Anda di halaman 1dari 59

MANAJEMEN KESEHATAN AYAM BREEDING PARENT

STOCK FASE LAYING DI PT JANU PUTRA SEJAHTERA


DAN
MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM RAS PETELUR
FASE LAYER DI UD TEKAD JAYA

LAPORAN MAGANG

oleh

Meilani Rosanti
NIM C41191020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS UNGGAS


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

i
MANAJEMEN KESEHATAN AYAM BREEDING PARENT
STOCK FASE LAYING DI PT JANU PUTRA SEJAHTERA

LAPORAN MAGANG

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Peternakan
(S.Tr.Pt.) di Program Studi Manajemen Bisnis Unggas
Jurusan Peternakan

oleh

Meilani Rosanti
NIM C41191020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS UNGGAS


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023

ii
lembar pengesahan

iii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang yang berjudul
“Manajemen Kesehatan Ayam Breeding Parent Stock Fase Laying di PT. Janu
Putra Sejahtera dan Manajemen Perkandangan Ayam Ras Petelur Fase Layer di
UD. Tekad Jaya” Laporan Magang ini disusun sebagai salah satu bentuk
terselesaikan kegiatan Magang dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar di
jenjang pendidikan Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr.Pt.) pada Program Studi
Manajemen Bisnis Unggas, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember.
Pada Kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih atas
terselesaikannya laporan Magang kepada :
1. Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Ketua Jurusan Peternakan.
3. Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Unggas.
4. Dr. Ir. Hariadi Subagja, S Pt, MP., IPM selaku Dosen Pembimbing.
5. Anang Febri Prasetyo, S.Pt, M.Sc, selaku Koordinator Magang.
6. Zanu Prasetya, S.Pt selaku General Manager di PT. Janu Putra Sejahtera.
7. Drh. Herlina Nurvitasari selaku Pembimbing Lapang di PT. Janu Putra
Sejahtera.
8. Taufan Darmawan selaku Pemilik Lapang di UD. Tekad Jaya Farm.
9. Wahyu Ninda Sari S.Pt selaku Pembimbing Lapang di UD. Tekad Jaya Farm.
10.Keluarga yang selalu mendukung, mendoakan keselamatan dan kelancaran
pelaksanaan Magang.
11.Semua pihak yang ikut dalam membantu melaksanakan dan penulisan laporan
Magang.

iv
Mohon maaf apabila penulis ada kesalahan dalam penulisan dan
penyusunan laporan Magang ini. Oleh karena itu sangat di harapkan kritik dan
saran untuk membangun dalam perbaikan laporan Magang.

Jember, 11 Januari 2023

Meilani Rosanti
C41191020

v
RINGKASAN

Manajemen Kesehatan Ayam Breeding Parent Stock Fase Laying di PT. Janu
Putra Sejahtera, Meilani Rosanti, C41191020, Tahun 2023, 50 hlm., Manajemen
Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember. Dr. Ir. Hariadi Subagja, S Pt., MP.,
IPM. (Pembimbing).

Magang merupakan sarana dalam mengaktualisasi diri terhadap beberapa


keahlian atau keterampilan baik softskill atau hardskill yang sudah diperoleh
selama masa perkuliahan, kemudian diterapkan di suatu perusahaan atau instansi
selama beberapa bulan oleh mahasiswa. Tujuan magang ini yaitu untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa serta dapat
menerapkan teori yang diperoleh diperkuliahan secara langsung di lapang. Selain
itu, juga dapat membantu mahasiswa untuk bisa berpikir secara kritis terkait
permasalahan yang terdapat di lapang, menambah rasa percaya diri, dan mampu
mengembangkan ilmu dengan bidang usaha yang di lakukan di tempat magang.
Pelaksanaan Magang di suatu perusahaan peternakan digunakan sebagai
salah satu memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang didapat mahasiswa
setelah mengikuti perkuliahan di jurusan peternakan. Praktek di lapangan
terkadang tidak sesuai dengan teori yang diajarkan dalam perkuliahan. Hal
tersebut merupakan kenyataan yang wajar terjadi. Kegiatan ini adalah salah satu
cara untuk memperkenalkan mahasiswa agar dapat mengetahui praktek
sesungguhnya yang ada di lapangan, dan merupakan momentum penting untuk
mendalami dan mensinkronkan ilmu teori yang telah didapatkan mahasiswa dari
perkuliahan.
Kegiatan Magang di PT. Janu Putra Sejahtera bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa mengenai hubungan
antara teori dan praktik secara langsung di lapangan. Meningkatkan pengalaman
kerja dan pengetahuan serta pemahaman kegiatan di perusahaan atau instansi yang
dijadikan sebagai tempat Magang. Kegiatan Magang ini di laksanakan selama 2
bulan mulai dari tanggal 01 Agustus sampai dengan 30 September 2022 di PT.
Janu Putra Sejahtera yang terletak di Dusun Rejosari, Desa Ngawis, Kecamatan

vi
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang
merupakan salah satu peternakan pembibitan ayam broiler dengan skala besar
yang menerapkan perkandangan sistem close house satu lantai dengan populasi
90.000 ekor.
Hasil dari kegiatan Magang pemeliharaan parent stock broiler fase laying
di PT. Janu Putra Sejahtera meliputi biosecurity (sanitasi orang, fumigasi telur,
sanitasi barang, sanitasi kendaraan, sanitasi areal perkandangan), penanganan
kesehatan (pemberian vaksin, obat dan vitamin).

vii
DAFTAR ISI

Halaman
LAPORAN MAGANG ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang ............................................. 3
1.2.1 Tujuan Umum Magang ............................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus Magang ............................................ 3
1.2.3 Manfaat Magang ....................................................... 3
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja .................................................... 4
1.4 Metode Pelaksanaan ............................................................ 4

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 5


2.1 Sejarah Perusaahan ............................................................. 5
2.2 Struktur dan Organisasi Perusahaan ................................ 5
2.2.1 Struktur Organisasi ................................................... 5
2.2.2 Ketenagakerjaan ........................................................ 8
2.2.3 Jaminan Sosial........................................................... 9
2.2.4 Fungsi Sosial ............................................................. 9
2.3 Kondisi Lingkungan ............................................................ 9
2.3.1 Kondisi Lingkungan Fisik ......................................... 9
2.3.2 Kondisi Lingkungan Non Fisik ................................. 9

viii
BAB 3. KEGIATAN UMUM LOKASI MAGANG .............................. 11
3.1 Struktur Populasi ................................................................. 11
3.2 Perkandangan ...................................................................... 11
3.3 Biosecurity dan Sanitasi ...................................................... 15
3.3.1 Biosecurity ................................................................ 15
3.3.2 Sanitasi ...................................................................... 17
3.4 Manajemen Pemeliharan Fase Laying............................... 18
3.4.1 Pemberian Pakan dan Minum ................................... 18
3.4.2 Program Pencahayaan ............................................... 22
3.4.3 Seleksi Ayam Jantan ................................................. 23
3.4.4 Perataan Ayam Jantan ............................................... 23
3.4.5 Mengontrol Body Weight ......................................... 24
3.4.6 Flashing Score Jantan ................................................ 24
3.4.7 Cekok Jamu dan Suntik Vit E ................................... 25
3.5 Produksi Telur ..................................................................... 26
3.6 Program Kesehatan ............................................................. 29
3.6.1 Vaksinasi ................................................................... 29
3.6.2 Pemberian Vitamin dan Obat .................................... 29
3.6.3 Pengambilan Sampel Darah ...................................... 30
3.6.4 Penanganan Bangkai Ayam ...................................... 30
3.6.5 Nekropsi/Bedah Bangkai .......................................... 31
3.6.6 Pengendalian Hama ................................................... 31

BAB 4. PEMBAHASAN .......................................................................... 32


4.1 Biosecurity ............................................................................ 32
4.2 Sanitasi dan Desinfeksi ........................................................ 35
4.3 Vaksinasi ............................................................................... 37
4.4 Pemberian Vitamin dan Obat ............................................. 39
4.5 Pengambilan Sampel Darah................................................ 39
4.6 Nekropsi/Bedah Bangkai ..................................................... 40
4.7 Pengendalian Hama ............................................................. 41

ix
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 44
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 44
5.2 Saran ..................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 45


LAMPIRAN .............................................................................................. 47

x
DAFTAR TABEL

Halaman
3.1 Populasi Ayam Parent Stock PT. Janu Putra Sejahtera ....................... 11
3.2 Kandungan Nutrisi Pakan Fase Laying ................................................ 21
4.1 Program Vaksinasi PT. Janu Putra Sejahtera ....................................... 37

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Struktur Organisasi PT. Janu Putra Sejahtera ...................................... 6
3.1 Kandang Single Tampak Luar PT. Janu Putra Sejahtera. .................... 12
3.2 Jenis Digital Controller PT. Janu Putra Sejahtera. .............................. 13
3.3 Exhaust Fan PT. Janu Putra Sejahtera. ................................................ 14
3.4 Cooling Pad PT. Janu Putra Sejahtera. ................................................ 14
3.5 Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya. ................................ 16
3.6 Fumigasi Telur PT. Janu Putra Sejahtera. ............................................ 18
3.7 Posisi Ayam Makan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera. ................ 19
3.8 Tempat Pakan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera. .......................... 20
3.9 Gudang Pakan PT. Janu Putra Sejahtera. ............................................. 22
3.10 Lampu Warm White PT. Janu Putra Sejahtera. .................................. 22
3.11 Seleksi Ayam Jantan PT. Janu Putra Sejahtera. ................................. 23
3.12 Penimbangan Ayam PT. Janu Putra Sejahtera. .................................. 24
3.13 Kegiatan Flashing Score Jantan. ........................................................ 25
3.14 Kegiatan Cekok Jamu. ....................................................................... 25
3.15 Pengambilan Telur PT. Janu Putra Sejahtera. .................................... 26
3.16 Grade Telur Tetas PT. Janu Putra Sejahtera. ..................................... 27
3.17 Menimbang Telur HE PT. Janu Putra Sejahtera. ............................... 27
3.18 Ruang Grading Telur PT. Janu Putra Sejahtera. ................................ 28
3.19 Pengangkutan Telur Tetas ke Hatchery. ............................................ 29
3.20 Lubang Bangkai. ................................................................................ 30
4.1 Ruang Sanitasi 1 dan 2 PT. Janu Putra Sejahtera................................ 34
4.2 Box Ultraviolet PT. Janu Putra Sejahtera ........................................... 35
4.3 Sanitasi dalam Kandang ...................................................................... 36

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Surat Keterangan Selesai Magang ......................................................... 47
2. Rangkuman Kegiatan Harian Magang (Logbook Kegiatan) .................. 47
3. Tabel Kebutuhan Pakan (Point Feed) .................................................... 50
4. Denah Lokasi PT. Janu Putra Sejahtera Gunungkidul ........................... 50

xiii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komoditi peternakan unggas di Indonesia saat ini mulai berkembang
sangat pesat. Kemajuan perusahaan unggas di Indonesia ini terbukti dengan
berdirinya perusahaan peternakan unggas modern, baik itu dalam pemeliharaan
unggas, produksi pakan unggas, maupun dalam bidang breeding. Meningkatnya
kemajuan peternakan unggas di Indonesia adalah peluang yang sangat baik bagi
perusahaan pembibitan karena tanpa adanya produksi DOC dari suatu perusahaan
pembibitan, maka peternak akan kesulitan dalam menjalankan usahanya (Sari dan
Herdiyana, 2017).
Produksi dari perusahaan peternakan sangat berhubungan dengan kualitas
dan kuantitas bibit ayam yang digunakan. Bibit yang baik dapat diperoleh dari
perusahaan pembibitan (breeding farm) yang memiliki prinsip dan manajemen
yang benar (Sari dan Herdiyana, 2017). Peternakan pembibitan selalu berusaha
untuk menghasilkan telur fertil dengan daya tetas yang tinggi. Produksi yang baik
dengan fertil serta daya tetas yang tinggi dihasilkan dari pemeliharaan yang baik.
Terutama pada masa starter. Manajemen pada masa starter akan mempengaruhi
fase-fase pada berikutnya yaitu fase growing dan laying.
Keberhasilan dalam beternak broiler dapat ditentukan oleh bibit, pakan
serta manajemen. Tiga aspek tersebut sangat berpengaruh dalam keberlangsungan
beternak broiler. Ketersediaan diperoleh dari usaha pembibitan atau hatchery dan
breeding. Usaha pemeliharaan terbagi dari usaha grand parent stock, dan parent
stock.
Usaha pemeliharaan parent stock broiler merupakan pemeliharaan broiler
dengan tujuan untuk menghasilkan telur tetas yang fertil dan menjaga DOC yang
nantinya akan ditetaskan di hatchery sehingga dapat menghasilkan bibit yang
berkualitas. Sedangkan untuk pemeliharaan parent stock terbagi atas tiga fase
yakni fase brooding, growing, dan laying. Keberhasilan dalam pemeliharaan
parent stock broiler dipengaruhi oleh manajemen yang baik dari fase brooding
hingga laying. Berkembangnya teknologi sangat mendukung dalam

1
2

keberlangsungan pemeliharaan parent stock broiler sehingga dapat menjaga


kelangsungan usaha pembibitan dalam memenuhi kebutuhan DOC. Teknologi
yang berkembang yaitu sistem perkandangan, manajemen pemberian pakan dan
minum, manajemen kesehatan, serta didukung oleh pekerja yang terampil. Sistem
perkandangan yang digunakan dalam pemeliharaan parent stock broiler adalah
kandang tertutup atau close house. Dampak penerapan kandang close house dalam
peternakan ayam broiler memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas
dengan mempertahankan zona nyaman unggas. Penerapan kandang close house
terbukti efektif meningkatkan produktivitas, meningkatkan konsumsi pakan, dan
menurunkan tingkat kematian ternak yang diakibatkan overheating (Eka et al.
2016).
PT. Janu Putra Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
pada bidang pembibitan dengan komoditi broiler yang menggunakan sistem
kandang tertutup atau close house. Manajemen pemeliharaan fase laying harus
dilakukan dengan benar sesuai Standar Operational Procedure (SOP) yang sudah
ditetapkan pada perusahaan. SOP tersebut mewajibkan setiap individu untuk dapat
melaksanakan pemeliharaan dengan baik dan benar mulai dari manajemen
perkandangan, pemberian pakan dan minum, kesehatan, biosecurity, dan juga
dapat menghindari dari kerusakan peralatan serta keselamatan dalam bekerja.
Semua itu dilakukan agar bertujuan memperoleh produksi telur yang tinggi dan
fertil sesuai dengan target produksi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
3

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang


1.2.1 Tujuan Umum Magang
a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang ayam breeding parent stock
broiler.
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta pengalaman kerja di bidang
peternakan ayam breeding parent stock broiler.
c. Memahami dan mempelajari tentang tata laksana pemeliharaan ayam breeding
parent stock broiler.

1.2.2 Tujuan Khusus Magang


a. Mahasiswa dapat memahami manajemen perkandangan ayam breeding parent
stock broiler fase laying.
b. Mahasiswa dapat memahami manajemen pemeliharaan ayam breeding parent
stock broiler fase laying.
c. Mahasiswa dapat memahami penanganan telur tetas ayam breeding parent
stock broiler fase laying.
d. Mahasiswa dapat memahami manajemen kesehatan ayam breeding parent
stock broiler fase laying.

1.2.3 Manfaat Magang


a. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan melakukan
serangkaian keterampilan dibidang pembibitan.
b. Meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan dalam setiap kegiatan yang
dilakukan pada usaha pembibitan.
c. Menumbuhkan sikap kerja berkarakter dan penuh dengan kedisiplinan.
4

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja


Kegiatan Magang di laksanakan di PT. Janu Putra Sejahtera yang berada
di Dusun Rejosari, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Magang ini di laksanakan
selama 2 bulan yaitu pada tanggal 01 Agustus sampai dengan 30 September 2022.

1.4 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan Magang yaitu dengan mengikuti seluruh kegiatan
yang berada di PT. Janu Putra Sejahtera dengan metode yaitu:
a. Observasi
Metode observasi adalah dilakukan dengan cara mengetahui langsung
sekitar area kandang untuk mengetahui tugas umum dan khusus yang meliputi
lokasi perusahaan, peralatan yang digunakan, proses pemeliharaan dan proses
produksi.
b. Pelaksanaan Magang
Mahasiswa ikut serta secara langsung terhadap semua kegiatan sehari-hari
yang dilakukan di perusahaan sesuai dengan standar dan jadwal yang sudah
ditentukan.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan sesi tanya jawab kepada pihak-
pihak yang bersangkutan seperti manajer farm, kepala bagian per unit, dan
pembimbing lapang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
d. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengambilan gambar yang berhubungan
dengan metode penelitian.
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusaahan


Sejarah perusahaan PT. Janu Putra Sejahtera berdiri pertama kali pada
tahun 1998 di Cebongan, pendirinya adalah Bapak Singgih Januratmoko, seorang
wirausahawan alumni Kedokteran Hewan UGM. Di awal berdirinya Janu Putra
hanya bergerak di bidang peternakan ayam broiler, peternakan ayam petelur dan
rumah pemotongan ayam yang sifatnya masih tradisional. Seiring dengan waktu
Janu Putra mengalami perkembangan yang pesat dengan berdirinya beberapa unit
usaha lain seperti usaha yang bergerak di bidang kemitraan peternakan, obat
ternak, retail hingga perkembangbiakan parent stock atau breeding hatcher. Pada
perkembangannya Janu Putra berubah menjadi perusahaan group yang besar
hingga saat ini. Perusahaan tersebut memiliki luas area 5,9 hektar dengan 9
kandang tipe tertutup (close house) yang terbagi dalam 3 flock. Fasilitas lain pada
perusahaan tersebut yaitu pos satpam, shower mandi orang, kantor, ruang genset,
gudang sekam, kantin, mess karyawan, mushola, ruang grading telur, gudang
OVK, gudang pakan, workshop, ruang nekropsi, toilet.
Visi PT. Janu Putra Sejahtera adalah menciptakan lapangan pekerjaan
menuju kesejahteraan bersama. Misi PT. Janu Putra Sejahtera adalah membangun
diri mengembangkan perusahaan secara efektif, efisien dan profesional
berlandaskan nilai-nilai spiritual.

2.2 Struktur dan Organisasi Perusahaan


2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar bagian secara
posisi yang ada di suatu perusahaan. Struktur organisasi di PT. Janu Putra
Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 2.1.

5
6

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Janu Putra Sejahtera.

Tugas dan tanggung jawab dalam organisasi:


1. Kepala Unit
Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi HE, mulai dari persiapan
kandang, periode brooding, growing dan produksi, penanganan HE sampai
periode afkir, dan bertanggung jawab terhadap hasil DOC dan kualitasnya.
Membuat perencanaan dan koordinasi tugas-tugas antara supervisor, dokter
hewan farm dan seluruh staf kantor. Monitoring dan evaluasi hasil pekerjaan
dalam satu teamwork untuk mencapai target produksi.
2. Supervisor
Bertanggung jawab atas kinerja kepala flock, operator gudang dan teknisi
serta bertanggung jawab atas terlaksananya proses dari mulai persiapan kandang
sampai dengan afkir.
3. KA Flock
Melaksanakan fungsi kontrol terhadap operator produksi dalam
melaksanakan proses produksi mulai dari Chick in sampai dengan afkir, membuat
laporan performance dan melaporkan performance per kandang yang ada di
bawah supervisinya.
4. KA Gudang
Mengawasi dan mengkoordinir operator gudang pakan dalam menjalankan
distribusi pakan ke setiap kandang dan operator grading dalam menjalankan tugas
7

pekerjaan menyeleksi telur hasil produksi, untuk dipisahkan antara telur tetas
(HE) dan telur komersil.
5. HDC
Memastikan segala kegiatan ataupun masalah yang berkaitan dengan
kesehatan ayam dapat terkontrol dan diketahui dengan cepat, sehingga kesehatan
ayam terpantau dengan baik.
6. KA Teknisi
Mengkoordinir operator untuk melaksanakan perawatan rutin mesin
genset, kebersihan ruang dan peralatan serta melakukan koordinasi dengan teknik
kantor pusat untuk pelaksanaan overhaul sesuai dengan jadwal dan
penanggulangan atau perbaikan genset apabila mengalami masalah atau gangguan
teknis, mengkoordinir operator untuk kontrol operasional, perawatan dan
perbaikan peralatan kandang, instalasi air dan listrik di dalam dan diluar kandang.
7. Operator Produksi
Melaksanakan pemeliharaan ayam sesuai dengan program yang telah
ditentukan oleh supervisor dan KA Unit/Manajemen.
8. Operator Kandang
Melakukan distribusi pakan ke kandang serta seleksi/grading untuk
menghasilkan telur HE dan komersil.
9. Teknisi
Melaksanakan kontrol operasional, perawatan dan perbaikan peralatan
kandang, instalasi listrik dan air di dalam dan di luar kandang, menjaga
kebersihan dan penyimpanan peralatan kerja yang dipergunakan, termasuk
administrasi atau pencatatan dalam buku inventory peralatan.
10. Vaksinator
Melakukan pengaturan pemberian OOVD serta pencatatannya berdasar
instruksi atasan dan pembagiannya, secara baik dan benar, tepat dosis.
11. Sopir
Membantu pengambilan produksi HE dari kandang ke cooling room farm
apabila tidak bertugas keluar farm.
8

12. Satpam
Koordinasi pengamanan, ketertiban dilingkungan perusahaan, monitor
keluar masuk barang, orang dan kendaraan.
13. Umum
Menata dan membersihkan lingkungan kantor, produksi, mess, kantin dan
jalan.
14. Binatu Pantri
Melengkapi dan mendukung jalannya operasional produksi dengan tugas
merawat dan mencuci seragam kerja karyawan, penyediaan bahan baku makanan,
penyajian makanan bagi karyawan dan menjaga kebersihan peralatan makanan
dan dapur serta kingkungan sekitar kantin.
15. Admin
Melaksanakan tugas-tugas recording seperti populasi, penyusutan,
produksi dan pemakaian pakan sehingga informasi tercatat rapi dan memudahkan
dalam pengambilan keputusan.
16. Kasir
Pengelolaan keuangan unit dengan baik dan benar sesuai sistem dan
prosedur perusahaan dan melaporkannya ke finance breeding.

2.2.2 Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja merupakan suatu penggerak dari seluruh kegiatan yang ada
di suatu perusahaan. Jumlah karyawan seluruhnya yang ada di PT. Janu Putra
Sejahtera yaitu sejumlah kurang lebih 70 orang di farm. Tenaga kerja di PT. Janu
Putra Sejahtera merupakan pekerja tetap yang gajinya per bulan. Jam kerja di
mulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB dengan waktu istirahat
selama 2 jam setengah (10.30 WIB sampai 13.00 WIB). Seluruh tenaga kerja yang
bekerja di area farm diberikan alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan
meliputi sepasang sepatu boot, seragam kerja dan masker. Apabila terdapat
karyawan yang melakukan kesalahan saat bekerja akan diberikan teguran dan
surat peringatan.
9

2.2.3 Jaminan Sosial


Jaminan sosial yang di berikan kepada pegawai PT. Janu Putra Sejahtera
adalah berupa asuransi BPJS kesehatan, BPJS ketenagakerjaan, bonus bagi para
karyawan yang apabila target produksi/performance tercapai dan pemberian
Tunjangan Hari Raya (THR) setiap tahunnya.

2.2.4 Fungsi Sosial


Di PT. Janu Putra Sejahtera mempunyai fungsi sosial kepada karyawan
serta masyarakat sekitar perusahaan dengan memberikan lapangan kerja. Bapak
Singgih sebagai pemilik perusahaan PT. Janu Putra Sejahtera memiliki sistem
corporate social responsibility (CSR) yaitu suatu perusahaan bertanggung jawab
secara sosial kepada masyarakat sebagai bentuk perhatian dalam meningkatkan
kesejahteraan serta berdampak positif bagi lingkungan. Sistem CSR yang
dilakukan di PT. Janu Putra Sejahtera adalah memberikan telur, memberi
penerangan/lampu jalan sepanjang lokasi perusahaan, memberi sumbangan untuk
4 dusun disekitar perusahaan.

2.3 Kondisi Lingkungan


2.3.1 Kondisi Lingkungan Fisik
PT. Janu Putra Sejahtera terletak di Dusun Rejosari, Desa Ngawis,
Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi farm memiliki luas lahan 5,9 hektar dengan suhu rata-rata pada siang hari
adalah 31˚C dan memiliki kelembaban udara sekitar 44% serta suhu rata-rata pada
malam hari adalah 270C dan memiliki kelembaban udara sekitar 56%. Farm
memiliki 9 kandang, setiap kandang terdiri dari 1 lantai dengan sistem close
house, dengan batas tanah sebelah utara tegalan, sebelah timur rumah warga,
sebelah selatan jalan dan sebelah barat juga tegalan. Sumber air berasal dari sumur
dalam (deep well) sebagai sumber mata air.

2.3.2 Kondisi Lingkungan Non Fisik


Mayoritas penduduk sekitar PT. Janu Putra Sejahtera beragama islam.
Sebagian penduduknya bekerja sebagai petani, memelihara ternak (sapi,
kambing), maupun pegawai PT. Janu Putra Sejahtera. Latar belakang masyarakat
10

sekitar berpendidikan SD, SMP, SMA/SMK. Masyarakat di sekitar farm


memberikan respon yang positif dengan adanya perusahaan breeding farm.
BAB 3. KEGIATAN UMUM LOKASI MAGANG

3.1 Struktur Populasi


Strain ayam di PT. Janu Putra Sejahtera adalah ROSS 308. Total populasi
ayam yang ada di PT. Janu Putra Sejahtera adalah 81.465 ekor yang terbagi
menjadi 9 kandang. Populasi ayam dalam masing-masing kandang dapat dilihat
pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Populasi Ayam Parent Stock PT. Janu Putra Sejahtera.
Populasi Ayam
Kandang Betina Jantan
1 7.750 978
2 8.217 1.133
3 7.990 1.133
4 8.234 1.102
5 8.050 1.156
6 8.040 1.112
7 7.441 961
8 7.971 1.188
9 7.934 1.075
Total 71.627 9.838
Sumber : PT. Janu Putra Sejahtera (2022)

3.2 Perkandangan
Kandang yang digunakan di PT. Janu Putra Sejahtera adalah close house
system. Close house merupakan kandang tertutup yang ventilasi udara dalam
kandang dapat diatur. Kandang yang digunakan berbentuk single. Luasan kandang
single yaitu panjang 120 meter, lebar 12 meter dan tinggi 3,5 meter serta terdapat
4 meter x 12 meter untuk bagian gudang kandang yang terletak pada bagian depan
kandang, pada ruangan ini terdapat berbagai macam peralatan kandang yaitu panel
kontrol dan tandon air. Kandang menggunakan perlengkapan otomatis, dimana
bagian sisi kanan dan sisi kiri kandang menggunakan kawat ram sebagai dinding
dan ditutupi dengan tirai warna putih, yang dilengkapi juga dengan alarm. Jika
listrik dalam kandang mati, maka tirai terbuka secara otomatis.

11
12

Pada bagian tiang kandang menggunakan besi/baja dan atap kandang


menggunakan galvalum. Kapasitas kandang dengan ukuran tersebut menampung
sekitar 10.000 ekor ayam. Posisi kandang melintang ke arah selatan-utara.
Sebenarnya, kurang tepat karena ayam langsung terkena paparan sinar matahari
langsung. Menurut Risna et al. (2022) dalam membangun kandang arah sinar
matahari sebaiknya dihindari karena akan mempengaruhi suhu dalam kandang,
hal ini dilakukan untuk menghindari stres panas pada ayam. Oleh karena itu,
disarankan arah kandang yaitu membujur dari timur ke barat hal ini bertujuan agar
ayam tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Kandang yang
digunakan menggunakan tipe lantai postal dan slat, untuk lantai postal berada di
tengah kandang sedangkan lantai slat berada di bagian kiri dan kanan kandang.
Fungsi dari lantai slat adalah agar kotoran ayam jatuh ke bawah sehingga
pembersihan kotoran ayam hanya dilakukan satu kali selama pemeliharaan yaitu
pada saat afkir.

Gambar 3. 1 Kandang Single Tampak Luar PT. Janu Putra Sejahtera.

Peralatan kandang yang berada di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu, antara
lain digital controller, blower (exhaust fan), pendingin (cooling pad),
thermometer, tempat pakan dan tempat minum. Digital controller yang digunakan
adalah temptron 607 A-C, Viper touch dan Vento. Digital controller merupakan
suatu alat yang berfungsi sebagai otak pengaturan suhu dan kelembaban dalam
kandang untuk menciptakan kenyamanan bagi ayam di dalam kandang. Prinsip
kerja digital controller berfungsi sebagai sensor untuk mengatur dan
13

mensinkronkan dua alat antara lain exhaust fan, dan cooling pad (Prihandanu et
al. 2015).

(a) viper touch (b) vento

(c) temptron 607 A-C

Gambar 3.2 Jenis Digital Controller PT. Janu Putra Sejahtera.

Exhaust fan adalah alat yang berfungsi untuk menjaga kebersihan udara di
dalam ruangan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang
akan di alirkan dalam suatu ruangan tertentu (Ferdiansyah et al. 2017). Di PT.
Janu Putra Sejahtera juga menggunakan exhaust fan. Pada setiap kandang
mempunyai exhaust fan sebanyak 8 buah dan ada satu kandang yang memiliki
exhaust fan sebanyak 6 buah. Exhaust fan adalah alat untuk mengatur sirkulasi
udara dalam kandang.
14

(a) (b)
Gambar 3.3 Exhaust Fan PT. Janu Putra Sejahtera.

Cooling pad adalah suatu alat yang penting di kandang close house.
Cooling pad bekerja dengan cara menguapkan air yang diteteskan ke sirip/ jaring
cooling pad dengan aliran udara yang dihisap dari luar menggunakan blower
ujung kandang. Cooling pad berfungsi untuk menjaga suhu udara di dalam
kandang agar tetap optimal dan nyaman bagi ayam. Cara kerja cooling pad
sangatlah sederhana. Alat ini akan terhubung dengan pompa air, air akan masuk
dari bagian atas cooling pad dan melewati bagian yang mengalami penguapan.
Penguapan ini terjadi karena ada udara panas yang berasal dari luar kandang.
Penguapan ini bertemu dengan aliran air dan membuat udara yang masuk ke
dalam kandang akan menjadi lembab. Dapat disimpulkan bahwa cooling pad akan
menjaga ayam dengan udara sejuk di dalam kandang. Udara panas yang ada di
luar kandang tidak akan mengganggu kenyamanan ayam, karena jika ayam
merasa nyaman maka ayam akan tumbuh dengan maksimal.

Gambar 3.4 Cooling Pad PT. Janu Putra Sejahtera.


15

3.3 Biosecurity dan Sanitasi


3.3.1 Biosecurity
Biosecurity berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security
(pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah yaitu upaya pencegahan
mikroorganisme dan bibit penyakit dari luar farm agar tidak masuk ke dalam
farm. Penerapan Biosecurity di breeding farm dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Biosecurity Berdasarkan Keamanannya


Berdasarkan keamanannya biosecurity dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
zona merah, zona kuning dan zona hijau. Zona merah merupakan zona yang
dianggap zona kotor. Zona kotor merupakan daerah dimana tempat karyawan
perusahaan berkumpul sebelum masuk ke daerah sanitasi pertama. Zona merah
meliputi pos satpam, area parkir kendaraan, area mess (mess karyawan, supervisor
dan manager), kantin. Kegiatan sanitasi kedua meliputi zona kuning. Zona kuning
dimulai setelah karyawan atau kendaraan yang masuk farm dilakukan desinfeksi,
sedangkan untuk barang seperti tas atau buku harus melewati box ultraviolet.
Untuk karyawan biosecurity harus melewati shower dan wajib meninggalkan alas
kaki dan baju dari luar serta mandi. Sedangkan untuk kendaraan harus melewati
ruang penyemprotan agar kendaraan steril. Untuk kendaraan yang diperbolehkan
masuk adalah kendaraan tertentu seperti truk pengangkut pakan, truk pengangkut
sekam dan truk telur. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi pertama sudah
memakai APD meliputi seragam, masker dan sepatu boot khusus farm yang
terdapat di pintu keluar ruang sanitasi (zona kuning). Zona hijau merupakan area
yang dianggap aman dari adanya bibit penyakit. Zona bersih atau zona hijau ini
dimulai setelah ruang shower kedua baik bagi karyawan, kendaraan maupun
barang-barang sampai area kandang. Zona hijau meliputi area perkandangan dan
area flock. Berikut ini denah penerapan Biosecurity di PT. Janu Putra Sejahtera
Berdasarkan Keamanannya, antara lain:
16

Gambar 3.5 Lay Out Biosecurity Berdasarkan Keamanannya.

b. Biosecurity Berdasarkan Objeknya


Berdasarkan objeknya biosecurity dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Biosecurity Human (Karyawan dan Tamu)
Biosecurity pada karyawan harus dilakukan sebelum karyawan masuk
kedalam kandang, karyawan harus melewati ruang sprayer/shower agar bibit
penyakit yang masih menempel di tubuh karyawan dapat di ditangani
(minimalisir). Terdapat dua ruang shower/sprayer di PT. Janu Putra Sejahtera.
Tata cara karyawan melakukan biosecurity yaitu pertama karyawan harus melepas
alas kaki dan baju yang dipakainya, kedua karyawan harus masuk ruang
shower/sprayer (desinfeksi), ketiga karyawan harus mandi dan menggunakan
sabun/sampo yang sudah tersedia, keempat karyawan harus menggunakan
seragam khusus farm.
2. Biosecurity Kendaraan
Biosecurity pada kendaraan harus dilakukan sebelum masuk ke area farm.
Tata cara biosecurity kendaraan adalah kendaraan sebelum masuk harus disemprot
secara manual dengan desinfektan pada bagian bawah kendaraan seperti roda, dan
bemper kendaraan di luar gerbang farm. Setelah itu, kendaraan masuk ke ruang
sprayer khusus kendaraan agar kendaraan terkena desinfeksi yang dilakukan
secara otomatis dengan cara menyemprot kendaraan secara keseluruhan pada
bagian luar kendaraan (atas dan samping kendaraan). Desinfektan yang digunakan
adalah glutaraldehyde dengan dosis pemberian sebanyak 500 ml glutaraldehyde
dilarutkan dengan 1.000 liter air.
17

3. Biosecurity Barang
Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box
ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang
dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Barang-barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak
tahan air seperti barang-barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area
farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama
penyinaran barang-barang di box ultraviolet adalah selama 20 menit. Sedangkan
barang besar meliputi sekam akan difumigasi di ruang fumigasi sekam.

3.3.2 Sanitasi
Sanitasi merupakan upaya pembersihan bibit-bibit penyakit yang
menimbulkan suatu penyakit yang ada di lingkungan/di dalam kandang.
a. Sanitasi Area Perkandangan
Sanitasi pada area perkandangan yaitu dimulai dari pembersihan area
sekitar kandang (luar kandang) dan bagian dalam kandang. Baik diluar maupun
didalam kandang kebersihan harus dijaga agar meminimalisir adanya penyakit
yang dapat menyerang ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kandang
dan lingkungan kandang bersih adalah memotong rumput di sekitar kandang,
mengeluarkan benda-benda yang mengganggu tata laksana di dalam kadang,
membuang bungkus obat dan vitamin di tempat sampah.
b. Fumigasi Telur
Tujuan fumigasi adalah membunuh bakteri yang ada atau menempel di
kerabang telur. Setelah pengambilan telur selesai telur dilakukan biosecurity
dengan cara fumigasi. Telur yang difumigasi adalah telur yang baru saja diambil
dari sangkar, jika pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali maka proses
fumigasi juga dilakukan sebanyak 4 kali. Bahan yang digunakan untuk fumigasi
adalah formalin 100 ml dan forcent fumigant 50 gram dengan volume ruang
fumigasi sebesar 24,3 m². Proses fumigasi dilakukan selama 20 menit.
18

(a) (b)
Gambar 3.6 Fumigasi Telur PT. Janu Putra Sejahtera.

3.4 Manajemen Pemeliharan Fase Laying


3.4.1 Pemberian Pakan dan Minum
Pemberian pakan pada ayam parent stock periode laying sehari 1 kali
dengan menggunakan metode restricted feeding. Metode restricted feeding adalah
pemberian pakan yang dibatasi dan disesuaikan dengan body weight, point feed
serta produksi telur (Kusuma et al. 2017). Cara pemberian pakan periode laying di
PT. Janu Putra Sejahtera baik ayam betina maupun ayam jantan diberikan secara
otomatis. Otomatis yang dimaksud adalah pemberian pakan menggunakan tenaga
mesin. Frekuensi pemberian pakan betina dan jantan dilakukan satu kali pada pagi
hari pukul 04.15 WIB. Tujuan pemberian pakan satu kali sehari adalah untuk
mengontrol bodyweight dan untuk menstabilkan produksi telur.
Pada pemeliharaan ayam parent stock di PT. Janu Putra Sejahtera
pemberian air minum diberikan dengan cara membatasi air minum menggunakan
timer air. Tujuan timer air adalah untuk membatasi air supaya pada saat malam
hari air tidak mengalir sehingga kandang bisa dikondisikan kering. Waktu nyala
timer air pada pagi hari yaitu setengah jam sebelum nyala lampu dan waktu mati
timer air pada sore hari yaitu setengah jam sebelum mati lampu. Tempat minum
yang digunakan adalah tempat minum otomatis (nipple drinker). Didalam
kandang terdapat dua jalur nipple. Ketinggian dari tempat minum juga perlu
diperhatikan sesuai dengan tinggi ayam betina, karena populasi betina lebih
banyak daripada jantan. Apabila terlalu tinggi maka ayam membutuhkan energi
lebih banyak untuk mencapainya (Risnajati, 2017).
19

(a) (b)

Gambar 3.7 Posisi Ayam Makan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera.

a. Tempat Pakan dan Minum


Terdapat dua jenis tempat pakan yang digunakan di PT. Janu Putra
Sejahtera yaitu tempat pakan ayam betina (chain feeder) dan tempat pakan ayam
jantan (pan feeder). Tempat pakan berfungsi untuk meletakkan pakan sehingga
pakan tidak banyak tercecer. Feeder through terdiri dari beberapa komponen yaitu
through, hopper, dinamo, grill, dan chain. Through merupakan tempat pakan
betina yang mengelilingi dalam kandang dari depan kandang hingga belakang
kandang, through merupakan tempat dimana ayam betina makan. Didalam
through terdapat chain atau rantai yang berfungsi membawa pakan dari hopper ke
through, chain digerakkan oleh dinamo. Sedangkan diatas through terdapat grill,
grill merupakan sekat pembatas yang menutupi through, tujuan digunakan grill
adalah agar ayam jantan tidak mencuri pakan ayam betina. Hopper adalah tempat
menyimpan pakan sementara sebelum pakan didistribusikan kepada ayam betina.
Jumlah hopper dalam kandang sebanyak 12 buah dengan kapasitas hopper depan
250 kg, hopper tengah 50 kg dan hopper belakang 100 kg. Dalam satu jalur
through sehingga terdapat 4 buah hopper dalam satu jalur through. Tujuan dari
hopper tengah (bantu) adalah untuk keseragaman dan kecepatan dalam
pendistribusian pakan. Standar Feeder space tempat pakan betina sebesar 15
cm/ekor (Adhyatma et al. 2020). Di PT. Janu Putra Sejahtera feeder space yang
digunakan aktualnya yaitu sebesar 18 cm/ekor. Jika terdapat satu meter feeder
through maka dapat menampung ayam sebanyak 6 ekor ayam.
20

Tempat pakan jantan (pan feeder) terdiri dari beberapa komponen yaitu
pan feeder, dinamo dan panel. Pan feeder merupakan tempat pakan ayam jantan
yang berbentuk bulat. Dinamo berfungsi menurunkan atau menaikkan pan feeder
saat pemberian pakan, sedangkan panel berfungsi sebagai pengatur on atau off
saat menurunkan atau menaikkan pakan. Ketinggian pan feeder saat diturunkan
dari atas litter adalah 55 cm atau sejajar dengan tembolok ayam jantan, hal ini
bertujuan agar ayam betina tidak ikut makan jatah ayam jantan.
Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum otomatis (nipple)
dengan jumlah paralon tempat minum (bell drinker) adalah 4 setiap lantai. Alur
pemberian air minum adalah air yang diperoleh dari sumur dalam (deep well)
yang di pompa dengan mesin pompa air menuju ke tempat penampungan air
(tandon utama). Lalu setelah dari tempat penampungan disalurkan lagi pada toren
yang ada di setiap kandang, setelah itu disalurkan ke nipple cup melalui saluran
pipa air.

(a) chain female feeder (b) pan feeder

(c) nipple
Gambar 3.8 Tempat Pakan dan Minum PT. Janu Putra Sejahtera.
21

b. Pakan
Pakan yang digunakan di PT. Janu Putra Sejahtera pada periode produksi
(laying) baik pakan ayam jantan maupun ayam betina adalah pakan berbentuk
crumble (butiran). Bahan-bahan yang dipakai : Jagung, dedak, bungkil kedelai,
tepung daging dan tulang, minyak, dicalcium phospate, tepung batu, garam.
Berikut ini kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ayam fase laying dapat
dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kandungan Nutrisi Pakan Fase Laying.


Analisa Pakan Jantan Pakan Betina
Kadar Air (%) max 13.0 % max 13.0 %
Protein (%) min 14.0 % min 16.0 %
Lemak (%) min 3.0 % min 3.0 %
Serat Kasar (%) max 7.0 % max 6.0 %
Abu (%) max 8.0 % max 14.0 %
Kalsium (%) 0.9 – 1.20 % 3.0 – 4.0 %
Fosfor Total Dengan Enzim 0.6 – 0.8 % 0.6 – 8.0 %
(%)
Urea non detection non detection
Aflatoksin (μg/kg) max 40 μg/kg max 40 μg/kg
Asam amino :
- lisin (%) min 0.65 % min 0.75 %
- metionin (%) min 0.30 % min 0.40 %
- metionin + sistin (%) min 0.50 % min 0.69 %
- triptofan (%) min 0.15 % min 0.17 %
Sumber : PT. Janu Putra Sejahtera (2022)

c. Kebutuhan Pakan (Point Feed)


Kebutuhan pakan (point feed) yang ada di PT. Janu Putra Sejahtera
ditentukan setiap satu minggu sekali. Point feed ditentukan berdasarkan
bodyweight. Kebutuhan pakan (point feed) di PT. Janu Putra Sejahtera dapat
dilihat pada Lampiran 3.

d. Penyimpanan Pakan
Penyimpanan pakan di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu penyimpanan pakan
di gudang pakan utama. Sistem penyimpanan pakan baik di gudang pakan
maupun gudang kandang menggunakan sistem first in first out (FIFO).
Penyimpanan pakan sistem FIFO artinya pakan yang datang pertama dalam
22

gudang maka pakan tersebut yang harus dikeluarkan terlebih dahulu. Tujuan
penggunaan pallet yaitu agar pakan tidak lembab. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kualitas pakan, jika pakan terlalu lama disimpan dan pada ruang
penyimpanan kelembabannya tinggi maka dapat menyebabkan pakan berjamur
sehingga kualitas pakan menurun (Agustiar dan Mandasari, 2020).

Gambar 3.9 Gudang Pakan PT. Janu Putra Sejahtera.

3.4.2 Program Pencahayaan


Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan
ayam. Program pencahayaan dapat mengontrol pertumbuhan, meningkatkan
efisiensi pakan, meminimalkan mortalitas, mengurangi problem kaki, mengurangi
mati mendadak, meningkatkan kemampuan hidup dan menurunkan biaya listrik
(Setianto et al. 2009). Program pencahayaan menggunakan lampu bohlam warna
warm white 18 watt dalam kandang. Pengaturan lampu dilakukan dengan cara
menggunakan alat otomatis pengatur mati dan hidup lampu sesuai dengan yang
sudah diterapkan. Pada fase laying lama waktu cahaya yang diberikan yaitu
selama 15 jam pada dimulai pada pukul 04.00 – 19.00 WIB.

Gambar 3.10 Lampu Warm White PT. Janu Putra Sejahtera.


23

3.4.3 Seleksi Ayam Jantan


Seleksi merupakan perlakuan memisahkan ayam yang underweight dan
kondisinya tidak baik yang bertujuan untuk memulihkan kembali menjadi ayam
yang normal dan sehat (Rahayu H. S. et al. 2019). Pada fase laying, seleksi hanya
dilakukan pada ayam jantan saja dan dilakukan 2 minggu sekali. Kriteria ayam
jantan yang diseleksi adalah ayam jantan underweight, kerdil, cacat/pincang,
pucat, dan lemah kemudian diletakkan di pen 7, sedangkan untuk ayam jantan
yang besar, overweight dan sehat diletakkan di pen depan (1 dan 2). Sedangkan,
untuk culling adalah mengeluarkan ayam yang benar-benar dalam kondisi yang
sangat tidak baik dan dikhawatirkan jika ada penyakit dapat menular ke ayam
yang lainnya.

Gambar 3.11 Seleksi Ayam Jantan PT. Janu Putra Sejahtera.

3.4.4 Perataan Ayam Jantan


Perataan ayam dilakukan setelah kegiatan vaksinasi atau injek supplement,
karena pada saat tersebut semua populasi ayam dihitung. Sehingga jika terdapat
ayam yang jumlahnya kurang atau terlalu banyak dalam satu pen dapat dipindah
atau diratakan. Perataan ayam berkaitan dengan sex ratio, sex ratio antara jantan
dan betina yaitu 1 : 10 yang artinya satu pejantan berbanding 10 betina dengan
tujuan betina dapat menghasilkan telur fertil, jika sex ratio kurang dari standar
akan menyebabkan kemungkinan ayam betina tanpa kawin sehingga akan ada
telur tanpa dibuahi tidak mampu menetas (Astomo dan Septinova, 2016). Pada
umur 30 sampai 50 minggu di PT. Janu Putra Sejahtera Breeding Farm I rasio
jantan yang digunakan aktualnya yaitu 10 sampai 11%.
24

3.4.5 Mengontrol Body Weight


Mengontrol body weight pada ayam parent stock dapat dilakukan dengan
cara menimbang ayam. Penimbangan ayam diumur 1 sampai 40 minggu
dilakukan setiap satu minggu sekali, di umur 40 sampai 50 minggu dilakukan
penimbangan setiap dua minggu sekali dan di umur 50 sampai 65 minggu (afkir)
dilakukan penimbangan satu bulan sekali. Jumlah sampel ayam yang ditimbang
yaitu 5% dari populasi setiap kandang. Penimbangan dilakukan dengan menjaring
ayam jantan dan betina terlebih dahulu, kemudian dilakukan penimbangan satu
per satu dan dicatat di buku timbang masing-masing kandang.

Gambar 3.12 Penimbangan Ayam PT. Janu Putra Sejahtera.

3.4.6 Flashing Score Jantan


Flashing score jantan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengecek daging pada ada ayam jantan yang dilakukan 2 minggu sekali pada fase
laying. Flashing score jantan diambil sampel 10% dari populasi jantan per
kandangnya, kemudian hasil flashing dijadikan perbandingan dengan hasil
timbang ayam sinkron atau tidak. Oleh karena itu, berdasarkan hasil flashing dan
timbang ayam dapat dijadikan sebagai beberapa faktor untuk naik turunnya point
feed. Skor yang digunakan di PT Janu Putra Sejahtera ada 5 skor, yaitu skor 1
(huruf V), skor 2 (huruf V tetapi sedikit ada dagingnya), skor 3 (seperti huruf V
tetapi sudah padat dan tulang sternum tidak nampak), skor 4 (seperti huruf U) dan
skor 5 (seperti huruf W).
25

Gambar 3.13 Kegiatan Flashing Score Jantan.

3.4.7 Cekok Jamu dan Suntik Vit E


Cekok jamu dan injeksi khusus ayam jantan bertujuan untuk
meningkatkan kesuburan dan kualitas sperma. Pengaruh fertilitas dari telur
tersebut bukan hanya dari indukan, tetapi paling utama adalah harus adanya
perkawinan (mating) antara jantan dan betina. Jika, kondisi jantan yang kurang
baik, maka ayam jantan tidak akan mau mengawini betina sehingga telur yang
dihasilkan menjadi infertil atau tidak bisa menetas. Cekok dan injeksi ini
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Untuk pemberian cekok jamu tersebut
merupakan inisiatif atau inovasi dari perusahaan dan meracik ramuan herbal
sendiri. Pada periode sebelumnya dilakukan pemberian jamu pada jantan hasil
produksinya menjadi lebih baik, walaupun persentase nya tidak tinggi tetapi jika
treatment ini sering dilakukan maka akan menghasilkan efek atau pengaruh pada
produksi yang dihasilkan.

Gambar 3.14 Kegiatan Cekok Jamu.


26

3.5 Produksi Telur


PT. Janu Putra Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pembibitan. Produksi utama yang dihasilkan dalam pemeliharaan ayam parent
stock periode laying adalah telur tetas. Berikut ini tahapan-tahapan penanganan
telur tetas yaitu:

1. Pengambilan Telur
Pengambilan telur dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari. Waktu
pengambilan telur yaitu pengambilan telur pertama pukul 07.15 WIB,
pengambilan telur kedua 09.30 WIB, pengambilan telur ketiga 13.15 WIB dan
pengambilan telur keempat 14..45 WIB.

Gambar 3.15 Pengambilan Telur PT. Janu Putra Sejahtera.

2. Fumigasi Telur
Setelah pengambilan telur selesai, telur difumigasi di ruang fumigasi.
Tujuan fumigasi telur adalah membunuh bakteri dan mikroorganisme yang
menempel pada kerabang telur. Bahan yang digunakan adalah formalin 100 ml
dan forcent fumigant 50 gram dengan ukuran ruangan sebesar 24,3 m². Proses
fumigasi dilakukan selama 20 menit.

3. Grading Telur
Grading telur dilakukan setelah proses pengambilan telur dari kandang
atau sangkar selesai. Grading telur dilakukan dengan cara memisahkan telur
sesuai dengan grade yang sudah ditentukan, pada saat bersamaan telur yang sudah
digrade dipindahkan ke tray yang kosong. Berikut ini grade telur tetas di
PT.Janu Putra Sejahtera :
27

Gambar 3.16 Grade Telur Tetas PT. Janu Putra Sejahtera.

Berdasarkan grade telur tetas diatas untuk grade telur tetas gross soiling
dilakukan penanganan terlebih dahulu yaitu menggosok telur tetas agar telur tidak
kotor sebelum dikirim ke hatchery. Metode yang digunakan untuk menggosok
telur adalah metode kering, karena telur hanya digosok menggunakan saput dan
tidak diberi air atau cairan tertentu.

4. Menghitung Berat Rata-rata Telur (Telur Hen Day dan Hatching Egg )
Perhitungan berat rata-rata telur dapat dilakukan dengan cara menimbang
telur. Penimbangan berat telur dilakukan setiap satu minggu sekali. Telur yang
ditimbang adalah produksi telur (HD) dan telur tetas (HE). Rumus menghitung
berat rata – rata telur yaitu :

Berat HE

(a) (b)

Gambar 3.17 Menimbang Telur HE PT. Janu Putra Sejahtera.


28

5. Penyimpanan pada Holding (holding room)


Setelah grading telur selesai dilakukan, kemudian telur dimasukkan pada
keranjang telur sebanyak 10 tray. Kemudian telur disimpan pada ruang holding
selama 1 hari dan pada pagi harinya akan dikirim ke hatchery. Tujuan
penyimpanan telur pada ruang holding adalah agar embrio dalam
telur tidak berkembang. Jika telur disimpan pada suhu ruang akan menyebabkan
perkembangan embrio dengan cepat, sehingga saat ditetaskan di hatchery telur
akan lebih cepat menetas dibandingkan telur yang lain (Idayanti et al. 2009),
akibatnya ayam tidak layak untuk dijual karena umurnya melebihi umur satu hari
dan kaki ayam kering karena terlalu lama di mesin tetas. Sehingga untuk
mengatasi hal tersebut telur tetas harus disimpan pada holding, suhu ruang
holding berkisar 18ºC. Pada suhu tersebut embrio ayam tidak berkembang. Pada
holding room di PT. Janu Putra Sejahtera suhu aktual yang digunakan berkisar 20
sampai 21ºC.

Gambar 3.18 Ruang Grading Telur PT. Janu Putra Sejahtera.


6. Pengangkutan telur tetas
Pengangkutan telur tetas dari ruang fumigasi kandang ke holding depan
sebanyak 4 kali dalam satu hari. Pengangkutan telur tetas dilakukan menggunakan
truk telur. Truk yang digunakan harus steril dan sudah dilakukan biosecurity.
Pengangkutan telur tetas dilakukan oleh pekerja gudang telur dan didampingi oleh
kepala gudang telur yang bertugas mengawasi dan mencatat jumlah produksi yang
dihasilkan hari itu. Telur yang diangkut adalah telur yang sudah difumigasi pada
ruang fumigasi kandang. Telur yang sudah diangkut oleh truk akan disimpan pada
ruang holding utama yaitu ruangan yang menampung semua telur tetas yang
dihasilkan dari semua kandang, telur di grading terlebih dahulu dan disusun
29

dengan rapi serta berurutan sesuai nomor kandang. Telur di simpan di ruang
holding room selama 1 hari. Kemudian menunggu truk telur untuk membawa telur
tetas di hatchery.

(a) (b)
Gambar 3.19 Pengangkutan Telur Tetas ke Hatchery.

3.6 Program Kesehatan


3.6.1 Vaksinasi
Vaksinasi merupakan aktivitas memasukkan bibit penyakit (virus, bakteri
atau protozoa) yang sudah dilemahkan/ dimatikan ke dalam tubuh ternak.
Vaksinasi umumnya dilakukan secara individu, seperti tetes mata, tetes hidung,
atau tetes mulut serta injeksi. Vaksinasi secara massal dapat dilakukan dengan
pemberian lewat air minum atau spray (Saputro et al. 2014). Vaksin dibedakan
menjadi dua jenis yaitu vaksin hidup (live vaccine) artinya mikroorganisme dalam
vaksin masih hidup dan memiliki kemampuan yang lengkap untuk menghasilkan
kekebalan tubuh. Vaksin yang dilemahkan (killed vaccine) yaitu mikroorganisme
yang digunakan untuk menghasilkan vaksin telah dilemahkan dan tidak memiliki
kemampuan untuk menularkan penyakit (Saputro et al. 2014).

3.6.2 Pemberian Vitamin dan Obat


Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu usaha peternakan, agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan
dapat berproduksi secara optimal. Ayam yang terserang penyakit tidak akan
tumbuh atau memproduksi telur secara kemungkinan terjangkitnya dikarenakan
30

oleh sistem pemeliharaan modern yang tertutup. Oleh karena itu, pemberian
vitamin, obat dan antibiotik pada ternak sangat penting dilakukan.

3.6.3 Pengambilan Sampel Darah


Pengambilan sampel darah merupakan salah satu hal yang terpenting dari
kegiatan peternakan. Tujuan dilakukan pengambilan sampel darah adalah untuk
mengecek apakah ayam terserang penyakit atau tidak. Pengambilan sampel darah
dilakukan pada ayam betina dan jantan. Pengambilan darah ayam dilakukan
dengan cara menusukkan spuit pada pertigaan pembuluh darah ayam yang ada di
sayap ayam. Darah yang diambil dan diuji di laboratorium sebanyak 1 ml/ekor
dan satu kandang diambil 20 sampel.

3.6.4 Penanganan Bangkai Ayam


Bangkai ayam merupakan salah satu limbah yang ada selama
pemeliharaan. Bangkai ayam tidak boleh keluar perusahaan (farm) karena
dikhawatirkan dapat disalahgunakan oleh masyarakat serta mencegah keluarnya
penyakit yang mungkin ada dalam bangkai ayam, sehingga penanganan bangkai
ayam di PT. Janu Putra Sejahtera dilakukan dengan cara mengumpulkan di lubang
bangkai kemudian dikubur dan di tabur kapur. Jumlah ayam yang mati (bangkai)
dicatat dalam recording di setiap kandang, untuk mengetahui jumlah ayam jantan
dan betina yang ada dalam kandang.

Gambar 3.20 Lubang Bangkai.


31

3.6.5 Nekropsi/Bedah Bangkai


Nekropsi adalah pemeriksaan bangkai secara sistematis dengan maksud
untuk menemukan penyebab kematian, mencari perubahan patologi organ dalam
ayam, mengkonfirmasi diagnosis, dan menyelidiki terapi yang gagal jika
sebelumnya sudah pernah diobati, yang kemudian akan dilakukan treatment
khusus agar mengurangi kematian ayam (Santosa, 2016). Nekropsi dilakukan
apabila melihat adanya kenaikan mortalitas (angka kematian) ataupun morbiditas
(angka kesakitan) pada ayam, nekropsi akan sangat berguna karena dapat
memberikan informasi yang lebih tepat tentang keberadaan suatu penyakit
tertentu, dan bahkan mungkin untuk kepentingan diagnosa. Pemeriksaan ayam
terbagi menjadi 2 yaitu antemortem dan postmortem. Pemeriksaan antemortem
adalah pemeriksaan kesehatan hewan ternak sebelum disembelih (bagian mata,
hidung, paruh, kaki, leher dan dada). Sedangkan, pemeriksaan postmortem adalah
pemeriksaan kesehatan ternak setelah disembelih (bagian trakea, tembolok, paru-
paru, pankreas, jantung, ginjal, proventriculus, hati, limpa, empedu, ventriculus,
usus, testis, vas deferens, oviduct, dan folikel telur).

3.6.6 Pengendalian Hama


Hewan pengganggu merupakan agen pembawa penyakit yang
membahayakan bagi unggas sehingga harus dibasmi. Hal ini bertujuan agar tidak
terjadi penyebaran penyakit. Hewan pengganggu seperti lalat, tikus, kutu, dan
burung liar menjadi agen penyakit ketika berada di dalam peternakan. Burung liar
merupakan reservoir bagi penyakit ND, IB, Psitakosis, influenza dan Pasteurella
spp. Kumbang merupakan reservoir sejumlah besar infeksi termasuk penyakit
marek, gumboro, salmonellosis, pasteurellosis dan koksidiosis. Rodensia dapat
menyebarkan berbagai ragam penyakit termasuk pasteurellosis dan salmonellosis.
Lalat dapat menularkan berbagai bakteri penyebab penyakit pencernaan pada
ayam dan virus cacar ayam (fowl pox). Kutu dapat menimbulkan gangguan
produksi ayam dan kegatalan bagi karyawan.
BAB 4. PEMBAHASAN
MANAJEMEN KESEHATAN

4.1 Biosecurity
Biosecurity merupakan usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
bibit penyakit ke dalam farm yang bertujuan untuk menjaga ayam tetap dan
berproduksi maksimal. Menurut (Trijaya, 2017) biosecurity merupakan semua
tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan
dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan dan penyebaran
penyakit. Biosecurity mencakup tiga hal utama : yaitu (1) Meminimalkan
keberadaan penyebab penyakit, (2) Meminimalkan kesempatan agen penyakit
berhubungan dengan induk semang dan (3) Membuat tingkat kontaminasi
lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin. Agen penyakit yang terdapat
di lingkungan seperti virus, bakteri, parasit, protozoa dan jamur. Agen penyakit
bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai macam cara
seperti berikut :

a. Air minum dan pakan seperti berbagai bakteri (Salmonella, Escherichia coli)
dan fungi (aspergilus).
b. Terbawa masuk melalui kaki (sepatu), tangan dan pakaian karyawan atau tamu.
c. Terbawa melalui debu, bulu-bulu , dan kotoran pada peralatan dan sarana lain
seperti truk, tempat telur dan lain-lain.
d. Terbawa oleh burung-burung liar, tikus, lalat, tungau dan serangga lain.
e. Menular lewat udara seperti virus.

Kegiatan biosecurity di PT. Janu Putra Sejahtera dilakukan untuk


mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi pengaturan alur keluar masuk
barang, kendaraan dan orang ke area farm.

32
33

Disediakan jalur khusus untuk masuk ke farm sehingga tidak sembarangan


bisa masuk akan tetapi harus melewati jalus biosecurity terlebih dahulu.
Penerapannya terlihat dari pengaturan penempatan kendaraan dari luar yang akan
masuk ke farm, untuk kendaraan yang mengangkut barang kebutuhan perusahaan
yang tidak memungkinkan untuk masuk ke area farm dan melewati car spray
maka di lakukan pembongkaran barang di pintu masuk yang telah disediakan di
bagian depan perusahaan.
Berdasarkan peraturan (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013),
program biosecurity bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kontak
atau penularan bibit penyakit hewan pada ternak. Perusahaan menerapkan system
high biosecurity pada beberapa objek, yaitu :

a. Biosecurity Human (Karyawan dan tamu)


Sebelum masuk ruang shower alas kaki atau sepatu di buka dan simpan di
tempat yang sudah disediakan. Masuk ruang gantungan pakaian kemudian
membuka semua pakaian untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dari luar
yang masuk area farm. Masuk ruang shower (semprot desinfektan) berbentuk
sekat yang ketika pintu dibuka akan menyemprotkan desinfektan secara otomatis.
Masuk ruang seragam farm untuk memakai seragam farm yang telah disediakan
diloker pakaian. Desinfektan yang digunakan untuk desinfeksi karyawan adalah
glutaraldehyde dengan dosis pemberian sebanyak 700 ml glutaraldehyde
dilarutkan 1.000 liter air. Berikut SOP biosecurity Karyawan dan Tamu di PT.
Janu Putra Sejahtera:

a. Zona Merah
1. Hanya karyawan dan tamu yang mendapat ijin dari KA. Unit yang bisa
memasuki farm.
2. Tamu mengisi buku tamu yang telah disediakan di pos satpam.
3. Semua kendaraan yang memasuki zona merah wajib dilakukan desinfeksi
kendaraan dan diparkir ditempat yang telah tersedia.
34

b. Zona Kuning
1. Untuk memasuki zona kuning harus mandi dan sanitasi ditempat yang telah
tersedia, kemudian memakai seragam khusus farm.
2. Desinfeksi barang di box ultraviolet selama 20 menit.
3. Semua kendaraan yang akan memasuki zona kuning wajib dilakukan spray
desinfeksi seluruh badan kendaraan didalam ruang desinfeksi yang telah
tersedia.

c. Zona Hijau
1. Untuk memasuki zona hijau harus melewati spray khusus orang.
2. Kendaraan khusus farm dari zona kuning ke zona hijau wajib spray desinfeksi
seluruh badan kendaraan didalam ruang desinfeksi yang telah tersedia.
3. Celupkan sepatu atau sandal pada bak celup desinfektan sebelum masuk
kedalam kandang.
4. Sanitasi tangan dengan spray alkohol 70% sebelum masuk kandang.

(a) (b)

Gambar 4.1 Ruang Sanitasi 1 dan 2 PT. Janu Putra Sejahtera.

b. Barang
Biosecurity pada barang dilakukan menggunakan box ultraviolet. Box
ultraviolet adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat sinar ultraviolet yang
dapat mensterilkan barang-barang dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Barang-barang yang dapat dimasukkan box ultraviolet adalah barang yang tidak
tahan air seperti barang-barang elektronik. Barang yang biasanya dibawa di area
farm adalah tas, handphone, jam tangan, buku dan dokumen perusahaan. Lama
penyinaran barang-barang di box ultaviolet adalah kurang lebih 20 menit.
35

(a) (b)

Gambar 4.2 Box Ultraviolet di PT. Janu Putra Sejahtera.

Perusahaan menyiapkan dan mengatur prosedur untuk barang-barang yang


dibawa ke area kandang yaitu :

1. Spray barang yang boleh terkena air dengan desinfektan


2. Memasukkan barang kedalam box ultraviolet untuk barang yang tidak boleh
terkena air.
3. Peralatan dan barang yang membutuhkan ruang yang lebih dilakukan fumigasi.
4. Barang pribadi dari luar yang boleh dibawa ke kandang hanyalah alat tulis dan
peralatan ketika dikandang.
5. Barang yang akan dibawa ke kandang terlebih dahulu disimpan di box
ultraviolet sebelum karyawan atau orang masuk ruang shower dan nantinya
diambil kembali ketika sudah keluar dari ruang shower.

c. Kendaraan
Perusahaan menyediakan dua buah spray untuk kendaraan, spray satu
untuk kendaraan yang berasal dari luar perusahaan dan spray kedua untuk
kendaraan yang berada di perusahaan seperti kendaraan untuk mengangkut barang
kandang, mengangkut telur dan pakan. Desinfektan yang digunakan berupa
glutaraldehyde dengan penggunaan 500 ml untuk 1.000 liter air.

4.2 Sanitasi dan Desinfeksi


Sanitasi merupakan upaya pembersihan bibit-bibit penyakit yang
menimbulkan suatu penyakit yang ada di lingkungan/ di dalam kandang (Said et
al. 2020). Sanitasi sudah banyak di lakukan peternak, karena merupakan cara
36

yang digunakan dalam memberantas atau mengontrol mikroorganisme yang


mempunyai pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan ternak.
Sanitasi yang di lakukan di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu melakukan
pembersihan seluruh area farm dari limbah (kotoran, pakan tercecer, bulu, bangkai
ayam, dan rumput liar) serta disenfeksi. Pembuangan bangkai ayam dilakukan
apabila di temukan ayam mati di dalam kandang, kemudian segera mengeluarkan
bangkai ayam dari dalam kandang dan ditempatkan ke dalam bak bangkai. Lalu
setelah itu, bangkai akan di kolektif oleh petugas khusus untuk dibuang di lubang
bangkai. Lubang bangkai minimal 1 bulan sekali di tabur kapur untuk
meminimalisir penyakit.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan di PT. Janu Putra Sejahtera
bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang yang di lakukan di sekitar kandang.
Sanitasi yang dilakukan antara lain sanitasi dalam kandang, sanitasi luar kandang
(area lingkungan kandang), pembersihan cooling pad, desinfeksi air di bak
cooling pad dan spray anti jamur di ruang fumigasi telur.

Gambar 4. 3 Sanitasi dalam Kandang.

Desinfeksi adalah proses menghilangkan sebagian besar atau semua


mikroorganisme pathogen, kecuali endospore bakteri, yang terdapat di permukaan
benda mati seperti dinding, lantai, peralatan dan lainnya. Proses desinfeksi
biasanya di lakukan dengan cara penyemprotan. Desinfeksi yang dilakukan di PT.
Janu Putra Sejahtera meliputi desinfeksi kepada manusia seperti celup kaki,
desinfeksi kendaraan masuk dan keluar ke area farm, dan disenfeksi lingkungan
farm.
37

4.3 Vaksinasi
Menurut Dwicipto (2012) vaksin merupakan mikroorganisme bibit
penyakit yang telah dilemahkan yang diberikan pada ternak yang dapat
merangsang pembentukan zat kebal sesuai dengan jenis vaksinnya.
Sedangkan vaksinasi merupakan upaya memasukkan bibit penyakit yang
telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh unggas yang sehat untuk
memperoleh kekebalan penyakit tertentu. Vaksin untuk unggas terdiri dari dua
jenis secara umum :
1. Vaksin aktif (live vaccine) : vaksin yang berisi bibit penyakit dalam posisi
hidup yang sudah dilemahkan yang akan tumbuh dan berkembang dan akan
membentuk antibodi pada tubuh ternak.
2. Vaksin inaktif (killed vaccine) : vaksin yang berisi bibit penyakit dalam
keadaan dilemahkan yang akan tumbuh dan berkembang membentuk antibodi
pada tubuh ternak.

Gambar 4.1 Kegiatan Vaksinasi PT. Janu Putra Sejahtera.

Pelaksanaan vaksinasi pada fase laying dilakukan pada sore hari,


tujuannya agar tidak mengganggu proses produksi. Berdasarkan peraturan Dirjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013) vaksinasi terhadap penyakit unggas
menular sesuai jadwal yang dibuat dan dibawah pengawasan Dokter Hewan yang
berwenang. Vaksin dimasukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu 2 sampai
8ºC. Tata cara vaksinansi yaitu menyekat ayam dibagian sisi kanan dan kiri
menggunakan jaring agar memudahkan proses vaksinasi dan dapat membedakan
antara ayam yang belum atau sudah divaksin. Selain itu, juga adanya
penghitungan populasi ayam menggunakan counter untuk dijadikan sebagai acuan
pemerataan rasio populasi jantan. Berikut program vaksinasi dan aplikasi vaksin
yang dilakukan di PT. Janu Putra Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 4.1.
38

Tabel 4.1 Program Vaksinasi PT. Janu Putra Sejahtera.


Umur
Minggu Hari Jenis vaksin Aplikasi

ND-IB-REO-IBD killed IM (dada kanan)


25 175 AI H9N2 IM (dada kiri)
ND clone-IB live IO
AI H5N1 + H9N2 IM (dada kanan)
33 231
ND-IB killed IM (dada kiri)
ND-IB-REO-IBD killed IM (dada kiri)
41 287
AI H9N2 IM (dada kanan)
AI H5N1 + H9N2 IM (dada kanan)
49 343
ND IB killed IM (dada kiri)
57 399 ND-IB-AI killed IM (dada kiri)
Sumber : PT. Janu Putra Sejahtera (2022)

Keterangan :
IM : Intra Muscular (suntik dada)
IO : Intra Ocular (tetes mata)

Pemberian vaksin reo dan IBD inaktif pada saat laying bertujuan untuk
memberikan kekebalan pada progeninya. Reovirus dapat dihubungkan dengan
sejumlah penyakit pada ayam, meliputi viral arthritis, stunting syndrome dan
malabsorption syndrome (MAS). Infeksi reovirus dapat menimbulkan kerugian
ekonomik pada industri perunggasan sehubungan dengan adanya gangguan
pertumbuhan atau gangguan pencapaian berat badan, peningkatan konversi pakan,
peningkatan jumlah ayam yang diafkir, dan penurunan kualitas karkas (Charles,
2000) Infectious Bursal Disease (IBD) adalah suatu penyakit viral yang bersifat
akut dan sangat mudah menular, yang menyerang ayam muda, terutama umur 4
sampai 6 minggu. Penyakit ini merusak berbagai organ limfoid, terutama bursa
fabrisius sehingga ayam yang terserang lebih peka terhadap berbagai penyakit.
Pengendalian IBD pada ayam dapat dilakukan dengan vaksinasi pada tingkat
breeder maupun komersial. Vaksinasi pada parent stock diharapkan dapat
melindungi anak ayam dari infeksi awal virus IBD. Antibodi asal induk biasanya
memberikan perlindungan terhadap infeksi IBD selama 1 sampai 3 minggu
(Charles, 2000).
39

4.4 Pemberian Vitamin dan Obat


Kegiatan setelah vaksinasi yaitu pemberian vitamin dan obat tujuannya
agar ayam tidak mengalami stress. (Setiawan, 2013) menyatakan bahwa beberapa
perlakuan pasca vaksinasi yang harus dilakukan yaitu memberikan vitamin selama
3-5 hari tergantung dari kondisi ayam.
Saat vaksinasi di PT. Janu Putra Sejahtera pemberian vitamin dilakukan
selama 3 hari berturut-turut (1 hari sebelum vaksinasi, saat vaksinasi, dan 1 hari
sesudah vaksinasi). Selain vitamin juga diberikan paracetamol, yang bertujuan
untuk mengurangi demam dari efek post vaksinal (Oktaviana et al. 2019).
Obat yang diberikan terdiri dari 3 macam yaitu antihelmintik, antikoksidia,
dan antibiotik. Antihelmintik di masa laying diberikan setiap 8 minggu sekali.
Antihelmintik yang diberikan mengandung albendazole 10%.
Menurut Annisa et al. (2017) obat ini bekerja dengan cara menghambat
penyerapan gula pada tubuh cacing, sehingga menyebabkan cacing kehilangan
sumber energi dan akhirnya mati. Antikoksidia di masa laying hanya diberikan
jika dibutuhkan. Antikoksidia yang diberikan mengandung toltrazuril 2,5 %.
Toltrazuril bekerja dengan cara mengganggu fungsi mitokondria yaitu dengan
menghambat aktifitas enzim pada rantai pernafasan sel sehingga akan
menyebabkan kematian sel eimeria (Fitri et al. 2021). Antibiotik di masa laying
juga diberikan hanya saat terjadi kasus penyakit. Antibiotik yang tersedia antara
lain amoxycillin 50%, enrofloxacine 10%, bacitracin methylene disalicylate 50%.
Tata cara pemberian vitamin dan obat adalah menyiapkan jumlah air
minum sesuai dengan dosis pemberian. Sebelum vitamin atau obat dimasukkan
dalam tandon, vitamin atau obat dicairkan dulu dalam ember agar homogen,
kemudian baru dimasukkan ke dalam tandon dan diaduk kembali hingga larut.

4.5 Pengambilan Sampel Darah


Pengambilan sampel darah merupakan salah satu hal yang terpenting dari
kegiatan peternakan. Tujuan dilakukan pengambilan sampel darah adalah untuk
memonitoring titer antibodi ayam dan untuk mengevaluasi program vaksin yang
sudah berjalan.
Pengambilan sampel darah dilakukan pada ayam betina dan jantan. Darah
yang diambil sebanyak 1 ml/ekor. Dalam satu kandang diambil 20 sampel yang
40

terdiri dari 15 sampel betina dan 5 sampel jantan. Pengambilan sampel darah
dilakukan seminggu sebelum vaksinasi dan 4 minggu setelah vaksinasi. Tata cara
pengambilan sampel darah yaitu pegang ayam dalam posisi berbaring, tahan
kepalanya ke satu sisi dan buka sayapnya, bersihkan area yang akan ditusuk , cari
titik pembuluh darahnya, darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena
pectoralis yang berada di bawah sayap, tampung darah menggunakan vacum tube
atau spuit sesuai kebutuhan (Martoenus, A., Djatmikowati, 2015). Kemudian
setelah pengambilan darah, darah didiamkan selama sekitar 5 jam agar
menghasilkan serum. Setelah itu serum darah di tampung ke dalam PCR tube dan
disimpan pada lemari es dengan suhu beku. Sampel serum yang diambil
digunakan untuk menguji titer ND, IB dan AI.

(a) (b)

Gambar 4.2 Pengambilan Sampel Darah dan Serum.

4.6 Nekropsi/Bedah Bangkai


Nekropsi adalah pemeriksaan bangkai secara sistematis dengan maksud
untuk menemukan penyebab kematian, mencari perubahan patologi organ dalam
ayam, mengkonfirmasi diagnosis, dan menyelidiki terapi yang gagal jika
sebelumnya sudah pernah diobati, kemudian akan dilakukan treatment khusus
agar mengurangi kematian ayam (Santosa, 2016). Nekropsi dilakukan apabila
melihat adanya kenaikan mortalitas (angka kematian) ataupun morbiditas (angka
kesakitan) pada ayam, nekropsi akan sangat berguna karena dapat memberikan
informasi yang lebih tepat tentang keberadaan suatu penyakit tertentu, dan bahkan
mungkin untuk kepentingan diagnosa. Pemeriksaan ayam terbagi menjadi 2 yaitu
antemortem dan postmortem. Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan
kesehatan hewan potong sebelum disembelih (bagian mata, hidung, paruh, kaki,
41

leher dan dada). Sedangkan, pemeriksaan postmortem adalah pemeriksaan


kesehatan jeroan dan karkas setelah disembelih (bagian trakea, tembolok, paru-
paru, pankreas, jantung, ginjal, proventriculus, hati, limpa, empedu, ventriculus,
usus, testis, vas deferens, oviduct, folikel telur).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.3 Nekropsi/ Bedah Bangkai.

4.7 Pengendalian Hama


Hewan pengganggu merupakan agen pembawa penyakit yang
membahayakan bagi unggas sehingga harus dibasmi. Hal ini bertujuan agar tidak
terjadi penyebaran penyakit. Hewan pengganggu seperti lalat, tikus, kutu, dan
burung liar menjadi agen penyakit ketika berada di dalam peternakan.
Pelaksanaan pemberian obat hama di bawah pengawasan HDC. Pengendalian
hama di PT. Janu Putra Sejahtera yaitu :
42

a. Hama Tikus
Berikut cara pengendalian hama tikus :
1. Racun tikus diberikan rutin setiap 10 sampai 14 hari sekali, diletakkan di
tempat racun tikus (rat bait) yang sudah disediakan dan di jalur yang sering
dilalui tikus.
2. Racun tikus yang digunakan harus di rolling setiap 6 bulan sekali, antara
bromodiolon dan brodifakum.
3. Saat aplikasi pemberian racun tikus tidak boleh terkena tangan manusia
langsung.
4. Jika saat kontrol kandang (terutama saat malam) ditemukan tikus, wajib
dilakukan pemberian racun tikus diluar program.

Gambar 4.4 Rat Bait.

b. Hama Lalat
Berikut cara pengendalian hama lalat :
1. Obat diberikan di nampan plastik setiap hari atau biasanya menggunakan
spray.
2. Cara pemberiannya yaitu nampan plastik di tabur obat dan di spray air sedikit
guna nya untuk melekatkan obat lalat.
3. Obat yang digunakan mengandung thiametoxam.
43

Gambar 4.5 Fogging Lalat.

c. Hama Kutu dan Frengki


Berikut cara pengendalian hama kutu dan frengki :
1. Obat yang digunakan adalah belerang bubuk.
2. Cara pemberiannya adalah di tabur pada sekam sangkar.
3. Pada saat DOC di tabur pada sekam litter.
4. Penanganan untuk frengki menggunakan cypermethrin.

Gambar 4.6 Frengki.

d. Hama Burung liar


Berikut cara pengendalian hama burung liar :
1. Tidak boleh ada pohon besar di area sekitar kandang.
2. Pemasangan bird proof di lubang ventilasi gudang pakan, obat, teknisi.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kegiatan biosecurity di PT. Janu Putra Sejahtera dilakukan untuk
mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi pengaturan alur keluar masuk
barang, kendaraan dan orang ke area farm. Sanitasi yang di lakukan di PT. Janu
Putra Sejahtera yaitu melakukan pembersihan seluruh area farm dari limbah
(kotoran, pakan tercecer, bulu, bangkai ayam, dan rumput liar) serta disenfeksi.
Vaksin untuk unggas terdiri dari dua jenis secara umum yaitu : vaksin aktif (live
vaccine) dan vaksin inaktif (killed vaccine). Saat vaksinasi di PT. Janu Putra
Sejahtera pemberian vitamin dilakukan selama 3 hari berturut-turut (1 hari
sebelum vaksinasi, saat vaksinasi, dan 1 hari sesudah vaksinasi). Pengambilan
sampel darah dilakukan pada ayam betina dan jantan. Darah yang diambil
sebanyak 1 ml/ekor. Dalam satu kandang diambil 20 sampel yang terdiri dari 15
sampel betina dan 5 sampel jantan. Nekropsi dilakukan apabila melihat adanya
kenaikan mortalitas (angka kematian) ataupun morbiditas (angka kesakitan) pada
ayam.

5.2 Saran
Perlu dipertahankan manajemen kesehatan yang sudah dilakukan dengan
memberlakukan vaksinasi dan pemberian vitamin serta obat-obatan agar
manajemen pemeliharaan berjalan dengan baik dan ayam tidak mudah terserang
penyakit, serta dapat meningkatkan produktivitas ternak serta pengawasan yang
lebih maksimal lagi pada vaksinator guna menghindari terjadinya vaksin yang
tidak maksimal ke ternak agar vaksin benar-benar masuk ketubuh ternak.

44
DAFTAR PUSTAKA

Adhyatma, M., Syaikhullah, G., Nurfitriani, R. A., Muhamad, N., dan Kusuma, S.
B. 2020. Pelatihan Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan Petelur pada
Kelompok Ternak Nawawi Farm Jember. Journal of Community and
Development, 1(1), 6–9.
Agustiar, dan Mandasari, Y. 2020. Penerapan Sistem First In First Out Terhadap
Bahan Pangan Basah di Dapur Best Western Premier Panbil Hotel
Batam. Jurnal Pariwisata Bunda, 01(01), 18–29.
Annisa, I., Damayanti, R., Trianto, D. M., Wiratama, M. P., Wahdini, S., dan
Sungkar, S. 2017. Pengaruh Pengobatan Albendazol Dosis Tunggal
terhadap Infeksi Soil-Transmitted Helminth dan Status Gizi Anak di Desa
Perokonda , Sumba Barat Daya The Effect of Single-Dose Albendazole on
the Prevalence of Soil- Transmitted Helminth Infections and Nutritio. 114–
120.
Astomo, W., dan Septinova, D. 2016. The Effect of Sex Ratio Arabic Chicken On
Fertility , Hatchability , and Doc Weight. 4(1), 6–12.
Charles, T. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya ( Penyakit
Bakterial, Mikal dan Viral ).
Eka, S. D., Mufid, D., dan Dyah, A. W. 2016. Perbandingan Produktivitas Ayam
Broiler terhadap Sistem Kandang Terbuka (Open House) dan Kandang
Tertutup (Closed House) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ternak, 7(1), 1–7.
Ferdiansyah, I., Dirhamsyah, D., dan Ardiansyah, A. 2017. Pemodelan Sistem
Kontrol Exhaust Fan Ter-Integrasi Gas Detector CO Pada Kamar Pompa
(Pump Room) Kapal Tanker. Kapal, 14(2), 33.
Fitri, D. Y., Agustin, A. L. D., Kholik, K., dan Janah, M. 2021. Deteksi
Koksidiosis pada Ayam Layer di Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten
Lombok Barat. Media Kedokteran Hewan, 32(3), 97.
Idayanti, Damayanti, S., dan Nurullita, U. 2009. Perbedaan Variasi Lama Simpan
Telur Ayam Pada Penyimpanan Suhu Almari Es Dengan Suhu kamar
Terhadap Total Mikroba. Jurnal Kesehatan, 2(1), 19–26.
Kusuma, H. A., Mukhtar, A., dan Dewanti, R. 2017. Pengaruh Tingkat
Pembatasan Pemberian Pakan (Restricted Feeding) Terhadap Performan
Ayam Broiler Jantan. Sains Peternakan, 14(1), 43.
Martoenus, A. , Djatmikowati, T. F. 2015. Pengambilan darah.pdf. In Diagnosa
Veteriner (Vol. 14).
Oktaviana, E., Hidayati, I. R., dan Pristianty, L. 2019. Pengaruh Pengetahuan
terhadap Penggunaan Obat Parasetamol yang Rasional dalam

45
46

Swamedikasi (Studi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberpoh


Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo). Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 4(2), 44.
Prihandanu, R., Trisanto, A., dan Yuniati, Y. 2015. Model Sistem Kandang Ayam
Closed House Otomatis Menggunakan Omron Sysmac CPM1A 20-CDR-
A-V1. Electrician, 9(1), 54–62.
Rahayu H. S., I., Darwati, S., dan Mu’iz, A. 2019. Morfometrik Ayam Broiler
dengan Pemeliharaan Intensif dan Akses Free Range di Daerah Tropis.
Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 7(2), 75–80.
Risna, Jamili, M. A., dan Syam, J. 2022. Sistem Perkandangan Ayam Broiler di
Close House Chandra Munarda Kabupaten Takalar. Jurnal Sains Dan
Teknologi Peternakan, 2(1), 16–22.
Risnajati, D. 2017. Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang
Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.
Sains Peternakan, 9(2), 77.
Said, Y. C., Nurhayati, dan Kurniawan, D. 2020. Pengaruh Pengetahuan Tentang
Sanitasi Lingkungan Terhadap Kualitas Kesehatan Lingkungan Rumah Di
Kebayoran Lama Utara. Jurnal TechLINK Vol, 4(2), 30–34.
Santosa, P. E. 2016. Efektivitas berbagai preparat antibiotika terhadap kasus
omphalitis pada ayam broiler. Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(4), 319–322.
Saputro, B., Santosa, P. E., dan Kurtini, T. 2014. Pengaruh Cara Pemberian
Vaksin Nd Live Pada Broiler Terhadap Titer Antibodi, Jumlah Sel Darah
Merah Dan Sel Darah Putih. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(3), 43–
48.
Sari, M. L., dan Herdiyana, M. 2017. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur
Afkir di Breeding Farm PT. Vista Agung Kencana Farm 2 Desa Talang
Taling Kecamatan Gelumbang Muara Enim. Jurnal Peternakan Sriwijaya,
6(2), 100–106.
Setianto, J., Peternakan, J., Pertanian, F., Bengkulu, U., Raya, J., dan Limun, K.
2009. ISSN 1978 – 3000 Program Pencahayaan untuk Ayam Pedaging.
3(1), 24–29.
Setiawan, E. 2013. Pengaruh Pemberian Vitamin Erik Setiawan , Koen P ., Siti M
. M . 36 - 44 Pengaruh Pemberian Vitamin A , B 12 , C dan Kombinasi
Ketiganya Melalui Drinking Water Terhadap Panjang dan Bobot Tulang
Femur , Tibia dan Tarsometatarsus Puyuh (Coturnix coturnix). Pengaruh
Pemberian Vitamin, XXI(1), 36–44.
Trijaya, G. . 2017. Penerapan Biosecurity pada Peternakan Ayam Broiler Milik
Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Nabire. Jurnal Fapertanak, 2(1),
61–73.

Anda mungkin juga menyukai