Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN BULANAN

PESERTA MT KUARTAL I

DISUSUN OLEH :
NAMA : Rido Lumban Tobing
DEPARTEMEN : Biodiesel Plant
BULAN : Februari 2023

PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO BELAWAN


MEDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Bulanan Peserta MT Batch/Kuartal I

Dengan Judul :

Biodiesel

Disusun Oleh :

Nama : Rido Lumban Tobing

Management Trainee Unit : PT. Permata Hijau Palm Oleo Belawan


Telah diselesaikan dan disetujui pada hari : Tanggal
, dan dinyatakan telah memenuhi syarat menjadi sebuah laporan.

Diketahui dan Disetujui Oleh:

M. Iqbal Suwedi Agustina Puspita Sari


SPV Biodiesel KABAG Biodiesel KTU

Anry Simamora
Pimpinan Unit Pabrik Belawan

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Kerja
Magang/Management Trainee program yang dilakukan di PT Permata Hijau Palm
Oleo, Kelurahan Bagan Deli, Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara ini
dilaksanakan mulai 10 Februari 202 3
Selama melaksanakan kerja magang dan penyusunan laporan ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Pimpinan perusahaan Permata Hijau Group yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti Management Trainee
Program di PT. Permata Hijau Palm Oleo Belawan.
2. Bapak Ir. Anry Simamora selaku Pimpinan Unit di PT Permata Hijau Palm
Oleo Belawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan melaksanakan program management trainee dengan baik.
3. Bapak Suwedi selaku Kabag Biodiesel yang telah memberikan fasilitas
dan bimbingannya dalam melaksanakan management trainee program.
4. Ibu Agustina Puspita Sari sebagai KTU PT Permata Hijau Palm
Oleo Belawan.
5. Ibu Dini Hasanah sebagai HRD PT Permata Hijau Palm Oleo Belawan.
6. Seluruh staff dan karyawan PT. Permata Hijau Palm Oleo khususnya unit
Biodiesel Plant yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalamannya.
7. Pihak lain yang telah membantu pelaksanaan dan pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih memerlukan saran dan kritik yang
membangun dalam penyempurnaannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi setiap pembacanya dan perkembangan ilmu pengetahuan ke depannya.

Medan, 09 Maret 2023


Penulis

Rido Lumban Tobing

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ….1


KATA PENGANTAR ...........................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................ 5
1.2 TUJUAN PENULISAN.......................................................... 5
1.3 MANFAAT PENULISAN ..................................................... 5
1.4 RUANG LINGKUP................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6


2.1 Biodiesel ................................................................................. 6
2.2 Bahan baku Pembuatan Biodiesel ......................................... 7

BAB III M E K A N I S M E R E A K S I B I O D I E S E L ....................... ....8


3.1 Reaksi Transesterifikasi ................................................................ 8
3.1.1 Kandungan Air dan FFA………………………………………… 8
3.1.2 Rasio Molar Alkohol dan Minyak………………………………. 9
3.1.3 Waktu Reaksi……………………………………………………. 9
3.1.4 Suhu Reaksi……………………………………………………… 9
3.1.5 Jenis Katalis…………………………………………………….....10
3.1.6 Kecepatan Pengaduk…………………………………………………10

BAB IV Kesimpulan
4.1. Kesimpulan…………………………………………………….11

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertambahan populasi penduduk dan peningkatan kebutuhan manusia seiring
dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan
energi yang tidak dapat diperbarui. Selama ini sebagian besar sumber energi
menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis. Hal ini
mendorong kita mencari berbagai cara untuk menghemat penggunaan minyak bumi
serta menciptakan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil (Niar Kurnia
Julianti, dkk. 2014).
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar yang diharapkan dapat
menyubstitusi bahan bakar minyak. Biodiesel meupakan bahan bakar alternatif yang
dihasilkan dari minyak nabati maupun hewani. Saat ini, biodiesel umumnya
diproduksi dengan cara transesterifikasi minyak nabati atau hewani dengan bantuan
katalis.
Salah satu dari perusahaan penghasil biodiesel yang berkembang di Indonesia
adalah Permata Hijau Group (PHG). Perusahaan ini memiliki delapan unit pabrik
yang tersebar di beberapa wilayah Pulau Sumatera dan bergerak di bidang
pengolahan kelapa sawit beserta produk-produk turunannya seperti biodiesel dan
oleokimia. Salah satu unit pabrik milik Permata Hijau Group (PHG) yang
memproduksi biodiesel adalah PT. Permata Hijau Palm Oleo Belawan yang
berlokasi di Jalan Pelabuhan Baru Lorong Sawita No. 124, Kel. Bagan Deli, Kota
Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Pada laporan magang ini akan membahas proses produksi biodiesel di PT.
Permata Hijau Palm Oleo Belawan yang merupakan salah satu unit pabrik milik
Permata Hijau Group (PHG). Pada kegiatan Management Trainee ini, penulis
melakukan kegiatan belajar di Biodiesel Plant bersama dengan Staf dan Karyawan di
plant tersebut. Selanjutnya penulis akan membuat hasil pembelajaran dan praktik di
lapangan ke dalam laporan tertulis.

4
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan laporan magang di Biodiesel Plant PT. Permata
Hijau Palm Oleo Belawan, Permata Hijau Group (PHG) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu biodiesel
2. Memahami mekanisme reaksi pembuatan biodiesel

1.3 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat penulisan laporan yang didapatkan selama kegiatan magang
di Biodiesel Plant PT. Permata Hijau Palm Oleo Belawan, Permata Group ini adalah
Mengetahui dan memahami reaksi proses pembuatan biodiesel

1.4 RUANG LINGKUP


Adapun ruang lingkup selama proses penulisan laporan magang di Biodiesel
Plant PT. Permata Hijau Palm Oleo Belawan

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 BIODIESEL
Biodisel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai panjang
yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk digunakan
sebagai bahan bakar mesin diesel. Biodisel dapat diperoleh melalui reaksi
transesterikasi trigliserida dan atau reaksi esterifikasi asam lemak bebas
tergantung dari kualitas minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku.
Biodiesel juga merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan yang saat ini
mendapat perhatian yang cukup tinggi untuk menyelesaikan masalah perubahan
iklim dan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, dimana bahan bakar fosil
sendiri sering mengalami ketidakstabilan harga, kelangkaan, dan merupakan
polutan udara terbesar. Untuk menghasilkan biodiesel, terdapat 4 metode yang
dapat digunakan, yaitu penggunaan langsung dengan mencampurkan bahan baku,
micro-emulsions, thermal cracking, dan transesterifikasi (Samart, dkk., 2010).
Namun diantara metode-metode tersebut, transesterifikasi merupakan metode yang
paling umum digunakan. Dalam reaksi transesterifikasi, minyak nabati maupun
lemak hewan bereaksi dengan alkohol berantai pendek seperti metanol atau etanol
(Gashaw, 2014). Selain itu, pada reaksi transesterifikasi juga menggunakan
bantuan katalis untuk menghasilkan fatty acid alkyl esters (FAAE) dan gliserol
sebagai produk samping.

2.2 Bahan Baku Utama Produksi Biodiesel


2.2.1 Refined Palm Oil (RPO)
RPO merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan biodiesel.
RPO didapatkan melalui proses pemurnian CPO, yang mana proses ini sering
disebut refining (pengolahan, permurnian dan lain-lain). Berikut merupakan
standar mutu (spesifikasi) untuk produksi biodiesel:
Tabel 3.1 Standar Mutu RBDPO
FFA H2O
(%) (%)
< 0,1 < 0,1

6
Mutu minyak kelapa sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak
bebasnya karena jika kadar ALB (asam lemak bebas) tinggi maka akan timbul bau
tengik, disamping itu juga dapat menimbulkannkorosi sehingga dapat merusak
peralatan. Dengan demikian kadar asam lemak bebas ini harus dikurangi. Faktor
yang menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit

2.2.2 Methanol (CH3OH)


Methanol (CH3OH) merupakan senyawa alkohol yan digunakan sebagai pereaksi
(reaktan) yang akan memberikan gugus alkil kapada rantai trigliserida dalam reaksi
pembuatan biodiesel. Standar mutu dari methanol sebagai bahan reaktan
pembuatan biodiesel adalah dengan kemurnian 99% dan selebihnya air. Hal ini
berarti kandungan air dijaga seminimal mungkin agar tidak terjadi reaksi
penyambunan ketika direaksikan dengan trigliserida
2.2.3 Sodium Methylate (NaOCH3)
Sodium Methylate (NaOCH3) digunakan sebagai katalis untuk mempercepat
reaksi perubahan dari RPO (triglyseride) menjadi biodiesel. Sodium Methylate
terbuat dari sodium dan methanol. Sodium Methylate mengandung 70% methanol
dan 30% alkalinity (alkali atau NaOH) sehingga mudah terbakar.
Na + CH3OH NaOCH3 + H2
Untuk pembuatan biodiesel, pesentase pemakaian katalis sodium methylate adalah
1,4 – 1,6 %. Formula ini dijaga agar tidak ada katalis yang berlebih dan
mengakibatkan tingginya reaksi penyabunan

7
BAB III

MEKANISME REAKSI PEMBENTUKAN BIODIESEL

3.1 Reaksi Transesterifikasi


Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan minyak nabati
maupun lemak yang mengandung trigliserida dengan alkohol rantai pendek. Dalam
kondisi normal, reaksi ini akan berlangsung dengan sangat lambat atau tidak sama
sekali. Oleh karena itu dibutuhkan energi panas (untuk proses non katalitik) dan
katalis asam maupun basa (untuk proses katalitik) untuk mempercepat reaksi
(Leung dan Guo 2006). Pada reaksi transesterifikasi ini, trigliserida diubah secara
bertahap menjadi zat antara yaitu digliserida dan monogliserida, dan akhirnya
menjadi gliserol.
Menurut Lee et al. (2009), mekanisme reaksi transesterifikasi minyak nabati
dengan katalis basa melalui empat tahap. Tahapan pertama adalah reaksi katalis basa
dengan alkohol menghasilkan alkoksida dan katalis terprotonasi. Tahapan kedua
adalah serangan nukleofilik dari alkoksida pada gugus karbonil trigliserida yang
menghasilkan senyawa antara berbentuk tetrahedral. Tahapan ketiga melibatkan
pembentukan ester alkil dan anion digliserida yang sesuai. Tahapan terakhir
melibatkan deprotonasi katalis, sehingga terjadi regenerasi kembali spesies aktif
katalis. Katalis yang telah digunakan dapat bereaksi dengan molekul kedua alkohol,
kemudian memulai siklus katalitik lainnya.
PT Permata Hijau Palm Oleo Belawan, menggunakan metode
transesterifikasi dalam memproduksi Bioediesel. Reaksi Transesterifikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dijelaskan sebagai berikut
3.1.1 Kandungan Air dan FFA
Kandungan air dan FFA merupakan faktor penting dalam reaksi
transesterifikasi. Pada reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis basa dan
minyak dengan kadar asam lemak bebas di atas 1%, reaksi membutuhkan jumlah
katalis yang jauh lebih banyak untuk menetralisasi asam lemak. Reaksi
transesterifikasi dengan menggunakan katalis basa sangat dipengaruhi oleh
kandungan air yang dapat menyebabkan reaksi parsial saponifikasi FFA (Zadra R.,
2006) dan air selalu memberikan dampak negatif pada reaksi transesterifikasi yang
dapat dilihat juga akan mengurangi konsentrasi katalis. Oleh karena itu, adanya air
dan
8
FFA akan mengurangi pembentukan metil ester

9
3.1.2 Rasio Molar Alkohol dan Minyak
Variabel penting lainnya yang mempengaruhi hasil dari ester adalah rasio
molar alkohol untuk minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi memerlukan
3 mol alkohol per mol trigliserida untuk menghasilkan 3 mol ester lemak dan 1 mol
gliserol. Untuk menggeser reaksi transesterifikasi ke kanan, diperlukan untuk
menggunakan alkohol berlebih atau menghapus salah satu produk dari campuran
reaksi. Ketika 100% kelebihan metanol yang digunakan, laju reaksi berada pada
tingkat tertinggi Sebuah molar rasio 1 : 6 biasanya digunakan dalam proses industri
untuk memperoleh yield metil ester yang lebih tinggi dari 98%. Rasio molar alkohol
terhadap minyak yang lebih tinggi dapat mengganggu pemisahan gliserol (Hikmah
dan Zuliyana, 2010).

3.1.3 Waktu Reaksi


Peningkatan konversi asam lemak alkil ester dapat dilihat ketika adanya
peningkatan waktu reaksi. Konversi metil ester yang hampir mendekati sempurna
biasanya dilakukan dengan penggunaan waktu reaksi antara 2 sampai 6 jam dalam
proses pembuatan biodiesel (Lee, dkk., 2009). Yield akan meningkat hingga
mencapai maksimum dan kemudian akan menurun seiring dengan peningkatan
waktu reaksi. Hal ini disebabkan oleh hidrolisis ester (Uzun, dkk., 2012).
3.1.4 Suhu Reaksi
Suhu reaksi adalah faktor penting yang akan mempengaruhi hasil biodiesel.
Sebagai contoh, reaksi dengan suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan laju reaksi
dan memperpendek waktu reaksi karena pengurangan viskositas minyak. Namun,
peningkatan suhu reaksi diluar suhu optimal menyebabkan penurunan yield
biodiesel, karena suhu reaksi yang lebih tinggi mempercepat saponifikasi trigliserida
dan menyebabkan metanol mudah menguap. Biasanya suhu reaksi transesterifikasi
harus di bawah titik didih alkohol untuk mencegah penguapan alkohol (Gashaw dan
Abile, 2014).
Kisaran optimal suhu reaksi dapat bervariasi dari 50°C hingga 60°C
tergantung pada minyak atau lemak yang digunakan. Akan tetapi banyak penelitian
juga yang menggunakan temperatur reaksi yang mendekati titik didih alkohol yang
digunakan untuk memperoleh konversi yang lebih cepat (Mathiyazhagan dan A.
Ganapathi, 2011)
10
3.1.5 Jenis dan Konsentrasi Katalis
Jenis dan jumlah katalis yang diperlukan dalam proses transesterifikasi
biasanya tergantung pada kualitas bahan baku dan metode yang diterapkan. Untuk
bahan baku dengan kadar air dan asam lemak bebas tinggi, reaksi transesterifikasi
homogen tidak cocok karena memungkinkan terjadinya reaksi saponifikasi (Gashaw
dan Abile, 2014). Ketika konsentrasi katalis meningkat dengan sampel minyak,
maka konversi trigliserida menjadi biodiesel juga meningkat. Penambahan katalis
yang berlebih akan menurunkan yield produk dengan pembentukan sabun
(Mathiyazhagan dan A. Ganapathi, 2011).
Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila
dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer untuk reaksi
transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH),
natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida (KOCH3). Katalis sebenarnya
bagi reaksi transesterifikasi adalah ion metilat (metoksida). Reaksi transesterifikasi
akan menghasilkan konversi yang maksimum dengan jumlah katalis 0,5-1,5% dari
berat minyak nabati. Jumlah katalis yang efektif untuk reaksi adalah 0,5% dari berat
minyak nabati untuk natrium metoksida dan 1% dari berat minyak nabati untuk
natrium hidroksida (Hikmah dan Zuliyana, 2010).
3.1.6 Kecepatan Pengadukan
Kecepatan pengadukan merupakan peran penting dalam pebentukan produk
akhir (mono alkil ester atau biodiesel), karena pengadukan dari campuran minyak
dan katalis akan meningkatkan reaksi. Misalnya intensitas pencampuran yang dipilih
adalah 200 rpm, 400 rpm, 600 rpm, dan 800 rpm selama 60 menit sementara
parameter lainnya tetap konstan. Karena, kecepatan pengadukan yang lebih rendah
dapat mengakibatkan pembentukan produk yang lebih kecil. Hal ini disebabkan
reaksi reversible dari reaksi transesterifikasi (Gashaw dan Abile, 2014).

11
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan magang ini ialah:
1. Biodisel dapat diperoleh melalui reaksi transesterikasi trigliserida dan atau reaksi
esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas minyak nabati yang
digunakan sebagai bahan baku
2. Bahan baku utama proses pembuatan biodiesel adalah RPO, Methanol dan
Sodium Methylate (NaOCH 3)
3. Faktor factor yang mempengaruhi reaksi pembentukan biodiesel ialah kadar air
dan FFA pada minyak, rasio molar alcohol dengan minyak, waktu reaksi, suhu
reaksi, jenis katalis dan kecepatan pengaduk

12
DAFTAR PUSTAKA

Gashaw, Alemayehu dan Abile Teshita. 2014 “Production of Biodiesel from Waste Cooking
Oil and Factors Affecting Its Formation: A Review”, International Journal of
Renewable and Sustainable Energy 3. ISSN: 2326- 9715. Halaman. 92-98.
Handayani, Septi Puji. 2010. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Ikan dengan radiasi
Gelombang mikro. Skripsi. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Hikmah, Maharani Nurul., & Zuliyana. 2010. “Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari
Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi”.
Semarang: Universitas Diponegoro
Niar Kurnia Julianti, Tantri Kusuma Wardani, Ignatius Gunardi dan Achmad Roesyadi.
2014. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD dengan
Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/
γ-Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.
2, (2014) ISSN: 2337-3539.

13

Anda mungkin juga menyukai