Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


UPTD KPHL BALIKPAPAN/YAYASAN PRO NATURA
KALIMANTAN TIMUR

Disusun Oleh:
1. Prasetya Aktavinaldy Santoso 1604015029
2. Muhammad Irfan 1604015069
3. Andi Wahyu Setiono 1604015100
4. Muhammad Yusya Rivani 1604015105
5. Risal 1604015125
6. Sidik Robi Mardiana 1604015134
7. Budiawan Tekko Jansi 1604015154

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
YAYASAN PRO NATURA TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :
No. Nama Mahasiswa NIM
1. Prasetia Aktavinaldy Santoso 1604015029
2. Muhammad Irfan 1604015069
3. Andi Wahyu Setiono 1604015100
4. Muhammad Yusya rivani 1604015105
5. Risal 1604015125
6. Sidik Robi Mardiana 1704015134
7. Budiawan Tekko Jansi 1704015154

Samarinda, 27 November 2020


Mengetahui/Mengesahkan Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Akademik, Pembimbing Laporan PKL,

Dr. Irawan Wijaya Kusuma, S.Hut, M.P. Albert L. Manurung, S.Hut., M.Sc.
NIP. 19730412 199702 1 001 NIP. 19681209 199403 1 004

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
penyuysun laporan Praktik Lapangan Kerja (PKL) di Yayasan Pro Natura
Balikpapan Kalimantan Timur dapat terselesaikan. Laporan ini merupakan syarat
untuk menyelesaikan PKL periode II (September-November) tahun 2020 di
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah
dilakukan di Yayasan Pro Natura. Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan
karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima
kasih secara tulus kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan dan
berbagai kemudaha dalam rangka menyelesaikan laporan PKL ini yaitu:
1. Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut., M.P. selaku dekan Fakultas Kehutanan
yang memfasilitasi segala kegiatan dengan kebijakan-kebijakannya.
2. Dr. Irawan Wijaya Kusuma, S.Hut., M.P. selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik.
3. Dr. Ali Suhardiman, S.Hut., M.P. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kehutanan.
4. Bapak Rachmat Budiwijaya Suba, S.Hut., M.Sc, selaku Ketua Koordinator
Praktek Kerja Lapangan.
5. Bapak Albert Manurung, S.Hut., M.Sc. selaku dosen pembimbing PKL yang
telah bersedia membimbing dan memberi masukan yang membangun
6. Bapak Ir. Zulfikar, M.Si selaku kepala UPTD KPHL Balikpapan yang telah
menerima kami untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
7. Bapak Deny Kristianto S.Hut., M.Si selaku kepala seksi Perencanaan dan
Pemanfaatan Hutan UPTD KPHL Balikpapan.
8. Ibu Siti Raodah, S.P selaku kepala seksi Perlindungan, KSDAE dan
Pemberdayaan Masyarakat UPTD KPHL Balikpapan.
9. Kak Sabeti Yulis T, S.Hut. selaku staf UPTD KPHL Balikpapan yang
membantu kami dalam proses pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
berlangsung.
10. Mrs. Gabriella Fredriksson dan Mr. Graham Usher selaku pendiri Yayasan
Pro Natura.
11. Ibu Nunik Sri Wahyuni selaku Ketua Yayasan Pro Natura tang telah bersedia
menerima kami untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
12. Bapak Uvang Permana selaku Sekretaris Yayasan Pro Natura.
13. Bapak Agusdin selaku Manager di Yayasan Pro Natura yang telah
membimbing kami selama 52 Hari di Yayasan Pro Natura.
14. Bapak Fitria Mahmud selaku staf administrasi.
15. Abang Tries Satya Lesmana selaku staf pengaman hutan Pro Natura.
16. Kak Dyna Raya Anugrah, S.Hut. selaku staf monitoring camera trap.
17. Regu 1 Pengaman Hutan Pro Natura yang dikomandani oleh Bapak Iriansyah,
Regu 2 Pengaman Hutan Pro Natura yang dikomandani oleh Bapak
Imansyah, dan Regu 3 Pengaman Hutan Pro Natura yang dikomandani oleh
Bapak Raswin.
Akhirnya jika dalam penyajian laporan ini masih ada kekurangan , kritik dan
saran sangat kami harapkan demi semakin baiknya laporan ini. Semoga laporan
ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Samarinda, 27 November 2020

Penyusun,
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ I

KATA PENGANTAR.................................................................................... II

DAFTAR ISI................................................................................................... IV

DAFTAR TABEL........................................................................................... V

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... VI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................. 2

C. Hasil yang Diharapkan....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Yayasan Pro Natura.................................................. 4

B. Letak Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW)..................................... 7

C. Biogeofisik Hutan Lindung Sungai Wain.......................................... 7

BAB III REALISASI KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Realisasi Kegiatan.............................................................................. 12

B. Pembahasan Kegiatan......................................................................... 19

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 46

B. Saran................................................................................................... 47

C. Kesan dan Pesan mahasiswa peserta PKL.......................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Hal.


1. Kelas Lereng Pada KPHL................................................................... 8

2. Jenis Tanah dan Bebatuan Induk Pada KPHL.................................... 8

3. Tipe Iklim Pada KPHL....................................................................... 9

4. Matriks Realisasi Kegiatan................................................................. 12


DAFTAR GAMBAR

No. Tubuh Utama Hal.


1. Proses Perkenalan............................................................................... 18

2. Patroli Batas........................................................................................ 22

3. Patroli Malam............................................................................................. 23

4. Patroli Camp Tenda.................................................................................... 24

5. Penjagaan ................................................................................................... 25

6. Peta Kerja Pengaman Hutan Lindung Sungai Wain.................................... 26

7. Peta Jarak Tempuh Patroli.......................................................................... 27

8. Peta Intensitas Patroli dan Penjagaan.......................................................... 28

9. Peta Hasil Temuan Patroli dan Penjagan..................................................... 29

10. Peta Ancaman Kerusakan Terhadap Hutan Lindung Sungai Wain............. 30

11. Hasil Tangkapan Camera Trap Selama Kegiatan PKL............................... 33

12. Monitoring camer Trap............................................................................... 35

13. Ekowisata.................................................................................................... 37

14. Patroli Gabungan........................................................................................ 38

15. Penanaman Sirih Hitam.............................................................................. 39

16. Gotong Royong Bersih-Bersih di Pusat Informasi HLSW dan Resort

KPHL Balikpapan....................................................................................... 40

17. Sosialisasi Perlindungan dan Pengamanan Hutan serta Pembentukan

MMP........................................................................................................... 41

18. Ikut Serta dalam Pembuatan AD & ART KTH HLSW............................... 41

19. Pengenalan Alat Pemadam Kebakaran Hutan serta Pelatihan Simulasi

Pembutan Sekat Bakar dan Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan....... 44

20. Pendampingan Tim Peneliti UNMUL......................................................... 45


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan adalah lingkungan yang sangat penting keberadaannya
dikarenakan manfaatnya yang banyak seperti menampung air, tempat
tinggal alami dan lain- lain. Ilmu kehutanan mempelajari segala sesuatu
tentang hutan mulai dari ekologi hutan, fisiologi tumbuhan, satwa, ilmu
tanah, sampai pengolahan dan manajemen hasil hutan itu sendiri. Program
studi kehutanan Universitas Mulawarman mewajibkan para mahasiswanya
untuk melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan kegiatan wajib bagi seluruh
mahasiswa fakultas kehutanan universitas mulawarman dan merupakan
kegiatan mahasiswa yang secara langsung dalam kegiatan kerja profesi pada
suatu lembaga, perusahaan atau institusi dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan kurikulum PKL. Hutan lindung sungai wain merupakan hutan
dataran rendah yang didalamnya banyak menyimpan keanekaragaman
hayati, hutan lindung sungai wain juga sebagai sarana penelitian, sehingga
praktek kerja lapangan cocok dilakukan pada kawasan hutan lindung Sungai
Wain.
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) yang merupakan perpaduan
dari wisata hutan dan sungai. Hutan Lindung Sungai Wain juga sebagai
cadangan air bagi kota balikpapan. Luas keseluruhan kawasan HLSW
adalah 10.025 hektar dan dilalui Sungai Wain yang panjangnya 18.300 m
serta airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan,
kepiting, bekantan dan orang utan.
Sebelum tahun 2002, HLSW berada dibawah yuridiksi Departemen
Kehutanan provinsi, pada saat itu banyak terjadi perburuan liar, pembalakan
liar, dan perambahan merajalela. Selain itu, kebakaran terburuk dalam
sejarah memperlihatkan hampir separuh hutan terbakar selama peristiwa El
Nino 1997-1998, meskipun peneliti yang bekerja dengan penduduk desa

1
setempat berhasil membuat sekat bakar api dan menyelamatkan inti hutan
primer.
Dengan luas kawasan mencapai 10.000 ha, jenis hutan yang ada di
kawasan ini termasuk hutan dipterocarpa, hutan rawa, hutan riparian dan
hutan bakau. Seluruhnya menyimpan beragam kekayaan keanekaragaman
hayati yang luar biasa. Dua daerah aliran sungai yang mengalir melalui
HLSW adalah sungai Wain dan sungai Bugis.
Hutan Lindung Sungai Wain memiliki peran yang sangat penting dan
telah disadari sejak lama dan terus berupaya untuk dijaga adalah sebagai
penyedia sumber air baku bagi kota Balikpapan dan sekitarnya. Sebagai
kawasan lindung, HLSW memastikan perannya sebagai pengatur tata
air,pencegah erosi, dan penjaga kesuburan tanah berkat tutupan hutannya
yang masih baik. Sebagai kawasan resapan air, HLSW masih memiliki
kemampuan tinggi untuk menyimpan air hujan sehingga memastikan
ketersediaan air tanah sebagai sumber air, mempertahankan kelestarian
fungsi mata air, danau,waduk dan sungai.
Yayasasn Pro Natura yang berbasis di Kalimantan Timur didirikan
pada Maret 2013, didorong oleh kebutuhan untuk memberikan bantuan
berkelanjutan terhadap berbagai program hewan dan pendidikan di pusat
pendidikan beruang madu di kalimantanm timur. Pembentukan Pro Natura
diprakarsai oleh Gabriella Fredriksson, yang merupakan salah satu pendiri
pusat pendidikan beruang madu. Dewan pro natura terdiri dari sejumlah
kecil individu berkomitmen yang telah menjadi bagian dari pendirian pusat
Beruang Madu.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan hutan
lindung sungai wain
2. Mahasiswa dapat memiliki keahlian keprofessionalan dan rasa
bertanggung jawab dengan tingkat pengetahuan dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan

2
3. Mahasiswa dapat melihat dengan langsung pengaplikasian ilmu
pengetahuan yang telah di dapatkan di bangku perkuliahan di sebuah
intitusi di bidang terkait melalui kegiatan praktek kerja lapangan,
sehingga mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan
kemampuannya dalam hal teori dan praktik.

C. Hasil yang Diharapkan


1. Mampu melakukan berbagai tahapan kegiatan pengelolaan hutan lindung
Sungai Wain.
2. Mahasiswa memiliki keahlian dasar dan bentuk tanggung jawab dengan
tingkat pengetahuan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
pekerjaan.
3. Berkesempatan mengaplikasikan ilmu-ilmu konservasi dan manajemen
kerja yang telah didapatkan di bangku kuliah ke dunia kerja melalui
kegiatan praktek kerja lapangan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Yayasan Pro Natura


Cikal bakal HLSW sebagai hutan lindung telah ditetapkan sejak tahun
1934 oleh Sultan Kutai melalui SK pemerintah kerajaan kutai No. 416/Kpts-
II/1995, luas HLSW ditetapkan 9.728,80 ha. Ketika wewenang di berikan
kepada daerah melalui desentralisasi, hak pengelolaan hutan lindung sungai
wain diserahkan kepada Pemerintah Daerah dengan terbitnya PP. No.25/2000.
Hak pengelolaan hutan lindung pun diserahkan kepada Pemerintah Daerah
dalam Peraturan Pemerintah No.25/2000 ini sesuai dengan Peraturan Presiden
No.32/1990 dengan Peraturan Pemerintah No.62/1998 tentang pengelolaan
perlindungan hutan. Peraturan ini selanjutnya diikuti oleh keluarnya Peraturan
Daerah kota Balikpapan No.11/2004 mengenai pengelola palsu yang
didalamnya memberikan kewenangan pengelolaan HLSW kepada BP-HLSW
sekaligus sebagai pengasahan forum informal pengelola HLSW yang telah
terbentuk dan berjalan sejauh satu titik sejak di impentasikannya UU Nomor
23/2004 pengelolaan Hutan Lindung Sungai Wain semakin menemui
ketidakpastian proses transformasi BPHLSW-DM (Badan Pengelola Hutan
Lindung Sungai Wain Dan DAS Manggar) menuju KPH tidak berjalan mulus.
Hal dapat dilihat dari adanya alokasi anggaran yang disediakan Pemerintah Kota
Balikpapan untuk melanjutkan operasional BPHLSW-DM di tahun 2017 karena
menganggap kewenangan pengelolaan hutan lindung sudah merupakan otoritas
Pemerintah Provinsi kemudian tahun 2016 Dinas Kehutanan melakukan
perjanjian : 522/2908/DK-II/2016 : No.05/YPN/PK/XII/2016 tentang
pengelolan hutan lindung sungai wain. Kemudian tahun 2017 Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur membuat kesepakatan bersama pengelolaan hutan
lindung sungai wain dengan yayasan pro natura NO.199/6449/BPPWK/2016:
No.03/YPN/PK/XII/2016.
Awal terbentuknya forum milik pihak yang kemudian dikenal sebagai
BPHLSW tersebut adalah bencana lingkungan kebakaran hutan yang melanda

4
Provinsi Kalimantan Timur termasuk HLSW pada tahun 1998. Sebagai respon
atas peristiwa ini sekelompok peneliti dibawah komando Gabriella
Freadriksson, bahu membahu bersama para penduduk desa mencegah api
meluas ke dalam hutan. Aksi kolaborasi ini dipandang sebagai awal kolaborasi
para pihak (multistakeholder) untuk melindungi HLSW. Beberapa tahun
kemudian, kampaye multi pihak Natura Resource Management (NRM) yang
didanai oleh United States Agency of Iternational Deveplopment (USAID)
digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Balikpapan
terhadap konservasi. Imdaad Hamid sebagai walikota Balikpapan menggunakan
momentum ini untuk mempromosikan Balikpapan sebagai kota yang “hijau,
bersih dan sehat” dengan adanya peran penting HLSW.
Pada tahun 2001 Walikota Balikpapan mengundang sejumlah besar
pemangku kepentingan untuk menandatangani sebuah deklarasi tentang
dukungan pengelolaan dan perlindungan HLSW yang mengarah pada
pembentukan BP-HLSW. Acara yang dikenal sebagai deklarasi penyelamatan
Hutan Lindung Sungai Wain ini berlangsung pada 15 Maret 2001 di aula kantor
walikota Balikpapan acara ini juga mendapat dukungan dari proyek
internasional seperti Tropenbos dan Natural Resources Management serta
kelompok LSM lokal yang ada di Balikpapan.
Deklarasi ini diikuti oleh pengembangan sebuah program dan
pembentukan sebuah struktur legislatif badan pengelola independen yang
bertugas untuk memberikan arahan strategis dan menetapkan kebijakan
pengelolaan kawasan, rekrutmen karyawan, dan pemasangan sebuah tim untuk
menghentikan penebangan liar dan kebakaran hutan. Itulah yang menjadi dasar
pembentukan BP-HLSW. Belakangan BP juga diberi tugas untuk melakukan
pengembangan skema hutan kemasyarakatan di sisi Timur Hutan Lindung
Sungai Wain, pengembangan Kebun Raya, dan pengelolaan Hutan Lindung
DAS Manggar.
Setelah terbentuk, BP mengelola anggaran sendiri yang bersumber dari
APBD Balikpapan, dana internasional, sumbangan masyarakat, maupun usaha
sendiri yang dipastikan tidak akan merusak kelestarian sumber daya alam serta

5
ekosistem kawasan. Adapun tugas dan kewenangan BP juga yang diatur secara
rinci di dalam PERDA No.11/2004 tersebut. BP juga bertanggung jawab penuh
kepada Walikota, dan dalam pelaksanaan sehari-hari BP yang dibantu oleh
beberapa UPT. Melalui ‘wadah’ BP inilah, para stakeholders dengan berbagai
kepentingan yang selama ini bekerja sendiri-sendiri dapat bekerja sama menjaga
kelestarian HLSW dan bahu membahu menyelamatkan kawasan ini dari
berbagai ancaman dengan hasil yang lebih optimal.
Tidak hanya mengelola kawasan HLSW, BP juga menerima kewenangan
pengelolaan DAS Manggar dimana di dalamnya tedapat kawasan Hutan
Lindung Sungai Manggar yang di tetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No.267/Kpts-II/1996 tanggal 10 Juni 1996 dengan luas 4.999 ha dan di
dalamnya terdapat Waduk Manggar seluas 400 ha. Walau tidak memiliki peran
keanekaragaman hayati yang tinggi seperti Kawasan HLSW, Air Waduk
Manggar memiliki peran penting karena memasok sumber air bersih bagi
PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 80 persen penduduk Kota
Balikpapan, yang kini berjumlah sekitar 700.000 jiwa. Konsep pengelolaan
DAS Manggar sangat berbeda dengan kawasan HLSW karena hampir seluruh
kawasan secara de factor telah dihuni oleh masyarakat yang diam dan menetap
di kawasan tersebut sejak tahun 1960-an melalui program transmigrasi oleh
Pemerintah.
Selain itu BP-HLSW juga diberi kewenangan pengelolaan Kawasan
Agrowisata Km 23 yang kemudian berubah namanya menjadi Kawasan Wisata
Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Km 23 berdasarkan SK Walikota
Balikpapan No.188.45-72/2005 tanggal 7 Juni 2005 tentang Penunjukan
Kawasan Agrowisata Km. 23 sebagai Kawasaan Wisata Pendidikan Lingkungan
Hidup (KWPLH) seluas 15 ha di kelurahan Karang Joang. Walaupun kawasan
ini kecil, di dalam kawasan inilah dikelola satwa yang dilindungi dan hampir
punah yaitu Beruang Madu yang merupakan mascot Kota Balikpapan.

6
B. Letak Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW)
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) merupakan Hutan Lindung dengan
luasan kurang lebih 10.025 Hektar, HLSW merupakan Hutan Lindung dan salah
satu objek wisata yang dimiliki balikpapan, berada di KM 15 Balikpapan-
Kalimantan Timur.
Berdasarkan Lampiran SK Menteri Pertanian No. 24/Kpts/Um/I/1983
seluas 3.295 ha merupakan kelompok Hutan Lindung Balikpapan dan 6.100 ha
merupakan Hutan Produksi yang dapat di konversi.Mengingat keadaan hutan
tersebut masih terawat dengan baik berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah
Tk.I Kalimantan Timur No. 552.12/311/KLH-III/1988 diusulkan agar kelompok
Hutan Sungai Wain seluas 6.100 ha tersebut ditunjuk menjadi Hutan Lindung
Sungai Wain dengan dipertegas Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No.118/Kpts-VII/1988 “Tentang Pembentukan Kelompok Hutan Lindung
Sungai Wain seluas ± 6.100 ha yang terletak di Kota Balikpapan Propinsi
Kalimantan Timur menjadi Hutan Lindung”. Pada tahun 1993 Cabang Dinas
Kehutanan (CDK) mengusulkan perubahan batas Hutan Lindung Sungai Wain
bagian kawasan yang telah dirambah dikeluarkan dari kawasan sepanjang 500
meter sehingga luas wilayah tersebut menjadi 9.782,80 ha ditetapkan dengan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 416/Kpts-II/1995.

C. Biogeofisik Hutan Lindung Sungai Wain


1. Topografi
Keadaan Topografi Kawasan KPHL Sungai Wain – Sungai Manggar
secara umum merupakan formasi perbukitan, sedangkan berdasarkan Peta Kelas
Lereng Provinsi Kalimantan Timur tahun 2006, keadaan lapangan areal tersebut
didominasi oleh kelas lereng yang sangat curam, untuk lebih detailnya keles
lereng KPHL Sungai Wain - Sungai Manggar disajikan pada Tabel 1 sebagai
berikut :

7
Tabel 1. Kelas Lereng Pada KPHL
No. Uraian Kelas Lereng Luas
1. Datar 0–8 1.991,60
2. Agak Curam 15 – 25 6.642,05
3. Sangat Curam > 40 7.780,85
Jumlah 16.334,49
Sumber : Data Sekunder, 2006 (diolah)

2. Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Timur (LPTI tahun
1973), KPHL Sungai Wain - Sungai Manggar secara umum didominasi oleh
jenis tanah Podsolik Kandik, Podsolik Kromik, Kambisol Dist. Adapun jenis
tanah dan batuan induk pada KPHL Sungai Wain - Sungai Manggar secara
lengkap disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Jenis Tanah dan Bebatuan Induk Pada KPHL
No. Jenis Tanah Bahan Induk Luas (Ha)
1. Gleisol Distrik, Aluvial Bahan Alluvium 538,38
Gletik, Kambisol Distr Halus dan Kasar
2. Kambisol Eutrik, Podsolik Batu Pasir 3.188,66
Kandik, Kambisol Distr
3. Podsolik Kandik, Podsolik Batu Pasir 12.607,46
Kromik, Kambisol Dist
Jumlah 16.334,49
Sumber : Data Sekunder, 1973 (diolah)

3. Iklim
Suhu udara rata-rata di Kota Balikpapan 26,8°C dengan kelembaban
berkisar antara 83-87% (Balikpapan dalam Angka, 2014). Berdasarkan
klasifikasi ikilm oleh Schidt dan Ferguson, Kawasan KPHL Sungai Wain -
Sungai Manggar termasuk ke dalam tipe iklim A dan B. Lebih detai dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Tipe Iklim Pada KPHL
No. Tipe Iklim Luas
1. Tipe Iklim A 12.231,05
2. Tipe Iklim B 4.103,44

8
Jumlah 16.334,49
Sumber: Data Sekunder, 1984 (diolah)

4. Hidrologi
KPHL Sungai Wain - Sungai Manggar berada pada 2 (dua) Daerah
Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Riko dan DAS Mahakam. Sungai yang berada
pada KPHL Sungai Wain - Sungai Manggar antara lain Sungai Bugis, Sungai
Karung, Sungai Lay, Sungai Lempasuang, Sungai Manggar Besar dan Sungai
Soloksusang.

9
BAB III
REALISASI KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) secara administrasi
dikelola oleh KPHL Balikpapan yang kemudian untuk pengelolaan teknis
dilapangan dikelola oleh Yayasan Pro Natura. bila dalam bentuk kegiatan
pengamanan hutan, peran Yayasan Pro Natura hanya bertindak dalam bentuk
pengamanan pre-emtif dan preventif saja sedangkan untuk tindakan refresif
dilakukan oleh pihak KPHL Balikpapan. Berikut struktur kepengurusan UPTD
KPHL Balikpapan dan Yayasan Pro Natura:

 Struktur kepengurusan UPTD KPHL Balikpapan


Kepala KPHL
Ir. Zulfikar, M.Si
   
   
Seksi
Perlindungan,
Kasubbag Tata Seksi Perencanaan dan
KSDAE dan
Usaha   Pemanfaatan Hutan   Pemberdayaan
Masyarakat
Deny Kristianto
Suparti, S.Sos Siti Raodah, S.P
S.Hut., M.Si
     
Staff Staff Staff

10
 Struktur kepengurusan Yayasan Pro Natura

Dewan Pembina
Nunik Sri Wahyuni (Ketua)
Anggota: Dewan Pengawas
Gabriella Fredriksson Timbul Cahyono (Ketua)
Alexandra F.Redman Anggota:
Graham F Usher
drh. Rufina R. Kumala
Pengurus
Ketua: Nunik Sri Wahyuni
Sekretaris: Tati Nurlela
Bendahara: Eka Suryana

Pelaksana

Sekretaris Eksekutif
Drs. Uvang Purnama

Pengelola KWPLH Pengelola KWPLH


Manajer: Agusdin Manajer: Rusdiana
Staf Lapangan Staf Lapangan

Sesuai dengan UU NO 41 tahun 1999 tentang kehutanan “Hutan


lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah”. Berkaitan dengan UU NO 41 tahun 1999 tentang kehutanan tersebut ada
beberapa bentuk pemanfaatan Hutan Lindung yang boleh di manfaatkan seperti
pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu, di HLSW bentuk pemanfaatan kawasan biasanya digunakan untuk
pelepas liaran satwa yang dilindungi seperti pelepasan orang utan dan burung cica
hijau, kemudian untuk pemanfaatan jasa lingkungan HLSW mempunyai blok
Ekowisata, perhitungan karbon yang biasanya dilakukan oleh para peneliti dan
untuk pemanfaatan HHBK HLSW uji coba penanaman sirih hitam.

11
A. Realisasi Kegiatan
Tabel 4. Matriks Realisasi Kegiatan

Prosedur
No. Kegiatan Sub-kegiatan Lokasi Waktu Capaian
Pelaksanaan
1. Perkenalan Pengarahan Pusat Mendengarkan dan memahami 1 hari Memahami
untuk Informasi pengarahan yang diberikan pengarahan yang
pelaksanaan HLSW ketua UPTD KPHL disampaikan
kegiatan PKL Balikpapan dan manager Pro mengenai mekanisme
Natura berdiskusi mengenai kegiatan yang akan
mekanisme kegiatan selama dilaksanan selama
PKL di PKL dan beberapa
HLSW. poin hasil diskusi
yaitu pembagian regu
untuk kegiatan
patroli, jadwal patroli,
dan jadwal progam
kegiatan PKL.
2. Pengamanan Patroli batas Hutan 1. Menentukan Lokasi 25 hari 1. Perangkap burung
Patroli malam 1 hari
dan Lindung (Pulut)

12
Perlindungan Patroli camp Sungai 2. Menentukan Regu 19 hari 2. Perangkap satwa
Penjagaan 13 hari
Wain 3. Mempersiapkan Logistik (Jerat)
4. Menentukan Jarak Patroli 3. Bangkai satwa
(ayam hutan)
4. Pemancing
5. Bekas bakaran
pemancing
6. Bekas pencuri
pohon gaharu
7. Pemburu liar
3. Monitoring Pemindahan, Hutan 1. Menentukan lokasi 12 hari Didapat hasil data
camera trap pemeriksaan dan Lindung pemasangan camera trap. camera trap yang
entry data hasil Sungai 2. Menandai titik pemasangan berupa foto hasil
camera trap Wain camera trap dengan tangkapan camera
menggunanakan GPS. trap yang telah
3. Mengatur tanggal dan jam dipasang dan
pengambilan gambar, database camera trap.
sehingga setiap gambar akan
memiliki informasi tentang

13
waktu saat satwa melalui
jalur dan tertangkap camera
yang berbeda.
4. Memeriksa kembali keadaan
camera trap apakah sudah
terpasang dengan baik untuk
menghindari perusakan,
pencurian dan sensor gelap
pada camera apakah sudah
bekerja dengan baik atau
tidak.
5. Mengambil data hasil
tangkapan camera trap dan
melakukan proses entry data
camera trap.
4. Ekowisata Pelatihan Hutan Mengikuti arahan Manager Pro 1 hari Hasil dari kegiatan
mengenai Lindung Natura dan ketua UPTD KPHL pelatihan pelatihan ekowisata
ekowisata dan Sungai Balikpapan. ekowisata adalah dapat
mendampingi Wain Mendampingi peserta pelatihan dan 7 hari mengetahuai betapa

14
wisatawan. (Ekowisata) ekowisata ke HLSW, kemudian mendamping pentingnya dalam
mendampingi pengunjung yang i wisatawan menjaga kelestarian
berwisata ke HLSW. hutan, pengelolaan
ekowisata di HLSW,
etika ketika masuk
kedalam hutan.
kemudian memandu
wisatawan dan
memberikan edukasi
tentang pentingnya
merawat hutan
khusus nya Hutan
Lindung Sungai
Wain (HLSW).
5. Patroli Patroli Hutan Mencari titik rawan kebakaran 1 hari Mendeteksi potensi
gabungan gabungan Lindung di sekitar hutan lindung, setelah ancaman kebakaran
deteksi Sungai didapat area yang dikira menjadi hutan.
ancaman Wain ancaman kebakaran maka
kebakaran dilakukan pengambilan gambar

15
hutan yang menjadi dasar penentuan
adanya ancaman bahaya
kebakaran hutan.
6. Penanaman Penanaman Hutan Penanaman sirih hitam di 1 hari Uji coba tanaman
sirih hitam sirih hutan di Lindung sekitar lokasi ekowisata yang HHBK dikawasan
kawasan Sungai memiliki tutupan tajuk sesuai ekowisata HLSW
ekowisata Wain dengan parameter
(Block tutupan tajuk.
Ekowisata)
7. Gotong Membersikan Pusat Membersikan areal sekitar 1 hari Areal sekitar puasat
royong bersih- areal pusat informasi kantor yaitu memotong rumput, informasi HLSW dan
bersih/korpe informasi HLSW HLSW dan batang yang menjalar ke areal resort UPTD KPHL
dan resort UPTD resort UPTD kantor menutupi atap guna Balikpapan bersih dan
KPHL KPHL mencegah agar tidak masuknya rapi.
Balikpapan Balikpapan monyet untuk mengambil
logistic dan menyapu serasah
yang ada.
8. Ikut serta dalam Partisipasi dalam Pusat Kegiatan diawali dengan dibuka 1 hari Mendapatkan materi
Sosialisasi kegiatan informasi oleh pihak UPTD KPHL yang di bawakan oleh
perlindungan sosialisasi HLSW Balikpapan kemudian pemateri dari polhut

16
dan pengaman perlindungan dan dilanjutkan dengan materi- dan tebentuknya
hutan serta pengamanan hutan materi yang disampaikan oleh Masyarakat Mitra
pembentukan serta pembentukan polhut kemudian setelah selesai POLHUT (MMP).
Masyarakat masyarakat mitra materi baru dilakukan
Mitra POLHUT POLHUT (MMP). pembentukan masyarakat mitra
(MMP). polhut yang dilakukan oleh
pihak UPTD KPHL

9. Ikut serta dalam Partisipasi Pusat Kegiatan diisi oleh pembedahan 1 hari Tersusunya naskah
pembuatan AD pembuatan AD informasi AD & ART KTH HLSW yang AD & ART KTH
& ART KTH & ART KTH HLSW dipimpin oleh pihak UPTD HLSW yang siap utuk
HLSW HLSW KPHL Balikpapan kemudian ditetapkan dan
penjelasan mengenai pasal dan kepengurusan KTH
poin dijelaskan lebih rinci oleh HLSW.
ketua KTH HLSW.
10. Tersusunnya Ikut serta dalam Hutan 1. Simulasi pembuatan sekat 3 hari Memahami cara dan
naskah AD & pengenalan alat- Lindung bakar seluas kurang lebih 2 dapat mempraktekan
ART KTH alat pemadaman Sungai Wain meter dan didampingin secara langsung alat-
HLSW yang kebakaran hutan dan halaman oleh pengaman dari Pro alat pemadaman
siap utuk dan simulasi kantor Pro Natura kebakaran hutan dan

17
ditetapkan dan penanganan Narutra 2. Simulasi pemadaman lahan seta simulasi
kepengurusan kebakaran hutan kebakaran baik manual penanganan kebakaran
KTH HLSW. dan lahan maupun mekanis. hutan dan lahan.
11. Pendampingan Pengambilan data Hutan 1. Penentuan lokasi 1 hari Didapatnya data debit
tim peneliti debit air Lindung pengambilan data. air dan tutupan lahan
UNMUL dalam Sungai Wain 2. Pembagian tugas dalam
Pengambilan data 3 hari
pengambilan pengambilan data.
tutupan lahan
data 3. Proses pengambilan data

18
B. Pembahasan Kegiatan
1. Perkenalan
Kegiatan perkenalan dilakukan pada awal kegiatan PKL sebagai salah satu
langkah untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri antara peserta PKL dengan
pengurus UPTD KPHL Balikpapan dan pengurus Pro Natura, sehingga dengan
adanya proses perkenalan ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam setiap
kegiatan dan koordinasi selama proses PKL dilaksanakan, kemudian selain itu
perkenalan dilakukan dengan harapan mengurangi rasa canggung antara peserta PKL
dengan pengurus UPTD KPHL Balikpapan dan pengurus Pro Natura. Kegiatan
perkenalan ini dipimpin langsung oleh kepala UPTD KPHL Balikpapan yaitu Bapak
Ir. Zulfikar, M.Si dan Bapak Deny Kristianto, S.Hut., M.Si yang mendampingi bapak
kepalah UPTD KPHL Balikpapan, kemudian Bapak Agusdin selaku perwakilan dari
pengurus Pro Natura. Setelah kegiata perkenalan dilanjutkan dengan pengarahan
mengenai mekanisme dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksakan selama prose PKL
berlangsung.
Kegiatan pengarahan selanjutnya diserahkan oleh kepala UPTD KPHL
Balikpapan Bapak Ir. Zulfikar, M.Si kepada manager Pro Natura yaitu Bapak
Agusdin karena untuk mekanisme dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
peserta PKL akan lebih sering berkoordinasi dengan Bapak Agusdin. Adapun hasil
dari pengarahan dan diskusi adalah sebagai berikut:
a. Pemaparan aturan yang perlu dipatuhi selama kegiatan PKL dilaksanakan
b. Proses kegiatan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan
c. Kegiatan peserta PKL mengikuti kegiatan yang disusun oleh pihak Pro
Natura selaku pengelola tingakat tapak HLSW yang terdiri dari kegiatan:
 Pengamanan dan perlindungan hutan
 Monitoring camera trap
 Ekowisata
d. Pembagian regu untuk kegiatan pengaman dan perlindungan hutan

19
sekaligus kegiatan monitoring camera trap, karena regu pengaman Pro
Natura maka peserta PKL membagi anggota menjadi 3 regu yang tediri 2
orang ikut regu 1, 3 orang ikut regu 2 dan 2 orang iku regu 3.
e. Pembagian jadwal hari kerja, untuk hari kerja peserta PKL mengikuti hari
kerja petugas Pro Natura Yaitu dalam 1 minggu 5 hari kerja dan 2 hari libur
sesuai dengan regu yang diikuti.

Gambar 1. Proses perkenalan

2. Pengamanan dan Perlindungan Hutan


Pengamanan dan perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan
membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, hama dan penyakit serta mempertahankan dan
menjaga kelestarian hutan.
Luas Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) sekitar 9,782 ha dan memiliki
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi daerah tangkapan air bagi kota
Balikpapan dengan kawasan yang cukup luas. Jenis hutan yang berada didalam Hutan
Lindung Sungai Wain (HLSW) ini termasuk hutan dipterocarpa, hutan rawa dan
hutan riparian. Seluruhnya menyimpan beragam kekayaan keanekaragaman hayati
yang luar biasa, dengan banyaknya kekayaan keanekaragaman hayati maka Pro
Natura selaku pengelola Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) melakukan
pengamanan dan perlindungan hutan untuk mencegah adanya kerusakan hutan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia ataupun dari alam secara langsung.

20
Dalam upaya pengamanan dan perlindungan Hutan Lindung Sungai Wain
(HLSW) maka Pro Natura membentuk tim pengaman dan perlindungan hutan yang
disebut tim pengaman hutan Pro Natura. Terdapat Tiga tim pengaman hutan Pro
Natura dimana dalam satu timnya terdiri 1 komandan regu dan 2 anggota. Setiap tim
pengaman telah memiliki kemampuan dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pengamanan kawasan HLSW. Tim pengaman melaksanakan tugasnya dengan
dilengkapi perlengkapan guna mendukung dan memudahkan dalam kegiatan patroli,
adapun perlengkapan yang dimaksud adalah GPS, peta block kerja pengaman, avenza
map, pita blok, pita penanda, parang, terpal, lampu senter, ATK, alat bantu
identifikasi, barcode, sepatu but dan pakaian patroli.
Adapun beberapa kegiatan pengamanan dan perlindungan yang dilakukan
selama PKL adalah :
a. Patroli Batas
Kegiatan patroli batas dilakukan dengan menyusuri batas-batas kawasan
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) seperti perbatasan HLSW dengan hutan
kemasyarakatan, perbatasan HLSW dengan kawasan kebun raya Balikpapan,
perbatasan HLSW dengan kawasan industri, perbatasan HLSW dengan pemukiman,
perbatasan HLSW dengan kebun warga dan perbatasan HLSW dengan kawasan
PT. INHUTANI 1. Pada saat melakukan kegiatan patroli batas ada beberapa hal
yang harus diperhatikan disekitar kawasan tersebut apakah terdapat ancaman berupa
pembalakan liar, perburuan liar, akses jalan keluar dan masuk melewati batas
HLSW dan ancaman lainnya yang dapat merusak atau membahayakan HLSW.
Kegiatan patroli batas ini dilakukan dengan cara yaitu patroli dengan
mengguanakan kendaraan dan patroli jalan kaki, kegiatan patroli dengan
mengunakan kendaraan dilakukan karena akses lokasi patroli batas jauh, efektivitas
waktu yang baik dan akses jalan memadai apabila menggunakan kendaraan
sedangkan patroli dengan jalan kaki dilakukan apabila akses patroli batas tidak
terlalu jauh, akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan, selain itu patroli jalan kaki ini
biasanya dilkukan dengan menyusuri sekitar kawasan pinggiran hutan.

21
Gambar 2. Patroli Batas
b. Patroli Malam
Kegiatan patroli malam dilakukan dengan penjagaan dan patroli disekitar
kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Penjagaan dilakukan di pos-pos
penjaan yang ada di sekitar kawasan HLSW sedangkan kegiatan patroli dilakukan
dengan menyusuri daerah yang sudah di targetkan oleh regu, karena biasanya
sebelum melakukan penyusunan jadwal patroli setiap regu melakukan diskusi terkait
daerah mana saja yang akan ditargetkan menjadi area patroli dan biasanya yang
menjadi dasar dari ditentukannya suatu block/area patroli kareana block tersebut
memiliki intensitas ancaman yang tinggi. Kegiatan patroli malam yang sudah
dilakukan yaitu dikawasan Selok Puda, pada saat melakukan penjagaan malam
bersama tim pengaman disekitar kawasan Selok Puda kegiatan yang dilakukna
adalah memantau beberapa orang yang diduga melakukan kegiatan keluar masuk di

22
area Selok Puda maka dari itu tim pengaman melakukan pembinaan secara lisan
untuk mencegah terjadinya perburuan liar di kawasan tersebut.

Gambar 3. Patroli malam


c. Patroli Camp Tenda
Mengingat areal Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) sangat luas dengan
tingkat kerawanan terhadap pelaku perambahan hutan dan perburuan satwa dikatakan
tinggi karena masih adanya oknum-oknum yang melakukan tindak pelanggaran,
maka tim pengaman hutan Pro Natura melakukan kegiatan patroli camp tenda
dengan tujuan mencegah dan meminimalisir adanya pemburu atau perambah yang
masuk ketika malam hari. Kegiatan camp tenda dilakukan Pada kegiatan ini patroli
dilakukan dikawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) , patroli biasa nya
dilakukan selama 2 hari 1 malam atau bisa juga 3 hari 2 malam, tergantung kondisi
dilapangan.

23
Gambar 4. Patroli Camp Tenda
d. Penjagaan
Selain kegiatan patroli kami mahasiswa peserta PKL bersama tim
pengamanan hutan Pro Natura melakukan kegiatan penjagaan. Beda halnya dengan
patroli kegiatan penjagan tidak melakukan kegiatan berkeliling ataupun menyusuri
kawasan HLSW melainkan mengamati area sekitar pos-pos penjagaan, kegiatan
penjagaan biasanya dilakukan pada area/block yang sering terjadi pelanggaran
guna mencegah terjadinya kembali tidak pelanggaran oleh oknum yang kurang
bertanggung jawab, selain itu setiap tim pengaman hutan Pro Natura memiliki
jadawal penjagaan tersendiri yang telah disepakati oleh regu tersebut.

24
Gambar 5. Penjagaan
Dari hasil kegiatan pengaman dan perlindungan hutan didapat penemuan
seperti berikut:
 Perangkap burung (Pulut)
 Perangkap satwa (Jerat)
 Bangkai satwa (ayam hutan)
 Pemancing
 Bekas bakaran pemancing
 Bekas pencuri pohon gaharu
 Pemburu liar
Berikut peta-peta kegiatan pengaman dan perlindungan hutan serta peta temuan.

25
1. Peta kerja pengamanan hutan lindung sungai wain

Gambar 6. Peta kerja pengamanan Hutan Lindung Sungai Wain


Peta kerja pengamanan hutan lindung sungai wain ini dibuat dengan tujuan
memudahkan proses pengontrolan dalam kegiatan patroli, adapun peta ini beriisikan
block-block pengaman yang berjumalah 13 dengan 10 block utama yaitu block
ekowisata, block A1, block A2, block B1, block B2, block C, block D1, block D2,
block E1, block E2 dan 3 block lainnya sebagai ancaman terhadap HLSW yaitu block
HT, KRB dan HKM.

26
2. Peta jarak tempuh patroli

Gambar 7. Peta jarak tempuh patroli


Peta jarak tempuh ini adalah dibuat berdasarkan jauhnya kegiatan patroli tim
pengaman hutan Pro Natura dan mahasiswa peserta PKL selama satu bulan dibualan
Oktober 2020, dari gambar peta diatas kegiatan patroli di bedakan menjadi 2 yaitu
patroli jalan kaki dan patroli memakai kendaraan adapaun untuk kegiatan patroli
dengan jalan kaki yang dilakukan selama 26 kali dengan jarak tempuh 269,8 KM,
sedangkan umtuk patroli dengan menggunakan kendaraan dilakukan sebanyak 24 kali
dengan jarak tempuh 858,6 KM maka bila digabungkan kegiatan patroli selama satu
bulan di bulan Oktober didapat dengan jarak tempuh keseluruhan adalah 1.128,4 KM
dengan banyaknya patroli sebanyak 50 kali.

27
3. Peta intensitas patroli dan penjagaan

Gambar 8. Peta intensitas Patroli dan Penjagaan


Peta intensitas patroli dan penjagaan ini menunjukan berapa banyaknya suatu
block di kawasan HLSW dilakukan patroli dan penjagaan, peta diatas dibuat
berdasarkan intensitas patroli dan penjagaan selama satu bulan di bulan Oktober
2020. Dari peta diatas dapat di ketahui bahwa ada 4 tingkat intensitas patroli dan
penjagaan yang dilakukan di HLSW dimulai dari sangat rendah, rendah, sedang dan
tinggi. Untuk kategori sangat rendah adalah block HT, block D2 dan block E2,
sedangkan untuk kategori rendah adalah block E1, block B2, block A1, block B1,
block HKM dab block KRB, kemudian untuk kategori sedang adalah block C, block
D1 dan block E2, dan untuk kategori tinggi adalah block Ekowisata.

28
4. Peta hasil temuan patroli dan penjagaan

Gambar 9. Peta hasil temuan patroli dan penjagaan


Peta hasil temuan patroli dan penjagaan dibuat berdasarkan temuan-temuan
yang didapat ketikan proses kegiatan patroli dan penjagaan selama satu bulan di
bulan Oktober 2020, berdasarkan peta tersebut selama kegiatan patroli dan penjagaan
didapat 5 temuan di 8 titik yaitu yang pertama temuan jerat burung (pulut) di block
B1 sebanyak 3 buah, yang kedua jerat satwa di block B1 sebanyak 2 buah, yang
ketiga bangkai satwa (ayam hutan) di block B1 sebanyak 1 ekor, yang keempat
pemancing di block Ekowisata sebanyak satu kali, dan yang kelima bekas bakaran
pemancing di block C sebanyak 1 buah. Dengan adanya temuan-temuan tersesbut
dapat diketahui bahwa keamanan dan kelestarian HLSW masih terancam mengingat
kekayaan jenis satwa dan vegetasi di HLSW masih beragam selain itu loksi HLSW
yang berada di daerah kota maka perlulah penjagaan yang ekstra untuk menjaga
komponen-komponen yang ada didalam HLSW tetap lestari.

29
5. Peta ancaman kerusakan terhadap Hutan Lindung Sungai Wain

Gambar 10. Peta ancaman kerusakan terhadap Hutan Lindung Sungai


Wain
Peta ancaman kerusakan terhadap HLSW ini dibuat berdasarkan banyaknya

tindak pelanggaran yang terjadi kawasan HLSW selain itu peta ancaman kerusakan

terhadap HLSW ini dibuat dengan tujuan sebagai acuan dalam penentuan jadwal

kegiatan pengamanan dan perlindungan yang akan di buat oleh setian regu dari tim

pengaman hutan Pro Natura selama satu bulan kedepan, sehingga harapannya dapat

mengurangi tindak pelangaran yang terjadi di kawasan HLSW.

3. Monitoring Camera Trap

Camera trap adalah kamera jarak jauh yang dilengkapi dengan sensor gerak
maupunn sensor inframerah yang dapat digunakan untuk mengambil foto pada
malam hari. Camera trap adalah alat yang bermanfaat untuk memonitoring

30
kehidupan satwa yang berada di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dari
banyaknya jenis binatang yang biasanya sulit untuk ditemukan dan dipelajari maka
dengan pemasangan camera trap ini dapat membantu dalam kegiatan monitoring
satwa tersebut, khusus untuk pemasangan camera trap di kawasan HLSW dilakukan
selama kurang lebih 30 hari atau satu bulan pemasanagan.
Dalam kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) terdapat banyak
berbagai macam jenis satwa yang tersebar sehingga pemasangan camera trap
sangatlah perlukan untuk membantu dalam proses mengidentifikasi jenis satwa apa
saja yang terdapat didalam HLSW. Camera trap dipasang diarea yang sering dilalui
binatang dengan memperhatikan jalur alamiahnya, selain itu pemasangan camera
trap dipasang berdasarkan ketinggian yang berbeda seperti di lembah (untuk
mewakili daerah-daerah yang rendah), landai/lereng (untuk mewakili daerah yang
memiliki ketinggian sedang), dan diatas bukit/gunung (untuk mewakili daerah
dengan ketinggian yang tinggi), dengan pemansangan di ketiga titik tersebut maka
keragaman satwa yang didapatpun akan lebih bervariasi sesuai dengan dengan
ketingiaan tempat.
Monitoring camera trap ini memiliki beberapa kegiatan seperti menentukan
lokasi pemasangan camera trap, menandai titik pemasangan camera trap dengan
menggunakan GPS, mengatur tanggal dan jam pengambilan gambar sehigga setiap
gambar akan memiliki informasi tentang waktu saat satwa melalui jalur dan
tertangkap camera yang berbeda, memerikasa kembali keadaan camera trap apakah
sudah terpasang dengan baik untuk menghidari perusakan, pencurian dan sensor
gelap pada camera apakah sudah bekerja dengan baik atau tidak, mengambil data
hasil tangkapan camera trap dan melakukan proses entry data camera trap.
Dalam proses pemasangan camera trap ada beberapa poin yang harus di
perhatikan agar hasil yang didapat maksimal adapun poin-poin yaitu :
a. Posisi pemasangan camera trap minimal 50 cm di atas tanah karena untuk
menghindari banjir dan agar didapat satwa yang ada dibawah.
b. Area sekitar posisi pemasangan camera trap harus dalam keadaan bersih

31
dengan tujuan agar satwa tertarik dan datang ke lokasi pemasangan
cameraa trap tersebut.
c. Pemasangan ajir dengan sejarar dari camera trap dengan jarak masing-
masing 150 cm sebanyak 5 ajir dengan ketinggian 20 cm, 40 cm, 60 cm,
80 cm dan 10 cm. Dengan tujuan membantu memudahkan dalam proses
entry (identifikasi) satwa dengan jenis satwa yang sama.
d. Penitikan posisi camera trap minimal 5 m di GPS agar meminimalisir
kalibrasi.
e. Ketika camera trap di pindah jarak minimumnya 300 m dari lokasi
sebelumnya.
Berikut beberapa jenis satwa yang berhasil tertangkap camera trap
selama kegiatan PKL dilaksanakan

Babi Hutan Pelanduk Napu Kijang Kuning


(Sus barbatus) (Tragulus napu) (Muntiacus atherodes)

Beruang Madu Beruk Landak Raya


(Helarctos malayanus) (Macaca nemestrina) (Hystrix brachyura)

32
Rusa Sambar Berang-berang (sero) Sempidan Biru
(Rusa Unicolor) ambrang (Lophura ignita)
(Aonyx cinerea)

Paok Hijau Kuau Raja Pelanduk Topi Hitam


(Pitta sordida) (Argusianus argus) (Pellorneum
capistratum)
Gambar 11. Hasil tertangkap camera trap selama kegiatan PKL dilaksanakan
Dilihat dari gambar diatas terdapat jenis satwa yang bervariasi seperti babi
hutan (Sus barbatus) dengan menurut IUCN 2017 memilki status konservasi
VU/rentan (Vulnerable) yang artinya babi hutan tersebut spesies yang sedang
menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang, sendangkan
untuk Pelanduk Napu (Tragulus napu) memiliki status konservasi LC/beresiko
rendah (Least Concern) yang artinya  spesies yang telah dievaluasi namun tidak
masuk ke dalam kategori manapun (IUCN 2015), kemudian untuk kijang kuning
(Muntiacus atherodes) memiliki status konservasi NT/ Hampir Terancam (Near
Threatened)  yang artinya spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam
atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam
(IUCN 2016), kemudian untuk Beruang Madu (Helarctos malayanus) memiliki
status konservasi VU/rentan (Vulnerable) yang artinya beruang madu tersebut
spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang
akan datang (IUCN 2017) untuk beruang madu ini memiliki status konservasi yang

33
sama dengan babi hutan.
Kemudian untuk Beruk (Macaca nemestrina) memiliki status konservasi
VU/rentan (Vulnerable) yang artinya beruk tersebut spesies yang sedang menghadapi
risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang (IUCN 2020), kumudian
untuk landak raya (Hystrix brachyura) memiliki status konservasi LC/beresiko
rendah (Least Concern) yang artinya  spesies yang telah dievaluasi namun tidak
masuk ke dalam kategori manapun (IUCN 2017), kemudian untuk rusa sambar
(Cervus unicolor) memiliki status konservasi VU/rentan (Vulnerable) yang artinya
rusa sambar tersebut spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar
pada waktu yang akan datang (IUCN 2015), kemudian untuk Berang-berang (sero)
ambrang (Aonyx cinerea) memiliki status konservasi VU/rentan (Vulnerable) yang
artinya Berang-berang (sero) ambrang tersebut spesies yang sedang menghadapi
risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang (IUCN 2015).
Kemudian untuk Sempidan Biru (Lophura ignita) memiliki status konservasi
VU/rentan (Vulnerable) yang artinya sempidan biru tersebut spesies yang sedang
menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang (IUCN
2020), kemudian untuk Paok Hijau (Pitta sordida) memiliki status konservasi
LC/beresiko rendah (Least Concern) yang artinya  spesies yang telah dievaluasi
namun tidak masuk ke dalam kategori manapun (IUCN 2016), kemudian untuk Kuau
Raja (Argusianus argus) memiliki status konservasi VU/rentan (Vulnerable) yang
artinya kuau raja tersebut spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam
liar pada waktu yang akan datang (IUCN 2020), dan yang terakhir untuk Pelanduk
Topi Hitam (Pellorneum capistratum) memiliki status konservasi LC/beresiko
rendah (Least Concern) yang artinya  spesies yang telah dievaluasi namun tidak
masuk ke dalam kategori manapun (IUCN 2016).
Dalam kegiatan monitoring camera trap ini juga terdapat kendala-kendala
yang menyebabkan kurang maksimalnya hasil dari camera trap tersebut seperti:
a. System camera error
b. Kelembapan camera yang mengakibatkan hasil tangkapan camera trap

34
blur
c. Tombol turn off dan menu pada camera tidak berfungsi dengan baik
d. Gangguan pada batrai
e. Gangguan oleh satwa
f. Sensor camera trap yang tidak berfungsi dengan baik

Gambar 12. Monitoring Camera Trap


4. Ekowisata (Pelatihan mengenai ekowisata dan mendampingi wisatawan
yang berkunjung)
Luas HLSW sekitar 9,782 hektar dan memiliki dua Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang menjadi daerah tangkapan air bagi kota Balikpapan. Dahulu, hutan
lingdung tersebut hanya diperuntungkan bagi peneliti yang akan meneliti flora dan
fauna yang terdapat di hutan lindung. Namun saat ini pihak pengelola, mulai
membuka diri dengan menggunakan sebagian zona depannya untuk pendidikan dan

35
ekowisata. Ada sekitar 3 jalur ekowisata, yang terdapat dikawasan hutan lindung di
bagian zona depan. Jalur tersebut telah dibuat bagi masyarakat yang akan menjalani
ekowisata.
Selain itu, dalam mempermudah para wisatawan pihak pengelola juga
menyediakan pemandu wisata atau Tour guide bagi para wisatawan yang berkunjung
dan melakukan traking kedalam hutan lindung sungai wain. Pemandu wisata atau
Tour guide adalah masyarakat sekitar hutan lindung sungai wain yang sudah dibina
oleh pihak pengelola ekowisata hutan lindung sungai wain. Merujuk pada peraturan
mentri dalan negri nomer 33 tahun 2009 tentang pedoman pengembangan ekowisata
di daerah, pada Bab 1 ayat 1 (Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di dearah yang
bertanggung jawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan
dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta meningkatkan
pendapatan masyarakat lokal). Pihak pengelola ekowisata hutan lindung sungai wain
sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
Pada kegiatan pelatihan ekowisata kami mahasiswa peserta PKL di beri
materi bagaimana cara memandu yang baik dan benar sehinggan akan menciptakan
suasana yang nyaman bagi setiap pengunjung yang datang selain itu dengan baiknya
pemandu akan memberikan citra yang baik pula pada HLSW, karena untuk
ekowisata HLSW selain pariwisata yang berwawasan lingkungan juga memberikan
pendidikan dan pelajaran lewat sumberdaya alam yang disuguhkan di sepanjang rute
perjalan. Keasrian, keindahan, keragaman dan kesejukan yang seakan menjadi
pengobat kejunuhan wisatawan yang berkunjung. Kemuadian untuk kegaitan
mendampingi wisatawan yang berkunjung ke HLSW kami mahasiswa peserta PKL
hanya ikut selama 7 kali pendampingan karena untuk kegiatan mendampingi
wisatawan ini kami lakukan ketika waktu libur dari kegiatan patroli dan penjagaan,
di block ekowisata HLSW ini menyediakan rute yang dapat menyesuaikan kekuatan
berjalannya wisatawan, ketika wisatawan memiliki kemampuan berjalan yang kurang
maka pemandu akan membawa ke rute yang tidak terlalu jauh namun dengan tidak
mengurangi keindahan dan kenyaman yang disuguhkan oleh alam dan biasanya

36
sebelum berangkat antara pemandu dan wisatawan menyepakati mengenai rute dan
aturan masuk ke ekowisata HLSW jadi ketika masuk tidak terjadi kesalahan.

Gambar 13. Ekowisata


5. Patroli Gabungan
Patroli gabungan deteksi ancaman kebakaran hutan ini diikiuti oleh POLHUT,
pengaman hutan Pro Natura, Masyarakat peduli Api (MPA) dan mahasiswa peserta
PKL dengan kegiatan mencari titik rawan kebakaran di sekitar hutan lindung, setelah
didapat area yang dikira menjadi ancaman kebakaran maka dilakukan pengambilan
gambar yang menjadi dasar penentuan adanya ancaman bahaya kebakaran hutan.
Kebakaran hutan dan lahan berdampak serius terhadap Hutan Lindung Sungai Wain,
sebagai langkah antisipasi terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan adalah aspek
ini penting berkenaan dengan pencegahan dan penanggulangannya.

37
Gambar 14. Patroli Gabungan
6. Penanaman Sirih Hitam
Penanaman sirih hitam di sekitar lokasi ekowisata ini dilakukan oleh KPHL
Balikpapan yang dipimpin langsung oleh bapak Ir. Zulfikar, M.Si sebagai uji coba
tanaman HHBK dikawasan ekowisata HLSW dengan parameter tutupan tajuk.
Banyaknya sirih hitam yang diuji coba tanamkan adalah sebanyak 5 tanaman, yang
kemudian dilakukan monitoring untuk mengetahui perkembangannya apakah laju
pertumbuhannya baik atau mengalami kerusakan. Sirih hitam ini mempunyai ciri
khasnya yaitu warna hitam pada daunnya yang tidak pudar meski telah melalui
pengeringan, daun sirih dapat digunakan sebagai anti bakteri karena mengandung
4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen
(sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol, dan terpen. Selain itu sirih dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan sifat antioksidannya sirih membantu
juga membantu menurunkan resiko pada orang dengan penyakit penyerta seperti
diabetes, sangat baik untuk pencernaan, sangat baik dalam mengobati sakit kepala,
dapat digunakan untuk mengobati luka luar (ringan) pada kulit dan jerawat.

38
Gambar 15. Penanaman Sirih Hitam
7. Gotong Royong Bersih-Bersih Kantor HLSW (Korpe)
Kegiatan gotong royong bersih-bersih ini adalah kegiatan rutin yang
dilakukan setiap hari senin setelah melaksanakan breping guna menjaga kebersihan
disekitar lingkungan pusat informasi HLSW dan resort KPHL Balikpapan sehingga
menciptakan suasana bersih dan nyaman yang dapat meningkatakan semangat kerja.
Kegiatan yang dilakukan biasanya membersikan areal sekitar kantor yaitu memotong
rumput, batang yang menjalar ke areal kantor menutupi atap guna mencegah agar
tidak masuknya monyet untuk mengambil logistik dan menyapu serasah yang ada
selain itu juga kegiata pembersihan jalur ekowisata dan pembuatan jalur baru untuk
pesepeda. Pada akhir kegaiatan gotong royong bersih-bersih ini biasanya dilakukan
makan bersama sehingga dapat memper erat kerjasama antar pengurus HLSW.

39
Gambar 16. Gotong Royong Bersih-Bersih di Pusat Informasi HLSW dan
Resort KPHL Balikpapan
8. Ikut Serta Dalam Sosialisasi Perlindungan dan Pengaman Hutan Serta
Pembentukan Masyarakat Mitra POLHUT (MMP)
Partisipasi dalam kegiatan sosialisasi perlindungan dan pengamanan hutan
serta pembentukan masyarakat mitra POLHUT. Kegiatan diawali dengan dibuka
oleh pihak UPTD KPHL Balikpapan kemudian dilanjutkan dengan materi-materi
yang disampaikan oleh polhut sebagai pengenalan mengenai peran serta POLHUT
dalam melaksakan pengaman dan perlindungan hutan serta peranan dari
masyaratakat mintra POLHUT (MMP), kemudian setelah selesai materi baru
dilakukan pembentukan masyarakat mitra polhut yang dilakukan pleh pihak UPTD
KPHL Balikpapan.
Hasil dari kegiatan tersebut adalah didapatnya pemahanan mengenai peranan
POLHUT dan masyarakat mintra POLHUT (MMP) dalam melaksanakan tugasnya
serta terbentuknya masyarakat mintra POLHUT (MMP) dengan jumlah anggota 12
orang yang diketuai oleh Bapak Iriansyah. Kelompok masyarakat mitra POLHUT
(MMP) ini kemudian langsung dikukuhkan oleh kepala seksi perlindungan, KSDAE
dan pemberdayaan masyarakat Ibu Siti Raodah, S.P.

40
Gambar 17. Sosialisasi perlindungan dan pengaman hutan serta
pembentukan MMP
9. Ikut Serta Dalam Pembuatan AD & ART KTH HLSW
Partisipasi pembuatan AD & ART KTH HLSW, Kegiatan diisi dengan
pembedahan AD & ART KTH HLSW yang dipimpin oleh pihak UPTD KPHL
Balikpapan kemudian mengetahui pasal dan poin dijelaskan lebih rinci oleh ketua
KTH HLSW, kelompok tani hutan (KTH) HLSW ini berperan sebagai pengelola
ekowisata HLSW dimulai dari kegiatan mendampingi wisatawan, pembuatan
kerajinan hasil hutan dan kegiatan lainnya, kelompok tani hutan (KTH) ini di ketuai
oleh Bapak Agusdin.

Gambar 18. Ikut serta dalam pembuatan AD & ART KTH HLSW

41
10. Pengenalan alat pemadam kebakaran hutan serta Pelatihan simulasi
pembuatan sekat bakar dan pemadaman kebakaran
Partisipasi dalam simulasi pembuatan sekat bakar dan pemadaman kebakaran.
Pada musim kemarau kebakaran hutan dan lahan kerap terjadi, kejadian tersebut
dapat merusak habitat flora dan fauna yang berada disekitaran kawasan Hutan
Lindung Sungai Wain (HLSW) sehingga mengancam kelestrariannya. Asap akibat
kebakaran hutan dan lahan juga merupakan penyebab polusi udara. Oleh karena itu
perlu cara dalam penanganan nya, yaitu dengan cara melakukan sekat bakar. Sekat
bakar yaitu sebidang tanah yang terbentuk jalur yang dibersihkan dan berfungsi
memisahkan antara areal yang diperkirakan sebagai sumber datangnya api dengan
areal yang harus diamankan dari kebakaran. Sekat bakar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu, sekat bakar alam (sungai, jalan, danau, jurang dan lain-lain) dan
sekat bakar buatan (sekat bakar yang berbentuk jalur hijau dan jalur kuning).
Pemeliharaan dan pembuatan sekat bakar dilakukan dengan adanya informasi
data lapangan yakni data lokasi yang akan disekat kemudian akan dibuat pemetaan
lokasi kerja untuk memudahkan pengerjaan sekat bakar juga disiapkan tenaga beserta
alat kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan/perbersihan sekat bakar. Ukuran sekat
bakar dibuat tidak terlalu sempit dan tidak terlalu lebar optimal nya pembuatan sekat
bakar lebarnya 2 meter. Pada praktek pembuatan sekat bakar yang kami lakukan,
kami melakukan perbersihan/pemeliharaan jalur sekat bakar yang sudah ada, yang
berlokasi area ekowisata. Pada saat pembuatan sekat bakar beranggota kan 7 orang,
akan tetapi optimal nya hanya 5 orang saja, adapun alat dan tugas dari masing-
masing orang adalah :
a. Parang digunakan untuk merintis, posisi paling depan (2 orang).
b. Kapak, digunakan untuk memotong akar atau menyingkirkan pohon
yang tumbang (2 orang).
c. Penggaruk dan sapu membersihkan sisa-sisa rintisan (3 orang).
Adapun pembagian tugas dalam pelatihan sekat bakar ini yaitu, satu orang
pertama sebagai perintis dengan menggunakan parang, dua orang melakukan

42
pembersihan area yang telah dirintis dengan menggunakan sekop/penggaruk , tiga
orang selanjutnya melakukan pembersihan serasah-serasah dengan menggunakan
sapu. Jarak antara satu dengan lain masing-masing sejauh lima meter, agar lebih
mudah dan efektif pada saat menjalakan tugas masing-masing.
Dari beberapa materi yang telah dipaparkan mengenai kebakaran hutan dan
lahan maka kami mahasiswa PKL melakukan kegiatan pelatihan pemadaman
kebakaran bersama dengan tim pengaman HLSW. Kegiatan yang kami lakukan
adalah teknik bagaimana melakukan pemadaman api. Berikut kegiatan yang
dilakukan dalam pelatihan kebakaran hutan yaitu:
Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pelatihan
a. Helm, melindungi kepala dari kemungkinan adanya sesuatu yang
berbahaya sepertinya loncatan api dan melindungi dari panas.
b. Sepatu Boots, melindungi kaki dari panas api.
c. Mesin Wajak mark 3, sebagai pemompa air.
d. Selang penghisap, digunakan untuk mengambil air dari sumber air
terdekat.
e. Selang pemadam, sebagai penyalur air.
f. Selang pencuri air, digunakan untuk memadamkan api yang berada
disekitar mesin pompa.
g. Nozzel kepala kecil dan Nozzel kombinasi yang dapat membentuk air.
h. Pipa cabang, digunakan sebagai pembagian penyaluran air.
i. Penjepit selang, digunakan untuk mengecilkan/memutus aliran air
ketika dilakukan pemasangan cabang.
j. Toolbox, tempat penyimpanan alat-alat mesin pompa seperti kunci-
kunci, nozzle, penyaring air, penjepit.
k. Jerigen, untuk menampung bahan bakar mesin pompa.
Sebelum melakukan pelatihan pemadaman, kami belajar bagai mana cara
menggulung selang. Ada dua cara yang dilatih yaitu teknik gulung selang 8 dan
teknik selang gulung 2. Teknik gulung selang 8 dilakukan ketika selesai pemadaman

43
dilapangan. Teknik selang gulung 2 dilakukan diakhir ketika menyimpan seluruh
alat-alat pemadaman. Pada saat pelatihan pemadaman dilakukan pembagian tugas
yaitu satu orang sebagai operator mesin, satu orang helper, 2 orang pemegang nozzle,
satu orang sebagai komandan regu.

Gambar 19. Pengenalan alat pemadam kebakaran hutan serta Pelatihan


simulasi pembuatan sekat bakar dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan
11. Pendampingan Tim Peneliti UNMUL
Kegiatan pendampingan tim peneliti Universitas Mulawarwan memiliki dua

44
kegiatan yaitu pengambilan debit air yang dilakukan di waduk dan pengambilan data

tutupan lahan di dalam kawasan HLSW dengan 3 tipe hutan yang berbeda yaitu

hutan sekunder muda, hutan sekunder tua dan hutan primer. Kegiatan pengukuran

debit air dilakukan dengan menggunakan alat ukur debit air sedangkan untuk

pengambilan data tutupan lahan dilakukan dengan cara membuat plot, adapun plot

yang dibuat adalah 20 x 20 m yang digunkan untuk pengambilan data pohon, plot 5 x

5m digunkan untuk mengambil data pancang dan plot 2 x 2m digunakan untuk

pengambilan data semai dan tumbuhan bawah. Pembuatan plot tersebut dilkaukan

pada 3 tipe hutan yang dijadikan lokasi pengambilan data tersebut.

Gambar 20. Pendampingan Tim Peneliti UNMUL

45
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PKL yang dilksanakan di KPHL Balikpapan/Yayasan Pro
Natura Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) selama kurang lebih 2 bulan yaitu pada
bulan Agustus-November 2020 dapat disimpulkan bahwa:

1. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dikelola oleh KPHL Balikpapan yang
kemudian untuk pengelolaan pada tingkat tapak/pengololaan teknis
dilapangan dikelola oleh Yayasan Pro Natura.

2. Bentuk pemanfaatan Hutan Lindung yang boleh di manfaatkan seperti


pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu, di HLSW bentuk pemanfaatan kawasan biasanya
digunakan untuk pelepas liaran satwa yang dilindungi seperti pelepasan orang
utan dan burung cica hijau, kemudian untuk pemanfaatan jasa lingkungan
HLSW mempunyai blok Ekowisata, perhitungan karbon yang biasanya
dilakukan oleh para peneliti dan untuk pemanfaatan HHBK HLSW uji coba
penanaman sirih hitam.

3. Kegiatan PKL terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu Pengamanan dan


Perlindungan Hutan, Monitoring Camera Trap dan Ekowisata. Adapun
kegiatan lain yang dilaksanakan selama PKL adalah patroli gabungan,
penanaman sirih hitam, gotong royong bersih-bersih di pusat informasi
HLSW dan resort KPHL Balikpapan, ikut serta dalam sosialisasi perlindungan
dan pengaman hutan serta pembentukan MMP, ikut serta dalam pembuatan
AD & ART KTH HLSW, pengenalan alat pemadam kebakaran hutan serta
pelatihan simulasi pembuatan sekat bakar dan pemadaman kebakaran hutan
dan lahan, dan pendampingan tim peneliti UNMUL.

46
B. Saran

Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan, kami selaku
pelaksana mahasiswa yang melaksanajan Praktek Kerja Lapangan memberikan
beberapa saran yang sekiranya bisa memberi manfaat bagi pembaca, instansi, dan
khususnya bagi praktikan sendiri agar dalam pelaksanaan kerja yang sesungguhnya
dapat diterapkan dengan lebih baik. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Praktikan
a) Selalu menjalin komunikasi yang baik antar peserta PKL agar pelakasanaan
kegiatan PKL dapat dilaksanakan dengan baik dan meminimalisir kesalah
pahaman.
b) Mahasiswa peserta PKL hendaknya melaksanakan setiap tugas yang dan
tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan sehingga dapat memahami
peran dan tupoksi masing-masing dala kerja.
c) Mahasiswa peserta PKL diharapkan lebih menjaga solidaritas sehingga akan
menimbulkan kerjasama yang baik dalam kerja.
d) Mahasiswa peserta PKL diharapkan lebih banyak aktif dalam setiap kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan sehingga kesempatan mendapatkan ilmu dan
pengalaman kerja akan lebih banyak.
2. Bagi Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
a) Lebih terbuka dalam memberikan informasi agar mahasiswa mendapatkan
informasi yang aktual mengenai kegiatan PKL.
b) Meningkatkan kesiapan dari kepanitian PKL.
c) Memberikan pelatihan dan pengarahan yang sifatnya universal terhadap
mahasiswa sebelum melakukan kegiatan PKL.
3. Bagi Instansi
a) Instansi membuka atau memberikan informasi terhadap masyaratkat luas
mengenai Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) agar bisa meningkatkan

47
eksistensi HLSW.
b) Instansi lebih melengkapi kelengkapan petugas pengamanan dan perlindungan
hutan agar tingkat keamanan pengaman hutan Pro Nutura lebih terjamin
ketika berhadapan dengan oknum pelanggaran didalam hutan.
c) Instansi lebih meningkatkan solidaritas antar pengaman hutan Pro Natura dan
pegawai lainya agar keharmonisan dan kenyamanan kerja dapat terjaga.
d) Instansi lebih memperhatikan block ekowisata agar jalur yang ada tetap
terjaga sehingga dapat menimbulkan kenyamanan bagi setiap wisatawan yang
berkunjung.
e) Mengusulkan pada kementerian agar dibuat UU Hutan Lindung yang
sekaligus melindungi komponen-komponen biologi didalamnya.

C. Kesan dan Pesan mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Sidik Robi Mardiana

Kesan :
kegiatan PKL di HLSW sangat berkesan dan banyak
menambah pengalaman baru serta ilmu yang tentunya baru
juga, terutaman dalam segi menajemen dan pengelolaan
hutan lindung secara benar. Selain itu keasrian alam yang
disuguhkan oleh HLSW sangat membuat terkesan tetapi
yang lebih mengesankan adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan saat patroli yang mengurus tenaga dan pikiran.

Pesan :
Semoga kedepannya HLSW lebih baik lagi dan terbuka terhadap masyarakat umum
lainya sehingga dapat meningkatkan popularitas HLSW dan semoga kedepannya
HLSW lebih mengedepankan kesejatraan pegawai sehingga kenyaman dan keaman
pekerja lebih terjaga. Dan yang terakhir semoga peran masyarakat sekitar menjadi
yang terdepan dalam menjaga kelestarian alam.

48
2. Budiawan Tekko Jansi

Kesan :
Banyak pengalaman yang di dapat dalam pengelolaan
hutan lindung walaupun tidak semuanya di dapat,
pengalaman yang paling seru yaitu naik motor ke pos 5
sampai pos 4 mogok hampir 40 kali, dan akhirnya di
jemput pake mobil.
Pesan :
Semoga kedepanya semakin solid dalam menjaga hutan
HLSW, dan pengaman HLSW di lengkapi dengan
peralatan yang dapat membantu dalam melakukan
penjagaan.

3. Risal

Kesan :
Pengalaman kekurangan air minum saat memasang
camera trap ke jalur blok A, disitu kami memutuskan
untuk mencari sungai untuk minum, dengan medan jalan
berbukit membuat kami kelelahan, setelah melihat
sungai kami seperti menemukan emas.
Pesan :
Perbanyak patroli jalan kaki nyusuri batas batas hutan
lindung yg menjadi jalur mudahnya orang keluar masuk
hutan dan penyebaran patroli setiap regu merata ke
setiap blok, tidak cenderung di blok itu saja setiap
minggunya.

4. M Yusya Rivani

Kesan :
Kesannya mandi di sungai camp djamaludin yg airnya
segar banget, dan pulang pergi pos ulin ke camp
djamaludin terus ke pos ulin.
Pesan :
Semoga kedepannya kegiatan patroli malam bisa
ditingkatkan lagi.

49
5. Prasetia Aktavinaldy S

Kesan :
Kegiatan patroli dan pengaman hutan mengajarkan
kita hidup terarur seperti jam tidur lebih teratur,
makan lebih dijaga dan belajar untuk menghemat
logistik ketika didalam hutan.
Pesan :
Dalam penggungaan alat dan kelengkapan yang ada
alangkah lebih baik dengan perawatan yang lebih
teratur sehingga akan memperpang umur pakainya.

6. M Irfan

Kesan :
Ketika tidur di tengah hutan di atas hamock dan
melihat segerombolan babi yang sedang berada di tepi
sungai, berenang di sungai yg berada di camp djamal
Pesan :
Mengganti kendaraan yang sudah tidak layak dengan
kendaraan baru supaya kegiatan patroli semakin
lancar. Bagi para pengaman lebih memperhatikan pola
makan agar kesehatan terjaga.

7. Andi Wahyu Setiono

Kesan :
Naik motor ke pos 5 sampai pos 4 terus motornya
mogok, jatuh naik motor saat patroli.

Pesan :
Semoga kedepanya pengaman HLSW di lengkapi
dengan perlengkapan perlindungan diri agar terhindar
dari ancaman yang membahayakan.

50
LAMPIRAN

51
Kegiatan Briefing Pembersihan Ekoswisata

Persiapan menuju patroli Kegiatan Patroli

Patroli Camp Tenda Patroli Camp Tenda

52
Pengecekan temuan jerat Pemberian tindakan terhadap temuan

Pemberian tindakan terhadap temuan Monitoring Camera trap

Pembuatan Sekat Bakar Pelatihan pemadaman kebakaran

53
Perbaikan Pasilitas Pos Penjagaan Pendampingan Wisatawan

Pendampingan Tim Peneliti UNMUL Pendampingan Tim Peneliti UNMUL

kut serta dalam Sosialisasi perlindungan dan Ikut serta dalam pembuatan AD & ART
pengaman hutan serta pembentukan KTH HLSW
Masyarakat Mitra POLHUT (MMP).

54

Anda mungkin juga menyukai