Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL


PRODUKSI PERTANIAN

TENTANG

“ STANDAR UJI OGANOLEPTIK MINYAK GORENG KELAPA “

Disusun Oleh

Kelompok III ( Ganjil )

Gunawan Sibela 04372011003 Rajib L Safi 04372011021


Harni Wally 04372011017 Natilani Baba 04372111043
Siti Chasanah 04372011005 Isthy Arsyita Putri 04372011045
Rosita Yusuf 04372011023 Al Qadri Alkatiri 04372011027
Shinta La Samiun 04372011019 M. Zaldi Lamusu 04372011011
Mastia Taha 04372011013 Nurlani Hi Ninggsi 04372011029
Hilja Karamaha 04372011035 Orwin La Mani 04372011031
M.Azim 04372011039 Fauzia A.r Alweni 04372011025
Mutiara Nurul Az-zahra 04372011015 Eka Aningsari Teapon 04372011009

PRODI AGRIBISNIS
FAKUKTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Ternate, 13 Januari 2022

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses pengujian Organoleptik bentuk fisik dari Minyak Goreng Kelapa ...................... 3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 5

Daftar pustaka ...................................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki luas dan hasil kelapa
(Cocos nucifera, L ) terbesar didunia. Sulawesi tengah termasuk salah satu daerah
penghasil kelapa di Indonesia. Tanaman kelapa mempunyai manfaat yang cukup besar
didalam kehidupan manusia sehari-hari (Soedijanto dan sianipar,1981). Tanaman kelapa
sering disebut sebagai pohon kehidupan, karena sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Salah satu produk kelapa adalah minyak kelapa ( Suhardiyono, 1998).
Menurut ketaren (1986), buah kelapa merupakan salah satu sumber minyak yang
sangat penting di Indonesia. Minyak kelapa murni merupakan produk olahan dari
daging buah kelapa segar yang diolah tanpa proses pemanasan dan tidak melaui
pemurnian dengan bahan kimia, sehingga komponen-komponen penting yang
terkandung dalam minyak tetap dipertahankan (Tanasale, 2013).

Minyak kelapa adalah salah satu produk olahan yang berkembang di masyarakat
setempat. Sekitar 60% dari hasil kelapa dijual dalam bentuk minyak kelapa. Pengolahan
minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: pengolahan basah dan pengolahan
kering, pengolahan cara basah, dengan kelapa segar sebagai bahan baku yang biasa dilakukan
pabrik skala industri kecil dan rumah tangga. Pengolahan cara kering dengan kopra sebagai
bahan baku yang biasa digunakan oleh pabrik skala industri menengah dan besar. Teknologi
pengolahan minyak kelapa yang berkembang di petani adalah dengan cara basah. Bahan baku
yang digunakan berasal dari buah kelapa yang tidak sama tingkat kematangannya. Proses
pengolahannya dimulai dari pembelahan buah kelapa, kemudian diparut dan diperas untuk
diambil santannya. Pemarutan dilakukan dengan mesin pemarut, tetapi ada juga yang secara
manual. Hasil parutan tidak langsung diperas, penundaan pemerasan kadang-kadang lebih
dari 1 (satu) jam. Kemudian dilakukan pemanasan santan sampai diperoleh minyak kelapa.
Pemanasan langsung dengan suhu yang tinggi selama lebih dari 4 (empat) jam. Disamping itu
dalam proses pengolahannya sering dilakukan penambahan asam cuka, dengan harapan
minyak berwarna putih dan tidak cepat tengik.

1
Cara ini menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas rendah, karena tingkat kandungan
air dan asam lemak bebas tinggi, berwarna putih keruh atau kuning kecoklatan keruh, tidak
tahan disimpan (<30 hari), dan lebih cepat menjadi tengik.

Industri rumah tangga mengolah kelapa menjadi minyak, tetapi kualitas dan kuantitasnya
masih rendah; Selain itu masalah yang sering dikeluhkan masyarakat adalah bahwa dalam
pengolahan minyak dipasaran membutuhkan waktu yang relative lama dan minyak kelapa
yang dihasilkanpun mudah tengik sehingga perlu mencari metode yang efektif dan efisien
agar minyak yang dihasilkan memtftki kualitas dan kuantitas yang baik.

Minyak kelapa yang diperdagangkan dimasyarakat dan digunakan dalam industri berasal
dari berbagai desa, berbagai jenis kelapa, umur tanaman yang berbeda-beda serta bermacam
pula teknik pengolahannya. Variasi ini akan menghasilkan mutu minyak kelapa yang berbeda
pula. Untuk itu dilakukan pengujian mutu minyak kelapa dan mengidentifikasi minyak kelapa
serta proses pengolahannya.

Pemerintah telah menetapkan SNI- Minyak Kelapa 01-2902-1992. Minyak kelapa yang
bermutu tinggi harus memenuhi persyaratan teknis atau kriteria yang telah ditentukan oleh
SNI.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang masuk dalam proses pengujian Organoleptik?
2. Apa saja bentuk fisik Minyak Kelapa yang dilakukan dalam proses pengujian
Organoleptik?

C. Manfaat
1. Mengetahui apa saja yang masuk dalam proses pengujian Organoleptik
2. Mengetahui bentuk fisik dari minyak kelapa yang di Uji Organoleptiknya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses pengujian Organoleptik bentuk fisik dari Minyak Goreng Kelapa

Pengujian sifat fisik minyak kelapa dilakukan dengan uji organoleptik. Sifat fisik
yang diamati adalah: warna, bau, rasa dan ada tidaknya endapan. Mutu fisik minyak kelapa
pada daerah sampel tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Mutu fisik minyak kelapa hasil teknologi perbaikan dan teknologi petani.

No Cara Pengolahan Uji Organoleptik


pada Warna dan Rasa Aroma Endapan
Tiga Desa
1 Desa Rantau Indah Kuning bening agak Agak tengik Ada
tengik
2 Desa Kondo Kandis Kecoklatan, keruh, Agak tengik Ada
agak tengik
3 Tungkal IV Desa Kuning bening, agak Agak tengik Ada
tengik
4 Teknologi Perbaikan Bening, jernih, tidak Khas minyak Tiidak ada
berasa kelapa

Warna minyak kelapa dipengaruhi oleh bahan dasar yang digunakan dan suhu selama
pengolahan. Daging kelapa yang mengandung protein dan karbohidrat dibantu oleh suhu
pengolahan yang tinggi (> 100oC) dan pemanasan yang lama (+ 4 jam) akan menghasilkan
warna kuning kecoklatan pada minyak kelapa. Hal ini disebabkan selama pengolahan terjadi
reaksi antara karbonil dari karbohidrat dengan asam amino dari protein (reaksi pencoklatan)
(Swern, dalam Margaretha, 1992). Pada pengkajian ini terlihat bahwa warna minyak kelapa
dengan teknologi perbaikan bening jernih karena suhu pemanasan tetap dipertahankan sekitar
95-100oC dan proses pemanasan lebih cepat (sekitar 2 jam), karena dengan proses
pendiaman santan dilakukan pemisahan kanil dan air, dan yang dipanaskan hanya kanilnya
saja sehingga proses pemanasan lebih cepat. Warna bening merupakan warna minyak kelapa
yang disukai konsumen. Swern dalam Margaretha, (1992) mengatakan bahwa apabila diuji
dengan alat Lovibond warna tersebut berada pada kisaran 20-30 unit, dan ditambahkan oleh
Paquot dalam Margaretha, (1992) pengujian dengan spektrofotometer warna tersebut berada
pada panjang gelombang 400-700 nm.

3
Aroma/bau minyak kelapa diuji secara organoleptik melalui penciuman. Minyak
kelapa yang baik berbau khas minyak kelapa dan tidak berbau asam. Pada teknologi
perbaikan mempunyai aroma khas minyak kelapa.

Rasa minyak kelapa seperti halnya aroma juga dapat diuji secara organoleptik.
Minyak kelapa yang baik tidak berasa, hal ini ditemui pada minyak kelapa hasil teknologi
perbaikan, karena proses pendiaman santannya tidak berlangsung lama hanya sekitar 2 jam.

Perlakuan penyaringan berpengaruh pada ada tidaknya endapan. Pada teknologi


perbaikan tidak terdapat endapan pada minyak kelapa. Hal ini diduga karena penyaringan
dilakukan dua kali dengan menggunakan lapisan tissu.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil analisis mutu fisik terlihat bahwa semua komponen mutu yaitu warna, bau, rasa
dan ada tidaknya endapan belum memenuhi standar mutu 4. Teknologi perbaikan minyak
kelapa dengan melakukan pendiaman santan, dan menggunakan bahan baku yang seragam
memperlihatkan hasil yang sangat baik, baik secara fisik dengan warna bening jernih,
aroma khas minyak kelapa dan tidak terdapat endapan, maupun secara kimia telah
memenuhi standar mutu minyak kelapa yang telah ditetapkan SNI 01-2902-1992.

5
Daftar Pustaka

 https://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/09/MP-6-
Nur-Asni-dan-Linda-Yanti.pdf
 http://jurnal.poligon.ac.id/index.php/jasc/article/download/177/87

Anda mungkin juga menyukai