Disusun Oleh :
PUTRI HANDRAYANI
NPM 18010029
Disusun oleh:
Putri Handrayani
18010029
Telah disetujui:
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur atas rahmat dan berkah dari Allah SWT yang telah
memberikan karunianya serta memudahkan segala urusan hamba-Nya. Salawat
serta salam pun dipanjatkan kepada nabi yang mulia, Nabi Muhammad SAW,
semoga syafaat sampai kepada seluruh umatnya. Laporan ini merupkan laporan
magang di Dinas Kehutan Provinsi Sumatera Barat dengan judul “Analisis
pertumbuhan tanaman mahoni (Swietenia macrophylla) pada hutan lindung di
lahan kritis Nagari Sirukam” Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan magang pada Prodi Pendidikan Biologi SKTIP PGRI
Sumatera Barat.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan magang yang dilakukan selama
dua bulan pada Seksi Rehabilitas Hutan dan Lahan, Bidang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Rehabilitas Hutan dan Lahan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Barat. Penyelesaian laporan ini terwujud atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rina Widiana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang yang telah
memberi arahan, bimbingan dan waktu untuk membantu dalam
penyelesaian laporan.
2. Ibu Siska Nerita, S.Pd, M.Pd. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi
3. Bapak Abizar, M.Si Selaku Koordinator Magang Prodi Pendidikan Biologi
4. Bapak Yozarwardi, U.P, S.Hut., M.Si. Selaku Kepala Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk melakukan kegiatan magang di Dinas Kehutan Provinsi Sumatera
Barat.
5. Bapak Bambang Suyono, S.Hut, MM. Selaku kepala bidang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai Rehabilitas Hutan dan Lahan (PDASRHL) yang telah
memberikan rekomendasi agar menjadi mahasiswa magang dibidangnya.
6. Bapak Afrial Muhammad, S.Pt, M.Si. Selaku Kepala Seksi Rehabilitasi
Hutan dan Lahan dan Pembimbing Lapangan.
7. Seluruh Karyawan dan Staf di Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat
yang sudah membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan magang.
Penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
ii
membangun dalam penyempurnaan laporan ini.
Putri Handrayani
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Magang ............................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Magang ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tanaman Mahoni ............................................................................ 4
2.2 Asal Tanaman Mahoni ................................................................................. 4
2.3 Karakteristik Morfologi Mahoni ................................................................... 5
2.4 Klasifikasi Tanaman Mahoni ....................................................................... 5
2.5 Teknik Budidaya Tanaman Mahoni............................................................ 6
2.6 Syarat Tumbuh Tanaman Mahoni .............................................................. 7
2.7 Hutan Lindung ............................................................................................... 7
2.8 Lahan Kritis .................................................................................................... 7
2.9 Efektifitas Tanaman Mahani........................................................................ 8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum dan Sejarah Dinas Kehutanan...................................10
3.2 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat ......................11
3.3 Struktur Organisasi/Perubahan Tempat Magang ....................................13
3.4 Struktur Organisasi Balai/Unit ....................................................................14
3.5 Struktur Instansi Magang...........................................................................15
3.6 Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Di Instansi Magang .............................24
3.7 Kegiatan yang terlaksana selama magang ..............................................25
iv
3.7.1 Pelaksanaan kegiatan .................................................................................25
3.7.2 Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan ...........................................27
3.7.3 Solusi dari permasalahan ...........................................................................28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................29
4.2 Saran .............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.4 Manfaat Magang
1.4.1 Sebagai salah satu syarat memenuhi tugas akhir magang (PL non-
kependidikan) program studi pendidikan biologi STKIP PGRI
Sumatera Barat.
1.4.2 Memberikan dan menambah pengalaman baru tentang dunia kerja
praktek (magang) langsung di lapangan.
1.4.3 Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja yang
akan kita hadapi di masa yang akan datang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
jati atau daerah dekat pantai, tanaman pohon ini termasuk dalam family
Meliaceae dengan ordo Spaindales yang merupakan tanaman tahunan. Mahoni
adalah jenis eksotis (Krisnawati dkk., 2011) yang cukup potensi untuk
pengambangan hutana tanaman.
5
gambar 1 swietenia macrophylla
Sumber : Kantor UPTD-BPTH 2021
6
2.6 Syarat Tumbuh Tanaman Mahoni
Tanaman mahoni tidak memiliki persyaratan tipe tanah yang spesifik, hal
ini dikarenakan mahoni secara alami dapat tumbuh pada tipe tanah alluvial,
tanah vulkanik, tanah laterik, dan tanah dengan kandungan liat yang tinggi.
Namun pertumbuhan mahoni akan baik pada tanah yang subur dan bersolum
dalam serta memiliki aerasi yang baik dengan pH berkisar 6,5 sampai 7,5
(Soerianegara dan Lemmens., 1994).
Menurut Khaerudin (1999), tanaman mahoni dapat tumbuh pada daerah
bertipe iklim A sampai D, yaitu daerah yang bermusim kering atau basah.
Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman mahoni berkisar antara 0-
1.000 mdpl.
7
kimia tanah (tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas tanah, bahan
organik tanah) bobot isi tanah, produktivitas dan manajemen. Luas lahan hutan
yang terdegradasi di Indonesia sudah mencapai kondisi mengkhawatirkan, yaitu
meliputi 48,5 juta Ha yang terdiri dari 26,6 juta Ha lahan di dalam hutan, 21,9 juta
Ha lahan di luar hutan, dan 11,40 juta Ha lahan sebagai konsesi pertambangan
(Pudjiharta et al., 2007). Sementara pada tahun 2018, luas lahan kritis di
Indonesia mencapai 14.006.450 Ha (Kepmen LHK, 2018).
Rehabilitasi merupakan suatu program yang memerlukan jangka waktu
lama, melibatkan berbagai pihak, dan menggunakan sumberdaya yang tidak
sedikit, sehingga memerlukan suatu evaluasi (Jatmiko et al., 2014). Pemerintah
kemudian mengatur tata cara evaluasi dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia (2016), dimana evaluasi terhadap Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RHL) didasarkan pada peninjauan kondisi tanaman sampai
akhir tahun ke-3 dengan melihat persentase tumbuh tanaman yaitu sekurang-
kurangnya 90%.
8
Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman yaitu dengan
mengatur jarak tanam atau kepadatan tanaman per satuan luas (Suprapto,
1992). Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil tanaman. Penanaman dengan jarak tanam bertujuan agar
populasi tanaman mendapatkan bagian yang sama terhadap unsur hara yang
diperlukan dan sinar matahari, dan memudahkan dalam pemeliharaan (Probowati
2014).
Menurut Haryadi (1988), kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan
dan produksi tanaman. Pada umumnya produksi per satuan luas yang tinggi di
dapat dari populasi tertentu yang dapat memanfaatkan penggunaan cahaya
secara maksimal. Menurut Gardner et al., (1996), pengaturan kerapatan tanaman
bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
hanya menyelenggarakan sebagian urusan yang diserahkan pusat kepada
daerah antara lain:
1. Urusan Kehutanan Pemangkuan Hutan.
2. Urusan Ekploitasi Hutan.
3. Urusan Penjualan dan Peredaran Hasil Hutan.
4. Urusan Perlindungan Hutan.
5. Urusan Penyelidikan Hutan.
Sesuai dengan perkembangan bahwa pembangunan kehutanan yang
semakin maju dan dinamis serta perubahan peraturan perundang-undangan
bidan kehutanan antara lain adanya Undang-Undang Pokok Kehutanan Nomor 5
Tahun 1967 maka Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat
membuat peraturan daerah yaitu No 3 tahun 1984 tentang pembentukan,
susunan organisasi dan tata kerja Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I Provinsi
Sumatera Barat.
Kemudian Departemen Kehutanan Republik Indonesia membentuk
wakilnya di daerah yaitu Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Provinsi
Sumatera Barat berkedudukan di Padang, adapun fungsinya adalah melakukan
koordinasi kegiatan kehutanan baik yang ada di pusat dan daerah, dan
bertanggungjawab langsung kepada Departemen Kehutanan sedangkan Dinas
Kehutanan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Barat adalah melakukan
operasional bertanggung jawab kepada gubernur.Menurut peraturan daerah No 3
tahun 1984 Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera
Barat adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kehutanan yang
dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada gubernur kepala daerah.
11
“Mewujudkan misi ke-5 gubernur sumatera barat yaitu meningkatkan
infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan”
12
3.3 Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA BARAT
KASUBBAG KEUANGAN
NENSI, SE, AK
BIDANG PERENCANAAN DAN BIDANG PENGELOLAAN DAS DAN RHL BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN BIDANG PENYULUHAN, PEMBERDAYAAN
PEMANFAATAN HUTAN BAMBANG SUYONO, S.Hut, MM KSDEA MASYARAKAT DAN HUTAN ADAT
FARIDIL AFRASY, S.Hut Ir. NGO SENATUNG, MP YONEFIS, SH, MM
SEKSI PERENCANAAN DAN TATA SEKSI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SEKSI PENGELOLAAN DAERAH SEKSI PENYULUHAN
HUTAN SUNGAI ALIRAN SUNGAI BOY MARTIN, SH, M.Si
SAYOGO HUTOMO, S.Hut, MP ZARMAWANDI, S.Hut SYAMSUL BAHARY, S.IP
SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN SEKSI REHABILITAS HUTAN DAN LAHAN SEKSI REHABILITAS HUTAN DAN LAHAN SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KAWASAN HUTAN AFRIAL MUHAMMAD, S.Pt, M.Si BUDI BADRUDDIN, S.Hut.T ALMEN, S.Hut
SYAMSUL BAHRI, S.Hut, M.Si
SEKSI PRODUKSI DAN IURAN KEHUTANAN SEKSI PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM SEKSI PENGENDALIAN PERUBAHAN SEKSI HUTAN ADAT DAN KEMITRAAN
ERA SULASTRI, S.Hut, M.Si IKLIM TITO TRIO PUTRA, S.Hut, M.Si
MUHDIAN PRASETYA D, S.Hut, M.Si
13
3.4 Struktur Organisasi Unit Rehabilitasi Hutan dan Lahan
STRUKTUR ORGANISASI UNIT REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
DINAS KEHUTANAN PROVINSI
14
3.5 Struktur Instansi Magang
Secara kelembagaan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera
Barat yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan
Pemerintahan Provinsi dibidang Kehutanan. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Barat berdasarkan eselonering berada pada tingkat eselon II Provinsi, yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 54
Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Barat. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat mempunyai unsur
pelaksana: 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang 3
(tiga) Kepala Sub Bagian dan 12 (dua belas) Kepala Seksi dengan rincian
sebagai berikut :
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat, yang membawahi:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b) Sub Bagian Keuangan
c) Sub Bagian Program Anggaran
3) Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan, yang membawahi:
a) Seksi Perencanaan & Tata Hutan
b) Seksi Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan
c) Seksi Produksi dan luran Kehutanan
4) Bidang Perlindungan Hutan & KSDAE, yang membawahi:
a) Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengamanan Hutan
b) Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
c) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam & Ekosistem
5) Bidang Pengelolaan DAS & Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang
membawahi:
a) Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
b) Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan
c) Seksi Pengendalian Perubahan Iklim
6) Bidang Penyuluhan, Pemberdayaan Masyarakat & Hutan Adat yang
membawahi:
a) Seksi Penyuluhan
b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat
c) Seksi Hutan Adat dan Kemitraan
15
Dalam perkembangannya sesual kebutuban, organisasi mengalami
penambahan eselon III dan 19 sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Gubernur Sumatera Barat Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kenutahan Provinsi
Sumatera Barat dan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 75 Tahun 2017
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah menjadi
Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nopor 108 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 75 Tahun 2017
tetang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat dengan rincian sebagai berikut:
16
1) Perumusan kebijakan teknis bidang Kehutanan sesuai dengan
kebiijakan yang ditetapkan gubernur berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
Kehutanan;
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang Kehutanan, lingkup Provinsi Sumatera
Barat;
4) Pelaksanaan tugas di bidang sekretariat dinas, perencanaan dan
pemanfaatan hutan, perlindungan hutan dan konservasi sumber daya
alam dan ekosistem, pengelolaan das dan rehabilitasi hutan dan lahan
dan penyuluhan dan perhutanan sosial;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kelutanan; dan
6) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
Dalam menjalani segala tugas pokok, dinas kehutanan memiliki visi dan
misi yang sesuai dengan visi dan misi Gubernur Sumatera Barat serta
berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka ditetapkan tujuan
yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan oleh Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat.
Semula:
Menjadi:
18
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Dinas serta pelaksanaan tugas-
tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan;
7) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis di bidang kehutanan;
8) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan
9) Melaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
19
g) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas; dan
h) Melaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
20
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian
kebakaran hutan dan lahan; dan
c) Penylapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan di bidang konservasi sumber
daya alam dan ekosistem.
21
Rincian tugas Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan:
22
c) Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan penyuluhan,
pemberdayaan masyarakat dan hutan adat dan kemitraan;
d) Menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan dengan
instansi terkait dan dengan unit kerja terkait; dan
e) Melaksanakan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
6. UPTD Balai Sertifikasi Perbenihan Tanaman Hutan
23
6) UPTD KPHL Solok (Unit VI);
7) UPTD KPHL Hulu Batanghari (Unit VII);
8) UPTD KPHP Dharmasraya (Unit VIII):
9) UPTD KPHP Pesisir Selatan (Unit IX):
10) UPTD KPHP Mentawai (Unit X dan Unit XI).
24
d) Mensortir bibit durian
e) Mensortir bibit sirsak
f) Mensortir bibit petai
g) Menyusun bibit mahoni
h) Menyemai bibit mahoni
i) Menyapih bibit mahoni
j) Memindahkan bibit durian
k) Memindahkan bibit petai
l) Memisahkan benih surian
m) Menyemai bibit surian
n) Menanam benih jengkol
o) Mengisi polybag
p) Menyiram tanaman
q) Serah terima bibit jengkol kerbau
r) Membuat peta
s) Rapat koordinasi RHL tahun 2021
t) Membuat SOP usulan permohonan hutan rakytat
u) Rekaputasi proposal hutan rakyat
v) Administratif surat perintah tugas
w) Administratif surat perintah kerjasama
x) Mencatat surat masuk-keluar
y) Dinas luar
25
a. Masukkan media tanah kedalam polibag
b. Susun polibag kedalam bedeng
c. Buat lubang didalam polibag dengan menggunakan kayu
runcing
d. Buang biji mahoni yang masih menempel pada akar mahoni
e. Masuukan bibit mahoni kedalam polibag yang sudah dilubangi
f. Tutup lubang di sekitar tanaman
4. Menyemai bibit mahoni
5. Sortir pohon yang akan dikeluarkan Sortir pohon dilakukan apabila
ada permintaan tanaman oleh masyarakat atau kelompok
masyarakat, sortir pohon ini dilakukan sesuai dengan jumlah dari
permintaan, pohon atau tanaman yang akan dikeluarkan yaitu pohon
yang sudah agak besar atau tinggi dengan kualitas yang terbaik.
6. Menyusun bibit dilakukan supaya bibit tersusun dengan rapi sesuai
jenis.
7. Memisahkan benih surian dari tanggai lalu dijemur dalam rumah kaca
setelah kering dipisahkan dengan cara membuka kulit surian.
8. Menyemai bibit surian dapat dilakukan dengan cara menyiapkan
lokasi persemaian dengan mengikis dan meratakan tanah sehingga
terbebas dari gulma dan memudahkan pekerjaan pembuatan
persemaian. Untuk menghindari genangan air hujan perlu di buatkan
parit di sekeliling lokasi persemain, setelah itu siapkan media tanam
yang tempatnya teduh, setelah itu bibit yang telah disiapkan di
taburkan di media tanam yang telah disiapkan tadi, bibit yang
ditaburkan dengan merata, setelah itu lakukan penutupan dengan
mengunakan cocopeat, setelah itu tunggu perkecambahan bibit
surian tumbuh.
9. Menanam benih jengkol dengan membuka jengkol dari kulitnya lalu
di tanam pada polybag yang sudah diisi tanah.
10. Mengisi polybag Pengisian polibag dilakukan apabila masih terdapat
bedeng yang kosong dan apabila bibit tanaman yang sudah siap
dipindahkan masih banyak yang belum dipindahkan.
11. Menyiram tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari secara rutin
agar tanaman tidak kekeringan dan kekurangan air.
26
12. Serah terima bibit jengkol kerbau dari PT. BRM Dhamasraya diantar
langsung ke dinas kehutanan dan di serah terima oleh kepala dinas
kehutanan provinsi sumatera barat
13. Membuat peta Pada bidang rehabilitas hutan dan lahan untuk
mengetahui suatu kondisi hutan lahan kritis menggunakan peta
sehingga mengatahui titik-titik lahan kritis dan membuat peta
menggunakan aplikasi Arcgis.
14. Rapat koordinasi RHL Tahun Anggran 2021 Rapat dilakukan pada
hari senin dihadiri oleh kepala KPHL Kabupaten membahas
mengenai sejauh mana kerja sesi RHL serta saran untuk selanjutnya
sebagai evaluasi dalam monitoring.
15. Pembuatan SOP usulan permohonan hutan rakyat Kelompok tani
mengajukan proposal dan KPH merekomendasikan ke dinas
kehutanan .
16. Administratif surat perintah tugas
17. Administratif surat perintah kerjasama
18. Mencatat surat masuk-keluar dicatat pada buku yang sudah di
sediakan sesuai tanggal masuk dan keluar serta perihal surat
19. Dinas luar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk turun
kelapangan dilaksanakan selama 3 hari pada hutan lindung di
kabupaten solok
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Hekal C. (2010). Rimba Kayu Mahoni .
Lemmens, RH. M.J.J, s. (1995). Plant Resources of south east asia. Bogor:
Timber Trees.
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Magang
34
Lampiran 2 Penilaian Magang Pembimbing Instansi
1 Keterampilan
a. Keterampilan 15 %
dalam bekerja
b. Kwalitas hasil
pekerjaan 15 %
2 Pengetahuan
a. Penguasaan 10 %
dan pemahaman
terhadap tugas
b. Kemampuan
memecahkan
10 %
masalah dalam
tugas
c. Kemampuan
mengembangka
n teknik
penyelesaian
10 %
tugas
3 Sikap
35
a. Interaksi dengan 10 %
kepala/pimpinan
intansi
b. Interaksi dengan
pegawai intansi
c. Kerjasama 10 %
dalam
melakukan
pekerjaan 10 %
d. Kedisiplinan
dalam bekerja
10 %
Total penilaian
36
Lampiran 3 Laporan Mingguankegiatan Magng Biologi
Mulai Selesai
Senin Pada jam 07.30 melakukan apel pagi, setelah itu 07.30 16.00
menemui bapak Sekretaris untuk menentukan
penempatan bidang
Mulai Selesai
Senin Melakukan kegiatan apel pagi jam 07.30 setelah 07.30 16.00
itu membantu kegiatan dokumentasi di ruangan
RHL dan pergi ke UPTD BALAI
PERBENIHAN/PERSEMAIAN
37
Rabu Memindahkan bibit tanaman mahoni yang sudah 07.30 16.00
di sortir, sebelumnya
Mulai Selesai
Tanggal merah
Mulai Selesai
38
petai di Persemaian
Mulai Selesai
Mulai Selesai
39
Kabupaten Solok
Mulai Selesai
Senin Melakukan kegiatan apel pagi pada jam 07.30 07.30 16.00
setelah itu membantu kegiatan di Persemaian
Mulai Selesai
Senin Apel pagi pada jam 07.30 dipimpin oleh Bapak 07.30 16.00
Sekretaris Dinas Kehutanan. Setelah itu
menyiram tanaman di Persemaian dan
menanam bibit jengkol di Persemaian
40
Padang 20 Maret 2020
Pembimbing Instansi
41