USULAN SKRIPSI
Oleh:
DENY SWATAMA
NIM. 165080607111032
USULAN SKRIPSI
Oleh:
DENY SWATAMA
NIM. 165080607111032
2
USULAN SKRIPSI
Oleh:
DENY SWATAMA
NIM. 165080607111032
Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Mengetahui:
Ketua Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari
selanjutnya. Semoga laporan ini bisa menjadi bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
Deny Swatama
NIM. 165080607111032
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian..................................................................................15
Tabel 2. Alat Penelitian.......................................................................................16
Tabel 3. Bahan Penelitian...................................................................................16
Tabel 4. Metode Pengambilan Data Kualitas Perairan........................................21
Tabel 7. Kategori Kesesuaian.............................................................................22
Tabel 8. Matriks kesesuaian untuk wisata bahari kategori wisata pantai............23
Tabel 6. Baku mutu kualitas perairan untuk wisata bahari..................................27
Tabel 10. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt).............29
Tabel 11. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata............29
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Peta administrasi kabupaten Lamongan.............................................9
Gambar 2. Lokasi pengambilan data..................................................................15
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian...............................................................17
iv
BAB I. PENDAHULUAN
penduduk yang lumayan besar serta memiliki ekosistem yang unik dan beragam.
ekosistem pesisir yang sangat banyak terjadi aktivitas manusia. Banyak dari
wisata. Saat ini, banyak dari masyarakat Indonesia datang ke pantai untuk
melakukan kegiatan wisata pantai. Kegiatan ini dilakukan biasanya untuk tujuan
cocok dijadikan daerah ekowisata dikarenakan pantainya yang sangat indah dan
keaslian lingkungan yang sangat memukau mata. Alasan lain mengapa pantai
kepuasan sendiri sekaligus manfaat batin bagi para wisatawan yang datang
wilayah pesisir dan laut dapat menawarkan pemandangan yang indah dan
5
keaslian lingkungan seperti kehidupan di bawah air. Adanya wisata pantai dapat
di kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Desa ini berada di pantai Laut Jawa. Kawasan ini merupakan kawasan wisata
Wisata Pantai Tunggul dan Konservasi dengan mengenalkan laut Tunggul yang
bersih dan asri. Pengelolah ingin mengenalkan sisi lain dari laut Tunggul yang
banyak mendapatkan respons positif dan berbagai masukan dari warga luar
wisatawan yang datang tidak sesuai dengan daya tampung dari pantai tersebut,
bisa dipastikan akan terjadi gangguan ekologis seperti kelestarian dari pantai
tersebut akan terancam. Sejauh ini, belum ada penelitian mengenai analisa
pantai Tunggul Paciran. Untuk itu, diperlukan suatu analisa untuk tetap menjaga
kelestarian ekologis dari pantai tersebut yakni dengan analisa kesesuaian dan
6
lingkungan.
ini adalah:
2. Berapa nilai daya dukung kawasan perairan Pantai Tunggul untuk wisata
pantai?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau ±3.78% dari luas wilayah
Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka
Kembangbahu.
Solokuro.
8
Gambar 1. Peta administrasi kabupaten Lamongan
Sumber: (Google image, 2021)
terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat ketinggian 0-25 meter
Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya
adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0-2% yang tersebar di Kecamatan
Bluluk, Modo, dan Sambeng, sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya
adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat
9
Kondisi tata guna tanah di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
baku sawah (PU) 44.08 Hektar, Baku sawah tidak resmi (Non PU) 8.168,56
1.340,00 Hektar, Tanah tandus / kritis 889,00 Hektar dan lain-lain 15.092,51
Hektar.
bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, dan sebagian tanah
bagian utara.
dan lautan. Kawasan pesisir memiliki daya tarik tersendiri yaitu mempunyai
air laut, pasir dan mineral laut lainnya yang memikat siapapun untuk beralih ke
sifat yang dinamis, hal tersebut dapat diartikan bahwa keadaan pantai dapat
manusia. Ada beberapa faktor yang dapat merubah atau mempengaruhi dinamis
10
dari pantai yaitu iklim yang didalamnya termasuk temperature dan hujan, faktor
global dan terakhir aktivitas manusia seperti reklamasi pantai dan eksploitasi
2018).
dilakukan di wilayah perairan. Wisata bahari dengan kesan penuh makna bukan
alami lingkungan pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat
pesisir dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Jenis wisata yang
11
seperti olahraga pantai dan piknik (Agusriadi et al., 2013)
berbagai wilayah, yaitu: Beach, yaitu batas antara daratan dan lautan. Biasanya
berupa pantai berpasir dan landai, Dune, yaitu daerah yang lebih tinggi dari
atau berubah secara perlahan karena aliran laut dan Coastal, yaitu daerah yang
secara periodik digenangi air yang merupakan gabungan antara beach dan
dune. Obyek wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan
pantai, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan olahraga darat yang
kecocokan dari suatu aktivitas yang diilakukan di suatu kawasan sesuai dengan
12
potensi sumberdaya alam dan peruntukannya dengan menggunakan berbagai
kawasan pesisir terutama pantai dinilai cukup penting karena untuk mengetahui
kesesuaian dari kawasan pantai tersebut untuk dijadikan objek wisata alam yang
kelas. Penetapan kelas kesesuaian didasarkan pada nilai yang diperoleh dari
penjumlahan hasil perkalian antara kategori nilai dari setiap parameter dan bobot
dari setiap kegiatan wisata bahari. Parameter untuk tiap kategori berbeda.
Seperti kategori rekreasi pantai terdiri dari kedalaman perairan, tipe pantai, lebar
perairan, penutupan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar (Juliana
et al., 2013).
secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu
tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Daya dukung ekosistem
tidak memiliki ukuran yang mutlak dalam menampung semua kegiatan manusia
faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam. Daya dukung
13
Konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan
pengaruh dari luar tanpa merusak alam. Pengaruh yang dimaksud yaitu wisata
pengunjung, luas area, dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis kegiatan
14
BAB III. METODE PENELITIAN
peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan jadwal penelitian
15
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat untuk mengukur
kondisi pesisir dan kualitas perairan. Berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.
16
3.3 Kerangka Umum Penelitian
kesesuaian dan daya dukung lingkungan untuk ekowisata pantai adalah pertama
17
Lingkungan Hidup Nomor: 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Menteri
Negara Lingkungan Hidup
tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan
lokasi penelitian. Data dari parameter biofisika yang diambil yakni: kedalaman
perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus,
biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Prosedur pengambilan dari tiap
menarik garis lurus sejauh 150 meter dari tiap stasiun. Penarikan garis lurus ini
dimulai dari pinggir pantai ke perairan. Langkah kedua yaitu tancapkan tongkat
skala di titik yang ditentukan lalu liat hasilnya. Hasil pengukuran ini nantinya di
18
koreksi dengan hasil pengukuran pasang surut sehingga dapat diketahui
kedalaman sesungguhnya.
substrat atau sedimen yang berada di pantai. Pengamatan ini dibagi menjadi 3
subtidal. Hal pertama yang dilakukan adalah menarik satu transek garis tegak
lurus atau memotong garis pantai sebagai acuan pengambilan sedimen. Lebar
dari lingkup pengamatan ini adalah 5 meter yang dibagi masing-masing 2,5
meter. Cara pengukuran lebar pantai adalah diukur jarak dari batas akhir
vegetasi yang ada di pantai sampai dengan batas tertinggi air laut.
salah satu parameter penting yang akan digunakan untuk analisis kesesuaian
19
3.4.1.6 Kemiringan pantai
yang telah dilengkapi dengan bandul dan roll meter. Langkah pertama yang
dilakukan adalah tancapkan 2 buah tongkat dengan ukuran kurang lebih 1 meter
pada posisi pasang tertinggi dan pasang terendah. Langkah kedua yaitu,
tongkat tersebut lalu bentangkan. Hal tersebut bertujuan untuk menjadi patokan
dengan berpatokan pada ujung tiang. Langkah terakhir yaitu mencatat skala
3.4.1.7 Kecerahan
bernama secci disk. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengikat secci
tidak terlihat. Setelah itu catat dikedalaman berapa secci disk mulai tidak terlihat.
Selanjutnya yaitu, angkat secci disk dan catat kembali dikedalaman berapa secci
D1+ D 2
Kecerahan =
2
Keterangan : D1 = kedalaman secci disk tidak terlihat
D2 = kedalaman secci disk mulai terlihat
biota berbahaya adalah dengan cara melakukan observasi visual. Caranya yaitu
20
mengamati keadaan sekitar di setiap stasiun yang ditentukan. Setelah itu
terbuka. Begitu juga dengan biota berbahaya apakah di dominansi oleh bulu
babi, ikan pari atau segaja jenis biota yang membahayakan wisatawan. Untuk
mengetahui ketersediaan air tawar adalah dengan cara mengukur jarak dari air
tawar terdekat dari bibir pantai lalu dikur dengan roll meter.
kimia. Parameter kualitas air yang diamati secara in situ antara lain adalah
tersebut sesuai untuk pengembangan wisata yang lebih lanjut. Rumus yang
biasa digunakan untuk menilai indeks kesesuaian wisata pantai adalah rumus
21
dari (Yulianda, 2019).
n
IKW =∑ ( Bi x Si)
i=1
Keterangan:
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
n = Banyaknya parameter kesesuaian
Bi = bobot parameter ke-i
Si = Skor parameter ke-i
pengamatan kondisi di lapang. Nilai dari setiap parameter merupakan hasil dari
bobot dan skor, kemudian dijumlahkan nilai dari seluruh parameter. Penentuan
kesesuaian kawasan dilihat dari perbandingan antara jumlah nilai dari seluruh
diperoleh.
(S1) dengan nilai IKW ≥ 2,5, Sesuai (S2) dengan nilai 2,0≤ IKW <2,5. Tidak
Sesuai (S3) dengan nilai 1≤ IKW <2,0 dan Sangat Tidak Sesuai (N) dengan nilai
IKW <1. Kategori S1 didefinisikan sebagai kawasan yang tidak mempunyai faktor
22
pembatas namun dinilai kurang berarti. Kategori S2 merupakan kelas kesesuaian
yang memiliki faktor agak berat dibandingkan dengan S1 karena faktor pembatas
S3 mempunyai faktor pembatas yang lebih banyak lagi karena bukan lagi
sesuai (N) merupakan kelas yang memiliki pembatas yang sangat berat atau
beberapa parameter dengan kriteria oleh Yulianda (2019), seperti pada Tabel 8.
23
No Parameter Kategori Bobot Skor
17-34 2
34-51 1
>51 0
<10 3
10-25 2
7 Kemiringan Pantai (o) 0,80
>25-45 1
>45 0
diantaranya adalah:
1. Tipe Pantai, Dalam kaitannya, pantai dengan tipe berpasir sangatlah ideal
24
2. Lebar pantai sangat penting di survei dikarenakan untuk kegiatan
akttivitas pantai yang maksimal. Lebar pantai yang sangat sesuai untuk
wisata pantai yaitu sekitar >15 meter. Sedangkan, untuk pantai yang
berpasir. Material dasar yang berisi pecahan karang ataupun lumpur tidak
terlalu jelas apa yang ada di dalam perairan tersebut (Ani, 2019).
meter juga bisa dikategorikan sebagai batas aman atau batas toleransi,
tidak disarankan atau kurang ideal untuk kegiatan wisata pantai (Wunani
et.al., 2014).
untuk wisata pantai. Apabila kecerahan berrkisar >10 meter, maka masih
diberi toleransi namun, jika sudah mencapai <10 meter, maka tidak
25
6. Kecepatan arus, pada hal ini kcepatan arus sangatlah penting
arus yang tidak disarankan untuk aktivitas pantai kurang lebih 0,51 m/dtk
9. Biota Berbahaya, lahan pantai yang aman dan terbebas dari biota
berbahaya adalah lahan yang sangat baik untuk kegiatan wisata pantai.
Biota berbahaya yang dimaksudkan adalah seperti bulu babi, ikan pari
tawar berguna untuk kegiatan mck. Kategori ketersediaan air tawar layak
atau tidaknya dapat dilihat dari seberapa jauh sumber air tawar dari bibir
melebihi dari 2km maka bisa dibilang daerah tersebut tidak layak dalam
26
kategori ketersediaan air tawar (ismail, 2012)
Analisis terhadap air laut dilakukan secara in situ. Hasil dari pengukuran
dibandingkan dengan baku mutu kualitas air laut untuk wisata bahari
Keterangan:
musiman.
Daya dukung kawasan merupakan salah satu hal yang sangat penting
27
daya dukung kawasan ini ialah untuk meminimalisir atau mengurangi dampak-
mempertimbangkan kemampuan dari pantai itu sendiri agar nantinya tidak terjadi
(Yulianda, 2019) :
Lp Wt
DDK =K x
¿ ℘
Keterangan:
DDK = Daya Dukung Kawasan
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp = luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt = Unit area untuk kategori tertentu
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1
hari
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengumjung untuk setiap kegiatan tertentu
sumberdaya dan kegunaannya. Maka dari itu, perlu adanya informasi tentang
ruang horizontal agar dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh
pengunjung lainnya.
28
Tabel 8. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
Jenis Kegiatan Σ Pengunjung (K) Unit Area (Lt) Keterangan
Setiap 2 orang dalam
Selam 2 2000 m2
100 m x 10 m
Setiap 1 orang dalam
Snorkeling 1 500 m2
100 m x 5 m
Setiap 1 orang dalam
Wisata Lamun 1 500 m2
100 m x 5 m
Dihitung panjang
Wisata dihitung panjang jalur,
1 25 m
Mangrove setiap 1 orang
sepanjang 25 m
1 orang setiap 25 m
Rekreasi Pantai 1 25 m
panjang pantai
1 orang setiap 25 m
Wisata Olahraga 1 25 m
panjang pantai
Sumber : (Yulianda, 2019)
pengunjung diperhitungkan dengan waktu areal dibuka dalam satu hari dan rata-
Waktu yang
Total waktu 1
No Kegiatan dibutuhkan (Wp)-
hari (Wt)-jam
Jam
1. Selam 2 8
2. Snorkeling 3 6
3. Berenang 2 4
4. Berperahu 1 8
5. Berjemur 2 4
6. Rekreasi Pantai 3 6
7. Olahraga air 2 4
8. Memancing 3 6
9. Wisata Mangrove 2 8
10. Wisata Lamun dan Ekosistem Lainnya 2 4
11. Wisata Selancar 2 6
Sumber: (Yulianda, 2019)
29
DAFTAR PUSTAKA
Agusriadi, Mulyadi, A., & Syafruddin, N. (2013). Kajian Potensi Ekowisata Bahari
Pulau Balai Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh. Jurnal Distribution
Requirement Planning (DRP), 75, 31–47.
Ismail M. Furqon Azis dan Anqik Taofiqurohman S. 2012. Simulasi Numeris Arus
Pasang Surut di Perairan Cirebon. Pusat Penelitian Oseanografi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Jurnal
Akuatik 3 (1) : 1-10.
30
Juliana, Sya’rani, L., & Zainuri, M. (2013). Kesesuaian Dan Daya Dukung Wisata
Bahari Di Perairan Bandengan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jurnal
Perikanan Dan Kelautan Tropis, 9(1), 1–7.
Kalay, D. E., Kadir, M dan Jusuf, J. W. 2014. Kemiringan Pantai dan Distribusi
Sedimen Pantai di Pesisir Utara Pulau Ambon. Jurnal TRITON. 10 (2) :
91-103.
Lolong, Maxi., Masinambow, Jendri. 2011. Penentuan Karakteristik Dan Kinerja
Hidro Oceanografi Pantai (Studi Kasus Pantai Inobonto). Fakultas
Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Ilmiah Media
Engineering. Vol.1 No.2. 127-134.
Noor, Muhammad afrizal., romadhon, agus. 2020. Analisis Kesesuaian Dan Daya
Dukung Lingkungan Pulau Gili Noko Bawean Sebagai Kawasan
Ekowisata Pantai. Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo
Madura. Juvenil, volume 1 No. 1.
Simond, John O., 1978, Eartscape, New York: McGraw Hill Book Company
Pratesthi, P., Purwanti, F., & Rudiyanti, S. (2016). Studi Kesesuaian Wisata
Pantai Nglambor Sebagai Objek Rekreasi Pantai di Kabupaten
GunungKidul. Diponegoro Journal of Maquares, 5(4), 433–442.
31