LAPORAN AKHIR
PROYEK USAHA MANDIRI (PUM)
oleh
LAPORAN AKHIR
PROYEK USAHA MANDIRI (PUM)
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.TP)
di Program Studi Teknologi Industri Pangan
Jurusan Teknologi Pertanian
oleh
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1.3 Gula....................................................................................................8
2.1.4 Garam.................................................................................................9
2.1.5 Santan.................................................................................................9
3.2.1 Alat...................................................................................................11
3.2.2 Bahan...............................................................................................11
3
3.3.2 Pra Produksi.....................................................................................12
3.3.3 Produksi...........................................................................................12
3.5 Pemasaran................................................................................................15
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
7
BAB 1. PENDAHULUAN
1
rambut jawada dicetak dengan menggunakan batok kelapa yang dilubangi.
Adonan dituang dan digoyangkan di atas minyak panas hingga terbentuk seperti
2
2
rambut dengan lapisan yang tipis. Kue rambut jawada memiliki cita rasa yang
gurih dan manis. Teksturnya renyah sehingga menghasilkan bunyi saat sedang
dikunyah (Anonim, 2019). Kue rambut yang dijual di pasaran kebanyakan masih
belum ada inovasi terbaru. Inovasi penambahan daun kelor pada kue rambut
jawada menjadi salah satu inovasi terbaru, sebab akan memberikan flavor yang
khas sehingga dapat dijadikan alternatif terhadap pasar yang jenuh pada kue
rambut biasa. Penggunaan daun kelor juga memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh yaitu untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit maupun untuk
bahan antiseptik dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terutama di masa
pandemi COVID-19 (Heni, 2020).
Proyek Usaha Mandiri (PUM) merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh selama diperkuliahan dalam bentuk praktek yang membentuk
sifat kemandirian dengan cara menerapkan konsep manajemen. Dengan adanya
Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini bertujuan untuk menciptakan inovasi baru yaitu
membuat Kue Rambut Jawada dengan Penambahan Daun Kelor yang bernilai gizi
tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Inovasi ini juga dapat meningkatkan nilai
ekonomis dari daun kelor serta menambah keberagaman dari olahan kue rambut
jawada.
4
5
Cemaran mikroba :
a. Angka lempeng total Koloni/gr
b. E-coli APM/gr
c. Kapang Koloni/gr
d. Bacillus cereus Koloni/gr
Sumber : BSN, 2009
8
1.7 Gula
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena
dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi .
Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan kue rambut jawada dengan
penambahan daun kelor yaitu gula pasir. Gula pasir atau sukrosa berasal dari
cairan sari tebu (Saccharumofficinarum) yang dikristalkan dan berubah menjadi
butiran gula berwarna putih bersih atau putih agak kecoklatan (raw sugar).
Pemberian gula pada pembutan kue rambut jawada dengan penambahan
daun kelor berfungsi untuk memberikan rasa juga berpengaruh terhadap
pembentukan struktur kue rambut jawada. Selain itu, gula yang ditambahkan juga
dapat berfungsi sebagai pengawet karena dapat mengurangi kadar air bahan
pangan, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrorganisme (Astawan,
2009). Gula pasir yang digunakan untuk kegiatan produksi dapat dilihat pada
Gambar 2.3
1.8 Garam
Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar NaCL (>80%) serta
senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida,
dan lain-lain. Garam yang digunakan untuk pembuatan kue rambut jawada dengan
penambahan daun kelor adalah garam konsumsi beryodium. Berdasarkan SNI
3556:2016, garam konsumsi beryodium adalah produk bahan makanan yang
berbentuk padat dengan komponen utamanya NaCl minimal 94% dan kadar
yodium sebagai KIO3 minimal 30 mg/kg. Garam yang digunakan harum
mempunyai mutu yang baik yaitu berwarna putih, halus, kotorannya sedikit dan
sesuai dengan syarat mutu garam yang telah ditentukan. Garam dalam pembuatan
kue rambut jawada dengan penambahan daun kelor berfungsi sebagai pemberi cita
rasa gurih. Garam yang digunakan untuk produksi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Gambar 2. 4 Garam
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)
1.9 Santan
Santan kelapa (Coconut milk) merupakan emulsi lemak dalam air yang
berwarna putih susu hasil ekstraksi dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas
dengan atau tanpa penambahan air yang mengandung protein serta zat-zat gizi
lainnya (Tangsuphoon dan Coupland, 2005). Santan kelapa peras tanpa air
mengandung energi sebesar 324 kilokalori, protein 4,2 gram, karbohidrat 5,6
gram, lemak 34,3 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 2
miligram. Selain itu didalam santan kelapa peras tanpa air juga terkandung
vitamin B1 0,02 miligram dan vitamin C 2 miligram (Ketaren, 2008).
10
Gambar 2. 5 Santan
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2021)
BAB 3. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam produksi kue jawada yaitu daun
kelor, tepung beras, gula dan santan diperoleh ditoko sembako desa, pencetakan
label, kemasan standing pouch 14 x 22 cm diperoleh ditoko bahan kue Genggong.
11
Survey bahan baku kue rambut jawada dilakukan di pasar Genggong.
Hasil survey menunjukkan bahwa harga daun kelor Rp. 10.000/100gr, tepung
12
12
beras Rp. 14.000/kg, gula Rp. 12.000/kg, garam Rp. 2.000/250gr, santan sun kara
3.000/65ml, minyak kelapa 16.000/liter dan kemasan standing pouch Rp. 550/pcs.
3.3.3 Produksi
Tahapan produksi merupakan proses pembuatan kue rambut jawada
dengan penambahan daun kelor. Usaha kue rambut jawada dengan penambahan
daun kelor direncanakan selama 1 bulan dengan 15 kali produksi. Setiap produksi
menggunakan 1 atau 2 formulasi yang menghasilkan 12 kemasan. Hasil dari pra
produksi menghasilkan kue rambut jawada dengan penambahan daun kelor
dengan karakteristik yang cukup baik. Oleh karena itu, pada proses produksi akan
lebih ditingkatkan agar menghasilkan produk kue rambut jawada dengan
13
penambahan daun kelor yang lebih baik. Formulasi proses produksi kue rambut
jawada dengan penambahan daun kelor dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Perbandingan Formulasi Produksi Kue Rambut Jawada dengan
Penambahan Daun Kelor
Formulasi Kue Rambut Jawada dengan Penambahan
Bahan Daun Kelor
Formulasi Formulasi Formulasi
I (gr) II (gr) III (gr)
Tepung beras 600 gr 400 gr 300 gr
Gula pasir 200 gr 150 gr 100 gr
Garam 2 gr 2 gr 2 gr
Air mineral 400 ml 300 ml 200 ml
Daun kelor 40 gr 30 gr 20 gr
Penimbangan Pencucian
Peletakan pada
Cetakan
Penggorengan
Penirisan
Pengemasan
dan pelabelan
Kue Rambut
Daun Kelor
3.5 Pemasaran
Metode pemasaran kue rambut jawada dengan penambahan daun kelor
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Untuk pemasaran secara langsung,
kue rambut jawada dengan penambahan daun kelor dipasarkan secara langsung di
rumah yang berada di Desa Selogudig Kulon Kecamatan Pajarakan Kabupaten
Probolinggo. Pemasaran secara langsung juga dilakukkan dengan bantuan media
16
Tabel 3. 4 Rancangan Biaya Tidak Tetap Produksi Kue Rambut Jawada dengan
Penambahan Daun Kelor
No Bahan Jumlah Harga/satuan Jumlah 1x Jumalah
1x (Rp) produksi 15x
Produksi (Rp) Produksi
(Rp)
1 Tepung beras 1000 gr 14.000/kg 14.000 210.000
2 Gula pasir 350 gr 12.000/kg 4.200 63.000
3 Garam 4 gr 2.000/250gr 32 480
4 Santan 700 ml 6000/liter 4.200 63.000
5 Daun kelor 70 gr 10.000/100gr 700 10.500
6 Minyak kelapa 500 ml 16.000/liter 8.000 120.000
untuk
menggoreng
7 Kemasan + 12 883 10.596 158.940
label
8 Transportasi ½ liter 8.000/liter 4.000 60.000
9 Tenaga Kerja 1 15.000 15.000 225.000
Total Biaya Tidak Tetap 60.728 910.920
Dengan demikian total biaya tidak tetap = Rp. 910.920
Total biaya produksi = total biaya tetap + total biaya tidak tetap
= Rp. 7.944 + Rp. 910.920
= Rp. 918.864
18
= 181 kemasan
g) BEP (Rupiah) = Total biaya tetap
1-(Biaya variabel / Harga pokok x jumlah
penjualan)
= Rp.7.944
1-(Rp. 910.920 / Rp. 918.864)
= Rp. 794.400
Tabel 3. 5 Pengawasan Mutu Bahan Baku Produk Kue Rambut Jawada dengan
Penambahan Daun Kelor
No Bahan Tolak Ukur
1. Tepung Beras Warna putih, butiran serbuk halus dan tidak
menggumpal
2. Gula Pasir Warna putih, tidak terdapat kotoran, butiran
kering
3. Garam Warna putih, kering, beryodium dan berlabel
SNI
4. Santan Berwarna putih kental, aroma gurih, tidak
tengik
5. Daun Kelor Berwarna hijau, tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda, beraroma khas daun kelor
20
Tabel 3. 7 Skala Uji Mutu Hedonik Organoleptik Kue Rambut Jawada dengan
Penambahan Daun Kelor
No Atribut Tolak Ukur Kriteria
Mutu
1. Warna Hijau 1. Hijau sangat gelap
2. Hijau gelap
3. Hijau agak gelap
4. Hijau
5. Agak kehijauan
2. Aroma Berbau khas 1. Sangat tidak berbau khas karamel
caramel dan dan kelor
kelor 2. Tidak berbau khas karamel dan
kelor
3. Agak berbau khas karamel dan
kelor
4. Berbau khas karamel dan kelor
5. Sangat berbau khas karamel dan
kelor
3. Rasa Berasa kelor, 1. Sangat tidak berasa kelor, manis
manis dan gurih dan gurih
ganti yang 2. Tidak berasa kelor, manis dan
dominan yang gurih
apa 3. Agak berasa kelor, manis dan
gurih
4. Berasa kelor, manis dan gurih
5. Sangat berasa kelor, manis dan
gurih
4. Tekstur Garing dan 1. Sangat tidak garing dan renyah
renyah 2. Tidak garing dan renyah
3. Agak garing dan renyah
4. G aring dan renyah
5. Sangat garing dan renyah
23
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S.D., Onsare, G.J., and Kaur H., 2013, Bioprospecting of moringa
(Moringaceae) : microbiological prespective. Journal of
Pharmacognosy and Phytocemistry; 1(6): 193
Darwin Philips. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Perpustakaan Nasional:
Sinar Ilmu
Fathimah, A.N. dan Wardani, A.K. 2014. Ekstraksi dan karakterisasi enzim
protease dari daun kelor (Moringa oleifera Lamk.). Jurnal
Teknologi Pertanian 15(3):191-200.
Hasnelly dan Sumartini. 2011. Kajian sifat fisiko kimia formulasi tepung komposit
produk organik. Seminar Nasional PATPI.
Heni. 2020. Cegah Covid-19, Warga Palembang Buru Tanaman Kelor. Kantor
Berita RMOL Sumsel Republik Merdeka.
https://www.rmolsumsel.id/cegah-covid-19-warga-palembang-
buru-tanaman-kelor. [02 Juni 2021].
25
Kumiasih. 2013. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.