PEMBUATAN TAHU
Oleh
Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Tahu merupakan hasil olahan dari bahan dasar kacang kedelai melalui
seperti daging (19 persen), ikan (20 persen), dan telur (13 persen), ternyata kedelai
Pada garis besarnya proses pembuatan tahu ada dua bagian yaitu pembuatan
ekstrak (susu kedelai) dan penggumpalan protein dari susu kedelai. Cara
yaitu antara lain asam asetat atau garam CaSO 4 (batu tahu). Penggunaan CaSO4
bermutu baik. Pada umumnya pembuatan tahu di Indonesia masih terbatas dalam
skala industri rumah-tangga yang masih terikat pada cara-cara tradisional
(Anonim, 1981).
produk olahan kedelai untuk menambah nilai ekonomis dan nilai gizi kedelai serta
Pencetakan &
Pengepresan Koagulasi Pemanasan
Tahu Kedelai
Penimbangan
Penngukuran
volume
Filtrat kedelai
Air sisa
Pencetakan dan pengemasan
filtrat
Tahu kedelai
Bab ini menguraikan mengenai (1) Hasi Pengamatan dan (2) Pembahasan.
8. Gambar Produk
3.2. Pembahasan
tahu didapatkan produk seberat 75,6 gram dengan % produk sebesar 60,49 %.
Secara organoleptik tahu yang dihasilkan memiliki rasa khas tahu, warna putih
rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini
diolah dari kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana,
ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil
studi menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat
jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Mahasiswa ITP-FTP UB
2006, 2010).
didalam susu kedelai sehingga dihasilkan curd (gumpalan tahu). Jenis koagulan
klorida akan menghasilkan tahu dengan flavor sangat baik; pembentukan curd
cepat tetapi daya ikat airnya rendah sehingga rendemen yang diperoleh kecil dan
tekstur tahu cenderung kasar. Kalsium sulfat merupakan koagulan yang paling
pembentukan curd juga berlangsung lambat. Daya ikat airnya tinggi, sehingga
rendemen tahu yang dihasilkan akan lebih banyak daripada Ca/Mg-klorida dan
daya ikat air yang tinggi, dan membentuk tahu dengan tekstur seperti gel dan
flavor sedikit asam. Koagulan ini biasa digunakan untuk membuat tahu sutra.
Sementara itu, koagulan asam (asam laktat, asam asetat) memberikan rendemen
yang rendah, dengan tekstur tahu yang rapuh (mudah hancur) dan flavor agak
bertujuan agar kadar air kacang kedelai lebih tinggi sehingga kacang kedelai
akang lebih lunak dan mudah diproses selanjutnya. Selain itu untuk
menghilangkan selulosa yang ada pada kacang kedelai agar dapat dicerna oleh
Perendaman
perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai
ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3 jam
(untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan tergantung
dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Tujuan dari tahapan
dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat
membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada kedelai.
Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya cerna protein pada
2010).
Pencucian kedelai
dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan dari bak
dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah
tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu
berukuran besar.
Penggilingan
dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk
2010).
Perebusan/Pemasakan
Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai
Penyaringan
penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini
adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan
filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah
mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan melalui kran yang ada di
bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses
dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang
tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika filtrat yang dihasilkan sudah
kering. Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut
akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka
dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan
gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu
lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut
terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara
protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan
utama yang akan dicetak menjadi tahu (Mahasiswa ITP-FTP UB 2006, 2010).
tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang
memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang
harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah
itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan
ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan
cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk
pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan
dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter
bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras
Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari
cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang
melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu
tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai
ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu
menetralisir asam pada tahu karena pengaruh koagulan dan penambahan air garam
singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim
kering. Seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein
hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi
Tahu putih
Tahu jenis ini biasanya ada yang berbentuk padat. Bentuknya bervariasi
mulai dari yang besar hingga yang kecil. Untuk tahu ini biasanya digunakan untuk
digoreng, dibuat tahu bacem ataupun dibuat untuk campuran makanan berkuah
(Naya, 2011).
Tahu kuning
Biasanya tahu jenis ini padat atau disebut juga dengan tahu takwa. Karena
kepadatannya yang lebih dari pada tahu putih ketika dipotong tahu jenis ini tidak
Tahu sutera
Disebut tahu sutera karena sangat halus. Tahu jenis ini berwarna putih.
Karena lembutnya tahu ini, biasanya ketika dijual direndam dalam wadah yang
Tahu Pong
Bentuk tahu ini berbentuk padat. Ciri khasnya ketika digoreng kering,
dalam bentuk gorengan ataupun digunakan untuk masakan berkuah (Naya, 2011).
dahulu agar lunak. Bisanya disajikan dalam msakanan berkuah ataupun dibuat
1 Ph - 6,5-7,5
2 Kadar air b/b % Maks 8
3 Kadar abu total, b/b % Maks 5
5 Cemaran mikroba
Total bakteri
Koloni/g Maks 1x103
Coliform Koloni/g Maks1
-
Salmonella Tidak boleh beda
6 Cemaran logam
Tembaga (Cu) Mg/kg Maks 6,0
Zeng (Zn) Mg/kg Maks 10,0
Timbal (Pb) Mg/kg Maks 1,0
7 Warna - Normal
8 Kenampakan - Normal
9 Kenampakan - Normal
(Sumber: SNI,2005).
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
tahu didapatkan produk seberat 75,6 gram dengan % produk sebesar 60,49 %.
Secara organoleptik tahu yang dihasilkan memiliki rasa khas tahu, warna putih
4.2. Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum kali ini adalah pada proses
Berat Produk 75 , 6
%Produk = x 100% = x 100% = 60,49 %
W awal ba h an 124 , 98
12, 35
Kacang Kedelai = x 1012 = 124 , 98 gram
100
86 , 46
Air = x 1012 = 875 gram
100
1 ,2
Asam asetat = x 1012 = 12 , 44 gram
100