Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

KONSENTRAT HIJAU
SOLUSI PENGGEMUKAN TERNAK SAPI BALI

Oleh :
Tim Widyaiswara BBPP Kupang

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... i


DAFTAR TABEL ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Deskripsi Singkat ..................................................................... 1
1.3. Manfaat Bahan Ajar bagi Peserta ............................................ 1
1.4. Tujuan Pembelajaran ............................................................... 2
1.5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ....................................... 2
1.6. Petunjuk Belajar ....................................................................... 2
II. KONSENTRAT HIJAU ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Konsentrat Hijau ..................................................... 3
2.2. Standar Kualitas Konsentrat Sapi Potong ................................ 4
2.3. Cara Pembuatan Konsentrat Hijau Berbahan Hijauan Lamtoro 5
III. PEMANFAATAN KONSENTRAT HIJAU UNTUK PENGGEMUKAN 8
SAPI POTONG ...................................................................................
3.1. Penggunaan Tepung Lamtoro dalam Formulasi Konsentrat 8
Sapi Penggemukan .................................................................
3.2. Pemberian Konsentrat untuk Sapi Penggemukan .................... 8
IV. PENUTUP ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Standar Kualitas Konsentrat untuk Sapi Potong Berdasarkan
1. Kandungan Protein Kasar dan TDN .......................................................
5

2. Capaian PBBH Sapi Bali dengan Pemberian Tepung Daun Lamtoro .... 9

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Konsentrat Hijau .................................................................................... 3

2. Mesin pencacah (Chopper) ............................................................... 5

3. Hijauan Lamtoro yang teah dicacah ...................................................... 6

4. Hijauan lamtoro setelah dijemur sehari ................................................. 6

5. Mesin Penepung .................................................................................... 6

6 Tepung Lamtoro .................................................................................... 7

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dengan
kondisi geografis kepulauan dan memiliki musim kemarau yang lebih panjang dari
pada musim hujan. Provinsi NTT juga potensial untuk pengembangan ternak
ruminansia khususnya sapi potong. Salah satu kendala dalam pengembangan sapi
potong di Provinsi NTT adalah kontinuitas ketersediaan pakan baik dalam hal
kualitas maupun kuantitas. Pakan merupakan satu faktor yang penting dan
pengaruhnya cukup besar terhadap produktivitas ternak. Pakan ternak juga
merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha peternakan .
Tanaman lamtoro (Leucaena leucocepala) merupakan salah satu jenis
leguminosa pohon yang potensial dikembangkan. Kelebihan dari tanaman ini adalah
tahan kekeringan, dapat berproduksi sepanjang tahun serta memiliki kandungan
nutrisi yang bagus terutama sebagai sumber protein. Berbagai kelebihan dari
tanaman lamtoro ini dapat dijadikan solusi dalam mengatasi permasalahan pakan
baik secara kualitas, kuantitas maupun biaya.
Pemberian hijauan lamtoro untuk ternak sapi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Cara yang paling umum dilakukan adalah pemberian dalam bentuk segar
dengan dilayukan, untuk melemahkan zat antinutrisi (mimosin) yang terdapat pada
hijauan lamtoro. Selain cara di atas, hijauan lamtoro juga dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber konsentrat dengan cara penepungan yang lebih dikenal
dengan konsentrat hijau.

1.2. Deskripsi Singkat


Mata pelatihan Konsentrat Hijau Solusi Penggemukan Sapi Bali membahas
pengertian konsentrat hijau, standar kualitas konsentrat untuk sapi potong, cara
pembuatan tepung daun lamtoro sebagai salah satu sumber konsentrat hijau,
penggunaan tepung daun lamtoro dalam formulasi konsentrat penggemukan, serta
cara pemberiannya pada ternak.

1.3. Manfaat Bahan Ajar bagi Peserta


Peserta pelatihan akan mendapat kemudahan dalam mempelajari pembuatan
dan pemanfaatan konsentrat hijau dalam ransum penggemukan, baik dalam
pembelajaran klasikla maupun pembelajaran mandiri.
1.4. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memanfaatkan
konsentrat hijau dalam ransum penggemukan sapi potong .
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian konsentrat hijau
b. Menjelaskan standar kualitas konsentrat sapi potong
c. Membuat konsentrat hijau berbahan daun lamtoro
d. Menggunakan konsentrat hijau dalam formulasi ransum penggemukan
e. Memberikan konsentrat sapi penggemukan dengan benar.

1.5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Konsentrat Hijau
1.1. Pengertian Konsentrat Hijau
1.2. Standar Kualitas Konsentrat untuk Sapi Potong
1.3. Cara Pembuatan Konsentrat Hijau Berbahan Hijauan Lamtoro
2. Pemanfaatan Konsentrat Hijauan untuk Penggemukan Sapi potong
2.1. Penggunaan Tepung Lamtoro dalam Formulasi Konsentrat Sapi
Penggemukan
2.2. Pemberian Konsentrat untuk Sapi Penggemukan

1.6. Petunjuk Belajar


Untuk dapat menguasai mata pelatihan Konsentrat Hijau Solusi Penggemukan
Sapi Bali, peserta pelatihan perlu mengikuti beberapa petunjuk belajar berikut :
1. Peserta harus membaca bahan ajar dengan baik.
2. Mengikuti kegiatan pembelajaran bersama widyaiswara.
3. Apabila terdapat hal-hal yang kurang atau tidak bisa dipahami, dapat
mengajukan pertanyaan kepada widyaiswara atau fasilitator.

2
BAB II
KONSENTRAT HIJAU

2.1. Pengertian Konsentrat Hijau


Konsentrat atau pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi
dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna (Sugeng, 2007).
Konsentrat sapi potong tidak selalu berbentuk konsentrat buatan pabrik atau yang
dijual di pasaran (konsentrat komersial). Menurut Siregar (2006), pengertian
konsentrat dapat berupa satu bahan pakan atau terdiri dari campuran beberapa
bahan pakan yang mengandung serat kasar atau bahan yang tak tercerna relatif
rendah. Konsentrat konvensional biasanya berasal dari bahan serealia, biji-bijian dan
limbah agroindustri. Pakan penguat atau konsentrat berfungsi untuk meningkatkan
dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain (hijauan) yang nilai gizinya rendah.
Kesulitan mendapatkan bahan pakan konsentrat konvensional diprediksi akan
terus berlanjut seiring suksesnya pengembangan teknologi dan industri biorefinary.
Teknologi biorefinary mampu mengkonversi setiap biomassa menjadi lebih bernilai
ekonomi dan berdaya guna untuk berbagai industri seperti farmasi (obat dan
kosmetik) dan pangan fungsional. Artinya, industri pakan akan berkompetisi dengan
industri lain dalam menggunakan bahan baku yang bernilai gizi tinggi. Upaya
alternatif untuk mengurangi ketergantungan bahan baku konsentrat yang bersumber
dari serealia, biji-bijian dan limbah agroindustri terutama dari hasil import adalah
mengoptimalkan pemanfaatan hijauan pakan berkualitas tinggi dari tanaman pakan
Leguminoseae atau dikenal dengan nama Legum.

Gambar 1. Konsentrat Hijau

Pengggunaan hijauan berkualitas tinggi berpeluang untuk menerapkan sistem


produksi ternak organik serta mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Hal
inilah yang mendorong Australia mengembangkan areal lamtoro (McSweeney et al.,
2011) hingga mencapai 200.000 ha, karena di negara ini bahan konsentrat
konvensional semakin hari semakin mahal akibat berkembangnya industri berbasis

3
biorefinary. Australia terus berupaya melakukan peningkatan efisiensi produksi
terutama dalam penyediaan pakan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dalam
skala industri. Penggunaan legum pakan Lamtoro di Indonesia telah sukses
dilakukan di NTT tepatnya di Amarasi. Hasil kajian selama musim kemarau di desa
Merbaun kecamatan Amarasi Barat dan desa Oesena kecamatan Amarasi kabupaten
Kupang menunjukan bahwa penggunaan daun lamtoro masing-masing 72% dan 53%
dalam ransum dapat menghasilkan pertambahan bobot badan harian sapi bali
masing-masing 0,74 kg/hari dan 0.76 kg/hari (Lani, 2014), lebih tinggi 0,2-0,26 kg dari
sapi bali dengan pemeliharaan di desa lain yang tidak berbasis legum.
Pengembangan dan pemanfaatan leguminosa pakan di Indonesia sudah
semakin mendesak untuk mensubstitusi penggunaan bahan konsentrat asal serealia,
biji-bijian dan limbah agroindustri. Kandungan protein legum pakan berkisar antara
20-38%. Daun merupakan sumber nutrien terbaik dalam setiap jenis tanaman pakan.
Kandungan protein kasar daun legum berkisar 21-38% dan bagian batang sampai
tangkai daun mengandung protein kasar dengan kisaran 10-18%. Legum sering
dimanfaatkan oleh peternak selain sebagai sumber protein, juga sebagai sumber
mineral Ca dan P. Kalsium dalam leguminosa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
rumput, yang berkisar antara 0,1- 0,3% dibandingkan dengan rumput yang ratarata
sekitar 0,13-0,21%. Demikian pula dengan kandungan P pada legum relatif lebih
tinggi. P pada legum sebagian besar berupa P organik yang sangat penting terutama
dalam proses metabolisme, karena P digunakan sebagai sumber energi metabolisme
seperti ATP (adenosin tri fosfat). Jenis P organik yang ditemukan antara lain asam
nukleat dan fosfolipid.
Konsentrat Hijau (Kohi) atau Green Concentrate merupakan istilah dengan
pengertian “pakan padat nutrisi dengan kandungan serat kasar kurang dari 18% yang
bahan bakunya berasal dari hijauan pakan”. Kohi dapat berasal dari hijauan tunggal
dari satu spesies tanaman pakan atau beberapa campuran hijauan pakan yang
berasal dari species tanaman pakan yang berbeda sehingga memenuhi persyaratan
sebagai konsentrat hijau. Sebagian besar bahan baku Kohi berasal dari tanaman
pakan legum. Konsentrat hijau yang berbahan dasar daun lamtoro tanpa batang
memiliki kandungan protein 24 – 28% (Titin Kurniasih, 2012).

2.2. Standar Kulaitas Konsentrat Sapi Potong


Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya
terutama kandungan energi dan protein. Standar kualitas konsentrat untuk sapi
potong berdasarkan kandungan protein kasar (PK) dan kandungan total nutrien

4
tercerna/Total Digestible Nutrient (TDN) menurut Badan Standardisasi Nasional
(2009) seperti tertera pada`Tabel 1.

Tabel 1. Standar Kualitas Konsentrat untuk Sapi Potong Berdasarkan Kandungan


Protein Kasar dan TDN

Kandungan /TDN
Kandungan PK minimal
No. Tujuan Pemeliharaan minimal
-------------------- % (BK) -------------------
1. Penggemukan 13 70
2. Induk 14 65
3. Pejantan 12 65
Sumber : Badan Standardisasi Nasional (2009)

2.3. Cara Pembuatan Konsentrat Hijau Berbahan Hijauan Lamtoro


Pembuatan konsentrat hijau sangat mudah dilakukan. Prinsip utama
pembuatan konsentrat hijau adalah proses pengeringan dan penepungan. Adapun
langkah-langkah pembuatan konsentrat hijau dari hijauan lamtoro adalah sebagai
berikut :
1. Lakukan pemanenan hijauan lamtoro yang meliputi daun dan batang muda
2. Hijauan lamtoro yang telah dipanen selanjutnya dichopper dengan panjang
sekitar 2 – 5 cm

Gambar 2. Mesin pencacah (Chopper)

5
Gambar 3. Hijauan Lamtoro yang teah dicacah

3. Hijauan yang telah dichopper selanjutnya dikeringkan. Pengeringan dapat


berlangsung selama 2 - 3 hari, tergantung intensitas sinar matahari.

Gambar 4. Hijauan lamtoro setelah dijemur sehari

4. Setelah kering selanjutnya dilakukan proses penepungan dengan menggunakan


mesin penepung

Gambar 5. Mesin Penepung

6
5. Tepung lamtoro selanjutnya dapat disimpat sebagai cadangan pakan atau dapat
diberikan dalam bentuk campuran konsentrat.

Gambar 6. Tepung Lamtoro

7
BAB III
PEMANFAATAN KONSENTRAT HIJAU UNTUK PENGGEMUKAN
SAPI POTONG

3.1. Penggunaan Tepung Lamtoro dalam Formulasi Konsentrat Sapi


Penggemukan
Tepung lamtoro merupakan bahan pakan lokal yang dapat dijadikan solusi
dalam mengatasi kekurangan pakan khususnya konsentrat. Selain itu penggunaan
tepung lamtoro diharapkan dapat menekan harga pakan konsentrat yang mahal.
Tepung lamtoro dapat digunakan sebagai konsentrat tunggal maupun dicampur
dengan bahan pakan konsentrat lainnya.
Penggunaan tepung lamtoro untuk sapi penggemukan di Balai Besar
Pelatihan Peternakan Kupang dikombinasikan dengan pollard atau dedak gandum.
Kombinasi dengan pollard ini dimaksudkan agar sapi dapat mencapai target
pertambahan bobot badan yang optimal. Hal ini karena pollard merupakan bahan
pakan konsentrat sumber energi. Pertambahan bobot badan yang optimal dapat
tercapai apabila ransum mengandung energi dan protein yang cukup.
Formulasi konsentrat yang selama ini dikembangkan di Balai Besar Pelatihan
Peternakan Kupang adalah 50% polard : 50% tepung lamtoro. Berdasarkan hasil
analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar (PK) pollard adalah
16,95% dengan TDN 84,20%; sedangkan tepung lamtoro mengandung PK 18,59%
dan TDN 70,57 %. Dengan demikian, konsentrat yang terdiri dari campuran 50%
polard : 50% tepung lamtoro mengandung PK 17,77 % dan TDN 77,385%. Kualitas
konsentrat tersebut sudah memenuhi standar kualitas konsentrat untuk sapi potong
karena persyaratan minimal konsentrat sapi potong yang ditetapkan BSN (2009)
adalah PK minimal 13 % dan TDN minimal 70 %.

3.2. Pemberian Konsentrat Untuk Sapi Penggemukan


Standar pemberian konsentrat untuk ternak sapi adalah 1 – 2 % dari bobot
badan. Pakan konsentrat ini merupakan pakan tambahan, sedangkan pakan utama
ternak sapi adalah pakan berserat. Berikut adalah contoh langkah-langkah dalam
pemberian konsentrat untuk sapi penggemukan :
1. Tentukan bobot badan sapi dengan cara menimbang atau dengan estimasi
berdasarkan rumus. Misalnya bobot badan sapi 250 kg.

8
2. Hitung kebutuhan harian konsentrat untuk sapi tersebut. Misalnya kita tentukan
pemberian konsentrat sebanyak 1,5% dari bobot badan, maka kebutuhan
konsentrat sapi tersebut adalah 1,5 % x 250 kg = 3,75 kg
3. Apabila konsentrat yang akan diberikan terdiri dari 50% polard : 50% tepung
lamtoro, maka campuran konsentrat untuk sapi tersebut terdiri dari 1,875 kg
pollard dan 1,875 kg teppung lamtoro.
4. Campur kedua bahan penyusun konsentrat tersebut secara merata
5. Berikan kepada sapi setengah jatah untuk pagi hari dan setengah jatah untuk
sore hari.
Pemanfaatan tepung lamtoro di BBPP Kupang dapat meningkatkan
pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi Bali yang digemukkan. Tabel berikut
adalah hasil capaian PBBH sapi Bali dengan pemberian konsentrat yang terdiri dari
campuran 50% polard : 50% tepung lamtoro.

Tabel 2. Capaian PBBH Sapi Bali dengan Pemberian Tepung Daun Lamtoro

Konsentrat (1,5 % bobot badan)


No Rumput Cipelang PBBH (kg)
Bahan PK TDN
1 10% bobot badan Pollard 100% 16,95 84,20 0,53 ± 0,17
2 10% bobot badan Pollard 50% : 17,77 77,385 0,75 ± 0,14
tepung lamtoro 50%

9
BAB IV
PENUTUP

Pemanfaatan tepung lamtoro sebagai konsentrat hijau dapat memberikan


manfaat sebagai berikut :
1. Melemahkan zat antinutrisi (mimosin) pada lamtoro
2. Mengefisienkan pemanfaatan lamtoro, karena dengan penepungan sapi tidak
lagi memilih pakan.
3. Mengefisienkan biaya pakan, karena lamtoro merupakan bahan pakan yang
relatif lebih murah dari pada bahan pakan konsentrat lainnya.
4. Mengoptimalkan produktifitas ternak sapi potong

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L. 2014. Mewujudkan Konsentrat Hijau (Green Concentrate) Dalam


Industri Baru Pakan Untuk Mendorong Kemandirian Pakan dan daya Saing
Peternakan Nasional. Makalah Orasi Ilmiah. IPB Bogor.

Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Santosa, U. 2006. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan ke-7.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, S. B. 2006. Penggemukan Sapi. Cetakan ke-12. Penebar Swadaya,


Jakarta.

SNI 3148.2-2009. Pakan Konsentrat – Bagian 2 : Sapi Potong

Sugeng, Y. B. 2007. Sapi Potong. Cetakan ke-16. Penebar Swadaya, Jakarta.

Titin Kurniasih, 2012. Potensi daun Lamtoro Sebagai Sumber Protein Pakan Ikan
Alternatif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur

11

Anda mungkin juga menyukai