DI SUSUN OLEH :
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, atas rahmat
hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ LEMAK
ATAU MINYAK “ dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “ PRAKTIKUM ANALISA OBAT DAN
NARKOBA “ penyusun makalah ini mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat
di atasi dengan baik.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. .1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. lemak dan minyak .......................................................................... 3
2.4.1.Lemak Jenuh........................................................................... 6
ii
2.4. 2.lemak trans .......................................................................... 6
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Peranan lemak dalam bahan pangan , yang utama adalah sebagai sumber
energy . lemak merpakan sumber energy yang dapat menyediakan energi sekitar 2,25
kali lebih banyak dari pada yang diberikan oleh karbohidrat ( pati,gula ) atau protein.
Istilah lemak atau minyak lebih umum digunakan dari pada lipida. Lemak bersifat
padat pada suhu ruang , sedangkan minyak bersifat cair.
Lemak adalah bentuk energy berlebih yang disimpan oleh hewan, sehingga
jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh
keseimbangan energy hewan tersebut. Secara praktis, semua bahan pangan hewani
mengandung lemak. Bahkan daging sapi rendah lemak ( lean meat ) mengandung 28
% lemak, yang memberikan konstrirbusi 77 % dari kalori makanan, sedangkan 51 %
lamak dalam “ cheddar cheese “ memberikan 73 % dari kalori makanan.
Semua lemak yang terdapat dalam bahan pangan nabati terutama terdapat
dalam bentuk minyak. Dalam serealia seperti jagung atau didalam kacang-kacangan
seperti kedelai, lemak terdapat baik dalam germ maupun dalam endospermnya.
Sebagian besar sayuran dan buah-buahan secara praktis tidak mengandung lemak.
Lemak dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan memberikan rasa kenyang,
karena lemak akan meninggalkan lambung secara lambat, yaitu sampai 3,5 jam
setelah dikonsumsi tergantung dari ukuran dan komposisi pangan. Hal ini akan
memperlambat waktu pengosongan perut, sehingga akan memperlambat timbulnya
rasa lapar.
1. Apakah mutu lemak bebas pada minyak goreng yang diperjual belikan
dipasar pekanbaru dapat memenuhi kualitas kesehatan
2. Apakah kadar asam lemak bebas pada minyak goreng yang dipasar
pekanbaru dapat memenuhi kualitas kesehatan.
3. Apakah kandungan dari minyak goreng yang dijual dipasar pekanbaru
sesuai dengan standart nasional Indonesia.
1
1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk memenuhi kadar asam lemak bebas pada minyak goreng curah yang
diperjual belikan dipasar pekanbaru
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh mutu dari lemak bebas pada
minyak goreng curah yang diperjual belikan dipasar pekanbaru
3. Unttuk mengetahui kandungan dari minyak goreng curah yang dijual
dipasar pekanbaru sesuai dengan standart nasional Indonesia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak adalah bentuk energy berlebih yang disimpan oleh hewan, sehingga
jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh
keseimbangan energy hewan tersebut. Secara praktis, semua bahan pangan hewani
mengandung lemak. Bahkan daging sapi rendah lemak ( lean meat ) mengandung 28
% lemak, yang memberikan konstrirbusi 77 % dari kalori makanan, sedangkan 51 %
lamak dalam “ cheddar cheese “ memberikan 73 % dari kalori makanan.
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, serta penambahna rasa
gurih dan penambahan nilai kalori pada bahan pangan yang digoreng. Minyak goreng
dapat diproduksi dari berbagai macam bahan mentah, misalnya minyak kelapa ,
kopra, kelapa sawit, kacang kedelai, biji jagung (lembaganya), biji bunga mentari, biji
zaitun (olive) dan lain-lain.
Minyak goreng yang mengandung asam lemak esensial atau asam lemak tak
jenuh jamak, bila digunakan untuk menggoreng ( suhu 150-180ºC ), maka asam
lemak esensial atau asam lemak tidak jenuhnya akan mengalami kerusakan (
teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi ); demikian pula beta karoten ( pro-vitamin A )
yang terkandung dalam minyak goreng tersebut akan mengalami kerusakan.
Selama digunakan untuk menggoreng sifat fisio-kimia minyak akan berubah,
semakin lama digunakan semakin banyak perubahan yang terjadi. Misalnya minyak
tersebut akan semakinkotor akibat terbentuknya warna coklat ( reaksi browning ) ,
semakin kental 9 akibat terjadinya polimerisasi asam-asam lemak ) dan kadar
peroksidanya bertambah. Minyak jelantah yang digunakan untuk menggoreng bahan
makan berprotein, akan menurunkan nilai gizi proteinnya: bahkan minyak jelantah
yang sudah terlalu lama digunakan dapat membahayakan kesehatan tubuh, karena
banyak mengandung senyawa peroksida ( radikal ) serta asam lemak tidak jenuh .
3
panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak
goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa dapat
digunakan untuk menggireng karena struktur minyaknya yang memiliki ikatan
rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang sifatnya stabil.
2.2.2 Mentega
Mentega dapat dibuat dari lemak susu manis (sweat cream) atau asam
(sour cream). Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau
dapat diasam kan dengan penambahan bakteri asam laktat pada lemak susu
(cream) yang telah dipastikan sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi
fermentasi. Mentega yang berasal dari lemak susu asam mempunyai citarasa
yang kuat. Mentega sendiri merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kira-
kira 18% yang terdispersi dalam sekitar 80% lemak, ditambah sejumlah
protein yang bertindak sebagai pengemulsi (emulsifier).
Lemak susu terdiri dari trigliserida, butiropalmitolein, dioleopalmitin dan
sejumlah kecil triolein. Lemak butirat dan kaproat dalam keadaan bebas dapat
menimbulkan baud an rasa yang tidak enak.
2.2.3 Margarin
Margarin merupakan mentega tiruanyang dibuat dari minyak nabati
(kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai bunga matahari, biji kapas dll)atau
lemak hewani (tallow/lemak sapi, lard/lemak babi) dengan rupa, bau,
konsistensi, rasa dan nilai gizi yang hamper sama dengan mentega. Margarine
juga merupaskan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan mengandung
lemak/minyaktidak kurang dari 80%.Karena minyak nabati berada dalam
keadaan cair pada suhu kurang, maka untuk membuatnya menjadi padat
dilakukan proses higrogenasi, yaitu penambahan atom hydrogen pada ikatan
rangkap asam-asam lemak tidak jenuh. Prosesnya adalah mengalirkan gas
hydrogen (H2) ke dalam minyak panas dengan katalisator berupa (Pt) atau
nikel (Ni).
4
2.3 Klasifikasi Lemak
Lemak Sederhana
Lemak jika terhidrolisis akan menghasilkan satu molekul gliserol dan
tiga molekul asam lemak. Bila asam lemak yang berikatan dengan gliserol
merupakan asam lemak sejenis, lemaknya disebut trigliserida. Namun, bila
asam lemak yang berikatan tersebut berbeda, disebut trigliserida campuran.
Jenis asam lemak yang berikatan akan menentukan bentuk padat atau cair.
Asam lemak jenuh banyak terdapat pada lemak, sedangkan asam lemak tidak
jenuh banyak ditemui pada minyak yang umumnya berasal dari bahan nabati.
Lemak Majemuk
Posfolipid dapat disitesis dari komponen asam lemak, asam fosfat,
gliserol, dan basa nitrogen di hati. Senyawa posfolipid dapat ditemui pada saat
sel hidup. Sterol bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda. Jenis
sterolyang banyak dimanfaatkan dalam gizi adalah ergesterol yang berasal dari
bahan nabati dan kolesteroL.
Derivet Lemak
Asam lemak dapat dinyatakan dengan nomenklatur pendek ditulis
dengan menyatakan jumlah atom karbon, diikuti titik dua(:) dan jumlah ikatan
rangkap. Selanjutnya di antara tanda kurung ditulis posisi ikatan rangkap
pertama terhadap ujung metal dengan huruf n atau omega.
5
2.4.1 Lemak Jenuh
Lemak ini pemicu kadar kolesterol darah dan meningkatkan resiko
terkena penyakit jantung koroner. Lemak jenuh mudah dikenali dari
bentuknya, yaitu berbentuk padat atau berlilin (waxy) pada suhu ruangan.
Lemak jenuh banyak ditemukan pada produk-produk hewani, seperti daging
yang berwarna merah, produk-produk yang berasal dari unggas, mentega dan
susu murni (whole milk). Dari bahan nabati, sumber lemak jenuh dapat
ditemukan pada minyak kelapa, minyak sawit dan beberapa minyak tropis
lainnya.
2.4.2Lemak Trans
Lemak trans memberikan efek peningkatan kadar kolesterol darah
yang tidak jauh berbeda dengan lemak jenuh, demikian juga efeknya pada
resiko terkena penyakit jantung. Mungkin masyarakat Indonesia belum terlalu
familier dengan istilah lemak trans, trans fatty acid, padahal sesungghunya
jenis lemak ini sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Lemak trans merupakan lemak tidak jenuh yang mengalami
penambahan atom hidrogen. Dengan adanya penambahan atom hidrogen ini,
maka lemak tidak jenuh yang umumnya berbentuk cair (berasal dari minyak
tumbuhan), menjadi berbentuk padat dan awet.
Keuntungan dari proses ini adalah lemak lebih tahan terhadap proses
ransiditas yang dapat menyebabkan minyak menjadi tengik. Proses
penambahan atom hydrogen ini disebut proses hidrogenasi (hydrogenated).
Hasil dari proses hidrogenasi salah satunya berupa margarin, yang
banyak dijumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lemak
terhidrogenasi merupakan salah satu komponen yang umum dipakai untuk
memproduksi kue-kue hasil industri makanan, seperti biskuit cracker, cookies,
cake, donat dan kentang goreng.
Margarin (mentega yang terbuat dari minyak nabati) mengandung
lemak trans dalam kadar tinggi, maka konsumsi margarin dalam jumlah yang
banyak sebagai pengganti minyak goreng untuk menumis tidak akan jauh
berbeda efeknya dalam meningkatkan kolesterol dibandingkan dengan
penggunaan minyak goreng itu sendiri.
6
2.4.3 Lemak Tak Jenuh Ganda
Lemak tak jenuh pada umunya berwujud cair pada suhu ruangan dan di
dalam lemari pendingin. Apabila lemak tak jenuh ganda dipakai sebagai
pengganti lemak jenuh dalam memasak, maka dapat berefek membantu
menurunkan kadar kolesterol darah.
Selain itu, lemak tak jenuh ganda juga dapat membantu menurunkan
jumlah deposit kolesterol di dalam pembuluh darah arteri. Lemak tak jenuh
ganda banyak ditemukan pada minyak nabati, seperti minyak jagung, minyak
biji bunga matahari, minyak kedelai dan minyak biji kapuk.
Salah satu jenis lemak tak jenuh ganda adalah golongan asam lemak
omega 3. Golongan asam lemak omega 3 yang terkenal adalah asam
dokosaheksaenoat (DHA) dan asam eikosapentaenoat (EPA). Asam lemak tak
jenuh ganda golongan ini memiliki peran penting bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian, asam lemak omega 3 berperan
menurunkan resiko serangan jantung, mencegah denyut jantung yang tidak
normal dan menurunkan tekanan darah. Asam lemak omega 3 juga dapat
mencegah beberapa jenis kanker.
Sumber makanan kaya omega 3 terutama terdapat pada lemak ikan air
laut dalam, seperti salmon, mackerel dan herring. Sedangkan sumber omega 3
juga dapat diperoleh dalam jumlah yang lebih sedikit pada minyak nabati,
seperti minyak kedelai, flaxseed dan minyak kanola.
Kebutuhan tubuh akan omega 3 dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
2-3 porsi ikan per minggu. Namun dengan meningkatnya tingkat pencemaran
lingkungan saat ini, maka wanita hamil, atau wanita yang berencana untuk
mengandung hendaknya membatasi asupan ikan air laut dalam tiap
minggunya. Hal ini untuk mencegah dari adanya kemungkinan kontaminasi
merkuri.
7
Di lain pihak, lemak tak jenuh tunggal lebih tahan terhadap proses
oksidasi dibandingkan dengan lemak tak jenuh ganda. Proses oksidasi inilah
yang dapat memicu timbulnya kerusakan sel dan jaringan tubuh.
Jenis lemak ini pada umumnya berwujud cair pada suhu ruangan,
namun dapat berubah menjadi padat jika disimpan di dalam lemari pendingin.
Sumber lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak kacang
(peanut) dan minyak kanola. Alpukat dan sebagian besar kacang-kacangan
juga memiliki kadar lemak tak jenuh tunggal yang cukup tinggi.
2.4.5 Kolesterol
Tubuh pada dasarnya dapat membentuk kolesterol sendiri untuk
memenuhi kebutuhannya, namun selain itu, tubuh juga mendapat tambahan
kolesterol dari luar, yaitu dari bahan makanan hewani, seperti daging, unggas,
seafood, telur dan produk susu.
Kolesterol berperan penting dalam struktur dan fungsi seluruh sel
tubuh, namun kolesterol juga berperan sebagai komponen utama deposit
lemak atau plak yang berbentuk pada dinding dalam pembuluh darah arteri.
Plak yang terbentuk ini dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan
resiko terkena penyakit jantung dan stroke.
Bilangan asam atau nilai asam dan juga dikenal dengan indeks keasaman
didefinisikan sebagai banyaknya milligram kalium hidroksida (KOH) yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam bebas dalam 1 gram
minyak,lemak,resin,balsam,atau senyawa-senyawa organic serupa dengan komposisi
yang kompleks.
Bilangan asam juga dapat diungkapkan sebagai banyaknya milliliter natrium
hidroksida (NaOH) 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan asam bebas dalam 10
gram minyak atau lemak. Bilangan ini ditentukan dengan cara titraasi terhadap
sejumlah sample dalam alcohol atau dalam larutan alcohol-eter menggunakan larutan
baku alkali dengan indicator fenolftalein (pp).
2.6Bilangan penyabunan
9
Penentuan angka peroksia dengan cara iodometri biasa ini kurang baik. Hal ini
disebabkan karena peroksida jenis tertentu hanya bereaksi sebagian,di samping itu juga
dapat terjadi kesalahn yang disebabkan oleh reaksi antara kalium iodide dengan
oksigen dari udara.
2.8Fungsi lemak
10
udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini
akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang menyebabkan
seluruh lemak menjadi rusak.
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-
enzim.Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat
penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang
mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan
sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.
Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, selama
penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas
bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan
deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1. Alat-alat
3.2.2. Bahan
Timbang kurang lebih 5,0 gram minyak atau lemak ditimbang dengan
seksama
Dimasukkan dalam erlenmeyer 200 ml
Lalu tambahkan 50 ml larutan KOH-etanolik yang dibuat dari 40 g
KOH dalam 1 liter etanol
Lalu ditutup dengan pendingin balik dan di didihkan dengan hati-hati
selama 30 menit
Selanjutnyadinginkan dan ditambah beberapa tetes indikator
fenolftalein (pp)
Kelebihan larutan KOH dititrasi dengan larutan baku HCL 0,5 N
12
Untuk kelebihan larutan KOH ini diperlukan titrasi blanko,yakni
dengan prosedur yang sama sebagaimana diatas kecuali sampel
lemak atau minyak
𝑉𝑠−𝑉𝑏 𝑥 𝑁 ( 𝑁𝐴2𝑠203.5𝐻2𝑂
Angka peroksida = x 1000
𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( 𝑔 )
13
3.4. Pembuatan Reagent
BM Na2S2O3 = 158, 11
N=1
𝐵𝑀
BE Na2S2O3 = 𝑛
158,11
= 1
= 158,11
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1000
N= X
𝐵𝐸 𝑉
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1000
0,1 = 158,11 X 1000
1
Yang akan ditimbang = x 100 ml
100
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 ml
100 𝑚𝑙
= 1 gram
BM KIO3 = 214
N =6
𝐵𝑀
BE KIO3 = 𝑛
214
= 6
= 35,67
14
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1000
N = X
𝐵𝐸 𝑉
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1000
0,1 = X
35,67 1000
15
BAB IV
Rumus Perhitungan
28,05 ×(𝑡𝑏−𝑡𝑠)
Angka Penyabunan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
863.94
= 5.97
= 144.71
28,05 ×(𝑡𝑏−𝑡𝑠)
Angka Penyabunan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
490.875
= 4.99
= 98.37
28,05 ×(𝑡𝑏−𝑡𝑠)
Angka Penyabunan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
−22.44
= 5.00 𝑔
16
=-4.488
4.1.2.Bilangan peroksida
Rumus Perhitungan
= 1 gr/ml
1𝑔
= 1000
= 0,001 meq/kg
17
( 0,3 𝑚𝑙 ) × 0,1 𝑁 × 1000
= 10 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 3 gr/ml
3 𝑔𝑟
= 1000
= 0,003 meq/kg
Angka asam
Perhitungan :
ml KOH 𝑥 𝑁.𝐾𝑂𝐻 𝑥 BM KOH
Angka asam = berat sampel (gram)
1 𝑥 0,023 𝑥 56,1
Sampel awal = 5,03(gram)
1,2903
= 5,03(gram)
= 0,256 gr
18
1,5 𝑥 0,023 𝑥 56,1
Sampel kedua = 5,09(gram)
1,93545
= 5,09(gram)
= 0,380 gr
2,45157
= 5,06(gram)
= 0,484 gr
Selain itu sering dinyatakan sebagai kadar asam lemak bebas (FFA)
588,8
= 5.030 𝑔𝑟
= 0,117 %
883,2
= 5.090 𝑔𝑟
= 0,173 %
1.118,72
= 5.060 𝑔𝑟
19
= 0,221 %
0,1096 𝑥 1000
= 73,7𝑚𝑙 𝑥 63,035
109,6
= 4645,6795
= 0,023 N
0,1001 𝑥 1000
=
68,6 𝑚𝑙 𝑥 63,035
100,1
= 4324,201
= 0,023 N
𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 (𝑔𝑟) 𝑥 1000
Standarisasi ketiga 𝑁 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝐵𝐸 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
0,991 𝑥 1000
= 67,3 𝑚𝑙 𝑥 63,035
99,1
= 4242,255 𝑔𝑟
= 0,023 N
20
21
4.2. Pembahasan
Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik pada
akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya
terjadi adalah dari coklat pekat menjadi kuning lalu berubah menjadi putih
pucat. Perubahan warna dari kuning keputih tersebut tidak terlalu kontras dan
menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Berdasarkan volume titrasi cukup
banyak apabila dibandingkan dengan kelompok lain dengan sampel yang
sama. Penentuan ini juga hanya dilakukan 1 kali,sehingga nilai rata-rata tidak
dapat diketahui. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar-benar atau
tidak maka perlu dibandingkan dengan titrasi blako yang dilakukan oleh
kelompok lain, akan tetapi blanko yang digunakan salah yaitu pelarut yang
dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah aquadest, padahal pelarut yang
seharusnya dipergunakan adalah alkohol.
Selain angka asam atau asam lemak bebas parameter mutu suatu
minyak minyak goreng juga ditunjukkan dari besaran angka peroksida. Angka
peroksida memperlihatkan tingkat kerusakan dari suatu minyak jelantah dan
minyak baru. Semakin besar angka peroksida maka kualitas minyak jelantah
dan minyak baru semakin rendah.Angka peroksida diakibatkan oleh minyak
yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh teroksidasi oleh oksigen yang
menghasilkan suatu senyawa peroksida.
Dari hasil praktikum diperoleh hasil pada minyak goreng adalah0,003 meq/ kg.
Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan minyak sudah mengalami
oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan berarti selalu
22
menunjukkan kondisi oksidasi yang masih kecil nilai oksidasinya.
Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida yang
baru, sedangkan bilangan peroksida yang masih tinggi dibandingkan
dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat kadar
peroksida lebih cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat .
Paparan oksigen,cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama
penggorenganmemacu terjadinya oksidasi minyak.Kecepatan oksidasi
lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu
rendah
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dipeleh dan pengamatan yang dilakukan dari hasil
perhitungan,untuk penentuan bilangan penyabunan tidak dapat ditentukan hasilnya
karna kesalahan tidak terjadi pada sampel saja tetapi pada blako yang digunakan.
Yang menyebabkan data yang dihasilkan tidak dapat dihitung karena angka
penyabunan yang dilakukan tidak diketahui. Dari kesimpulan pada bilangan peroksida
addalah :
A. Normalitas (N Na2S2O3) : 0,1 N
B. Minyak jelantah : 0,001 meq/kg
C. Minyak bimoli : 0,003 meq/kg
24
DAFTAR PUSTAKA
Fandil Ramdja. A , Febrina Lisa, Krisdianto Daniel ., Jurnal Pemurnian Minyak Jelantah
Menggunakan Ampas Tebu Sebagai Adsorben : Teknik Kimia. No. 1 Vol 17 Januari
2015
25