OLEH :
NAMA
NIM
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
HALAMAN PENGESAHAN
Praktikan,
ACARA IV
PEMBUATAN DUNKIN DOUGHNUT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Donat (doughnuts atau donut) merupakan salah satu makanan yang paling
sering di konsumsi oleh masyarakat. Donat adalah salah satu olahan pangan yang
berbasis bioteknologi karena pada proses pembuatannya donat memerlukan
peranan mikroorganisme dalam proses pengembangan adonan. Donat yang paling
umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat berbentuk
bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, jelly, krim dan
custard. Donat biasanya dibuat dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega.
Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan donat harus memiliki kandungan
gluten atau protein gandum yang tinggi agar adonan roti dapat mengembang
dengan sempurna. Proses pengembangan adonan yang paling sering dilakukan
adalah dengan melalui proses fermentasi dengan penambahan ragi didalam adonan
donat. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui konsentrasi ragi
terhadap daya kembang dan mutu doughnut.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ragi
FERMIPAN terhadap daya kembang dan mutu doughnut.
TINJAUAN PUSTAKA
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat
halus tergantung pemakaiannya. Biasanya tepung di gunakan untuk keperluan
penelitian, rumah tangga dan bahan baku industri. Tepung biasanya berasal dari
bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena
dari jagung atau hewani seperti tepung tulang atau tepung ikan. Setiap jenis tepung
dapat di bedakan dari warna, aroma, kehalusan dan bentuk granula patinya. Tepung
juga mempunyai sifat gluten, dimana yang dimaksud dengan gluten yaitu suatu
senyawa protein yang terdapat pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis
yang di perlukan dalam pembuatan roti agar dapat mengembang dengan sempurna.
Umumnya kandungan gluten menentukan kadar protein tepung terigu. Semakin
tinggi kandungan glutennya, semakin tinggi kadar protein tepung terigu. Gluten juga
mempunyai sifat menyerap air, elastis dan plastis (Hyuko, 2012).
Kue donat adalah makanan cemilan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Kue donat mengandung energi sebesar 357 kilokalori,
protein 9,4 gram, karbohidrat 56,5 gram, lemak 10,4 gram, kalsium 0 miligram, fosfor
0 miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam kue donat juga terkandung
vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C. Hasil tersebut didapat berdasarkan penelitian
terhadap 100 gram kue donat dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %
(Arjuna, 2014).
Gluten adalah senyawa yang terdapat dalam tepung terigu yang memiliki
sifat elastis apabila dicampurkan dengan air. Pada tepung terigu dengan berat
gluten basah sebesar 12,9 gr dan berat gluten kering 8,8 gr menghasilkan daya
serap air yaitu sekitar 48%. Pada gandum, kandungan gluten tidak tersebar merata
pada keseluhuran butiran endosperm biji gandum, tetapi berpusat didalam bagian
badan protein yang mengandung jaringan lemak. Bagian ini bertindak sebagai pusat
untuk sintesis gliadin dan glutenin. Tepung gandum mengandung kurang lebih 0,5%
hingga 0,8% pentosa yang larut dalam air dan kurang lebih 0,8% lipida bebas serta
1,0% lipida yang terikat. Gluten juga merupakan campuran amorf (bentuk tak
beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma dan
beberapa serelia terutama gandum, gandum hitam dan jelai. Kandungan gluten
dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung dan terdiri dari glutenin dan
gliadin. Gluten membuat adonan kenyal dan dapat mengembang karena bersifat
kedap udara (Desrosier, 1970).
Pembuatan roti merupakan bentuk lain dari pemanfaatan proses
fermentasi yang dilakukan oleh jamur ragi (Saccharomyces sp). dalam proses
fermentasi. Saccharomyces sp merubah karbohidrat menjadi karbondiokasida dan
alkohol, Saccharomyces sp juga dapat memfermentasikan maltosa secara cepat.
Karbondioksida merupakan gas yang dapat dilepaskan ke udara bebas. Di dalam
sebuah adonan, gas yang dihasilkan dari proses fermentasi oleh Saccharomyces
sp terjebak oleh pekatnya adonan tersebut, sehingga gas tersebut tidak dapat
dilepaskan ke udara bebas. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi ini
dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan. Dengan pemanasan pada oven
dengan suhu tinggi gas akan memuai, sehingga adonan akan tambah mengembang.
Pemanasan juga berfungsi untuk mematikan sel-sel ragi (Dwidjoseputro, 1990).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baskom plastik,
Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
tepung
terigu merk BOGASARI, kentang, telur, mentega, susu bubuk merk DANCOW, gula
halus, garam, minyak goreng, ragi FERMIPAN dan air.
Prosedur Kerja
1. Disiapkan tepung terigu sebanyak 900 gram.
2. Diayak dan dicampur dengan 7 sdm susu bubuk, 7 sdm gula halus, 2sdt garam,
7 butir kuning telur dan 3 butir putih ttelur.
3. Disiapkan kentang, kemudian dikukus dan dihancurkan, ditimbang 900 gram.
4. Ditambah dengan 7 sdm mentega. Diuleni campuran tepung terigu dengan
kentang kemudian ditambahkan ragi roti FERMIPAN dengan berat 1,5 gram dan
2,0 gram dan diperam pada suhu kamar selama 15 menit.
HASIL PENGAMATAN
I
4
3
4
4
3
4
4
5
4
5
40
4,0
Tebal
(cm)
3
2,5
2,5
3
2,5
2,5
Akhir
Diameter
(cm)
7.5
7,3
7
7
7
7,1
III
5
3
3
3
3
3
3
4
3
3
33
3,3
PEMBAHASAN
Kadar gluten pada tepung terigu sangat menentukan kualitas pembuatan suatu
makanan tergantung dari jenis gandum yang digunakan.
Dalam
proses
pembuatannya,
donat
memerlukan
ragi
sebagai
menambahkan cita rasa yang khas terhadap donat. Kentang yang digunakan dalam
campuran pembuatan donat cukup berpengaruh terhadap tekstur yang dihasilkan.
Kentang mengandung kadar air yang cukup banyak, oleh karena itu penggunaan
tepung terigu harus lebih banyak untuk mengurangi kelebihan air sehingga
teksturnya tidak terlalu lunak. Selain penambahan ragi, penambahan bahan-bahan
lain seperti gula, susu, air, shortening dan sebagainya sangat mempengaruhi
kualitas donat yang dihasilkan.
Selama proses fermentasi selain dihasilkan gas CO2 juga dihasilkan
asamasam organik yang menyebabkan penurunan pH adonan. Karena tingginya
kapasitas penyangga protein di dalam adonan, maka tingkat keasaman dapat
ditentukan dengan menentukan total asam adonan, sehingga tidak ada bakteri atau
organisme lain yang berperan selain khamir dalam bentuk Saccharomyces
cereviciae. Penambahan ragi FERMIPAN kedalam adonan harus dilarutkan dalam
air hangat kuku agar pertumbuhan Saccharomyces cereviciae dapat mempercepat
proses pengembangan roti. Suhu optimum agar fermentasi berjalan optimal yaitu 2530oC, karena jika suhu yang diberikan dibawah 20oC maka pertumbuhan khamir
menjadi lambat. Adonan yang telah jadi harus ditutup dengan kain saring yang telah
direndam dalam air agar gas CO2 yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae
tidak keluar dan adonan dapat mengembang.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari dua perlakuan dengan
pemberian konsentrasi ragi yang berbeda didapatkan hasil yang beragam. Pada
donat I dengan konsentrasi pemberian ragi 1,5 gram, tekstur donat yang dihasilkan
sangat empuk dan lunak selain itu rasanya juga enak dan warna yang diperoleh
tinggi
suhu
penggorengan
maka
akan
semakin
kecil
volume
pengembangan adonan. Sehingga suhu yang digunakan harus diatur dengan baik
agar tidak mempengaruhi kenampakan donat. Minyak yang digunakan untuk
menggoreng juga harus sudah mencapai titik didihnya agar pembentukan crust
(bagian kering) pada roti donat terbentuk dengan cepat dan tidak menyerap minyak.
KESIMPULAN
2.
Donat biasanya dibuat dengan menggunakan tepung terigu yang memiliki gluten
atau protein gandum yang tinggi agar adonan roti dapat mengembang dengan
sempurna.
3.
proses
pembuatan
memfermentasikan
maltosa
donat
secara
karena
cepat
memiliki
dan
sifat
memiliki
yang
dapat
kemampuan
metabolisme substrat.
4.
5.
Berdasarkan uji tingkat kesukaan (hedonik) donat yang paling banyak disukai
adalah donat II dengan penambahan ragi 2 gram.
6.
DAFTAR PUSTAKA