OLEH :
KELOMPOK II
YTASRIN (A1L116 0)
LA ODE AHO A1L117 0)
FITRIANI (A1L118 004)
WANI AFRIANI (A1L118 006)
KIRANI PUSPITA SARI (A1L118 012)
NURUL INAYAH (A1L118 041)
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai 3.728.600 ha. 92,40% diantaranya adalah kelapa dalam. Merujuk pada riset
Deptan, produktivitas kelapa yang dihasilkan petani dalam negeri masih mampu
mencapai 2 ton/ha. Dalam hal ini Indonesia tampil sebagai pemasok utama komoditas
kelapa di pasar dunia (Kemala, 2015). Dimana kelapa ini merupakan salah satu
komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia disamping kakao, kopi, lada, dan
vanili. Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki
terutama di sub sektor perkebunan, yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani,
produksi kelapa menduduki posisi kedua dengan jumlah produksi 41.850 ton tahun 2015
setelah kakao dari total produksi perkebunan Sulawesi Tenggara (BPS Sulawesi
Tenggara, 2016). Pada tahun 2016 luas areal tanaman kelapa di Sulawesi Tenggara
tercatat 54.180 ha dengan jumlah produksi 39.271 ton, dalam sektor pertanian kelapa
merupakan komoditas tradisional yang secara komersial dapat dihasilkan dalam bentuk
kopra, minyak kelapa, makanan segar, dan lain-lain (BPS Sulawesi Tenggara, 2017).
Santan kelapa merupakan bahan pangan yang digunakan oleh hampir semua rumah
tangga dan beberapa industri pangan. Kegunaan santan untuk berbagai kebutuhan
campuran masak dan pembuatan kue. Santan dikenal dalam masakan Indonesia
dengan santan kental dan santan encer, yang membedakan hanyalah kandungan
airnya.
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sehingga masyarakat akan mencari sesuatu
bahan yang lebih efisien dan praktis serta mudah penyediaan, penggunaannya dan daya
simpan yang lama. Oleh karenanya, dilakukan pembuatan santan dalam bentuk siap
pakai, antara lain dibuat menjadi santan instan. Santan instan mempunyai masa
simpan atau kadaluarsa lebih kurang selama 1 tahun. Penggunaannya relatif mudah
karena tinggal ditambahkan air panas (hangat) serta kualitasnya dapat diterima
konsumen, walaupun tidak sebaik kualitas santan yang dipersiapkan dalam rumah
tangga dari kelapa segar. Selain itu, dilakukan berbagai upaya untuk memperpanjang
umur simpan santan kelapa melalui peningkatan stabilitas emulsinya, seperti proses
percobaan ini yakni menguji uji kualitas santan dengan menggunakan pelarut yang
berbeda. Pelarut pertama menggunakan air biasa, pelarut kedua menggunakan air
cucian beras dan pelarut ketiga menggunakan air dengan campuran terigu.
Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji kualitas santan dengan pelarut
yang berbeda yang dilihat dari kenampakannya, rasa, bau dan homogenitasnya
Manfaat pada percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui pelarut mana
2.1 Kelapa
Kelapa hibrida adalah jenis kelapa yang dihasilkan dari persilangan antara
kelapa berpohon tinggi (kelapa dalam) dan kelapa yang cepat berbuah (kelapa
genjah) sehingga dihasilkan sifat- sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asal. Di
Indonesia, jenis kelapa hibrida sudah banyak ditanam. Kelapa hibrida memiliki sifat
unggul yang diwariskan oleh tetuanya, yaitu dapat berbuah cepat (4-5 tahun), potensi
berbuah rata-rata mencapai 120 butir per pohon per tahun, memiliki daging buah
yang tebal, terdapat kandungan minyak tinggi, tergolong tanaman dengan pohon
Santan kelapa adalah cairan putih yang dihasilkan dari daging kelapa yang
diparut dan kemudian diperas setelah ditambahkan air. Komposisi santan kelapa
bervariasi tergantung berbagai hal seperti varietas, umur, lingkungan tumbuh kelapa serta
metode ekstraksi. Santan dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air, santan
merupakan bahan makanan yang cepat rusak dan berbau tengik dalam beberapa jam, hal
ini dikarenakan santan mempunyai kandungan air, lemak dan protein yang cukup tinggi
menyedapkan masakan menjadi gurih. Santan kelapa mengandung tiga nutrisi utama,
yaitu lemak sebesar 88.30%, protein sebesar 6.10% dan karbohidrat sebesar 5.60% .
santan kelapa akan menambah cita rasa dan nilai gizi suatu produk yang akan
dihasilkan oleh abon. Santan akan menambah rasa gurih karena kandungan lemaknya
yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian abon yang dimasak dengan menggunakan
santan kelapa akan lebih gurih rasanya dibandingkan abon yang dimasak tidak
Santan segar mudah mengalami perubahan bila tidak diawetkan. Oleh karena
itu, saat ini telah dikembangkan pengolahannya menjadi santan pasta dan santan
oksidasi asam lemak tak jenuh. Santan pasta atau krim kelapa adalah produk yang
siap untuk dicampur pada pengolahan makanan-makanan tertentu. Bagi masyarakat
perkotaan menggunakan krim kelapa merupakan cara yang sangat praktis (Ariningsih
dkk, 2020).
BAB III
METODE PENELITIAN
dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Mei 2021 bertempat di Asrama Putri Monjali,
Kendari.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah wadah 3 buah, saringan,
pengaduk, dan sendok. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kelapa
Diparut satu buah kelapa dan dimasukkan kedalam wadah, dimasukkan air
700 mL Setelah itu, diperas santan dan disaring. Kemudian dilanjutkan dengan
memasukkan air sebanyak 1300 mL diperas dan disaring santan yang didapatkan.
Diparut satu buah kelapa dan dimasukkan kedalam wadah, dimasukkan air
cucian beras (ke-3 dan ke-4) sebanyak 700 mL Setelah itu, diperas santan dan
disaring. Kemudian dilanjutkan dengan memasukkan air cucian beras (ke-3 dan ke-4)
Diparut satu buah kelapa dan dimasukkan kedalam wadah, dimasukkan air
tepung sebanyak 700 mL Setelah itu, diperas santan dan disaring. Kemudian
dilanjutkan dengan memasukkan air tepung sebanyak 1300 mL diperas dan disaring
Uji kesukaan atau uji hedonik merupakan suatu cara pengujian untuk
berdasarkan tingkatnya terhdap suatu produk atau sampel. Tingkat kesukaan ini
disebut skala hedonik. Contohnya: amat sangat suka, sangat suka, agak suka, netral,
tidak suka, dan sebagainya. Skala hedonik ini dapat direntangkan atau diciutkan skala
hedonik pun dapat di transformasikan sklala numerik dengan angka menaik sesuai
Pada pengujian uji hedonik ini, sampel yang kami gunakan adalah santan dengan
air biasa, santan dengan air cucian beras dan santan dengan air terigu. Tujuan
dilakukannya uji hedonik ini, adalah untuk mengetahui kecenderungan santan dengan
berbagai macam air apa yang lebih disukai oleh para panelis dengan menggunakan 4
parameter yaitu kenampakan, bau, rasa dan tekstur. Panelis yang kami gunakan
berasal dari panelis tidak terlatih yang berjumlah 6 panelis. Sebelumnya, sampel yang
terdiri dari 3 jenis air yang berbeda-beda, diberi nama sampel terlebih dahulu, yaitu:
Tingkatan skoring yang kami gunakan hanya 1-10 tingkat. Kemudian panelis
berhak untuk memberikan penilaian skor berapakah yang didapatkan oleh tiap-tiap
sampel, sesuai dengan kodenya masing-masing, jika dilihat dari 4 parameter tadi
Kemudian jumlah nilai yang sudah didapatkan untuk masing-masing kode dengan
Untuk kode sampel dengan nilai rata-rata tertinggi, berarti sampel dengan kode
tersebut merupakan jenis santan yang paling banyak disukai oleh konsumen.
Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa hasil uji hedonic dengan
menggunakan pelarut air yang berfungsi sebagai pembanding, pelarut air beras dan
pelarut air tepung dengan lama pendiaman 2 jam. Ketika didiamkan selama 1 jam
terjadi perubahan baik itu air sebagai pembanding maupun air beras dan air tepung
dimana terjadi pada pelarut air warnanya putih susu pada lapisan atas sedangkan pada
lapisan bawah berwarna putih keruh begitupun juga dengan air beras ketika
didiamkan selama satu jam terjadi perubahan yang sama dengan air biasa yaitu
terebntuk dua lapisan pada lapisan atas berwarna putih susu dan pada lapisan bawah
berwarna putih keruh. Berbeda halnya dengan air tepung setelah dibiarkan selama
satu jam terbentuk 3 lapisan yaitu pada lapisan atas bewwarna putih lapisan kedua
berwrana putih kekuningan dan pada lapisn bawah adalah berwarna putih.
Pemisahan air beras dan air biasa terjadi pada waktu yang bersamaan yaitu
pada waktu pendiaman 3,5 menit sedangkan tepung belum terpisah sama sekali masih
sama dengan keadaan awal. tepung mulai menunjukan perubahan diwaktu 9 menit
menit sementara air biasa dan air beras lapisan air yang terbentuk makin banyak dan
santan yang terbentuk pada air biasa lebih banyak dibandingkan dengan air beras
seiring dengan lamanya waktu pendiaman. ini menunjukkan bahwa air beras tidak
air tepung yang memberikan pengarug besar terhadap homogenitas larutan Lama
strukturnya yang agak kental dibandingkan dengan air biasa dan air beras
. Pada waktu yang bersamaan air biasa dan air beras sudah terpisah namun
lebih banyak yang terpisah pada air beras dibandingkan dengan air biasa hal ini
menggunakan pelarut air biasa yaitu sebesar 8,2 sedangkan untuk pelarut air beras
dan air tepung kenampakannya sama yaitu dengan nilai 8 untuk satu jam pendiaman
ketika sudah 2-3 jam pendiaman kenampakan yang paling disukai oleh penelis yaitu
dengan menggunakan pelarut tepung dengan rata-rata nilai sebesar 6,6 dan 4,2.
Untuk uji bau atau aroma selama 1 jam pendiaman yang paling disukai yaitu
dengan menggunakan pelarut air biasa dan air tepung yaitu dengan nilai rata-rata
yang diperoleh sebesar 8 hal ini dikarenakan menurut penelis untuk uji bau dengan
menggunakan pelarut air biasa dan tepung menghasilkan bau yang masih segar. Pada
dua jam pendiaman santan yang paling disukai baunya adalah yang menggunakan
pelarut air tepung dan pada tiga jam pendiaman yang paling disukai baunya adalah
yang menggunakan pelarut air biasa hal ini disebabkan karena menurut penelis aroma
kesegrannya masih terasa meskipun sedikit dibandingkan dengan air beras dan air
Uji ketiga yaitu dilihat dari rasanya dengan rata-rata yang dihasilkan dari
penggunaan pelarut air biasa, air beras dan air tepung yaitu untuk satu jam dan 2 jam
pendiaman yang paling disukai adalah yang menggunakan pelarut tepung dengan
nilai rata-rata sebesar 7,6 dan 5,8. untuk 3 jam pendiaman yang paling besar adalah
Terakhir adalah dilihat dari teksturnya, Tekstur merupakan salah satu factor
sensorik yang berkaitan dengan tingkat kekersan dan kelembutan suatu produk.
Tekstur produk makanan dapat dirasakan dengan menggunakan indra peraba salah
satunya mulut yaitu dengan lidah dan bagian-bagia dalam mulut, dapat juga dengan
Tekstur juga menjadi salah satu factor penentu kualitas yang perlu perhatikan.
menggunakan pelarut air biasa dengan pendiaman satu hingga tiga jam berturut-turut
adalah 8,6,2 dan 4,2. Berdasarkan uji hedonic baik dari kenampakan, bau, rasa dan
teksturnya dengan lama pendiaman selama satu jam hingga tiga jam pendiaman nilai
4.2 Pembahasann
dihasilkan melalui aspek yang meliputi rasa, kenampakan, bau, dan tekstur. Dalam
percobaan ini, uji oragnoleptik yang digunakan adalah uji hedonik dengan menggunakan
skala lima tingkat. Jadi, pilihan yang paling disukai memiliki nilai yang tertinggi, dan
disebut skala hedonic, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka, tidak
suka, sangat tidak suka dan lain-lain.Skala hedonic dapat direntangkan atau dicuitkan
tingkat kesukaan).Dengan data ini dapat dilakukan analisis statistic. Teknik uji
(Suryono, 2018).
Dalam uji mutu hedonik, panelis diminta untuk memberikan tanggapan atas
hasil produk santan kelapa. Pengujian organoleptik disebut sebagai penilaian dengan
indera atau penilaian sensori yang memanfaatkan panca indera manusia untuk
mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, dan rasa suatu produk.Bagian organ tubuh
yang berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera pencicip, indera
pembau dan indera peraba atau sentuhan. Menurut Lailiyana (2012), tujuan uji
organoleptik adalah untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat sensori
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa perlakuan santan kelapa diperoleh rata-
rata nilai terhadap kenampakan berkisar antara 3,8 - 8,2 (agak tidak suka – sangat
suka). Nilai tertinggi kenampakan terdapat pada santan dengan air biasa (1 jam) dan
nilai terendah terdapat pada perlakuan santan dengan air cucian beras (3 jam). Uji hedonik
perlakuan santan kelapa dengan menggunakan beberapa pelarut memberikan pengaruh nyata
terhadap kenamoakan santan yang dihasilkan. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa perlakuan santan kelapa diperoleh rata-
rata nilai terhadap bau berkisar antara 3 - 8 (tidak suka-sangat suka).Nilai tertinggi bau
terdapat pada perlakuan santan dengan air biasa(1 jam) dan santan dengan air campuran
terigu(1 jam), nilai terendah terdapat pada perlakuan santan dengan air cucuian beras (3
jam). Hasil uji hedonic perlakuan santan kelapa dengan beberapa perlaut memberikan
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa perlakuan santan kelapa diperoleh rata-
rata nilai terhadap rasa berkisar antara 2,6 – 7,6 (tidak suka – suka). Nilai tertinggi rasa
terdapat pada perlakuan santan dengan air campuan terigu (1 jam), nilai terendah terdapat
pada perlakuan santan dengan air campiran terigu (3 jam). Hasil uji hedonic perlakuan
santan kelapa dengan beberapa macam pelarut memberikan pengaruh tidak nyata
terhadap rasa santan yang dihasilkan.Setiap panelis memiliki hak penilaian tersendiri
terhadap rasa pada santan yang dihasilkan. Terdapat 5 jenis rasa yang bisa dikecap oleh
lidah yaitu manis, asam, asin, pahit, dan gurih. Secara umum santan yang dihasilkan dari
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa perlakuan santan kelapa diperoleh rata-
rata nilai terhadap tekstur berkisar antara 2,8 - 8 (tida suka – sangat suka). Nilai tertinggi
tekstur terdapat pada perlakuan santan dengan air biasa (1 jam) dan nilai terendah
terdapat pada perlakuan santan dengan air campuran terigu (3 jam). Hasil uji hedonik
perlakuan santan kelapa dengan beberapa pelarut memberikan pengaruh tidak nyata
terhadap tekstur santan yang dihasilkan.Tekstur merupakan salah satu faktor sensori yang
berkaitan dengan tingkat kekerasan dan kelembutan suatu produk (Sulkarnain, 2018).
Tekstur produk makanan dapat dirasakan dengan menggunakan indera peraba salah
satunya mulut yaitu dengan lidah dan bagian-bagian di dalam mulut, dapat juga dengan
menggunakan tangan sehingga dapat merasakan tekstur suatu produk makanan. Tekstur
juga menjadi salah satu faktor penentu kualitas yang perlu diperhatikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
diperoleh bahwa santan dengan pelarut air biasa merupakan perlakuan terbaik dari
jamnya.Hal ini menyatakan bahwa santan dengan pelarut air biasa lebih disukai
panelis jika dibandingkan dengan pelarut lain.Hasil uji hedonik terbaik yaitu
kenampakan 9 (sangat suka), bau 9 (sangat suka), rasa8 (sangat suka), dan tekstur8
(sangat suka).
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, S., Reno Fitri Hasrini dan Ainun Khoiriyah.2020.Analisis Produk Santan
Untuk Pengembangan Standar Nasional Produk Santan Indonesia.Prosiding
Ppis 2020 – Tangerang Selatan. 1(1).
Barasi, E., Feti Fatimah, dan Chirstine Mamuaja.2017. Karakterisasi Santan Di
Sulawesi Utara Sebagai Bahan Baku Santan Instan.Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado Fakultas
Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Cahyono, M.A., dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2015. Pengaruh Proporsi Santan
Dan Lama Pemanasan Terhadap Sifat Fisiko Kimia Dan Organoleptik Bumbu
Gado-Gado Instan.Jurnal Pangan Dan Agroindustri.3(3).
Lailiyana.2012. Analisis Kandungan Zat Gizi Dan Uji Hedonik Cookies Pada Siswi
Smpn 27 Pekanbaru.Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Depok.
Marlina, Dwi Wijayanti, Ivo Pangesti Yudiastari, dan Lilis Safitri. 2017. Pembuatan
Virgin Coconut Oil dari Kelapa Hibrida Menggunakan Metode Penggaraman
Dengan Nacl Dan Garam Dapur. Jurnal Chemurgy. 1(2).
Sulkarnain, D. 2018. Pemanfaatan Talas (Colocasia Esculenta L) Menjadi Es Krim
Nabati Dengan Penambahan Santan Dan Karagenan, Universitas
Tanjungpura, Fakultas Pertanian, Pontianak, (Skripsi).