok :G
Meja : 3 (Tiga)
Asisten : Faradilla Noor R.
Tanggal Praktikum : 15 April 2016
Tanggal Pengumpulan : 20 April 2016
PRINSIP PERCOBAAN
Susu
Sukrosa
Pencampuran I
Pemasakan
Coklat Bubuk
Pencampuran II
Pemasakan
Penggilingan
Pengayakan
Pencetakan
Kokristalisasi susu
Gambar 1. Diagram
Gambar
alir pembuatan
1. Diagramice
alir
cream
pembuatan ice cream
HASIL PENGAMATAN
1. Warna Coklat
2. Rasa Manis
4. Tekstur Lembut
5. Kenampakan Menarik
Gambar Produk
untuk memasak larutan susu dan gula, memekatkan larutan, membuat larutan gula
Pencampuran kedua untuk mencampurkan coklat bubuk kedalam larutan gula dan
susu yang telah berkurang kadar airnya. Pemasakan kedua dilakukan untuk
lebih kecil. Pengayakan berfungsi untuk memisahkan antara kokristal yang telah
halus dan yang masih kasar. Dan pencetakan berfungsi untuk mencetak serbuk
berfungsi sebagai bahan pemanis, bahan penyalut, memberikan rasa berisi karena
mengisi ruang kosong antara bahan yang satu dengan yang lain, dan dapat
menambah cita rasa dan memberikan rasa coklat pada kokristalisasi susu.
dan berubah menjadi bentuk larutan. Larutan gula dan susu yang telah tercampur
pemanasan maka akan terjadi perubahan dari asalnya berbentuk larutan menjadi
berbentuk kristal kembali. Campuran gula, susu, dan coklat bubuk yang sudah
larutan sukrosa yang asalnya tidak jenuh lewat jenuh. Larutan sukrosa lewat jenuh
proses pengadukan yang akhirnya menyebabkan campuran sukrosa dan bahan inti
mengalami kristalisasi. Proses kristalisasi pada sukrosa dimulai pada saat terjadi
keseimbangan antara kristal dari zat terlarut murni dan sisi cairan induk dimana
terjadinya pertumbuhan kristal adalah konsentrasi lewat jenuh larut di atas tingkat
dua daerah, yaitu daerah metastabil dan daerah labil. Pada daerah metastabil,
larutan gula tidak bisa mengkristal secara spontan, tetapi dapat dengan cara: (1)
kristal gula. Pada daerah labil, tanpa bantuan apapun larutan gula akan
Proses kristalisasi pada sukrosa dimulai pada saat terjadi keseimbangan antara
kristal dari zat terlarut murni dan sisi cairan induk dimana kesetimbangannya
Kokristalisasi susu yang baik dapat dilihan dari warna, kelarutan, dan
aromanya. Warna kokristalisasi susu dengan penambahan coklat bubuk yang baik
adalah berwarna coklat dan tidak terjadi kerusakan akibat pemanasan seperti
susu yang baik adalah kokristalisasi yang mudah larut. Selanjutnya adalah aroma,
aroma pada suatu produk merupakan parameter penilaian penting dalam industri
pangan. Flavour/ aroma yang dimiliki suatu produk secara relatif langsung dapat
tersebut mempunyai flavour atau aroma yang khas maka produk tersebut dapat
dikatakan baik.
Aroma biasanya timbul dari zat-zat penghasil aroma yang dapat menguap
air dan sedikit larut dalam lemak (Kartika dkk., 1988). Penambahan flavour yang
akan digunakan dalam pembuatan kokristalisasi susu yaitu bubuk cokelat (cocoa
atau senyawa ke dalam dan diantara kristal sukrosa (Jackson and Lee, 1991). Pada
dari sukrosa yang menghasilkan bentuk yang mengelompok dengan jarak ukuran
langkah atau aktifitas yang secara umum mirip dengan teknologi pengemasan
yang dalam hal ini pengemasan suatu zat padat, cair atau gas ke dalam suatu
umum mirip dengan teknologi pengemasan, yang dalam hal ini pengemasan zat
padat, zat cair atau gas kedalam suatu bentuk mikrokapsul yang sewaktu-waktu
di laboratorium sesuai dengan syarat mutu SNI karena memiliki rasa, warna, dan
yaitu pada proses pemasakan dan pengadukan. Dimana pemasakan lewat jenuh
harus diperhatikan suhunya, karena apabila suhu terlalu tinggi maka bahan
menjadi gosong atau mengalami browning non enzimatis sehingga suhu atau api
harus tetap terkontrol dan tidak boleh terlalu tinggi. Selain itu CCP yang lainnya
adalah pada proses pengadukan, pengadukan yang lambat dan kurang kuat akan
DAFTAR PUSTAKA
Lebenson. Wissu.
Kartika, Bambang, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan. Pangan.
Yogyakarta: UGM.
2016.
47,25
x 150=71,25 gram
Sukrosa = 100
5
x 150=7,5 gram
Coklat Bubuk = 100
wproduk 82
x 100 x 100=54,67
% Produk = wbasis = 150