LAPORAN MAGANG
oleh
Meilani Rosanti
NIM C41191020
i
MANAJEMEN KESEHATAN AYAM BREEDING PARENT
STOCK FASE LAYING DI PT JANU PUTRA SEJAHTERA
LAPORAN MAGANG
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Peternakan
(S.Tr.Pt.) di Program Studi Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan
oleh
Meilani Rosanti
NIM C41191020
ii
lembar pengesahan
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang yang berjudul
“Manajemen Kesehatan Ayam Breeding Parent Stock Fase Laying di PT. Janu
Putra Sejahtera dan Manajemen Perkandangan Ayam Ras Petelur Fase Layer di
UD. Tekad Jaya” Laporan Magang ini disusun sebagai salah satu bentuk
terselesaikan kegiatan Magang dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar di
jenjang pendidikan Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr.Pt.) pada Program Studi
Manajemen Bisnis Unggas, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember.
Pada Kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih atas
terselesaikannya laporan Magang kepada :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Ketua Jurusan Peternakan.
3. Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Unggas.
4. Dr. Ir. Hariadi Subagja, S Pt, MP., IPM selaku Dosen Pembimbing.
5. Anang Febri Prasetyo, S.Pt, M.Sc, selaku Koordinator Magang.
6. Zanu Prasetya, S.Pt selaku General Manager di PT. Janu Putra Sejahtera.
7. Drh. Herlina Nurvitasari selaku Pembimbing Lapang di PT. Janu Putra
Sejahtera.
8. Taufan Darmawan selaku Pemilik Lapang di UD. Tekad Jaya Farm.
9. Wahyu Ninda Sari S.Pt selaku Pembimbing Lapang di UD. Tekad Jaya Farm.
10.Keluarga yang selalu mendukung, mendoakan keselamatan dan kelancaran
pelaksanaan Magang.
11.Semua pihak yang ikut dalam membantu melaksanakan dan penulisan laporan
Magang.
iv
Mohon maaf apabila penulis ada kesalahan dalam penulisan dan
penyusunan laporan Magang ini. Oleh karena itu sangat di harapkan kritik dan
saran untuk membangun dalam perbaikan laporan Magang.
Meilani Rosanti
C41191020
v
RINGKASAN
Manajemen Kesehatan Ayam Breeding Parent Stock Fase Laying di PT. Janu
Putra Sejahtera, Meilani Rosanti, C41191020, Tahun 2023, 50 hlm., Manajemen
Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember. Dr. Ir. Hariadi Subagja, S Pt., MP.,
IPM. (Pembimbing).
vi
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang
merupakan salah satu peternakan pembibitan ayam broiler dengan skala besar
yang menerapkan perkandangan sistem close house satu lantai dengan populasi
90.000 ekor.
Hasil dari kegiatan Magang pemeliharaan parent stock broiler fase laying
di PT. Janu Putra Sejahtera meliputi biosecurity (sanitasi orang, fumigasi telur,
sanitasi barang, sanitasi kendaraan, sanitasi areal perkandangan), penanganan
kesehatan (pemberian vaksin, obat dan vitamin).
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN MAGANG ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
viii
BAB 3. KEGIATAN UMUM LOKASI MAGANG .............................. 11
3.1 Struktur Populasi ................................................................. 11
3.2 Perkandangan ...................................................................... 11
3.3 Biosecurity dan Sanitasi ...................................................... 15
3.3.1 Biosecurity ................................................................ 15
3.3.2 Sanitasi ...................................................................... 17
3.4 Manajemen Pemeliharan Fase Laying............................... 18
3.4.1 Pemberian Pakan dan Minum ................................... 18
3.4.2 Program Pencahayaan ............................................... 22
3.4.3 Seleksi Ayam Jantan ................................................. 23
3.4.4 Perataan Ayam Jantan ............................................... 23
3.4.5 Mengontrol Body Weight ......................................... 24
3.4.6 Flashing Score Jantan ................................................ 24
3.4.7 Cekok Jamu dan Suntik Vit E ................................... 25
3.5 Produksi Telur ..................................................................... 26
3.6 Program Kesehatan ............................................................. 29
3.6.1 Vaksinasi ................................................................... 29
3.6.2 Pemberian Vitamin dan Obat .................................... 29
3.6.3 Pengambilan Sampel Darah ...................................... 30
3.6.4 Penanganan Bangkai Ayam ...................................... 30
3.6.5 Nekropsi/Bedah Bangkai .......................................... 31
3.6.6 Pengendalian Hama ................................................... 31
ix
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 44
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 44
5.2 Saran ..................................................................................... 44
x
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Populasi Ayam Parent Stock PT. Janu Putra Sejahtera ....................... 11
3.2 Kandungan Nutrisi Pakan Fase Laying ................................................ 21
4.1 Program Vaksinasi PT. Janu Putra Sejahtera ....................................... 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Organisasi PT. Janu Putra Sejahtera ...................................... 6
3.1 Kandang Single Tampak Luar PT. Janu Putra Sejahtera. .................... 12
3.2 Jenis Digital Controller PT. Janu Putra Sejahtera. .............................. 13
3.3 Exhaust Fan PT. Janu Putra Sejahtera. ................................................ 14
3.4 Cooling Pad PT. Janu Putra Sejahtera. ................................................ 14
3.5 Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya. ................................ 16
3.6 Fumigasi Telur PT. Janu Putra Sejahtera. ............................................ 18
3.7 Posisi Ayam Makan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera. ................ 19
3.8 Tempat Pakan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera. .......................... 20
3.9 Gudang Pakan PT. Janu Putra Sejahtera. ............................................. 22
3.10 Lampu Warm White PT. Janu Putra Sejahtera. .................................. 22
3.11 Seleksi Ayam Jantan PT. Janu Putra Sejahtera. ................................. 23
3.12 Penimbangan Ayam PT. Janu Putra Sejahtera. .................................. 24
3.13 Kegiatan Flashing Score Jantan. ........................................................ 25
3.14 Kegiatan Cekok Jamu. ....................................................................... 25
3.15 Pengambilan Telur PT. Janu Putra Sejahtera. .................................... 26
3.16 Grade Telur Tetas PT. Janu Putra Sejahtera. ..................................... 27
3.17 Menimbang Telur HE PT. Janu Putra Sejahtera. ............................... 27
3.18 Ruang Grading Telur PT. Janu Putra Sejahtera. ................................ 28
3.19 Pengangkutan Telur Tetas ke Hatchery. ............................................ 29
3.20 Lubang Bangkai. ................................................................................ 30
4.1 Ruang Sanitasi 1 dan 2 PT. Janu Putra Sejahtera................................ 34
4.2 Box Ultraviolet PT. Janu Putra Sejahtera ........................................... 35
4.3 Sanitasi dalam Kandang ...................................................................... 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Keterangan Selesai Magang ......................................................... 47
2. Rangkuman Kegiatan Harian Magang (Logbook Kegiatan) .................. 47
3. Tabel Kebutuhan Pakan (Point Feed) .................................................... 50
4. Denah Lokasi PT. Janu Putra Sejahtera Gunungkidul ........................... 50
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
5
6
pekerjaan menyeleksi telur hasil produksi, untuk dipisahkan antara telur tetas
(HE) dan telur komersil.
5. HDC
Memastikan segala kegiatan ataupun masalah yang berkaitan dengan
kesehatan ayam dapat terkontrol dan diketahui dengan cepat, sehingga kesehatan
ayam terpantau dengan baik.
6. KA Teknisi
Mengkoordinir operator untuk melaksanakan perawatan rutin mesin
genset, kebersihan ruang dan peralatan serta melakukan koordinasi dengan teknik
kantor pusat untuk pelaksanaan overhaul sesuai dengan jadwal dan
penanggulangan atau perbaikan genset apabila mengalami masalah atau gangguan
teknis, mengkoordinir operator untuk kontrol operasional, perawatan dan
perbaikan peralatan kandang, instalasi air dan listrik di dalam dan diluar kandang.
7. Operator Produksi
Melaksanakan pemeliharaan ayam sesuai dengan program yang telah
ditentukan oleh supervisor dan KA Unit/Manajemen.
8. Operator Kandang
Melakukan distribusi pakan ke kandang serta seleksi/grading untuk
menghasilkan telur HE dan komersil.
9. Teknisi
Melaksanakan kontrol operasional, perawatan dan perbaikan peralatan
kandang, instalasi listrik dan air di dalam dan di luar kandang, menjaga
kebersihan dan penyimpanan peralatan kerja yang dipergunakan, termasuk
administrasi atau pencatatan dalam buku inventory peralatan.
10. Vaksinator
Melakukan pengaturan pemberian OOVD serta pencatatannya berdasar
instruksi atasan dan pembagiannya, secara baik dan benar, tepat dosis.
11. Sopir
Membantu pengambilan produksi HE dari kandang ke cooling room farm
apabila tidak bertugas keluar farm.
8
12. Satpam
Koordinasi pengamanan, ketertiban dilingkungan perusahaan, monitor
keluar masuk barang, orang dan kendaraan.
13. Umum
Menata dan membersihkan lingkungan kantor, produksi, mess, kantin dan
jalan.
14. Binatu Pantri
Melengkapi dan mendukung jalannya operasional produksi dengan tugas
merawat dan mencuci seragam kerja karyawan, penyediaan bahan baku makanan,
penyajian makanan bagi karyawan dan menjaga kebersihan peralatan makanan
dan dapur serta kingkungan sekitar kantin.
15. Admin
Melaksanakan tugas-tugas recording seperti populasi, penyusutan,
produksi dan pemakaian pakan sehingga informasi tercatat rapi dan memudahkan
dalam pengambilan keputusan.
16. Kasir
Pengelolaan keuangan unit dengan baik dan benar sesuai sistem dan
prosedur perusahaan dan melaporkannya ke finance breeding.
2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja merupakan suatu penggerak dari seluruh kegiatan yang ada
di suatu perusahaan. Jumlah karyawan seluruhnya yang ada di PT. Janu Putra
Sejahtera yaitu sejumlah kurang lebih 70 orang di farm. Tenaga kerja di PT. Janu
Putra Sejahtera merupakan pekerja tetap yang gajinya per bulan. Jam kerja di
mulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 2 jam setengah (10.30 WIB sampai 13.00 WIB). Seluruh tenaga kerja yang
bekerja di area farm diberikan alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan
meliputi sepasang sepatu boot, seragam kerja dan masker. Apabila terdapat
karyawan yang melakukan kesalahan saat bekerja akan diberikan teguran dan
surat peringatan.
9
Tabel 3.1 Populasi Ayam Parent Stock PT. Janu Putra Sejahtera.
Populasi Ayam
Kandang Betina Jantan
1 7.750 978
2 8.217 1.133
3 7.990 1.133
4 8.234 1.102
5 8.050 1.156
6 8.040 1.112
7 7.441 961
8 7.971 1.188
9 7.934 1.075
Total 71.627 9.838
Sumber : PT. Janu Putra Sejahtera (2022)
3.2 Perkandangan
Kandang yang digunakan di PT. Janu Putra Sejahtera adalah close house
system. Close house merupakan kandang tertutup yang ventilasi udara dalam
kandang dapat diatur. Kandang yang digunakan berbentuk single. Luasan kandang
single yaitu panjang 120 meter, lebar 12 meter dan tinggi 3,5 meter serta terdapat
4 meter x 12 meter untuk bagian gudang kandang yang terletak pada bagian depan
kandang, pada ruangan ini terdapat berbagai macam peralatan kandang yaitu panel
kontrol dan tandon air. Kandang menggunakan perlengkapan otomatis, dimana
bagian sisi kanan dan sisi kiri kandang menggunakan kawat ram sebagai dinding
dan ditutupi dengan tirai warna putih, yang dilengkapi juga dengan alarm. Jika
listrik dalam kandang mati, maka tirai terbuka secara otomatis.
11
12
Peralatan kandang yang berada di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu, antara
lain digital controller, blower (exhaust fan), pendingin (cooling pad),
thermometer, tempat pakan dan tempat minum. Digital controller yang digunakan
adalah temptron 607 A-C, Viper touch dan Vento. Digital controller merupakan
suatu alat yang berfungsi sebagai otak pengaturan suhu dan kelembaban dalam
kandang untuk menciptakan kenyamanan bagi ayam di dalam kandang. Prinsip
kerja digital controller berfungsi sebagai sensor untuk mengatur dan
13
mensinkronkan dua alat antara lain exhaust fan, dan cooling pad (Prihandanu et
al. 2015).
Exhaust fan adalah alat yang berfungsi untuk menjaga kebersihan udara di
dalam ruangan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang
akan di alirkan dalam suatu ruangan tertentu (Ferdiansyah et al. 2017). Di PT.
Janu Putra Sejahtera juga menggunakan exhaust fan. Pada setiap kandang
mempunyai exhaust fan sebanyak 8 buah dan ada satu kandang yang memiliki
exhaust fan sebanyak 6 buah. Exhaust fan adalah alat untuk mengatur sirkulasi
udara dalam kandang.
14
(a) (b)
Gambar 3.3 Exhaust Fan PT. Janu Putra Sejahtera.
Cooling pad adalah suatu alat yang penting di kandang close house.
Cooling pad bekerja dengan cara menguapkan air yang diteteskan ke sirip/ jaring
cooling pad dengan aliran udara yang dihisap dari luar menggunakan blower
ujung kandang. Cooling pad berfungsi untuk menjaga suhu udara di dalam
kandang agar tetap optimal dan nyaman bagi ayam. Cara kerja cooling pad
sangatlah sederhana. Alat ini akan terhubung dengan pompa air, air akan masuk
dari bagian atas cooling pad dan melewati bagian yang mengalami penguapan.
Penguapan ini terjadi karena ada udara panas yang berasal dari luar kandang.
Penguapan ini bertemu dengan aliran air dan membuat udara yang masuk ke
dalam kandang akan menjadi lembab. Dapat disimpulkan bahwa cooling pad akan
menjaga ayam dengan udara sejuk di dalam kandang. Udara panas yang ada di
luar kandang tidak akan mengganggu kenyamanan ayam, karena jika ayam
merasa nyaman maka ayam akan tumbuh dengan maksimal.
3. Biosecurity Barang
Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box
ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang
dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Barang-barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak
tahan air seperti barang-barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area
farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama
penyinaran barang-barang di box ultraviolet adalah selama 20 menit. Sedangkan
barang besar meliputi sekam akan difumigasi di ruang fumigasi sekam.
3.3.2 Sanitasi
Sanitasi merupakan upaya pembersihan bibit-bibit penyakit yang
menimbulkan suatu penyakit yang ada di lingkungan/di dalam kandang.
a. Sanitasi Area Perkandangan
Sanitasi pada area perkandangan yaitu dimulai dari pembersihan area
sekitar kandang (luar kandang) dan bagian dalam kandang. Baik diluar maupun
didalam kandang kebersihan harus dijaga agar meminimalisir adanya penyakit
yang dapat menyerang ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kandang
dan lingkungan kandang bersih adalah memotong rumput di sekitar kandang,
mengeluarkan benda-benda yang mengganggu tata laksana di dalam kadang,
membuang bungkus obat dan vitamin di tempat sampah.
b. Fumigasi Telur
Tujuan fumigasi adalah membunuh bakteri yang ada atau menempel di
kerabang telur. Setelah pengambilan telur selesai telur dilakukan biosecurity
dengan cara fumigasi. Telur yang difumigasi adalah telur yang baru saja diambil
dari sangkar, jika pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali maka proses
fumigasi juga dilakukan sebanyak 4 kali. Bahan yang digunakan untuk fumigasi
adalah formalin 100 ml dan forcent fumigant 50 gram dengan volume ruang
fumigasi sebesar 24,3 m². Proses fumigasi dilakukan selama 20 menit.
18
(a) (b)
Gambar 3.6 Fumigasi Telur PT. Janu Putra Sejahtera.
(a) (b)
Gambar 3.7 Posisi Ayam Makan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera.
Tempat pakan jantan (pan feeder) terdiri dari beberapa komponen yaitu
pan feeder, dinamo dan panel. Pan feeder merupakan tempat pakan ayam jantan
yang berbentuk bulat. Dinamo berfungsi menurunkan atau menaikkan pan feeder
saat pemberian pakan, sedangkan panel berfungsi sebagai pengatur on atau off
saat menurunkan atau menaikkan pakan. Ketinggian pan feeder saat diturunkan
dari atas litter adalah 55 cm atau sejajar dengan tembolok ayam jantan, hal ini
bertujuan agar ayam betina tidak ikut makan jatah ayam jantan.
Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum otomatis (nipple)
dengan jumlah paralon tempat minum (bell drinker) adalah 4 setiap lantai. Alur
pemberian air minum adalah air yang diperoleh dari sumur dalam (deep well)
yang di pompa dengan mesin pompa air menuju ke tempat penampungan air
(tandon utama). Lalu setelah dari tempat penampungan disalurkan lagi pada toren
yang ada di setiap kandang, setelah itu disalurkan ke nipple cup melalui saluran
pipa air.
(c) nipple
Gambar 3.8 Tempat Pakan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera.
21
b. Pakan
Pakan yang digunakan di PT. Janu Putra Sejahtera pada periode produksi
(laying) baik pakan ayam jantan maupun ayam betina adalah pakan berbentuk
crumble (butiran). Bahan-bahan yang dipakai : Jagung, dedak, bungkil kedelai,
tepung daging dan tulang, minyak, dicalcium phospate, tepung batu, garam.
Berikut ini kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ayam fase laying dapat
dilihat pada Tabel 3.2.
d. Penyimpanan Pakan
Penyimpanan pakan di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu penyimpanan pakan
di gudang pakan utama. Sistem penyimpanan pakan baik di gudang pakan
maupun gudang kandang menggunakan sistem first in first out (FIFO).
Penyimpanan pakan sistem FIFO artinya pakan yang datang pertama dalam
22
gudang maka pakan tersebut yang harus dikeluarkan terlebih dahulu. Tujuan
penggunaan pallet yaitu agar pakan tidak lembab. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kualitas pakan, jika pakan terlalu lama disimpan dan pada ruang
penyimpanan kelembabannya tinggi maka dapat menyebabkan pakan berjamur
sehingga kualitas pakan menurun (Agustiar dan Mandasari, 2020).
1. Pengambilan Telur
Pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari. Waktu
pengambilan telur yaitu pengambilan telur pertama pukul 07.15 WIB,
pengambilan telur kedua 09.30 WIB, pengambilan telur ketiga 13.15 WIB dan
pengambilan telur keempat 14..45 WIB.
2. Fumigasi Telur
Setelah pengambilan telur selesai, telur difumigasi di ruang fumigasi.
Tujuan fumigasi telur adalah membunuh bakteri dan mikroorganisme yang
menempel pada kerabang telur. Bahan yang digunakan adalah formalin 100 ml
dan forcent fumigant 50 gram dengan ukuran ruangan sebesar 24,3 m². Proses
fumigasi dilakukan selama 20 menit.
3. Grading Telur
Grading telur dilakukan setelah proses pengambilan telur dari kandang
atau sangkar selesai. Grading telur dilakukan dengan cara memisahkan telur
sesuai dengan grade yang sudah ditentukan, pada saat bersamaan telur yang sudah
digrade dipindahkan ke tray yang kosong. Berikut ini grade telur tetas di
PT.Janu Putra Sejahtera :
27
Berdasarkan grade telur tetas diatas untuk grade telur tetas gross soiling
dilakukan penanganan terlebih dahulu yaitu menggosok telur tetas agar telur tidak
kotor sebelum dikirim ke hatchery. Metode yang digunakan untuk menggosok
telur adalah metode kering, karena telur hanya digosok menggunakan saput dan
tidak diberi air atau cairan tertentu.
4. Menghitung Berat Rata-rata Telur (Telur Hen Day dan Hatching Egg )
Perhitungan berat rata-rata telur dapat dilakukan dengan cara menimbang
telur. Penimbangan berat telur dilakukan setiap satu minggu sekali. Telur yang
ditimbang adalah produksi telur (HD) dan telur tetas (HE). Rumus menghitung
berat rata – rata telur yaitu :
Berat HE
(a) (b)
dengan rapi serta berurutan sesuai nomor kandang. Telur di simpan di ruang
holding room selama 1 hari. Kemudian menunggu truk telur untuk membawa telur
tetas di hatchery.
(a) (b)
Gambar 3.19 Pengangkutan Telur Tetas ke Hatchery.
oleh sistem pemeliharaan modern yang tertutup. Oleh karena itu, pemberian
vitamin, obat dan antibiotik pada ternak sangat penting dilakukan.
4.1 Biosecurity
Biosecurity merupakan usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
bibit penyakit ke dalam farm yang bertujuan untuk menjaga ayam tetap dan
berproduksi maksimal. Menurut (Trijaya, 2017) biosecurity merupakan semua
tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan
dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan dan penyebaran
penyakit. Biosecurity mencakup tiga hal utama : yaitu (1) Meminimalkan
keberadaan penyebab penyakit, (2) Meminimalkan kesempatan agen penyakit
berhubungan dengan induk semang dan (3) Membuat tingkat kontaminasi
lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin. Agen penyakit yang terdapat
di lingkungan seperti virus, bakteri, parasit, protozoa dan jamur. Agen penyakit
bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai macam cara
seperti berikut :
a. Air minum dan pakan seperti berbagai bakteri (Salmonella, Escherichia coli)
dan fungi (aspergilus).
b. Terbawa masuk melalui kaki (sepatu), tangan dan pakaian karyawan atau tamu.
c. Terbawa melalui debu, bulu-bulu , dan kotoran pada peralatan dan sarana lain
seperti truk, tempat telur dan lain-lain.
d. Terbawa oleh burung-burung liar, tikus, lalat, tungau dan serangga lain.
e. Menular lewat udara seperti virus.
32
33
a. Zona Merah
1. Hanya karyawan dan tamu yang mendapat ijin dari KA. Unit yang bisa
memasuki farm.
2. Tamu mengisi buku tamu yang telah disediakan di pos satpam.
3. Semua kendaraan yang memasuki zona merah wajib dilakukan desinfeksi
kendaraan dan diparkir ditempat yang telah tersedia.
34
b. Zona Kuning
1. Untuk memasuki zona kuning harus mandi dan sanitasi ditempat yang telah
tersedia, kemudian memakai seragam khusus farm.
2. Desinfeksi barang di box ultraviolet selama 20 menit.
3. Semua kendaraan yang akan memasuki zona kuning wajib dilakukan spray
desinfeksi seluruh badan kendaraan didalam ruang desinfeksi yang telah
tersedia.
c. Zona Hijau
1. Untuk memasuki zona hijau harus melewati spray khusus orang.
2. Kendaraan khusus farm dari zona kuning ke zona hijau wajib spray desinfeksi
seluruh badan kendaraan didalam ruang desinfeksi yang telah tersedia.
3. Celupkan sepatu atau sandal pada bak celup desinfektan sebelum masuk
kedalam kandang.
4. Sanitasi tangan dengan spray alkohol 70% sebelum masuk kandang.
(a) (b)
b. Barang
Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box
ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang
dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Barang-barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak
tahan air seperti barang-barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area
farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama
penyinaran barang-barang di box ultaviolet adalah kurang lebih 20 menit.
35
(a) (b)
c. Kendaraan
Perusahaan menyediakan dua buah spray untuk kendaraan, spray satu
untuk kendaraan yang berasal dari luar perusahaan dan spray kedua untuk
kendaraan yang berada di perusahaan seperti kendaraan untuk mengangkut barang
kandang, mengangkut telur dan pakan. Desinfektan yang digunakan berupa
glutaraldehyde dengan penggunaan 500 ml untuk 1.000 liter air.
4.3 Vaksinasi
Menurut Dwicipto (2012) vaksin merupakan mikroorganisme bibit
penyakit yang telah dilemahkan yang diberikan pada ternak yang dapat
merangsang pembentukan zat kebal sesuai dengan jenis vaksinnya.
Sedangkan vaksinasi merupakan upaya memasukkan bibit penyakit yang
telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh unggas yang sehat untuk
memperoleh kekebalan penyakit tertentu. Vaksin untuk unggas terdiri dari dua
jenis secara umum :
1. Vaksin aktif (live vaccine) : vaksin yang berisi bibit penyakit dalam posisi
hidup yang sudah dilemahkan yang akan tumbuh dan berkembang dan akan
membentuk antibodi pada tubuh ternak.
2. Vaksin inaktif (killed vaccine) : vaksin yang berisi bibit penyakit dalam
keadaan dilemahkan yang akan tumbuh dan berkembang membentuk antibodi
pada tubuh ternak.
Keterangan :
IM : Intra Muscular (suntik dada)
IO : Intra Ocular (tetes mata)
Pemberian vaksin reo dan IBD inaktif pada saat laying bertujuan untuk
memberikan kekebalan pada progeninya. Reovirus dapat dihubungkan dengan
sejumlah penyakit pada ayam, meliputi viral arthritis, stunting syndrome dan
malabsorption syndrome (MAS). Infeksi reovirus dapat menimbulkan kerugian
ekonomik pada industri perunggasan sehubungan dengan adanya gangguan
pertumbuhan atau gangguan pencapaian berat badan, peningkatan konversi pakan,
peningkatan jumlah ayam yang diafkir, dan penurunan kualitas karkas (Charles,
2000) Infectious Bursal Disease (IBD) adalah suatu penyakit viral yang bersifat
akut dan sangat mudah menular, yang menyerang ayam muda, terutama umur 4
sampai 6 minggu. Penyakit ini merusak berbagai organ limfoid, terutama bursa
fabrisius sehingga ayam yang terserang lebih peka terhadap berbagai penyakit.
Pengendalian IBD pada ayam dapat dilakukan dengan vaksinasi pada tingkat
breeder maupun komersial. Vaksinasi pada parent stock diharapkan dapat
melindungi anak ayam dari infeksi awal virus IBD. Antibodi asal induk biasanya
memberikan perlindungan terhadap infeksi IBD selama 1 sampai 3 minggu
(Charles, 2000).
39
terdiri dari 15 sampel betina dan 5 sampel jantan. Pengambilan sampel darah
dilakukan seminggu sebelum vaksinasi dan 4 minggu setelah vaksinasi. Tata cara
pengambilan sampel darah yaitu pegang ayam dalam posisi berbaring, tahan
kepalanya ke satu sisi dan buka sayapnya, bersihkan area yang akan ditusuk , cari
titik pembuluh darahnya, darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena
pectoralis yang berada di bawah sayap, tampung darah menggunakan vacum tube
atau spuit sesuai kebutuhan (Martoenus, A., Djatmikowati, 2015). Kemudian
setelah pengambilan darah, darah didiamkan selama sekitar 5 jam agar
menghasilkan serum. Setelah itu serum darah di tampung ke dalam PCR tube dan
disimpan pada lemari es dengan suhu beku. Sampel serum yang diambil
digunakan untuk menguji titer ND, IB dan AI.
(a) (b)
(a) (b)
(c) (d)
a. Hama Tikus
Berikut cara pengendalian hama tikus :
1. Racun tikus diberikan rutin setiap 10 sampai 14 hari sekali, diletakkan di
tempat racun tikus (rat bait) yang sudah disediakan dan di jalur yang sering
dilalui tikus.
2. Racun tikus yang digunakan harus di rolling setiap 6 bulan sekali, antara
bromodiolon dan brodifakum.
3. Saat aplikasi pemberian racun tikus tidak boleh terkena tangan manusia
langsung.
4. Jika saat kontrol kandang (terutama saat malam) ditemukan tikus, wajib
dilakukan pemberian racun tikus diluar program.
b. Hama Lalat
Berikut cara pengendalian hama lalat :
1. Obat diberikan di nampan plastik setiap hari atau biasanya menggunakan
spray.
2. Cara pemberiannya yaitu nampan plastik di tabur obat dan di spray air sedikit
guna nya untuk melekatkan obat lalat.
3. Obat yang digunakan mengandung thiametoxam.
43
5.1 Kesimpulan
Kegiatan biosecurity di PT. Janu Putra Sejahtera dilakukan untuk
mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi pengaturan alur keluar masuk
barang, kendaraan dan orang ke area farm. Sanitasi yang di lakukan di PT. Janu
Putra Sejahtera yaitu melakukan pembersihan seluruh area farm dari limbah
(kotoran, pakan tercecer, bulu, bangkai ayam, dan rumput liar) serta disenfeksi.
Vaksin untuk unggas terdiri dari dua jenis secara umum yaitu : vaksin aktif (live
vaccine) dan vaksin inaktif (killed vaccine). Saat vaksinasi di PT. Janu Putra
Sejahtera pemberian vitamin dilakukan selama 3 hari berturut-turut (1 hari
sebelum vaksinasi, saat vaksinasi, dan 1 hari sesudah vaksinasi). Pengambilan
sampel darah dilakukan pada ayam betina dan jantan. Darah yang diambil
sebanyak 1 ml/ekor. Dalam satu kandang diambil 20 sampel yang terdiri dari 15
sampel betina dan 5 sampel jantan. Nekropsi dilakukan apabila melihat adanya
kenaikan mortalitas (angka kematian) ataupun morbiditas (angka kesakitan) pada
ayam.
5.2 Saran
Perlu dipertahankan manajemen kesehatan yang sudah dilakukan dengan
memberlakukan vaksinasi dan pemberian vitamin serta obat-obatan agar
manajemen pemeliharaan berjalan dengan baik dan ayam tidak mudah terserang
penyakit, serta dapat meningkatkan produktivitas ternak serta pengawasan yang
lebih maksimal lagi pada vaksinator guna menghindari terjadinya vaksin yang
tidak maksimal ke ternak agar vaksin benar-benar masuk ketubuh ternak.
44
DAFTAR PUSTAKA
Adhyatma, M., Syaikhullah, G., Nurfitriani, R. A., Muhamad, N., dan Kusuma, S.
B. 2020. Pelatihan Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan Petelur pada
Kelompok Ternak Nawawi Farm Jember. Journal of Community and
Development, 1(1), 6–9.
Agustiar, dan Mandasari, Y. 2020. Penerapan Sistem First In First Out Terhadap
Bahan Pangan Basah di Dapur Best Western Premier Panbil Hotel
Batam. Jurnal Pariwisata Bunda, 01(01), 18–29.
Annisa, I., Damayanti, R., Trianto, D. M., Wiratama, M. P., Wahdini, S., dan
Sungkar, S. 2017. Pengaruh Pengobatan Albendazol Dosis Tunggal
terhadap Infeksi Soil-Transmitted Helminth dan Status Gizi Anak di Desa
Perokonda , Sumba Barat Daya The Effect of Single-Dose Albendazole on
the Prevalence of Soil- Transmitted Helminth Infections and Nutritio. 114–
120.
Astomo, W., dan Septinova, D. 2016. The Effect of Sex Ratio Arabic Chicken On
Fertility , Hatchability , and Doc Weight. 4(1), 6–12.
Charles, T. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya ( Penyakit
Bakterial, Mikal dan Viral ).
Eka, S. D., Mufid, D., dan Dyah, A. W. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam
Broiler terhadap Sistem Kandang Terbuka (Open House) dan Kandang
Tertutup (Closed House) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak, 7(1), 1–7.
Ferdiansyah, I., Dirhamsyah, D., dan Ardiansyah, A. 2017. Pemodelan Sistem
Kontrol Exhaust Fan Ter-Integrasi Gas Detector CO Pada Kamar Pompa
(Pump Room) Kapal Tanker. Kapal, 14(2), 33.
Fitri, D. Y., Agustin, A. L. D., Kholik, K., dan Janah, M. 2021. Deteksi
Koksidiosis pada Ayam Layer di Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten
Lombok Barat. Media Kedokteran Hewan, 32(3), 97.
Idayanti, Damayanti, S., dan Nurullita, U. 2009. Perbedaan Variasi Lama Simpan
Telur Ayam Pada Penyimpanan Suhu Almari Es Dengan Suhu kamar
Terhadap Total Mikroba. Jurnal Kesehatan, 2(1), 19–26.
Kusuma, H. A., Mukhtar, A., dan Dewanti, R. 2017. Pengaruh Tingkat
Pembatasan Pemberian Pakan (Restricted Feeding) Terhadap Performan
Ayam Broiler Jantan. Sains Peternakan, 14(1), 43.
Martoenus, A. , Djatmikowati, T. F. 2015. Pengambilan darah.pdf. In Diagnosa
Veteriner (Vol. 14).
Oktaviana, E., Hidayati, I. R., dan Pristianty, L. 2019. Pengaruh Pengetahuan
terhadap Penggunaan Obat Parasetamol yang Rasional dalam
45
46