Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Untuk Memenuhi Tugas Proses Industri Kimia


Dosen Pengampu: Muryanto,ST.MT

Disusun Oleh:

Hanifah (2015090031)

Harsudiono Setio B (2015090084)

Hendri Setiyanto (2015090136)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

PAMULANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah Industri
Minyak Kelapa Sawit dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan dan
membahas tentang Industri Minyak Kelapa Sawit. Dengan makalah ini diharapkan
baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki pengetahuan yang lebih luas
mengenai Industri Minyak Kelapa Sawit.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan kami sendiri khususnya.

Tangerang, 20 Desember 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB 1 ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB 2 ....................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 3
2.1 Sawit dan Inti Sawit ........................................................................................................ 3
2.1.1 Sawit ........................................................................................................................ 3
2.1.2 Inti Sawit .................................................................................................................. 3
2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM) .................................. 4
2.3 Pengamanan Bahan Produksi .......................................................................................... 6
2.3.1 Standarisasi Bahan Dasar Pengolahan ..................................................................... 6
2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit ....................................................................... 7
2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit .................................................................................... 8
2.5.1 Proses Pengolahan CPO ........................................................................................... 9
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Palm Kernel Oil) ........................................................... 12
2.6 Pengolahan Limbah PKO.............................................................................................. 17
2.7 Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit ................................. 18
2.7.1 Boiler...................................................................................................................... 18
2.7.2 Sterilizer ................................................................................................................. 20
2.7.3 Digester .................................................................................................................. 21
2.7.4 Screw Press ............................................................................................................ 21
2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen) .................................................................... 22
2.7.6 Pengeringan Minyak (vacum dryer)....................................................................... 22
2.8 Produk Turunan Kelapa Sawit ...................................................................................... 23

ii
2.9 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit ..................................... 26
BAB 3 ..................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor


pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis
seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa
sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa
sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Kebun dan industri kelapa
sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja dan menyumbang
sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah
menjadikan Indonesia sebagai Negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar
di dunia.

Panen rata-rata tahunan minyak sawit mentah Indonesia meningkat sebesar


tiga persen pada 10 tahun terakhir, sedangkan wilayah yang ditanami kelapa sawit
meningkat selama sembilan tahun terakhir. Produksi minyak sawit mentah
Indonesia tahun 2014 mencapai 29 juta metrik ton lebih.

Dampak lain perkembangan pesat produksi minyak sawit mentah adalah


limbah cair kelapa sawit, yang sering disebut sebagai Palm Oil Mill Effluent atau
POME. POME adalah limbah cair yang berminyak dan tidak beracun, hasil
pengolahan minyak sawit. Meski tak beracun, limbah cair tersebut dapat
menyebabkan bencana lingkungan bila dibuang ke kolam terbuka, dan akan
melepaskan sejumlah besar gas metana dan gas berbahaya lainnya yang
menyebabkan emisi gas rumah kaca. Proses pengolahan minyak sawit

1
menghasilkan sejumlah besar limbah cair (55-67 persen), yang dapat mencemari
air karena mengandung 20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen Demand (BOD).

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui proses pengolahan kelapa sawit
b. Untuk mengetahui sifat fisis dan kimia pada kelapa sawit
c. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam industri pengolahan kelapa
sawit dan manfaat minyak kelapa sawit.
d. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah pada industri kelapa sawit

1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan pada
industri kelapa sawit sampai dengan pengolahan limbah industri kelapa sawit.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sawit dan Inti Sawit

2.1.1 Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat
menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri
dari empat macam tipe atau varietas yaitu tipe Macrocarya, Dura, Tenera,
dan Pisifera. Masing-masing dibedakan berdasarkan tebal tempurung.

Tabel 2.1.1.1 Beda Tebal Tempurung dari Tipe Kelapa Sawit

Tipe Tebal tempurung (mm)

Macrocarya Tebal sekali : 5


Dura Tebal : 3 – 5
Tenera Sedang : 2 – 3
Pisifera Tipis

Warna daging buah adalah putih kuning diwaktu masih muda dan
berwarna menjadi jingga setelah buah menjadi matang.
Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat,
Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang dinamakan minyak
kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan minyak inti kelapa
sawit (Palm kernel Oil/PKO). (Ketaren, 1986)

2.1.2 Inti Sawit


Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah
menjadi cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar
ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah
kembali menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil).

3
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu
rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti
sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit
mengandung lemak,protein, serat dan air.

Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut


minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan
sebagai bahan makanan ternak. Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 –
53%. (Mangoensoekardjo.S., 2003)

Tabel 2.1.2.1 Komposisi Inti Sawit

Komponen Jumlah

Minyak 47 – 52
Air 6–8
Protein 7,5 – 9,0
Selulosa 5
Abu 2

2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM)
Selain minyak sawit mentah (CPO), minyak kelapa sawit dapat
dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm
Kernel Oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (Palm
Kernel Meal).

Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahya
mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah
dimurnikan, titik lebur dari minyak inti sawit ini adalah berkisar antara 25℃
sampai dengan 30℃. (sitinjak K,1983).

Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa


gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung
lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6

4
(asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat
dan asam linoleat). (Winarno,FG., 1984)

Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan
sebagai makanan ternak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran,


asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain
adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining lose, plasticity dan
spreadability, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan
penyabunan. Semua faktor- faktor ini perlu di analisis untuk mengetahui mutu
minyak inti kelapa sawit

Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan
berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah. (Ketaren, 1986)

Tabel 2.2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Minyak


Sawit (%) Inti Sawit (%)

Asam Kaprilat - 3–4


Asam Kaproat - 3–7
Asam Laurat - 46 – 52
Asam Miristat 1,1 – 2,5 14 – 17
Asam Palmitat 40 – 46 6,5 – 9
Asam Stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam Oleat 39 – 45 13 – 19
Asam Linoleat 7 – 11 0,5 – 2

5
2.3 Pengamanan Bahan Produksi
Inti sawit dihasilkan melalui proses pemisahan inti sawit dari
tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan
tempurung. Inti dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung
atau dapat juga dengan mengapung biji-biji yang pecah dalam larutan lempung
yang mempunyai berat jenis 6.

Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan


tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit
dan tempurung sampai bersih. Untuk menghindari kerusakan akibat
mikroorganisme,maka inti sawit harus segera dikeringkan dengan suhu 80℃.
Setelah kering,inti sawit dapat diolah lebih lanjut yaitu dengan ekstraksi untuk
menghasilkan minyak inti sawit. (Yan Fauzi,2004)

2.3.1 Standarisasi Bahan Dasar Pengolahan


Bahan untuk mendapatkan minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
adalah buah. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang
sempurna.

Tabel 2.3.1.1 Nilai Konversi buah kelapa sawit


Bagian buah Jumlah Dihitung dari 100%
(persen)

6
Daging Buah 58 – 62 Buah sawit
Biji 37 – 43 Buah sawit
Daging Buah : Air 36 – 40 Daging buah
Minyak 46 – 50 Daging buah
Ampas 13 – 15 Daging buah
Minyak Kelapa Sawit (CPO) 77 – 82 Daging buah (berat kering)
Minyak Kelapa Sawit (CPO) 28,5 – 29,5 Berat buah matang segar
Air 27 Berat buah matang segar
Ampas (Serat) 8 Berat buah matang segar
Tempurung 30 Berat buah matang segar
Inti 6 Berat buah matang segar
Biji : Tempurung 78 – 82 Berat buah matang segar
Inti (Kernel) 17 – 23 Berat biji
Minyak Inti Sawit (PKO) 40 – 50 Berat biji
Bungkil Inti Sawit (PKM) 50 – 60 Berat inti

Sebagai bahan penolong pada ekstraksi minyak adalah air, baik dalam
bentuk cair maupun dalam bentuk uap. Air banyak dipakai dalam bentuk uap,
proses pencucian dan bahan pengisi ketel uap. Uap panas dipakai pada proses
perebusan, pemanasan dan sebagai sumber tenaga.( Ketaren,S 1986)

2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit


Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan rasa,
kelarutan, titik cair, titik didih , titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias, titik
kekeruhan, titik asap, dan titik nyala.

Tabel 2.4.1 Nilai Sifat Fisika-Kimia Minyak Sawit


Sifat Minyak kelapa sawit Minyak Inti Sawit
Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900 – 0,913
Indeks bias 1,4565 – 1,4585 1,495 – 1,415
Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20

7
Bilangan Penyabunan 196 – 205 244 – 254

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa


setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak
berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang
larut dalam minyak.

Bau dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya
asam- asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan
bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda-beda. (Ketaren,S. 1986)

2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


PKS (Pabrik Kelapa Sawit) pada umumnya mengelola bahan baku berupa
Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil)
dan inti sawit (Kernel). CPO merupakan minyak yang dihasilkan dari daging
buah sawit sedangkan PKO minyak yang di hasilkan dari inti sawit. Proses
awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan
kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan
antara minyak sawit dan kernel, sabut dan ampasnya.

PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit adalah minyak yang di
hasilkan dari inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat
jenis.antara sawit dan tempurung.

Karakteristik PKO :
1. Mengandung 80%-90% lemak jenuh
2. Trigliserida minyak inti sawit (trilaurine, yaitu trigliserida dengan tiga asam
laurat sebagai ester asam lemaknya
3. PKO memiliki rasa dan bau yang khas
4. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan
minyak yang telah dimurnikan

8
5. Mengandung asam laurat yang tinggi dengan kisaran titik leleh yang rendah
sedangkan minyak sawit mentah mengadung asam laurat yang rendah
dengan kisaran titik lelah yang tinggi
6. Bersifat semi pada hingga padat dalam suhu ruang
7. Titik lebur nya berkisar antara 25-300C

Kelebihan dan kekurangan PKO:

1. Bermanfaat bagi orang yang alergi kacang-kacangan


2. Bebas kolesterol
3. Sumber alami vitamin E
4. Sering terhidrogenisasi, cepat menjadi lemak trans
5. Tinggi lemak jenuh

2.5.1 Proses Pengolahan CPO


PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).
Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri
dari beberapa tahapan yaitu:

1. Jembatan Timbang, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban,


dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik
yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai
menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari
jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5
menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir,
kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan
akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
2. Penyortiran, Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis
Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah
Segar). Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan
ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)

9
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1

Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan mesin di dalam pabrik sebagai berikut :

1.Perebusan

Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori


atau boiler rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan
langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang
menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses
perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan
kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari
tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air
dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan
uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini
dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikutan pada temperatur
tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang
sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.

2.Perontokan Buah dari Tandan

Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan
dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian
ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk
memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut
thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil stripping tidak selalu
100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang
disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk
mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja
dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari

10
thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang
selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan
sebagai produk samping.

3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan
ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimaksudkan supaya
buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air
yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah
dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan
(Scew Press) agar minyak keluar dari biji dan fibre.Untuk proses pengepresan ini
perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari
pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.Sebelum
minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan pemisahan
kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan
(Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil
sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses
penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan
penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke
dalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa
minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank,
minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan
padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke
Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.

4. Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).

11
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Palm Kernel Oil)
Tahap-tahap proses pembuatan PKO
1. Weight bride
Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar setelah tiba di pabrik
kemuadian do pindahkan ke lori-lori selanutnyna di timbang di weight bride.
2. Penyortiran

Kualitas buah yang diterima di pabrik harus di periksa tingkat kematangannnya.


Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis tenera dan jenis dura.
Kriteria matang panen merupakan factor penting dari pemeriksaan kualitas buah
di stasiun tandan buah segar.

Proses pengolahan kelapa sawit :

a. Sterilizer
Lori yang telah di isi tandan buah segar dimasukan kedalam sterilizer
menggunakan capstand.
Tujuan perebusan :
1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser
3. Menurunkan kadar air
4. Melunakan daging buah, sehingga mudah lepas dengan biji

b. Proses penebahan (thresher process)


Tandan buah segar yang sudah di sterilisasi dituang sedikit demi sedikitsecara
teratur kedalam mesin penebah (stripper/pemipih) untuk memisahkan antara
buah dan tandannya. Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan
sehingga kadang-kadang disebut sebagai tahap bantingan. Hasil dari stripping
tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini disebut dengan USB (Unstripped bunch) sehingga sering
dilakukan double threshing.

c. Digesting

12
Setelah buah pisah dari janjangnya, makan buah dikirim ke digester dengan cara
buah dimasuka kedalan conveyer under threse yang fungsinya untuk membawa
buah ke fruit elevator yang fungsinya mengangkat buah ke atas.
Fungsi digester :
1. Melumatkan daging buah
2. Memisahkan daging buah dengan biji
3. Mempersiapkan feeding press
4. Mempermudah proses di press
5. Menaikan temperature

d. Pengempaan (dressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur dimasukan kedalam screw
press (alat kempa). Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang duduk dalam
press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Disebabkan
putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak pangan dalam
mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada press
cake. Sedangkan ampas press dan campuran fibred an nut akan keluar melalui
worm screw. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses yaitu press harus kering.
Maksudnya minyak pangan yang melekat pada ampas press diusahan sedikit
mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan
cone,tetapi akibatnya akan menaikan nut/ kernel yang pecah.

e. Pemecahan nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk kedalam nut
cracher. Dalam nut cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih basah
dan cangkang kernel. Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah lebih
lanjut menjadi palm kernel oil.

Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan fibre hasil olahan diatas tadi
dimasukan kedalam deprecicarper melalui cake breaker conveyor yang
dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga
press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan fibred dan biji.

13
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung pada
nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk mengurangi
kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station sebagai bahan
baker ketel uap.
a. Ripple mill
Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut
grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple
millsebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan
kedalam light dus separator dan fibrating grade untuk memisahkan
cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti.
b. Claybath
Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker
ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam
kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat
pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses
untuk menghasilkan palm kernel oil.
c. Extraction process
Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha
dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari
pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan
pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara umum
ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil
1. Kernel pretreatment
- Cleaning (pembersihan) : pemisahan seluruh zat-zat asing sperti
pasir, kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada
mesin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan magnetic separator
dab fibrating secreen.
- Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi
butiran kecil dengan menggunakan swinging hammer dan breaker
boiler. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan
dan pengepresan.

14
- Cooking
2. Oil extraction
- Screw pressing and oil crarification
Meal yang telah di proses diatas tadi dilanjutkan dengan pressing
dengan menggunakan remolving worm. Oleh karena itu maka
hilanglah minyak pangan pada meal, sehingga kadar minyak pangan
yang tersisa sekitar 6-10% (toleransi). Expelled oil mengandung
kotaran yang harus dihilangkan. Untuk expelled oil dapat dilakukan
dengan proses dekantasi dan filtrasi yang kemudian disimpan.
Expelled cake yang telah terbebas dari minyak pangan tadi
kemudian dibungkus untuk kemudian disimpan. Beberapa industry
mengolah palm kernel expeller tanpa pretreatment process. Dalam
hal ini pengepressan ganda sangat diperlukan demi keefisienan
ekstraksi minyak pangan. Namun bagaimanapun kapasitas hasil
pengepresan selalu lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan
pretreatment process. Biasanya pretreatment process yang lengkap
digunakan pada perusahaan besar, karena mesin mesinnya telah
modern yang telah di impor dari eropa.
- Solvent extraction
PKE yang telah dipanaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan
N-hexan pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses
perendaman dan penyaringan. Penyaringan hexan di pompakan
pada meal dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas
saring.
Perendaman kernel meal di masukan kedalam ekstraktor, lalu hexan
dialirkan dengan elevator tersebut. Biarkan hingga keseluruhan
minyak pangan dalam kernel meal larut.
Solvent recovery from meal hexan dihilangkan dari deffated meal
dalam toaster. Setelah seluruh hexan menguap, maka akan didapat
pellet yang baik dan terbebas dari hexan yang dikenal dengan palm
kernel expeller yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk
dipasarkan. Hexan yang telah digunakan tadi dalpat diperoleh

15
kembali dengan cara memurnikannya dengan proes ekstraksi pada
tekanan rendah dengan temperature yang berangsur angsur nai. Lalu
hexan kondensat tadi dapat dipergunakan lagi selanjutnya.
Setelah melewati proses proses diatas tadi, palm kernel oil
dimurnikan dan di proses ke tahap yang selanjutnya yaitu
degumming, bleaching, deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh
hasil yaitu RBD palm kernel oil, RBD palm kernel stearin, crude
palm kernel olein, RBD palm kernel olein serta produk lainnya.
Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan prinsip
pengerjaannya sama seperti pada proses palm oil.

Pemanfaatan PKO (Palm Kernel Oil)


1. Sering digunakan oleh industry oleokimia sebagai bahan baku
untuk mengahasilkan produk surfaktan dan emulsifier.
2. Senjata dan warfare : PKO berperan sebagai pembuatan senjata
perang. Komponen asam palmitat adalah salah satu dari 2 bahan
yang paling penting dari senjata anti personil dikenal sebagai
Napalm.
3. Makanan dan bakery : margarine, coklat.
4. Bahan bakar biodiesel

16
5. Kosmetik : sabun, detergent, lotion, minyak rambut.

Gambar.2.1 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit

2.6 Pengolahan Limbah PKO


1. Pengolahan limbah padat
Limbah padat yang keluar dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) meliputi tandan
kosong dengan presentasi sekitar 23% terhadap TBS(Tandan Buah Segar), abu
boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5% terhadap TBS),
cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). limbah yang keluar dari PKS umumnya
tidak memerlukan penangan yang rumit. Limbah tersebut dapat digunakan

17
sebagai bahan bakar, pakan ternak, pupuk, dan juga bisa dijual untuk
mengahsilkan pendapatan tambahan.
Serat, cangkang,dan tandan kosong bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu
boiler dapaat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tandan
kosong sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsan dan pengomposan.
Ampas inti digunakan sebagai pkan ternak.
2. Limbah gas
Terdapat 2 sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang
menggunakan serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incenarator
yang membakar tandan kosong untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini
incenarator sudah mulai ditinggalkan.
3. Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang lebih
dikenal dengan POME (Palm Oil Mill Effluent). POME ialah air buangan yang
dihasilakan oleh PKS utamanya berasal dari kondensat rebusan, air
hidroksiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang diolah akan terbentuk
sekitar 0.6 – 1 m3 POME. POME kaya akan kabron orgaik dengan nilai COD
lebih 40g/L dan kandungan N sekitar 0.2-0.5 g/L. sebagai nitrogen ammonia
dan total nitrogen.
Teknologi pengolahan POME umumnya dengan menggunakan teknologi
kolam terbuka yang terdiri dari kolan anaerobic, fakultafir, dan aerobic dengan
total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini
memerlukan lahan yang luas (5-7ha). Biaya pemeliharaan yang cukup besar dan
menghasilkan emisi gas metana keudara bebas. Tetapi teknologi ini dianggap
kurang efisien.Teknologi yang baru yaitu dengan menggunakan membrane dan
elektrokoagulasi.

2.7 Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit

2.7.1 Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari
sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga
dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.

18
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi
Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin
disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang
dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang
membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun
pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus
sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena jika tidak
akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah
boiler dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2.
dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
45 ton TBS/jam.
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah
ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama
kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari
pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu : ketel pipa air dan ketel
pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air.
maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar
pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah dengan :
kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS
Jadi, untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam.
Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada
masing-masing ketel uap. Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit
memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Kapasita Uap : 20 Ton/jam


2. Temperatur Uap : 280 C
3. Tekanan Uap : 20 kg/cm2

19
4. Temperatur air umpan : 90 C
5. Effisiensi Ketel Uap : 75 %
6. Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25%
cangkang.

2.7.2 Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau
sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap jenuh
memungkinkan terjadinya proses hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah,
jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus sehingga
menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga mempersulit proses
pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam yang dijadikan sebagai
sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh hasil perebusan
yang sempurna. Proses perebusan TBS dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam
pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam
Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu
minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai
120oC dengan tekanan 2,8 bar.
2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin
yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan
brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan
mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit.
3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan
minyak dan cake ketika dikempa.
4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan
partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama
pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan
inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari
cangkang saat poses pemecahan biji.

20
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup
sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan air
pada CST.

2.7.3 Digester
Fungsi dari digester adalah : a) Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji
) b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya c) Untuk
menaikkan temperature buah d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging
buah e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga
mengurangi volume pengempaan . Digester merupakan sebuah tabung silinder
vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester terdapat
beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh motor listrik.
Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan, dan pisau
bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa keluar dari
ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan pencacahan/pelumatan
diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan uap langsung sebesar 3
kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan, yaitu : a) Kematangan
buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah sulit dilepas dari nut dan
sulit dilumat. b) Volume digester minimal ¾ penuh c) Waktu pengadukan pada
digester yang baik adalah ±20 menit. d) Temperature yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan minyak rendah.

2.7.4 Screw Press


Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar
dari daging buah dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang
yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang pada ujungnya terdapat konus yang
dapat maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui
feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main screw lalu ditampung
dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran
minyak pada feed screw dilakukan injeksi uap pada digester dan penambahan air
panas pada temperatur 90-95oC. Ampas akan diolah untuk mendapatkan inti

21
(kernel). Pelumatan pada screw press memakai air pengencer yang berfungsi untuk
mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya pengentalan (emulsi). Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
pengempaan : 1) Pada pengempaan dilakukan injeksi uap dan air panas pada
temperature 90-95oC. 2) Penekanan harus dilakukan berangsur – angsur dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40 bar. Tekanan kempa yang terlalu tinggi
menyebabkan : 1) Jumlah biji pecah bertambah 2) Jumlah serat – serat halus yang
terikut minyak bertambah sehingga mempersulit prosess selanjutnya. Tekanan
kempa yang rendah menyebabkan : 1) Cake basah, kerugian minyak pada ampas
dan biji tinggi. 2) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna. 3) Ampas menjadi
basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku ketel uap. 4) Jumlah air
pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat mempengaruhi kandungan
air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake akan lebih sulit pada CBC (Cake
Breaker Conveyor) 5) Pemberian air dilakukakn dengan cara menyiram cake dalam
pressan dari atas bagian tengah atau di chute screw press.

2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen)


Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan
ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak
ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO). Saringan getar
terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing 2 M2. Tingkat
atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40.
Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu penyaringan masa minyak
diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal – hal yang perlu
diperhatikan : 1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan dalam tangki
mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur ( sludge ). 2)
Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.

2.7.6 Pengeringan Minyak (vacum dryer)


Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak
dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari

22
proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar kotoran 0,013 –
0,015%. Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak,
pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung
melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar
kedalam tabung hampa. Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk
kedalam kondensor 1, sisa uap kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam
kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh ejector 3 dan dibuang ke atmosper atau
udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2 langsung dibuang. Minyak
ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank )dan selanjutnya
dipompakan ketangki timbun

2.8 Produk Turunan Kelapa Sawit

1. Produk turunan CPO


Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan
margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats,
Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan
Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream
Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk
biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan
semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.

2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit


Produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa
Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar
Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun,
Detergent, Shampoo dan Kosmetik.
3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit
Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat
dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants,

23
Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products
dan Food Protective Coatings.
4. Produk Turunan dari Limbah Kelapa Sawit
Dalam produksi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa
sawit,tentunya melalui berbagai proses industri skala besar. Pada proses industri
pengolahan kelapa sawit tersebut,selain menghasilkan minyak kelapa sawit
nantinya juga akan dihasilkan berbagai limbah buangan, baik itu yang berupa
limbah cair ataupun limbah padat. Dalam perkembangannya kedua jenis limbah
kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi hasil produksi sampingan kelapa
sawit yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
4.1 Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif berupa biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit
memiliki kandungan gas methan dan karbon dioksida yang merupakan
bahan baku utama pembuatan biogas. Potensi produsi dari
pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas ini sendiri mencapai
1075 juta meter kubik. Jumlah ini setara dengan 516.000 ton gas LPG, 559
juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5 MWh listrik.
Selain itu pembuatan biogas dari limbah minyak kelapa sawit memiliki
beberapa keunggulan, antara lain menghindari pencemaran limbah
terhadap air tanah dan sungai, Transfer Pricing karena penggunaan biogas
berbahan baku limbah minyak kelapa sawit ini akan menekan pokok
produksi minyak kelapa sawit, memperoleh mekanisme pembangunan
yang baik dan bersih, dan dapat di bangun terintegrasi dengan pabrik
minyak kelapa sawit karena berfungsi sebagai pengolah limbah.
4.1 Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat,
cangkang, batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut, hampir
semuanya dapat diolah kembali menjadi hasil produksi yang memiliki nilai
ekonomis. Tandan kosong kelapa sawit pada awalnya biasa digunakan
sebagai kompos namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan, tandan
kosong kelapa sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan bakar
generator listrik. Serat kelapa sawit dapat menjadi bahan selulosa yang
dapat diolah menjadi kertas. Cangkang kelapa sawit dapat diolah menjadi

24
beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, fenol,
asap cair, tepung tempurung dan briket arang. Batang kelapa sawit dapat
dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan furnitur,serta dapat menjadi
sumber biomassa. Pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan
ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang baik.

Tabel 2.8.1 Produk Turunan Kelapa sawit dan Mesin Pengolahnya


No. Produk Mesin dan alat Kegunaan
1. Biodiesel Fermentor Sebagai tempat fermentasi minyak
atau limbah minyak kelapa sawit.
Untuk menyuling atau memurnikan
Destilator biodiesel dari bahan baku atau
kotoran.
2. PKO Cake breaker Mengangkut biji yag masih tercampur
(Pump conveyor dengan ampas
kernel oil) Nut silo Menampung dan menurunkan kadar air
Nut grading biji
drum Memisahkan biji berdasarkan ukuran
Nut craker yang sesuai fraksi
Dry separator Memecah biji
Hydro cyclon Memisaahkan debu dengan cangkang
Kernel drier halus
Memisahkan cangkang dengan
inti/kernel
Mengeringkan kernel
3. Pakan Crusher atau Penyacah pelepah kelapa sawit
ternak hidrolyc mills menjadi lebih halus
Mengaktivasi pakan ternak dengan
Fermentor mikroorganisme setelah ditambah
molase

25
4. Buah Dodos / egrek Memotong /memanen buah kelapa
kelapa sawit dari pohon
sawit Kereta sorong Mengangkut buah kelapa sawit dari
kebun ketempat penimbangan

2.9 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit


Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:

a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel

b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)

c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)

d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik,


industri makanan)

e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi

f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).

26
BAB 3

KESIMPULAN

Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis,


karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak
berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga
bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan,
kosmetika dan industri sabun.

Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat,
dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya
kebutuhan masyarakat.

Dengan besarnya produksi yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini


berdampak positif bagi perekenomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya
terhadap pendapatan negara, maupun besarnya tenaga kerja yang terserap di
sektor. Sektor ini juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar
perkebunan sawit, di mana presentase penduduk miskin di areal ini jauh lebih
rendah dari angka penduduk miskin nasional sebesar. Boleh dibilang, industri
minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi
nasional.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit


Universitas Indonesia: Jakarta.
Ketaren, S. 2005. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Hadi,Nurul. Makalah Pengolahan Kelapa Sawit.
https://www.academia.edu/17001547/Makalah_pengolahan_kelapa_sawit?auto=d
ownload [ Diakses 21 Desember 2017)

,Adha. Makalah Pengolahan kelapa Sawit Menjadi CPO dan PKO.


https://www.academia.edu/17605413/Makalah-pengolahan-kelapa-sawit-menjadi-
cpo-dan-pko?auto=download [ Diakses 21 Desember 2017]
http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-
sawit.html/ [Diakses 20 Desember 2017]
http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/
laporan prakerin ahmad husni lubis, dkk pada Indokem Laborindu//teknik
pengolahan kelapa sawit [Diakses 20 Desember 2017]
produksi kelapa sawit,http://www.habibiezone [Diakses 20 Desember
2017]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58115/Chapter%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y [Diakses 20 Desember 2017]
https://nitrocloud-prod.s3-us-west-1.amazonaws.com [Diakses 20
Desember 2017]
http://eprints.polsri.ac.id/975/3/BAB%20II.pdf [Diakses 20 Desember
2017]
https://www.academia.edu/10031430/INDUSTRI_MINYAK_KELAPA_S
AWIT [Diakses 20 Desember 2017]
https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=pengola
han+limbah+kelapa+sawit [Diakses 20 Desember 2017]
https://www.academia.edu/9192802/PENGOLAHAN_LIMBAH_CAIR_
DI_PABRIK_KELAPA_SAWIT [Diakses 20 Desember 2017]

28
https://www.academia.edu/19528766/INDUSTRI_KELAPA_SAWIT_LI
MBAH_CAIR_DAN_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN [Diakses 20 Desember
2017]

29

Anda mungkin juga menyukai