Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PROPOSAL DESAIN PRODUK

DOSEN PENGAMPU : 1. Dr. Eka Daryanto, M.T


2. Ferry Indra Sakti H Sinaga, M.T

NAMA : Pria Surya Immanuel Sihombing


NIM : 5203321017
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
MATA KULIAH : DESAIN PRODUK A

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk dan isinya yang masih belum sempurna dan
sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca mohon dimaklumi dan memberikan
masukan untuk membangun makalah ini.

Medan, 3 Oktober 2022

Pria Surya Immanuel Sihombing


DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Batasan Masalah....................................................................................3
1.4 Tujuan Rancangan ................................................................................3
1.5 Manfaat Rancangan...............................................................................3

Bab II Dasar Teori


2.1 CPO......................................................................................................... 6
2.2 Brondolan Sawit..................................................................................... 8
2.3 Kernel Sawit........................................................................................... 11
2.4 Cangkang Sawit……………………………………………………….. 13

Bab III Metode Perancangan


3.1 Perencanaan …………………………………………………………. 14
3.2 Pembuatan Alat………………………………………………………. 14
3.3 Pengujian Alat ……………………………………………………….. 14
3.4 Evaluasi……………………………………………………………….. 14
3.5 Spesifikasi dan mekanisme kerja alat pemisah…………………….. 15

Bab IV Bahan dan Anggaran


4.1 Bahan………………………………………………………………… 16
4.2 Anggaran Biaya……………………………………………………… 18

Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 19
5.2 Saran…………………………………………………………………. 19
Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 20
Lampiran……………………………………………………………………….. 21
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengolahan buah Kelapa Sawit di awali dengan proses pemanenan Buah Kelapa Sawit. untuk
memperoleh hasil produksi Crude Plam Oil (CPO) dengan kualitas yang baik serta dengan
perbandingan minyak yang tinggi, Pemanenan dilakukan berdasarkan Kriteria Panen (tandan
matang panen) yaitu dapat dilihat dari jumlah berondolan yang telah jatuh ditanah sedikitnya
ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan. Cara Pemanenan Kelapa Sawit harus
dilakukan dengan baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan hal ini bertujuan agar
pohon yang telah dipanen tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat
dibandingkan sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah daun
yang menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan buah.
Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan dipotong menjadi dua
bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga
diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.
Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan pemotongan tandan buah dekat pangkal, hal ini
dilakukan untuk mengurangi beban timbangan Kelapa Sawit.
Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan tandan buah segar (TBS) selanjutnya
di angkut menuju tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk selanjutnya ditimbang dan
diangkut menuju pabrik pengolahan Kelapa Sawit. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)
menuju pabrik pengolahan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan alat transportasi
berupa Truk atau Traktor. Sebelum masuk kedalam Loading Ramp, TBS ditimbang terlebih
dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan (TBS) yang diangkut
sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan
untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS yang telah ditimbang kemudian di periksa atau
disortir terlebih dahulu tingkat kematangan buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan
kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen
minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty
acid) minimum.
1.2. Rumusan Masalah
1.Bagaimana cara memisahkan cangkang sawit
2.Bagaimana proses pembuatan dari pembuatan cpo
1.3 Batasan Masalah
1. Pengaruh pertumbuhan lahan, produksi dan harga CPO domestik serta pengaruhnya
terhadap volume ekspor crude palm oil
1.4Tujuan Rancangan
1.5 Mengetahui bagaimana proses memisahkan kernel sawit
1.6 Manfaat Rancangan
1. Melatih mahasiswa merancang dan membangun alat atau sebuah produk
BAB II Dasar Teori
2.1 CPO
Crude palm oil (CPO) adalah salah satu jenis minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi
oleh masyarakat dunia, yakni sekitar 40% dari seluruh jenis minyak nabati. Pemanfaatan
minyak ini pun sangat beragam, terutama sebagai bahan pangan, industri kosmetik, industri
kimia, industri pakan ternak, dan lain-lain.
Minyak kelapa sawit mentah berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil)
sekalipun keduanya dihasilkan oleh buah yang sama. Selain itu, minyak kelapa sawit mentah
juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nuifcera).
Perbedaan ini terletak pada kandungan yang dimiliki oleh masing-masing jenis minyak. CPO
pada dasarnya mempunyai warna kemerahan karena adanya kandungan beta-karoten yang
tinggi.
Beta karoten sendiri merupakan senyawa awalan vitamin A yang juga merupakan pigmen
berwarna dominan merah-jingga yang secara alami ada pada tumbuhan termasuk buah-
buahan.
Sementara itu, inti minyak kelapa sawit tidak memiliki kandungan beta-karoten sehingga dari
komposisi warnanya pun berbeda. Adapun perbedaan kandungan lemak jenuh di antara
minyak kelapa sawit mentah, minyak inti kelapa, dan minyak kelapa cukup signifikan, yakni
berturut-turut 41%, 81%, dan 86%.
Komponen Penyusun Crude Palm Oil
Komponen penyusun crude palm oil meliputi kandungan senyawa, komposisi asam lemak,
dan sifat fisika dan kimia.
Sebagai catatan, sifat fisika maupun kimia dalam minyak kelapa sawit mentah dapat berubah-
ubah sesuai dengan kemurnian dan mutu dari minyak tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan sifat fisika dan kimia dalam minyak kelapa sawit mentah
mencakup warna, bau, rasa, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih, titik nyala dan
titik api, bilangan iod, dan bilangan penyabunan.
Kegunaan Crude Palm Oil
1. Campuran Biodiesel
2. Bahan Baku Minyak Goreng
3. Bahan Baku Produk Makanan
4. Bahan Baku Kosmetik dan lain-lain
Tahap Pembuatan Minyak Goreng Kelapa Sawit
1. Pengumpulan Buah Kelapa Sawit. Pada tahap ini, kelapa sawit yang telah matang, di
ambil.
2. Perebusan Buah Kelapa Sawit.
3. Perontokan Buah.
4. Pemerasan Daging Buah.
5. Penyaringan Minyak Kasar.
6. Pemisahan Minyak dengan Air.
7. Pemurnian Minyak.
Permintaan ekspor CPO juga akan semakin naik karena CPO merupakan komoditas ekspor
yang penting karena memiliki peran strategis karena:
(1) Kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng sehingga pasokan yang
kontinyu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng. Hal ini penting karena minyak
goreng merupakan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya harus terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
(2) Kelapa sawit merupakan komoditi andalan non migas yang mempunyai prospek yang
baik sebagai sumber pendapatan devisa dan pajak.
(3) Dalam proses produksi maupun pengolahan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga
meningkatkan kesehjateraan masyarakat.
Karena tingginya permintaan CPO atas ekpor dunia maka perkebunan di Indonesia setiap
tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor
dunia.Berdasarkan data BPS luas areal perkebunan kelapa sawit setiap tahunnya mengalami
peningkatan, dapat kita lihat dari tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya luas lahan perkebunan kelapa sawit
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari tabel diatas kita lihat bahwa perkembangan luas
lahan Indonesia sekarang sudah mencapai 15.081.022 Ha , dengan melihat potensi lahan
Indonesia yang cukup besar ini, harusnya industri minyak kelapa sawit atau CPO harus nya
dapat memanfaatkan potensi lahan yang besar ini untuk menjadikan Indonesia menjadi
Negara satu-satunya pengekspor CPO terbesar di dunia.
Harga CPO diperkirakan juga masih akan naik terus karena persediaan yang terbatas,
sedangkan permintaan yang terus bertambah, kenaikan harga dan tingginya permintaan
minyak sawit mentah (CPO) membuat ekspor minyak kelapa sawit ini akan semakin
menguat. Dengan mengetahui harga pokok produksi, dapat di tentukan harga pokok
penjualan. Harga pokok penjualan ini akan menentukan harga jual dan laba (profit) yang akan
diperolehnya. Pihak manajemen juga dapat langsung mengetahui biaya-biaya yang harus
dikendalikan. Indonesia harus mampu menghasilkan CPO dengan kualitas yang tinggi dan
sesuai dengan standar internasional ISO dengan biaya yang efisien hal ini akan menghemat
biaya dan memperbanyak produksi.
2.2 Brondolan Sawit
Brondol kelapa sawit merupakan butiran buah yang lepas dari tandan buah kelapa sawit,
dalam perkebunan rakyat brondol sangat penting karena memiliki berat dan kandungan
rendemen minyak yang tinggi sehingga dapat menambah nilai jual.
Brondol kelapa sawit sangat rentan terhadap kerusakan yang menyebabkan enzim lipase
menjadi aktif, dipicu oleh adanya air dan oksigen menyebabkan proses hidrolisis terjadi yang
mengakibatkan meningkatnya nilai asam yang dapat dilihat dengan terjadinya ketengikan
pada minyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh waktu panen yang
didasarkan pada mutu CPO dari brondolan perkebunan kelapa sawit rakyat. menentukan
batas maksimal TBS harus dipanen dan brondol yang dapat diambil dari kebun. Brondol
diolah menjadi CPO dengan cara pengukusan dan pengepresan. Metode yang digunakan
adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari faktor tunggal yaitu variasi waktu
panen kelapa sawit (1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, dan 5 hari) dengan 2 kali ulangan. Analisis
data menggunakan uji analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan Multiple
Range Test (DMRT)jika terdapat data berpengaruh signifikan. Pengamatan meliputi kadar
ALB, kadar air, dan kadar minyak. Dari hasil pengamatan tersebut didapat waktu panen yang
efektif yaitu pada brondol pengamatan pertama (P1) dengan kadar ALB 2,90%, Kadar air
4,50%, dan kadar minyak 49,10%, dikarenakan presentase kadar ALB dan kadar air yang
rendah dibandingkan pengamatan hari lainnya dan total minyak meskipun lebih rendah
dibanding pengamatan lainnya namun secara umum sudah terbilang tinggi.
Proses Pengolahan CPO
Pengolahan brondolan sawit menjadi CPO pada intinya melalui 4 proses utama, yaitu :
 Pemisahan brondolan dari janjangan
 Pencacahan dan pelumatan daging
 Pengepresan
 Pemurnian minyak
Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=HsNg-yyMcz0
2. Tujuan
a. Memperoleh minyak dengan kualitas yang baik
b. Tingkat keasaman yang rendah
c. Minyak yang mudah dipucatkan

3. Manfaat
 Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
 Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
 Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
 Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri
makanan)
2.3 Kernel Sawit
Kernel sawit adalah sebutan lain dari inti atau biji buah kelapa sawit. Kernel sawit ini bisa
dimakan dan juga bisa di olah menjadi palm kernel oil. Terdapat 2 macam minyak yang
terbuat dari kelapa sawit yaitu pertama inti atau biji buah kelapa sawit yang dikenal dengan
sebutan palm kernel oil. Dan yang kedua berasal dari daging buah kelapa sawit yang sudah
melalui pemerasan dan perebusan yang dikenal dengan sebutan minyak sawit kasar. Cara
pembuatan dan bahan – bahan kernel oil ini sama dengan minyak kelapa biasa.

Kegunaan Kernel Sawit


1. Manfaat atau kegunaan dari kernel sawit
Banyak kegunaan dari kernel sawit yang perlu anda tahu. Mesin yang dapat mengubah
minyak sawit menjadi bahan pangan yaitu refining, fractionating, deodozing, hydrogenation,
dan bleaching. Kernel oil juga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan olechemical
seperti fatty alcohol, fatty ester, glycerol, fatty acid, dan lain – lain. Jika di proses dengan
cara tertentu kernel oil ini dapat bermanfaat untuk minyak pelumas, perekat insectisida,
makanan hewan, lapisan pelindung, plasticizer dan masih banyak lagi
2. Proses pengolahan kernel menjadi PKO
Proses pengolahannya yaitu pertama tama kernel di timbang terlebih dahulu untuk
mengetahui berat gross. Setelah itu di timbang lagi untuk mengetahui berat nettonya. Kedua
memasukkan kernel ke dalam mesin untuk diolah dengan memakai konveyor. Ketiga kernel
di masukkan ke dalam mesin crusher untuk di press agar menjadi minyak kernel.
Produk yang di hasilkan dari proses press tadi menghasilkan minyak kernel dan juga bungkil
atau ampas. Bungkil tersebut bisa di olah menjadi bahan baku untuk membuat pakanan ternak
yang berkualitas tinggi.
3. Proses pengolahan PKO
Langkah – langkah pengolahan palm kernel oil yaitu pertama penimbangan kernel. Lalu di
lakukan loading bay fungsinya sebagai tempat pembongkaran inti sawit. Kemudian di
masukkan kedalam silo inti fungsinya untuk menyimpan inti sawit untuk sementara waktu.
Setelah itu di masukkan ke bunker inti untuk membagi inti sawit. Kemudian di lakukan screw
press 1, bunker cake, screw press 2, bak screening, niaga filter, dan terakhir di masukkan ke
tangki timbun.
4. Pengolahan inti sawit
Proses pengolahan inti sawit dengan menggunakan sebuah mesin untuk memproses minyak
inti sawit. Inti sawit yaitu merupakan minyak nabati yang dapat di ambil kemudian di olah
untuk di jadikan sebagai minyak sawit.
5. Proses kernel crushing plant
Kernel crushing plant di gunakan untuk mengolah inti sawit menjadi palm kernel oil serta
palm kernel mill. Proses press kernel crushing ini ada dua tahap, yang pertama dengan
menggunakan first press dan yang ke dua menggunakan second press. Yang membedakan
first press dan second press yaitu press worm dan collar di bagian luar cake.
Cara Memisahkan Kernel Sawit
Proses Pemisahan Kernel dan Biji Sawit
a. Metode pemisahan biji serabut Gumpalam ampas pengemmpaan dipecah dengan cake
breaker conveyor, lalu dijatukan dari bagian samping atas kolom pemisah. Sementara dari
bagian tengah atas, diberi hisapan udara yang berasal dari fan. Pemisahan terjadi akibat
adanya perbedaan berat antara dua jenis bahan yang hendak dipisahkan (biji dan serabut).
Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik keatas, sedangkan biji akan jatuh ke bawah.
Biji yang jatuh ke bawah langsung memasuki nut polishing drum untuk membersihkan sisa-
sisa serabut yang masih menempel pada biji. Selanjutnya, biji yang telah bersih ditampung
dan dikeringkan di nut silo.
b. Pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit
1) Pengeringan biji Biji bersih yang ditampung di nut silo dan dibiarkan beberapa lama untuk
menjalani proses pengeringan dan penguapan kandungan air sehingga hubungan inti dan
cangkang akan lekang. Pengeringan biji di nut silo dilakukan dengan temperatur udara 60-
80°C dengan lama pengeringan antara 6-18 jam.
2) Pemisahan biji Biji yang telah kering selanjutnya dibawa dengan elevator ke nut grading
untuk dipisahkan atas fraksi besar, sedang, dan kecil.
3) Pemecahan biji Biji yang telah dipilah selanjutnya di umpankan ke alat pemecah biji
(ripple mill)
4) Pemisah kernel dan cangkang Hasil pemecahan dari ripple mill berupa campuran kernel,
cangkang, dan kotoran halus selanjtnya dibawa dengan conveyor kebagian pemisah. yaitu
LTDS 1, LTDS 2 ( pemisah kering) dan claybath (pemisah basah).
5) Pengeringan kernel Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dimasukkan ke kernel dryer.
pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur 60-70°C selama 14-15 jam
Perebusan Sawit
Disaat kita mencoba merebus sawit dalam jangka waktu 5-10 menit itu hasil sawit yang
direbus akan mudah terkelupas kulitnya dan menjadi alot.
2.4 Cangkang Sawit
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang
cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Cangkang sawit seperti halnya kayu
diketahui mengandung komponen-komponen serat seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
Menurut Widiarsi (2008) cangkang kelapa sawit mempunyai komposisi kandungan selulosa
(26,27 %), hemiselulosa (12,61 %), dan lignin (42,96 %).
Cangkang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif dapat dibuat
dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 5500C selama kurang lebih tiga jam.
Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi
(Standart Industri Indonesia) SII, kecuali kadar abu.

Untuk mendapatkan arang tempurung kelapa sawit dengan mutu yang baik (nilai kalor dan
kadar karbon yang tinggi, kadar air rendah, kadar abu dan zat terbang cukup rendah) maka
suhu pengarangan dapat digunakan antara 500 - 6000C, dengan waktu pengarangan 2 - 3 jam.
Bab III Metode Perancangan
3.1 Perencanaan
1. Membentuk tim
2. Mencari lokasi yang tepat sesuai dengan permalahan
3. Menganalisis system yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
4. Penyusunan proposal

3.2 Pembuatan Alat


1. Menyusun Kegiatan
2. Pembagian job description
3. Pembuatan Alat

3.3 Pengujian Alat


1. Membawa alat kelokasi
pengujian
2. Melakukan percobaan alat

3.4 Evalusi
1. Pengaruh penggunaan alat
2. Dampak positif dan
negative dari penggunaan
alat
3. Mengambil hasil data dari
penggunaan alat
3.5 Spesifikasi dan mekanisme kerja alat pemisah
Alat pemisah inti dan cangkang kelapa sawit ini menggunakan bak berbahan plastik
dengan daya tampung air sebanyak 50 liter. Bagian depan alat dibuatkan lubang dan
dipasangkan corong sebagai tempat keluar bagi inti yang akan jatuh ke bak penampungan
inti. Bak penerima ditempatkan pada bagian depan bak penampung media pembawa atau
larutan tanah liat. Bak ini berbentuk persegi, pada sisi bagian depan dibuat lubang luaran
aliran fluida pembawa dan pada dinding luarnya ditempel kotak pemisah sampel terbawa
aliran dengan media pembawanya. Kotak ini memiliki sudut 45° agar bisa dipasangkan
dengan jaring penahan (wire screen), sudut ini mengurangi daya tampung bak dari kapasitas 5
liter menjadi 3,5 liter, yang dimana fungsi dari bak penerima air yakni menyalurkan
kembali air yang jatuh dari corong menuju bak penampung air larutan tanah liat dengan
bantuan pompa dan selang air yang telah dipasangkan di dalam bak penerima air. Bagian
dalam bak penampung larutan tanah liat diberi papan pengarah agar aliran inti dan cangkang
mengarah pada pintu luaran, hopper menggunakan ember ukuran kecil yang telah
dilubangi lalu direkatkan dengan penutup dari bak penampung larutan tanah liat. Proses
pemisahan dimulai dengan menaikkan berat jenis air dengan menambahkan tanah liat
sebanyak 10 kg dan 50 liter air. Berat jenis air yang didapat setelah ditambahkan tanah liat
menjadi 1,11 g/cm3.

Keterangan : 1. Bak Penampung Larutan Tanah Liat


2. Pompa
3. Selang Air
4. Wire screen
5. Bak Penerima Air
6. Bak Penampung Inti
7. Hopper (Luas Ukuran Lubang Hopper Berdiamter 15 cm)
Bab IV Bahan dan Anggaran
4.1 Bahan
a. Besi Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi dengan karbon sebagai material paduan utama. Baja
mengandung elemen utama Fe dan C. Baja karbon merupakan salah satu jenis logam paduan
besi karbon terpenting dengan prosentase barat karbon hingga 2.11%. Baja karbon memiliki
kadar C hingga 2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Unsur-unsur prosentase maksimum selain
bajanya sebagai berikut: 0.60% Silicon, 0.60% Copper.

b. Besi Plat
Plat besi memiliki makna besi yang berbentuk lembaran dan memiliki permukaan rata serta
merupakan salah satu bahan baku utama dalam dunia konstruksi maupun fabrikasi. Plat besi
memiliki bentuk dan ukuran yang menyerupai triplek dengan ukuran standar 4' x 8' (1200
mm x 2400 mm).
c. Besi Beton
Besi beton atau baja tulangan, dikenal ketika dipadatkan sebagai baja tulangan, adalah batang
baja yang berbentuk menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton
bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah
tekanan.

d. Motor Penggerak
Penggerak motor adalah teknologi yang banyak digunakan untuk mengubah tegangan
konstan dari catu daya listrik ac menjadi tegangan yang dapat divariasikan untuk mengontrol
torsi motor dan kecepatan motor yang ideal untuk menggerakkan beban peralatan mekanis.

e. Belting
Sabuk atau belt adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan untuk
menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan sebagai sumber
penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk memantau pergerakan relatif.
f. Tutup Cover Belting
Adapun penutup cover belting yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menutup belting
agar tidak mudah kotor dan tidak mudah rusak.

4.3 Anggaran Biaya

Shell kernel separator terutama digunakan untuk memisahkan biji aprikot, hazelnut kerang
kenari, kerang dan kernel. Dengan memanfaatkan berat jenis yang berbeda dan suspensi
kecepatan shell dan kernel shell dan kernel dipisahkan oleh aliran udara melewati celah
partikel. Karena perbedaan kecil dalam proporsi kacang almond dan aprikot kerang, varietas
yang berbeda, perbedaan proporsi kernel dan kerang besar dan efek pemisahan kecil. Umum
berbagai pemisahan tingkat 90-95%.

Model JC-600 JC-1000


Power 3kw 3-4kw
Tegangan 380v,50Hz 380v,50Hz
Ukuran 2500*800*1400mm 3300*900*1670mm
Berat 200kg 380kg
Kapasitas 600-800kg/jam 800-1000kg/jam

Total Harga Mesin Keluruhan US$1.000,00 - US$2.500,00 atau sekitar Rp.15.000.000 –


Rp.16.500.000
BAB VI Penutup

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa proses pengolahan
kelapa sawit untuk dijadikan minyak kelapa sawit (CPO) melalui beberapa tahapan yaitu
penimbangan, sortasi, perebusan, pengepressan, pemurnian dan penyimpanan. Selain itu
minyak kelapa sawit juga dapat diolah menjadi produk turunan yang juga bernilai ekonomis
tinggi diantaranya sabun, PKO, pakan ternak, dan produk tekstil.

5.2 Saran
Penanganan pasca panen buah kelapa sawit sebaiknya harus dilakukan dengan baik
dengan menghindari terjadinya kerusakan seperti benturan yang mengakibatkan buah sawit
memar karena hal ini dapat memacu kerja enzim dan reaksi pembentukan asam lemak bebas
sehingga nantinya akan mengurangi kualitas CPO yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyan, dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya

Pardamaen, Marulia. 2011. Sukses Membuka Kebun dan PKS. Jakarta : Penebar Swadaya

Pasaribu,N. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Medan : USU press

Susilawati. 1997. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit.http://www.saskiani.blogspot.com


[diakses pada 16 November 2014]

Suryani. 2012. Produk Turunan Kelapa Sawit. http://www.ainira.blogspot.com [diakses pada


16 November 2014]

Tarigan, I., Syahputri, K., & Widyastuti, D. (2017). Alat Pengumpul Brondolan Buah Untuk
Meningkaakan Pendapatan Petani Kelapa Sawit. Juitech, 01(02), 80-85.

Pasaribu, D. (2014). Redesign Alat Bantu Pengutip Brondolan Kelapa Sawit Secara
Ergonomis Guna Peningkatan Peningkatan. Teknik Industri. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
LAMPIRAN
A. Pandangan 3 dimensi

B. Pandangan 2 dimensi

C. Pandangan dari bawah


D. Pandangan dari depan

E. Pandangan dari atas

F. Pandangan dari samping

Anda mungkin juga menyukai