PROPOSAL SKRIPSI
oleh
PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
di Program Studi Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan
Oleh
Salah satu sumber protein hewani yang digemari oleh masyarakat pada
umumnya adalah daging ayam. Daging ayam yang biasanya dikonsumsi berasal
dari daging broiler dan ayam kampung, tetapi ketersediaan akan ayam kampung
masih terbatas dan harganya relatif mahal. Hingga saat ini produksi daging ayam
kampung tidak dapat memenuhi permintaan pasar dikarenakan tingkat
produktivitas ayam kampung masih rendah bila dibandingkan dengan ayam ras
pedaging (Sugiyono, 2012). Oleh karena itu, ada alternatif lain yang digunakan
untuk menggantikan daging ayam kampung yaitu daging ayam petelur jantan.
Ayam petelur jantan merupakan hasil samping pembibitan dari ayam ras
petelur, hasil dari penetasan ayam ras petelur tidak semuanya menghasilkan ayam
berjenis kelamin betina, namun ada juga yang meghasilkan ayam berjenis kelamin
jantan, ayam berjenis kelamin jantan itulah yang nantinya dikembangkan sebagai
salah satu ayam yang diproduksi sebagai penghasil daging. Ayam petelur jantan
mempunyai kemiripan dengan ayam kampung yaitu masa panen sekitar ± 2 bulan,
selain itu menurut (Darma, 1982) ayam petelur jantan mempunyai kandungan
lemak daging rendah yang hampir setara dengan ayam kampung. Saat ini budidaya
ayam petelur jantan sudah mulai berkembang dibeberapa daerah yang ada di
Indonesia, terutama wilayah Jawa Timur. Ayam petelur jantan lebih cepat untuk
dibudidayakan dibandingkan dengan ayam betina ras petelur, serta lebih tahan
terhadap penyakit, terlebih jika menggunakan sistem intensif dan memperhatikan
faktor-faktor budidaya yang baik, salah satunya adalah pakan.
Pakan mempunyai kontribusi sebesar 70% dari biaya total produksi dalam
proses budidaya ayam jantan petelur. Abduh et al. (2003) menyatakan bahwa salah
satu komponen biaya produksi terbesar adalah pakan yang mencapai 70%, sehingga
bila mampu meningkatkan efisiensi pakan, hasil yang diperoleh akan semakin
besar. Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan ayam jantan petelur masih
menggunakan pakan dari broiler, mahalnya harga pakan komersial sangat
mempengaruhi ketidak seimbangan antara biaya operasional dengan harga jual, Hal
ini sependapat dari pernyataan Zaman et al., (2013) dampak kenaikan harga pakan
membuat biaya produksi meningkat hingga 18-20%, apalagi ayam petelur jantan
memerlukan waktu antara 56-60 hari untuk mendapatkan bobot 0,70-0,80 kg.
Sehingga dibutuhkan alternatif pemecah untuk mengatasi tingginya harga pakan,
serta menjadi solusi dalam mengefisiensi pakan komersial. Adanya bahan pakan
yang murah, kandungan nutrisi yang mencukupi, mudah didapatkan, dan tidak
bersaing dengan manusia, maka berpotensi untuk dijadikan sebagai subtitusi pakan
komersial. Salah satu bahan pakan alternatif yang berpotensi digunakan adalah
pemanfaatan tepung daun Mengkudu (Morinda citrifolia). Ditinjau dari
komposisinya daun Mengkudu dapat digunakan sebagai sumber protein.
Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu bagian dari
tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Secara keseluruhan daun mengkudu
(Morinda citrifolia) mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti
protein, khususnya asam amino essensial dan non essensial, vitamin dan mineral.
Menurut Bangun dan Sarwono (2002) daun mengkudu juga mengandung xeronine
yang dikenal dapat membantu penyerapan protein. Hasil analisis menunjukan
bahwa tepung daun Mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung bahan kering
92,92%, protein kasar 21,63%, dan energi bruto 4147 kal gram (Nastiti et al., 2014).
Daun mengkudu (Morinda citrifolia) juga mengandung beberapa mineral seperti
Ca, P, Zn, dan Fe 437 ppm dan -karoten yang tinggi yaitu 161 ppm (Wardiny,
2006). Selain mempunyai kandungan nutrisi yang baik, daun Mengkudu juga
mempunyai faktor kendala dalam penggunaannya.
Kendala dalam penggunaan daun Mengkudu yaitu kandungan serat kasar
yang cukup tinggi, dan zat anti nutrisi, sehingga dapat meningkatkan laju digesta
yang mengakibatkan kecernaan terhambat serta penurunan penyerapan nutrisi dan
energi. Menurut Febriani dan Titik (2008) kadar serat kasar daun Mengkudu
(Morinda citrifolia) sebesar 22,12%. Kandungan serat kasar yang tinggi merupakan
salah satu faktor pembatas penggunaan tepung daun Mengkudu (Morinda citrifolia)
dalam pakan. Adanya hal tersebut maka perlu diolah kembali dengan cara
fermentasi.
Fermentasi dapat meningkatkan kecernaan bahan pakan melalui
penyederhanaan zat yang terkandung dalam bahan pakan tersebut oleh enzim-
enzim yang diproduksi fermentor (mikroba). Menurut Edriani (2011) teknologi
yang dapat digunakan untuk menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan
kecernaan protein, yaitu fermentasi. Fermentasi pada umumnya menggunakan jasa
fermentor yang berasal dari mikroorganisme, salah satu diantaranya adalah
Aspergillus niger.
Aspergillus niger merupakan kapang selulotik yang digunakan dalam proses
fermentasi yang menghasilkan enzim amilase, amiloglukosida, pectinase, selulase,
katalase, dan glukosida. Enzim-enzim tersebut akan mendegradasi serat kasar dan
mampu merenggangkan ikatan lignoselulosa sehingga dapat menurunkan kadar
serat kasar (Mangisah et al., 2009). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui analisa kandungan bahan pakan yang difermentasi menggunakan
kapang Aspergillus niger dalam menurunkan serat kasar, diantaranya hasil dari
penelitian Akmal dan Mairizal (2003) menunjukkan bahwa proses fermentasi pada
bungkil kelapa dengan menggunakan kapang Aspergillus niger dapat meningkatkan
kandungan protein kasar dari 22,41% menjadi 31,27% dan menurunkan kandungan
serat kasar dari 15,15% menjadi 10,24%. Menurut (Marizal dkk., 2002) fermentasi
dengan kapang Aspergillus niger pada bungkil biji kapuk juga mampu
meningkatkan kandungan protein dari 28,35% menjadi 38,08% dan menurunkan
serat kasar dari 23,01% menjadi 18,23%.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian penggunaan
tepung daun Mengkudu (Morinda citrifolia) yang difermentasi menggunakan
Aspergillus niger untuk mengetahui efektifitas subtitusi dengan pakan komersial
terhadap peningkatan efisiensi pakan ayam petelur jantan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaiamana pengaruh subtitusi tepung daun Mengkudu fermentasi untuk
efisiensi penggunaan pakan pada ayam petelur jantan ?
2. Berapakah level yang tepat dalam pemberian tepung daun Mengkudu
fermentasi untuk efisiensi penggunaan pakan ayam petelur jantan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh subtitusi tepung daun Mengkudu fermentasi untuk
efisiensi penggunaan pakan pada ayam petelur jantan.
2. Mengetahui level yang tepat dalam pemberian tepung daun Mengkudu
fermentasi untuk efisiensi pakan pada ayam petelur jantan.
1.4 Manfaat
1. Sebagai informasi ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam budidaya ayam jantan petelur tentang tepung daun
Mengkudu fermentasi untuk efisiensi penggunaan pakan komersial.
2. Memberikan manfaat perkembangan ilmu pengetahuan tentang level
pemberian tepung daun Mengkudu yang optimal untuk efisiensi
penggunaan pakan ayam petelur jantan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Produktivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Produktivitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi. Produktivitas merupakan faktor
mendasar yang mempengaruhi performans kemampuan bersaing. Peningkatan
tingkat produktivitas berelasi terhadap waktu yang dibutuhkan, khusunya berasal
dari pengurangan biaya yang dikonsumsi oleh pengguna (Ervianto, 2008).
2.8 Hipotesis
HO : Pemberian tepung daun Mengkudu yang difermentasi dengan Aspergillus
niger sebagai subtitusi BR1 tidak berpengaruh terhadap produktivitas ayam
petelur jantan
H1 : Pemberian tepung daun Mengkudu yang difermentasi dengan Aspergillus
niger sebagai subtitusi BR1 berpengaruh terhadap produktivitas ayam petelur
jantan
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan yang dipakai dalam pemeliharaan ayam jantan ras petelur adalah DOC
(Day Old Chick) ayam petelur jantan Strain Isa Brown 200 ekor, pakan komersial
BR1, air bersih, vitamin, vaksin, gula, koran, sekam, kapur, detergen, formalin,
vaksin ND + IB, vaksin Gumboro A, bahan dalam pembuatan tepung daun
Mengkudu (daun mengkudu sedang sampai dengan tua, air panas) dan bahan
fermentasi (Aspergillus niger dalam media kering dan cair, air gula dalam kondisi
tidak terlalu panas)
3. Konversi pakan
Konversi pakan dihitung sepuluh hari sekali selama penelitian. Konversi
pakan dapat dihitung dengan membagi jumlah pakan yang dikonsumsi dalam
sepuluh hari sekali dengan pertambahan bobot badan sepuluh hari sekali. Rumus
konversi pakan menurut Tillman et al., (1989) yaitu :
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛
Konversi pakan = 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
3.3.7 Analisis data
Data yang diperoleh selama penelitian di analisa dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) kemudian dilakukan uji ANOVA (Analysis Of
Variance) menggunakan program microsoft office excel.
Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) model matematika Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ + αi + €ij
Keterangan rumus :
Yij = Hasil dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j
i = Perlakuan
j = Ulangan
µ = Nilai tengah umum (rata – rata populasi) hasil pengamatan
αi = Penggunaan perlakuan ke-i
€ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j
Jika didapatkan hasil analisis penelitian ini nyata atau sangat nyata, maka
akan dilakukan uji lanjut dengan melihat koefisien keragaman (KK) dengan rumus
sebagai berikut :
𝑲𝑻𝑮
KK = √ × 𝟏𝟎𝟎%
𝒚
Keterangan :
KK = Koefisien keragaman
KTG = Kuadran tengah galat
Y = Rata – rata pada perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j
Ketentuan – ketentuan :
Jika nilai KK (Koefisien Keragaman) < 5%, maka akan dilakukan uji lanjut
BNJ (Beda Nyata Jujur)
Jika nilai KK (Koefisien Keragaman) 5% - 10%, maka akan dilakukan uji
lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)
Jika nilai KK (Koefisien Keragaman) 10% - 20%, maka akan dilakukan uji
lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test)
Setelah nilai KK (Koefisien Keragaman) sudah ditentukan maka dilakukan uji
lanjut, berikut rumus uji lanjut :
a. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
BNJ = 𝑞𝛼.𝑝.𝑑ℎ𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑆𝑦 → 𝑆𝑦= √𝐾𝑇𝐺/𝑟
Keterangan :
q = Nilai baku q standart (tyrkey tabel) derajat bebas galat pada taraf
uji α 5% dan 1%
KTG = Kuadran tengah galat
r = Ulangan
b. Uji Beda Nyata Terkecil
2 𝐾𝑇𝐺
BNT = t × √ 𝑟
Keterangan :
t = Nilai baku t standart (t tabel) derajat bebas galat pada taraf uji α 5% dan
1%
KTG = Kuadran tengah galat
r = Ulangan
c. Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
√𝐾𝑇𝐺 𝐾𝑇𝐺
𝑅𝑝 = 𝑟𝛼.𝑝.𝑑ℎ𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑆𝑦 → 𝑠𝑦 = atau DMRT = R × √
𝑟 𝑟
Keterangan :
R = Nilai baku r standart (duncan tabel) derajat bebas galat pada taraf uji α
5% dan 1%
KTG = Kuadran tengah galat
r = Ulangan
DAFTAR PUSTAKA
Akmal dan Mairizal. 2003. Pengaruh penggunaan bungkil kelapa hasil fermentasi
dalam ransum terhadap pertumbuhan ayam pedaging. Pengembangan
Peternakan Tropis, Special Edition Oktober 2013, Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro, Semarang
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Ardiansyah. F., Tantalo. S dan Nova. K. 2013. Perbandingan Performa Dua Strain
Ayam Jantan Tipe Medium Yang Diberi Ransum Komersial Broiler.
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Bangun A. P,. Sarwono. B. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Daud. M,. Fuadi. Z dan Mulyadi. 2017. Performa dan Persentase Karkas Ayam
Ras Petelur Jantan pada Kepadatan Kandang yang Berbeda. Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.
Edriani, G. 2011. Evaluasi kualitas dan kecernaan biji karet, biji kapuk, kulit
singkong, Palm kernel meal, dan kopra yang difermentasi oleh
Saccharomyces cerevisiae pada pakan juvenil ikan mas Cyprinus carpio.
Skripsi. Departmen Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. (tidak dipublikasikan).
Kholid dan Anwar. 2011. Panduan Sukses Beternak dan Bisnis Ayam Kampung.
Yogyakarta: Penerbit Pinang Merah.
Nastiti. R.A., Hermana. W dan Mutia R. 2014. Penggunaan Dedak Gandum Kasar
(Wheat Bram) Sebagai Pengganti Jagung dengan Kombinasi Tepung Daun
Mengkudu (Morinda Citrifolia) untuk Menghasilkan Telur Puyuh Sehat
Rendah Kolestrol dan Kaya Vitamin A. Buletin Makanan Ternak.
North, M. O, & D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed.
the Avi Publishing Company Inc. Wesport, Connecticut.
Nuroso. 2009. Panen Ayam Pedaging dengan Produksi 2x Lipat. Cetakan Ke-1.
Penebar Swadaya. Gramedia. Jakarta.
Priono, D. 2003. Performans Ayam Ras Petelur Tipe Medium Periode Tiga Bulan
Pertama Bertelur yang Diberi Ransum Dengan Kandungan Metionin Pada
Berbagai Level. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Rama Jaya Farm. 2008. Standart Konsumsi Ransum dan Performans Ayam Jantan
Tipe Medium. Bandar Lampung.
Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Setiadi. D., Tantalo. S dan Nova. K. 2013. Perbandingan Bobot Hidup, Karkas,
Giblet, Dan Lemak Abdominal Ayam Jantan Tipe Medium Yang Dibei
Ransum Komersial Broiler. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wardiny, Tuty M., 2006. Kandungan Vitamin A, C dan Kolesterol Telur Ayam yang
Diberi Mengkudu (Morinda Citrifolia) Dalam Ransum. Institut Pertanian
Bogor. Tesis.
Wardiny. T. M,. Retnani. Y dan Taryati. 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Mengkudu
Terhadap Profil Darah Puyuh Starter. Universitas Terbuka Pamulang,
Tanggerang Selatan.