Anda di halaman 1dari 27

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


NOMOR: 010/UTS/PR/AK/V/2020

TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA
DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

Menimbang : a. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional dan global;
b. bahwa sistem pendidikan nasional telah mengalami berbagai perkembangan dan
perubahan, sehingga memerlukan penyesuaian dan pemantapan, terutama dalam
penyelenggaraan akademik;
c. bahwa untuk memenuhi tuntutan dari berbagai perkembangan dan perubahan
tersebut, maka telah ditetapkan berbagai peraturan dan kebijakan dalam
penyelenggaraan akademik;
d. bahwa dalam rangka mewujudkan visi Universitas Teknologi Sumbawa, program
pendidikan akademik jenjang sarjana merupakan dasar dalam pengembangan ilmu dan
teknologi;
e. bahwa dalam penyelenggaraan program pendidikan akademik jenjang sarjana
diperlukan pedoman penyelenggaraan program sarjana di Universitas Teknologi
Sumbawa;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, c, ddan e di atas, perlu ditetapkan
Peraturan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Sarjana Universitas Teknologi Sumbawa.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Krangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor232/U/2000 Pendidikan Mahasiswa;
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar;
8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 tahun 2020 Tinggi tentang
Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Swasta;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
10. Keputusan Mendikbud RI Nomor : 65/E/O/2013 tentang Ijin Pendirian Universitas
Teknologi Sumbawa;
11. Statuta Universitas Teknologi Sumbawa;
12. Surat Keputusan Yayasan Dea Mas Nomor 227/DM/SK UTS-RTY/II/2020 tentang
Pengangkatan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa;
13. Peraturan Universitas Teknologi Sumbawa Nomor 005/UTS/PR/SDM/II/2020 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Universitas Teknologi Sumbawa;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

1
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Beban Studi adalah jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
2. Cuti Akademik adalah kondisi tidak mengikuti kegiatan akademik untuk waktu sekurang-
kurangnya satu semester dan sebanyak-banyaknya dua semester.
3. Dekan adalah dekan fakultas yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
fakultas;
4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan UTS dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
danteknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Evaluasi Hasil Belajar adalah proses sistematis dan berkala untuk mengukur dan menilai
kualitas proses dan hasil belajar.
6. Evaluasi Akhir Studi adalah suatu proses penilaian prestasi mahasiswa untuk menentukan
kelulusannya pada suatu Program Studi.
7. Fakultas adalah pelaksana akademik yang merupakan himpunan sumber daya pendukung
yang dikelompokkan menurut program studi/departemen yang mengkoordinasikan atau
menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasi, atau profesi dalam satu rumpun disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;
8. Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik pada
perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik;
9. Indeks Prestasi (IP) adalah ukuran prestasi akademik mahasiswa yang merupakan nilai rata-
rata tertimbang dari nilai yang diperoleh mahasiswa.
10. Kartu Rencana Studi (KRS) adalah rencana kegiatan akademik yang akan dilakukan oleh
seorang mahasiswa selama semester tertentu berupa rekaman jumlah kredit sebagaimana
dimaksudkan dalam registrasi akademik.
11. Kartu Hasil Studi (KHS) adalah rekaman jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata kuliah
yang diperoleh seorang mahasiswa pada semester tertentu di UTS.
12. Kalender akademik adalah jadwal kegiatan akademik tahunan yang terdiri atas dua semester.
13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran
lulusan, capaian pembelajaran mata kuliah, bahan kajian, rencana pembelajaran semester dan
penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
14. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas yang terdiri dari keterampilan (skill),
kemampuan berfikir (knowladge), dan kemampuan bertindak (attitude)yang bersifat dinamis,
berkembang, dan dapat diraih setiap waktu;
15. Keterampilan Berprilaku (Soft Skill) adalah sekumpulan keterampilan yang membantu
mahasiswa untuk mengembagkan kemampuan berfikir kritis, kreatif sistematik dan ilmiah,
berwawasan luas, etis, estetis, memiliki apresiasi, kepekaan, dan empati sosial, bersikap
demokratis, berkeadaban dan menjunjung tinggi nilai kehidupan, memiliki kepedulian
terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, mempunyai wawasan tentang

2
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya serta ikut berperan mencari
pemecahan masalah sosial, budaya dan lingkungan hidup secara aktif yang dalam interaksi
dengan sesama di tengah masyarakat akan mengaktualisasikan kepribadian, sikap, kecakapan
berbahasa, kebiasaan pribadi, dan optimisme yang dimiliki manusia dengan kadar yang
spesifik.
16. Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus adalah belajar di kelas, praktik kerja (magang),
pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan kegiatan mengajar
di daerah terpencil. Semua jenis kegiatan terpilih harus dibimbing seorang dosen yang
ditentukan oleh Universitas.
17. Laboratorium/studio/bengkela dalah perangkat penunjang pelaksanaan akademik dalam
sebagian atau satu cabang ilmu dan/atau teknologi.
18. Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yang selanjutnya disebut mahasiswa adalah
peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi yang terdaftar dan sedang mengikuti program
Sarjana yang di selenggarakan oleh Universitas Teknologi Sumbawa.
19. Masa Studi adalah batas masa mahasiswa untuk menyelesaikan beban studi dalam mengikuti
proses pendidikan pada Program Studinya.
20. Mata Kuliah Wajib merupakan mata kuliah yang harus dicakup dalam suatu program studi
yang dirumuskan untuk mencapai kompetensi utama program studi yang bersangkutan.
21. Mata kuliah Wajib Universitas adalah mata kuliah yang wajib ada pada setiap kurikulum wajib
semua Program Studi Program Sarjana di Universitas.
22. Mata Kuliah Wajib Fakultas merupakan mata kuliah wajib yang ada pada setiap kurikulum
wajib pada semua Program Studi Program Sarjana di Fakultas tersebut.
23. Mata Kuliah Pilihan adalah mata kuliah yang dipilih mahasiswa dari mata kuliah di dalam/luar
Program Studinya untuk memperluas wawasan dan sekaligus memenuhi persyaratan beban
minimal suatu jenjang pendidikan.
24. Pendidikan Akademik merupakan pendidikan tinggi Program Sarjana dan/atau Program
Pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan
teknologi, seni, dan budaya.
25. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
26. Program Sarjana adalah pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan
menengah atau sederajat, sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan, t eknologi, seni,
dan budaya melalui penalaran ilmiah.
27. Program Studi adalah unsur pelaksana akademik yang menyelenggarkan dan mengelola jenis
pendidikan akademik dalam sebagian atau satu ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
28. Perwalian Akademik adalah kegiatan tatap muka antara dosen pembimbing akademik dengan
mahasiswa dalam mengatur strategi pengambilan mata kuliah berdasarkan kurikulum yang
berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa.
29. Pembimbing Akademik (PA) adalah dosen yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi yang
disetujui oleh Fakultas untuk membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam menyusun
rencana studi sesuai dengan aturan yang berlaku, mengarahkan bidang peminatan, serta
mengikuti perkembangan studi mahasiswanya.
30. Putus Studi adalah suatu kondisi seseorang peserta didik yang berdasarkan evaluasi Fakultas
dan Program Studi dinyatakan tidak dapat melanjutkan studinya karena alasan akademik.

3
31. Pendidikan Jarak Jauh merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media lainnya serta menggunakan sistem
penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
32. Rektor adalah organ Universitas Teknologi Sumbawa yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan Universitas Teknologi Sumbawa.
33. Registrasi Administrasi adalah pembayaran biaya pendidikan sesuai dengan mekanisme yang
diatur oleh Universitas.
34. Registrasi Akademik adalah kegiatan pembimbingan, pengisian dan pengesahan mata kuliah
pada Kartu Rencana Studi (KRS) melalui sistem informasi akademik.
35. Status Akademik adalah status mahasiswa berkaitan dengan kegiatan akademik di
Universitas.
36. Semester adalah satuan waktu kegiatan akademik yang dimulai dari registrasi administrasi
sampai dengan penetapan kelulusan.
37. Semester Antara adalah semester yang bersifat opsional yang dapat diselenggarakan antara
Semester Genap dan Semester Gasal tahun akademik berikutnya.
38. Satuan Kredit Semester atau disingkat dengan SKS adalah satuan sisitem penyelenggaraan
pendidikan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, pengalaman
belajar, kegiatan mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan program.
39. Transfer Kredit adalah pengakuan terhadap sejumlah beban studi (SKS) yang telah diperoleh
seorang mahasiswa pada suatu perguruan tinggi setelah melalui proses evaluasi oleh Program
Studi pada masing-masing Fakultas.
40. Tanskrip Akademik adalah rekaman lengkap jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata
kuliah yang disyaratkan kurikulum masing-masing program studi yang diperoleh seorang
mahasiswa selama kuliah di Universitas.
41. Tugas Akhir adalah suatu suatu bentuk karya tulis berupa tulisan ilmiah (skripsi) berdasarkan
penelitian, laporan karyatulisan ilmiah dari kompetisi mahasiaswa tingkat nasional, capstone
design, buku ilmiah, bussines plan/feasibility studies/ detail engineering design, produk
berpaten, prestasi oral berlevel internasional, maupun bentuk karya akhir lain sesuai dengan
kaidah penelitian dan ketentuan yang berlaku, yang menjadi salah satu syarat kelulusan
seorang mahasiswa yang ditetapkan berdasarkan kurikulum program studi.
42. Universitas Teknologi Sumbawa, selanjutnya disingkat UTS, adalah perguruan tinggi swasta
badan hukum.

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
Pasal 2
Program Sarjana bertujuan membentuk insan akademik yang memiliki:
a. Sikap
1. Beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2. Menjunjung nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan
etika;

4
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat
atau temuan orisinal orang lain;
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri;
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan

b. Keterampilan
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau impelementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
tinggi;
4. Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
5. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang
keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapain hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi
dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya;
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;
9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data
untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

Pasal 3
Program Sarjana diarahkan untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi sesuai dengan Jenjang 6
(enam) dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia:
a. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dengan memanfaat Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan/atau Seni dalam penyelesaian masalah dan mampu beradaptasi trerhadap
situasi yang dihadapi;

5
b. Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan teoretis bagian
khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural;
c. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi.

Pasal 4
Program Sarjana diarahkan untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi utama sesuai dengan
profil Program Studinya masing-masing yang disetujui oleh Senat Universitas.

BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA
Pasal 5
(1) Program Sarjana diselenggarakan oleh Fakultas dalam bentuk Program Studi yang
menyelenggarakannya harus :
a. Mempunyai izin penyelenggaraan atau memiliki akreditasi yang masih berlaku;
b. Memenuhi standar mutu menurut Sistem Penjaminan Mutu Internal;
c. Mempunyai minimal 5 (lima) dosen tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku;
(2) Bagi program studi baru, harus terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Program Sarjana diselenggarakan dalam bentuk Kelas Reguler, Kelas Paralel dan Kelas
Ekstensi.
(4) Program Sarjana dapat diselenggarakan dalam bentuk pendidikan jarak jauh (distance
learning) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(5) Penyelenggaraan Program Sarjana dibagi dalam 2 (dua) semester, yang ditetapkan dalam
kalender akademik Universitas setiap tahunnya.
(6) Pembukaan, penutupan dan penggabungan dan penggantian nama program studi mengikuti
ketentuan yang berlaku.

Pasal 6
(1) Kelas Reguler adalah Program Sarjana yang diutamakan untuk mendidik lulusan baru (fresh
graduate) Sekolah Menengah Tingkat Atas dan yang Sederajat.
(2) Kelas Ekstensi dan Kelas Paralel adalah Program Sarjana yang diselenggarakan dengan tujuan
untuk memperluas akses terhadap pendidikan tinggi di Universitas dan untuk mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
(3) Kelas Reguler, Kelas Paralel dan Kelas Ekstensi harus menggunakan kurikulum dan menghasil
lulusan dengan kompetensi utama yang sama.
(4) Bahasa pengantar utama pada Kelas Reguler dan Kelas Ekstensi adalah Bahasa Indonesia.

BAB IV
PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM SARJANA
Pasal 7
(1) Penerimaan mahasiswa baru program sarjana dilakukan setiap awal tahun akademik di
Semester Gasal.
(2) Seleksi penerimaan calon mahasiswa Program Sarjana dilakukan dengan sistem seleksi yang
diselenggarakan oleh Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru UTS.

6
(3) Seleksi tersebut pada ayat (2) dapat berbentuk ujian tulis berbasis komputer atau cara seleksi
lain yang ditetapkan oleh Universitas.
(4) Seleksi mahasiswa baru dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Universitas.

Pasal 8
Calon mahasiswa baru Program Sarjana yang dapat mendaftar mengikuti proses seleksi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang memperoleh izin, memenuhi
persayratan dan melalui prosedur tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Rektor, serta
menguasai bahasa pengantar yang digunakan didalam kelas.
(2) Lulusan Sekolah Menengah Tingkat Atas/Kejuruan atau sederajat, dibuktikan dengan ijazah,
baik didalam maupun luar negeri yang diakui oleh universitas.
(3) Lulusan Diploma 2 dan Diploma 3 yang dibuktikan dengan ijazah baik didalam maupun luar
negeri yang diakui oleh universitas.
(4) Memiliki umur ijazah maksimal 10 tahun bagi Kelas Reguler dan tidak ada batas umur ijazah
bagi Kelas Ekstensi dan Paralel.
(5) Memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh Universitas.

Pasal 9
( 1) Calon mahasiswa Kelas Reguler dan Kelas Paralel adalah lulusan Sekolah Menengah Tingkat
Atas/Kejuruan atau sederajat.
( 2) Calon mahasiswa Kelas Ekstensi adalah lulusan Diploma 2 dan Diploma 3.

Pasal 10
( 1) Daya tampung untuk setiap Program Studi ditetapkan dengan memperhatikan kemampuan
sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang dimiliki.
( 2) Jumlah mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi pada Program Studi sesuai dengan daya
tampung yang telah ditetapkan.

Pasal 11
( 1 ) Calon mahasiswa yang lulus seleksi harus melakukan registrasi administrasi dan registrasi
akademik pada semester yang bersangkutan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Universitas.
( 2 ) Calon Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi sesuai dengan jadwal registrasi yang
ditetapkan Universitas dinyatakan mengundurkan diri.
( 3 ) Calon mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus seleksi dapat menunda perkuliahan dengan
kewajiban administrasi yang ditetapkan oleh Universitas.
( 4 ) Calon mahasiswa yang memberikan keterangan palsu atau keterangan yang tidak benar dapat
dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
( 5 ) Tata cara penerimaan dan biaya pendidikan Program Sarjana diatur melalui keputusan
Rektor.

7
BAB V
BEBAN STUDI DAN MASA STUDI
Pasal 12
(1) Beban Studi Program Sarjana adalah144 (seratus empat puluh empat) SKS termasuk tugas
akhir.
(2) Mahasiswa dapat mengambil lebih dari ketetapan pada ayat (1), maksimum 160 (seratus
enam puluh) SKS, baik mata kuliah wajib atau mata kuliah pilihan, dapat diperoleh di Program
Studi lain di dalam Perguruan Tinggi maupun di Luar Perguruan Tinggi melalui mekanisme
Transfer Kredit.
(3) Mahasiswa dapat mengambil SKS di luar Program Studi/Fakultas di dalam Perguruan Tinggi
sebanyak maksimal 21 (dua puluh satu) SKS.
(4) Mahasiswa wajib mengambil SKS Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus sebanyak 1 (satu)
semester yang setara dengan 20 (dua puluh) SKS.
(5) Beban Studi mahasiswa Program Sarjana maksimum 24 (dua puluh empat) SKS per semester.
(6) Beban Studi mahasiswa yang mengambil Semester Antara adalah maksimal 9 (sembilan) SKS.
Pasal 13
(1) Masa Studi Kelas Reguler dan Kelas Paralel dirancang untuk 8 (delapan) semester dan dapat
ditempuh minimal dalam 7 (tujuh) semester dan maksimal dalam 14 (empat belas) semester,
tidak termasuk masa cuti.
(2) Masa studi Kelas Ekstensi dirancang untuk 6 (enam) semester dan dapat ditempuh minimal 3
(tiga) semester dan maksimal dalam 14 (empat belas) semester, tidak termasuk masa cuti.
(3) Mahasiswa yang memperoleh Transfer Kredit dapat menyelesaikan studi dalam waktu
minimal 3 (tiga) semester.

BABVI
KURIKULUM
Pasal 14
(1) Kurikulum Program Sarjana dirancang untuk mencapai kompetensi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan 4, yang terdiri dari kompetensi utama, kompentensi pendukung dan
kompetensi lain, termasuk pengembangan kepribadian dan keterampilan berprilaku (soft
skill).
(2) Kurikulum Program Sarjana dilaksanakan berbasis Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
(3) Kurikulum dievaluasi secara berkala dalam kurun waktu 3-5 tahun oleh Senat Universitas.

Pasal 15
(1) Struktur kurikulum Program Studi pada jenjang sarjana terdiri atas:
a. Mata Kuliah Wajib; dan
b. Mata Kuliah Pilihan
(2) Mata Kuliah Wajib terdiri atas:
a. Mata Kuliah Universitas;
b. Mata Kuliah Fakultas;
c. Mata Kuliah Program Studi/ Mata Kuliah Bidang Keahlian;

8
(3) Mata Kuliah Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berupa:
a. Sekumpulan mata kuliah yang terdapat dalam Kelompok Mata Kuliah Peminatan lain
pada Program Studinya; atau
b. Sekumpulan mata kuliah yang dipilih dari berbagai Program Studi/Fakultas lain
didalam Perguruan Tingginya atau Perguruan Tinggi Lain.
(4) Mata kuliah wajib pada suatu Program Studi harus sama, baik untuk Kelas Reguler, Kelas
Paralel maupun Kelas Ekstensi.
(5) Setiap mahasiswa Program Sarjana wajib lulus semua Mata Kuliah Wajibnya dan sejumlah
Mata Kuliah Pilihan serta Mata Kuliah Keterampilan yang tercakup dalam struktur kurikulum
Program Studi.
(6) Setiap mahasiswa dapat memilih kombinasi:
a. Mata Kuliah Wajib dan Mata Kuliah Peminatan pada Program Studi tersebut; atau
b. Mata Kuliah Wajib dan sekumpulan mata kuliah yang dipilih dari berbagai Program
Studi/ Fakultas Lain di dalam Perguruan Tingginya.
c. Mata Kuliah Wajib dan sekumpulan mata kuliah yang dipilih dari berbagai Program
Studi/ Fakultas Lain di luar Perguruan Tingginya.
(7) Kombinasi apa pun yang dipilih oleh mahasiswa, jumlah SKS yang boleh diambil harus dalam
batas beban studi untuk Program Sarjana sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) dan
ayat (2).
(8) Penyusunan Mata Kuliah dalam Struktur Kurikulum Program Studi harus memiliki pola
susunan Mata Kuliah dengan memperhatikan bebarapa hal berikut ini :
a. Beban belajar mahasiswa rata-rata di setiap semester yakni 18-20 SKS;
b. Konsep pembelajaran direncanakan dalam usaha memenuhi capaian pembelajaran
lulusan;
c. Ketetapan letak Mata Kuliah sesuai dengan keruntutan tingkat kemampuan dan
integrasi antara Mata Kuliah.
(9) Beban ekuivalen dalam bentuk satuan kredit semester untuk Mata Kuliah Wajib Program
Studi minimal 110 (seratus sepuluh) SKS, tidak termasuk tugas akhir.
(10) Beban ekuivalen dalam bentuk satuan kredit semester untuk kelompok Mata Kuliah Pilihan
maksimal 30 (tiga puluh) SKS dari seluruh beban studi yang dipersyaratkan untuk mencapai
gelar sarjana.
(11) Mekanisme proses pembelajaran merdeka belajar di Universitas Teknologi Sumbawa adalah
Model Blok Pembelajaran di Luar Perguruan Tinggi yang terdiri dari:
a. Pembelajaran di dalam Program Studi (Mata Kuliah Prodi) dilakukan pada Semester 1
(satu) sampai dengan semester 8 (delapan);
b. Pembelajaran di luar Program Studi di dalam Fakultas (lintas program studi) dapat
dilakukan mulai dari semester 1 (satu) dan seterusnya,
c. Pembelajaran di luar Program Studi di luar Fakultas (lintas fakultas) bersifat pilihan
dan dapat dilakukan mulai dari semester 3 (tiga), serta dapat tersebar pada semester 3
dan seterusnya, dengan ketentuan maksimum 21 SKS.
d. Pembelajaran di luar Perguruan Tinggi/ Kegiatan di Luar Kampus dilakukan pada
Semester 5 (lima) atau 6 (enam).
e. Pembelajaran di Luar Perguruan Tinggi/ Kegiatan di Luar Kampus sebagaimana pada
butir (d) adalah satu Kegiatan dan Perkuliahan yang diambil secara bersamaan dengan
total sebanyak 20 SKS pada satu semester yang sama, dengan ketentuan mahasiswa
wajib menentukan satu kegiatan yang diminati serta mengambil Mata Kuliah yang
sesuai dengan Kegiatan yang telah ditentukan tersebut.

9
Pasal 16
(1) Jenis Kegiatan di Luar kampus yang dapat dipilih oleh mahasiswa terdiri dari 8 (delapan)
kegiatan yaitu Magang atau Praktik Industri, Proyek di Desa, Pertukaran Pelajar, Penelitian
atau Riset, Wirausaha, Studi atau Proyek Independen, Proyek Kemanusiaan, dan Mengajar di
Sekolah.
(2) Prioritas Kegiatan di luar kampus pada periode tertentu ditetapkan oleh Keputusan Rektor.
(3) Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diambil
oleh Mahasiswa minimal satu kegiatan.
(4) Satu SKS Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus adalah 2.720 (dua ribu tujuh ratus dua
puluh) menit, setara dengan 20 (dua puluh) SKS per semester.
(5) Kegiatan di luar kampus didesain ada proses pembelajaran yang terpantau oleh dosen
pembimbing dan supervisor di Lapangan dengan proses evaluasi/penilaian yang baik untuk
menilai capaian mata kuliah sesuai dengan rekognisi mata kuliahnya.
(6) Mahasiswa wajib dibimbing, dipantau, dinilai hasilnya oleh seorang dosen pembimbing yang
ditentukan oleh Ketua Program Studinya.
(7) Mahasiswa wajib menerapkan ilmu yang didapatkan dari mata kuliah yang diambil pada
semester tersebut didalam Kegiatan di Luar Kampus yang dipilihnya.
(8) Mekanisme bimbingan dan penilaian diatur oleh Program Studi.

Pasal 17
(1) Tahun Akademik penyelenggaraan pendidikan dimulai pada bulan September;
(2) Tahun Akademik terdiri atas tiga semester yaitu Semester Ganjil, Semester Genap, dan
Semester Antara;
(3) Jumlah tatap muka Semester Ganjil dan Genap adalah 14 (empat belas) sampai 16 (enam
belas) kali pertemuan per semesteer;
(4) Diantara Semester Genap dan Semester Ganjil terdapat Semester Antara.

Pasal 18
(1) Mahasiswa dapat menempuh mata kuliah semester antara dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Mengulang mata kuliah yang pernah ditempuh dan/atau mengambil mata kuliah yang
belum pernah ditempuh
b. Jumlah SKS yang dapat diambil oleh mahasiswa maksimal 9 (tujuh) SKS
c. Membayar biaya semester antara sesuai dengan jumlah SKS yang diambil.
d. Mahasiswa tidak sedang mengambil cuti kuliah.
(2) Persyaratan pelaksanaan kuliah semester antara adalah sebagai berikut.
a. Mata kuliah yang dapat ditempuh adalah mata kuliah teori yang ditawarkan program
studi.
b. Jumlah peserta minimal 15 (lima belas) mahasiswa tiap kelas kecuali dengan izin
Fakultas yang bersangkutan.
c. Jumlah tatap muka perkuliahan 16 (enam belas) kali pertemuan termasuk Ujian Akhir
Semester
d. Mahasiswa wajib hadir mengikuti perkuliahan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari tatap muka yang terselenggara.
e. Mahasiswa yang tidak memenuhi kehadiran 75% (tujuh puluh lima perseratus) tidak
berhak mengikuti ujian akhir semester.

10
f. Dosen yang belum memenuhi jumlah tatap muka perkuliahan harus memenuhinya
dengan cara mengganti jam perkuliahan dan/ atau dengan kegiatan yang setara.
g. Kegiatan mengganti jam perkuliahan dimasukkan ke dalam presensi kuliah online.
(3) Kegiatan akademik pada Semester Antara ditentukan oleh Program Studi terkait atas dasar
kebijakan Fakultas, kesediaan dosen pengajar, dan ketersediaan fasilitas.

Pasal 19
(1) Perkuliahan dilakukan dengan Sistem Kredit Semester
(2) Jumlah tatap muka perkuliahan adalah 16 (enam belas) kali per semester termasuk Ujian
Akhir Semester.
(3) Perkuliahan dapat dilakukan dengan pola pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa
(Student Centered Learning) yang memfokuskan pada capaian pembelajaran yang diharapkan,
dan mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan.
(4) Unsur Metode Pembelajaran Terpusat pada Mahasiswa atau (Student Centered Learning)
sebagaimana dimaksud didalam ayat (3) adalah Dosen sebagai Fasilitator; mahasiswa harus
menunjukan kinerja yang bersifat kreatif yang mengintegrasikan kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afeksi secara utuh;
(5) Sumber belajar metode Student Centered Learning bersifat multi dimensi yang mana bisa
didapatkan dari mana saja dan dari lingkungan belajarnya harus terancang dan kontekstual.
(6) Metode Pembelajaran Student Centered Learning yang dapat diterapkan adalah 1) Small Group
Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery Learning (DL); (5) Self-
Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8)
Contextual Instruction (CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning
and Inquiry (PBL) dan lain-lain.
(7) Selain metode yang dimaud pada ayat (6), dosen dapat menggembangkan model
pembelajarannya sendiri.
(8) Penyelenggaraan perkuliahan dengan Metode Student Centered Learning dan model
Pembelajaran Jarak Jauh/ e-learning penuh diatur dalam Peraturan Rektor.
(9) Satu SKS pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi, dan tutorial mencakup:
a. kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester.
b. kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester; dan
c. kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.
(10) Satu SKS pada bentuk pembelajaran di luar kampus, seminar atau pembelajaran lain yang
sejenis, mencakup :
a. Kegiatan belajar dengan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester
b. Kegiatan belajar mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
(11) Satu SKS dalam bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik
lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran di luar
kampus atau lainnya yang setara, adalah 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per
semester.

11
Pasal 20
(1) Setiap dosen wajib wajib mengisi presensi kuliah secara daring melalui Sistem Informasi
Akademik.
(2) Dosen yang belum memenuhi jumlah pertemuan perkuliahan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 19 ayat (2) harus memenuhinya dengan cara mengganti jam perkuliahan dan/atau
dengan kegiatan yang setara.
(3) Kegiatan mengganti jam perkuliahan dimasukkan ke dalam presensi kuliah daring.
(4) Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan setiap mata kuliah dalam satu semester paling sedikit
75% (tujuh puluh lima perseratus) pertemuan perkuliahan sebagaimana Pasal 19 ayat (2).
(5) Ketidakhadiran mahasiswa karena sakit atau melaksanakan tugas yang disertai dengan surat
keterangan atau surat izin yang dapat dipertanggungjawabkan, dihitung hadir.
(6) Mahasiswa yang tidak memenuhi kehadiran 75% (tujuh puluh lima perseratus) tidak berhak
mengikuti ujian akhir semester.
(7) Ujian Akhir Semester diselenggarakan secara serentak sesuai kalender akademik

BAB VIII
TUGAS AKHIR
Pasal 21
(1) Tugas Akhir berupa tulisan ilmiah (skripsi) berdasarkan penelitian, laporan karya tulisan
ilmiah dari kompetisi mahasiaswa tingkat nasional, capstone design, buku ilmiah, bussines
plan/feasibility studies/detail engineering design, produk berpaten, prestasi oral berlevel
internasional, maupun bentuk karya akhir lain sesuai dengan kaidah penelitian dan
ketentuan yang berlaku.
(2) Mahasiswa dapat mengambil Tugas Akhir apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Terdaftar sebaagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan;
b. Telah menempuh mata kuliah minimal 120 SKS;
c. IPK Kumulatif sekurang-kurangnya 2.00;
d. Tidak ada nilai akhir E;
e. Nilai D sebanyak-banyaknya 6 SKS;
f. Telah menempuh dan lulus Mata Kuliah Metodologi Penelitian;
g. Telah mempunyai judul yang telah disetujui oleh Ketua Program Studi dan Pembimbing
Tugas Akhir.
h. Mengajukan Kerangka Penelitian Skripsi sebanyak-banyaknya 2 halaman.
(3) Penyusunan tugas akhir di bawah pantauan dan evaluasi seorang Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
(4) Jika diperlukan, jumlah pembimbing untuk satu orang mahasiswa maksimal 2 (dua) orang.
(5) Persyaratan Pembimbing Utama:
a. Dosen tetap Universitas;
b. Mempunyai minimal gelar Master,
c. Mempunyai bidang kepakaran yang relevan dengan tugas akhir.
(6) Persyaratan Pembimbing Kedua:
a. Dosen tetap Universitas atau dosen tidak tetap, atau pakar dari lembaga lain;
b. Mempunyai minimal gelar Magister dengan keahlian yang relevan.
(7) Pembimbing tugas akhir ditentukan sesuai dengan topik penelitiannya.
(8) Program Studi menugaskan dosen pembimbing untuk seorang mahasiswa berdasarkan
kepakaran dan beban kerja dosen yang bersangkutan.

12
(9) Penugasan dosen pembimbing tugas akhir ditetapkan dengan Keputusan Dekan.
(10) Ketua Program Studi secara berkala memantau proses pembimbingan dan apabila proses
pembimbingan tidak berjalan dengan baik dan teratur, maka Program Studi dapat
mengusulkan penggantian dosen Pembimbing.
(11) Pembimbingan dilakukan di lingkungan Universitas secara terstruktur, minimal 6 (enam)
kali dalam satu semester.

BAB VIII
UJIAN TUGAS AKHIR
Pasal 22
(1) Ujian Tugas Akhir merupakan kegiatan akademik terjadwal dalam rangka mengevaluasi tugas
akhir untuk memperoleh gelar sarjana.
(2) Panitia Ujian Tugas Akhir terdiri dari Pembimbing dan Penguji yang berasal dari pakar-pakar
yang terkait dengan bidang-bidang keilmuan yang ditekuni oleh mahasiswa, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang.
(3) Dalam keadaan khusus dapat diundang Penguji yang bukan dari kalangan akademik dan
memiliki keahlian dalam bidang terkait.
(4) Panitia Ujian Tugas Akhir ditunjuk oleh Ketua Program Studi.
(5) Ujian Tugas Akhir dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari Penguji.
(6) Ujian Tugas Akhir dilaksanakan secara tertutup sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Program Studi dan terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu presentasi oleh mahasiswa dan tanya
jawab.
(7) Prosedur Ujian Tugas Akhir dalam bentuk evalusai lain ditetapkan dengan Keputusan Rektor.
(8) Untuk melaksanakan Ujian Tugas Akhir mahasiswa harus memenuhi persyaratan:
a. Telah lulus seluruh mata kuliah yang disyaratkan.
b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) serendah-rendahnya 2,00.
c. Tidak ada nilai D dan E.
d. Telah disetujui oleh dosen pembimbing dan tersedia dosen penguji.
e. Memiliki sertifikat kemampuan bahasa inggris.
f. Telah Melakukan Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus.
g. Memiliki sertifikat Program Pembinaan Terpadu.
h. Memiliki sertifikat keahlian Public Speaking.
i. Memiliki sertifikat keahlian profesi sesuai dengan bidang program studi.
j. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi keuangan dan perpustakaan.

BAB IX
TRANSFER KREDIT
Pasal 23
(1) Mahasiswa dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh transfer kredit atas mata
kuliah yang telah diperoleh di Program Studi lain, baik Program Studi di lingkungan
Universitas maupun perguruan tinggi lain yang terakreditasi.
(2) Mata kuliah yang dapat ditransferkreditkan berasal dari:
a. Program pertukaran mahasiswa;
b. Program pendidikan yang pernah diikuti sebelumnya dari perguruan tinggi lain yang
diakui oleh Universitas; atau

13
c. Program lain yang diakui Universitas.
(3) Mata kuliah yang dapat ditransferkreditkan harus memenuhi syarat berikut:
a. Memiliki kandungan materi yang setara dengan mata kuliah yang terdapat pada
kurikulum Program Studi yang sedang diikuti;
b. Apabila mata kuliah yang diambil tidak memenuhi kriteria dalam huruf a, tetapi
dianggap mendukung ketercapaian kompetensi, dapat ditransferkreditkan sebagai
mata kuliah pilihan;
c. Apabila diperoleh dari luar Universitas, harus berasal dari Program Studi yang
terakreditasi.
(4) Beban studi yang dapat ditransfer pada Program Sarjana dalah sebanyak-banyaknya 50 (lima
puluh) persen dari total beban studi yang diharuskan diambil sesuai dengan kurikulum pada
Program Studi yang sedang diikuti.
(5) Jumlah SKS yang dapat ditransferkreditkan bagi masing-masing mahasiswa dievaluasi serta
diusulkan oleh Ketua Program Studi terkait dan ditetapkan dengan Keputusan Dekan.

BAB X
REGISTRASI ADMINISTRASI DAN AKADEMIK
Pasal 24
(1) Mahasiswa harus melakukan registrasi administrasi dan akademik untuk mengikuti kegiatan
akademik pada suatu semester.
(2) Registrasi administrasi dilakukan dengan melakukan pembayaran biaya pendidikan secara
tunai atau cicilan melalui bank yang bekerjasama dengan Universitas.
(3) Registrasi akademik dilakukan dengan melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS).
(4) Registrasi administrasi dan akademik dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dalam
Kalender Akademik Universitas.
(5) Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti Ujian Akhir Semester apabila biaya pendidikan
belum dibayar sampai batas akhir masa pembayaran.
(6) Mahasiswa yang diizinkan untuk membayar biaya secara mencicil, namun belum melunasi
hingga akhir semester, tidak dapat melakukan registrasi akademik pada semester berikutnya.
(7) Mahasiswa dapat melakukan registrasi akademik setelah tunggakan biaya pendidikan
dilunasi.

Pasal 25
(1) Kalender Akademik merupakan pedoman yang wajib ditaati oleh sivitas akademika di
lingkungan Universitas dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
(2) Kalender Akademik sebagaimana ayat (1) diterbitkan 1 (satu) kali setidaknya dalam setahun
dengan Surat Keputusan Rektor, dan memuat:

a. Masa pendaftaran, ujian seleksi, pengumuman hasil seleksi, registrasi (administrasi dan
akademik) mahasiswa baru;

b. Jadwal kegiatan awal mahasiswa baru;

c. Jadwal registrasi administrasi dan akademik mahasiswa lama;


d. Periode perkuliahan;

e. Periode ujian dan pengumuman hasil ujian;

f. Batas akhir penetapan lulusan dan pendaftaran wisuda;

14
g. Jadwal evaluasi dosen oleh mahasiswa

h. Jadwal wisuda.

Pasal 26
(1) Setiap menjelang awal semester, Fakultas/Program Studi menetapkan jadwal kuliah untuk
menjalankan suatu kurikulum.
(2) Jadwal kuliah sebagaimana ayat (1) di atas setidaknya mencakup:
a. Nama mata kuliah dan kelas;
b. Hari dan jam kuliah;
c. Jenis kelas, untuk membedakan antara kelas reguler, paralel, dan ekstensi;
d. Tempat/ruang kuliah;
e. Dosen pengajar;
(3) Suatu mata kuliah dapat diselenggarakan di beberapa kelas.

Pasal 27
Pada setiap semester, mahasiswa memiliki kemungkinan berstatus akademik tertentu, yakni:
a. Aktif, yaitu melakukan registrasi administrasi dan registrasi akademik serta aktif melakukan
kegiatan akademik;
b. Tidak Aktif (Kosong), yaitu tidak melakukan registrasi administrasi dan/ atau registrasi
akademik;
c. Cuti Akademik, yaitu tidak melakukan kegiatan akademik selama satu atau dua semester
dengan persetujuan Dekan karena keinginan mahasiswa;
d. Cuti Akademik dengan Alasan Khusus, yaitu tidak melakukan kegiatan akademik selama satu
atau dua semester dengan persetujuan Dekan karena halangan yang tidak dapat dihindari;
e. Kuliah di Luar Universitas yaitu melakukan kegiatan akademik di perguruan tinggi mitra,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, karena mengikuti program pertukaran
mahasiswa (student exchange) atau program lain yang diakui Universitas;
f. Sanksi, yaitu tidak diizinkan mengikuti kegiatan akademik selama satu atau beberapa
semester karena pelanggaran tata tertib Universitas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Rektor;
g. Lulus, yaitu telah memenuhi semua persyaratan akademik dan administratif untuk
ditetapkan sebagai Sarjana;
h. Dikeluarkan, yaitu tidak memenuhi persyaratan akademik minimal untuk melanjutkan studi
sehingga ditetapkan sebagai putus studi karena alasan akademik dan/ atau non-akademik;
i. Mengundurkan Diri, yaitu menyatakan berhenti kuliah di Universitas atas permintaan
sendiri;
j. Meninggal, yaitu tidak melanjutkan studi karena meninggal dunia, berdasarkan surat
keterangan dari Dekan.

Pasal 28
(1) Setiap mahasiswa mempunyai seorang Pembimbing Akademik yang ditetapkan oleh
Fakultas/ Program Studi.
(2) Pembimbing Akademik untuk mahasiswa Program Sarjana adalah dosen tetap yang bergelar
Magister.

15
(3) Pembimbing akademik sebagaimana ayat (1) memiliki tugas:
a. Mengarahkan mahasiswa menyusun rencana studi dan memberikan pertimbangan
memilih mata kuliah yang akan diambil;
b. Menyetujui KRS mahasiswa dalam Sistem Informasi Akademik;
c. Memberikan pertimbangan kepada mahasiswa tentang banyaknya SKS yang dapat
diambil;
d. Mengikuti perkembangan studi mahasiswa yang dibimbing.
(4) Apabila Pembimbing Akademik berhalangan melaksanakan tugas, Ketua Program Studi
mengambil alih sementara tugas Pembimbing Akademik, namun untuk persetujuan KRS tetap
dilakukan oleh Ketua Program Studi.
(5) Pelaksanaan tugas Pembimbing Akademik merupakan salah satu komponen evaluasi kinerja
dosen.

Pasal 29
(1) Registrasi akademik dilakukan dengan melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS)
melalui Sistem Informasi Akademik (SIAKAD).
(2) Mahasiswa mengisi Karu Rencana Studi (KRS) secara daring (on-line) sesuai dengan
kurikulum yang berlaku untuk mahasiswa tersebut.
(3) Jumlah SKS yang diperbolehkan diambil disesuaikan dengan Indeks Prestasi Semester (IPS)
pada semester terakhir mahasiswa tersebut aktif, tidak termasuk Semester Antara.
(4) Jumlah SKS maksimum yang dapat diambil oleh mahasiswa Kelas Reguler dan kelas Paralel
pada setiap semester dimulai dari Semester 3 (tiga) adalah sebagai berikut:

IPS pada Semester Jumlah SKS maksimal yang dapat


No.
Sebelumnya direncanakan
1 ≥ 3,00 24 SKS
2 2,50 – 2,99 21 SKS
3 2,00 – 2,49 18 SKS
4 ≤ 2,00 15 SKS
(5) Jumlah SKS maksimum yang dapat diambil oleh mahasiswa Kelas Ekstensi pada setiap
semester adalah sebagai berikut:
IPS pada
Jumlah SKS maksimal yang dapat
No. Semester
direncanakan
Sebelumnya
1 ≥ 2,50 15 SKS
2 2,00 – 2,49 18 SKS
3 2,50 – 4,00 21 SKS
(6) Dalam kondisi mahasiswa terancam putus studi Dekan atas usulan dari Ketua Program Studi
dapat mempertimbangkan untuk mengizinkan mahasiswa mengambil SKS lebih dari jumlah
maksimal sebagaimana diatur dalam ayat (4) dan (5).
(7) Jumlah SKS yang diperbolehkan untuk diambil khusus untuk Semester Antara mengikuti
ketentuan yang berlaku tentang Semester Antara.

16
Pasal 30
(1) KRS tidak akan dapat disetujui oleh dosen Pembimbing Akademik apabila Mahasiswa:
a. mengambil mata kuliah yang jadwal kuliahnya berbenturan dengan mata kuliah lain;
b. mengambil mata kuliah yang prasyaratnya belum dipenuhi;
c. mengambil SKS lebih daripada jumlah SKS yang diperbolehkan;
d. mengambil mata kuliah yang jumlah pendaftarnya melebihi kapasitas yang disediakan.
(2) Apabila KRS ditolak, mahasiswa wajib memperbaiki KRS dan diajukan kembali untuk
memperoleh persetujuan.
(3) KRS yang tidak dapat disetujui oleh dosen Pembimbing Akademik dikirimkan ke Dekan/
Ketua Program Studi untuk diputuskan lebih lanjut.
(4) Dekan/ Ketua Program Studi dapat menyetujui KRS yang bermasalah, kecuali yang berkaitan
dengan mata kuliah lintas Fakultas/Program Studi.
(5) Untuk menyelesaikan permasalahan pada ayat (4), Fakultas dapat berkoordinasi dengan
Fakultas/Program Studi penyelenggara untuk menambah daya tampung mata kuliah tersebut.
(6) Nama mahasiswa tidak akan tercatat dalam daftar peserta mata kuliah apabila KRS belum
disetujui.
(7) Mahasiswa yang namanya tidak tercantum dalam daftar peserta mata kuliah tidak diizinkan
mengikuti kuliah, ujian dan kegiatan lain dalam mata kuliah tersebut.
(8) Apabila KRS masih bermasalah, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan tetapi wajib
menyelesaikan masalah tersebut paling lambat pada akhir masa perbaikan KRS (add and
drop).
(9) Apabila mahasiswa tersebut pada ayat (6) tetap mengikuti kegiatan dalam mata kuliah
tersebut tanpa menyelesaikan masalah KRS, maka nilai yang diperoleh tidak dapat
dimasukkan ke dalam riwayat akademiknya.

Pasal 31
(1 ) Mahasiswa yang tidak melaksanakan registrasi administrasi dan/atau registrasi akademik
akan memperoleh status akademik Tidak Aktif (Kosong) pada semester berjalan dan masa
studi diperhitungkan.
(2 ) Mahasiswa yang berstatus Tidak Aktif (Kosong) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diwajibkan membayar biaya pendidikan secara penuh.
(3 ) Mahasiswa yang berstatus Tidak Aktif (Kosong) selama dua semester berturut-turut, secara
otomatis dinyatakan mengundurkan diri sebagai mahasiswa Universitas dengan Keputusan
Rektor tentang Penetapan Status Mahasiswa.

Pasal 32
Apabila mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1), dengan berbagai alasan, tetap
menginginkan statusnya menjadi mahasiswa aktif, dapat melaksanakan registrasi administrasi dan
akademik dengan prasyarat dan prosedur sebagai berikut:
a. Masih memenuhi persyaratan akademik;
b. Memperoleh persetujuan Fakultas dan rekomendasi dari Direktorat Akademik;
c. Mengajukan permohonan izin pembayaran kepada Direktorat Keuangan Universitas dan
dikenai biaya keterlambatan registrasi administrasi yang besarnya sesuai dengan ketentuan
dan tata laksana pembayaran biaya pendidikan yang berlaku;

17
d. Membayar biaya pendidikan secara manual/transfer;
e. Menyerahkan fotokopi bukti bayar kepada Direktorat Keuangan Universitas untuk
diverifikasi;
f. Melapor kepada Dekan/Ketua Program Studi untuk mengisi KRS.

BAB XI
EVALUASI HASIL BELAJAR
Pasal 33
(1) Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai dengan kurikulum.
(2) Evaluasi hasil belajar pada setiap mata kuliah dilakukan pada setiap semester.
(3) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan prinsip kesesuaian, akuntabilitas, transparansi, kejujuran,
dan keadilan.
(4) Aspek yang diukur dalam evaluasi hasil belajar adalah:
a. Kemampuan akademik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang
disesuaikan dengan jenis dan tujuan belajar pada setiap mata kuliah; dan
b. Keterampilan berperilaku, termasuk kejujuran akademik, kedisiplinan, kesantunan,
kemampuan berinteraksi, dan bekerja sama.
(5) Evaluasi dapat dilakukan dengan cara observasi, unjuk kerja, pemberian tugas, ujian tertulis
dan/ atau ujian lisan.
(6) Ujian dapat diselenggarakan melalui Kuis, Tugas Terstruktur, Ujian Praktikum, Ujian Tengah
Semester, Ujian Akhir Semester, dan Ujian Tugas Akhir.
(7) Penilaian tugas terstruktur dilakukan terhadap berbagai bentuk tugas di luar jam kuliah.
(8) Pengamatan dalam kelas dapat dilakukan terhadap kemampuan mahasiswa dalam
mengemukakan pertanyaan dan pendapat serta menjawab pertanyaan.
(9) Kuis, UTS, dan UAS dilaksanakan secara tertulis; ujian praktikum dapat dilaksanakan dengan
tes tertulis atau unjuk kerja, sedangkan ujian skripsi/tugas akhir dilakukan secara lisan.
( 1 0 ) Evaluasi Hasil Kegiatan Pembelajaran di Luar Kampus dan Rekognisi Matakuliahnya dilakukan
dengan cara observasi, unjuk kerja dan ujian lisan.
( 1 1 ) Ujian susulan hanya diperkenankan bagi mahasiswa yang mempunyai alasan yang tepat
setelah mendapat persetujuan dari Dekan dan Ketua Program Studi.
( 1 2 ) Ujian susulan hanya dilakukan dalam semester yang berjalan.
( 1 3 ) Evaluasi hasil belajar harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
( 1 4 ) Setiap kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa pada proses evaluasi belajar akan
memperoleh sanksi yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Universitas.

Pasal 34
(1) Evaluasi hasil belajar mahasiswa untuk suatu mata kuliah dilakukan oleh seorang dosen atau
tim dosen untuk memantau proses dan perkembangan hasil belajar mahasiswa.
(2) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf, yaitu menggunakan huruf A, B+, B, C+, C, D,
dan E.
(3) Nilai lulus minimal setiap mata kuliah adalah C.
(4) Nilai lulus tugas akhir minimal C.

18
(5) Untuk melakukan konversi nilai angka ke dalam nilai huruf dan bobot nilai huruf digunakan
pedoman sebagai berikut:

Nilai Huruf/
Nilai Kategori
No Numerik

1 81– 100 A/4 Istimewa


2 76 – 80,99 B+/3,5 Sangat Baik
3 66 – 75,99 B/3 Baik
4 61 – 65,99 C+/2,5 Cukup Baik
5 51 – 60,99 C/2 Cukup
6 26 – 50,99 D/1 Kurang
7 <26 E/0 Kurang Sekali

Pasal 35
( 1 ) Dosen memasukkan nilai mata kuliah ke dalam Sistem Informasi Akademik sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dalam Kalender Akademik.
( 2 ) Apabila dosen tidak memasukkan nilai semua mahasiswa peserta mata kuliah yang
diampunya sampai akhir batas waktu memasukkan nilai, maka mahasiswa peserta mata
kuliah tersebut otomatis memperoleh nilai B.
( 3 ) Revisi nilai dapat dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dalam penilaian.
( 4 ) Revisi terhadap nilai yang diberikan secara otomatis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
dapat dilakukan dengan ketentuan mahasiswa memperoleh nilai lebih baik daripada B,
kecuali mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran/kecurangan akademik dalam
mengikuti mata kuliah, nilai direvisi menjadi E;
( 5 ) Revisi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Dosen mengajukan usulan revisi nilai kepada Dekan secara tertulis;
b. Dekan menolak atau menyetujui usulan revisi nilai;
c. Apabila usulan revisi nilai disetujui, memproses revisi nilai di Sistem Informasi
Akademik;
d. Dekan melaporkan revisi nilai tersebut kepada Direktur Akademik untuk diverifikasi
dan dikonfirmasi.
(6) Revisi nilai sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3), (4) dan (5) dilakukan paling lambat
akhir semester berikutnya.
(7) Tidak ada revisi nilai bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus studi.

Pasal 36
(1 ) Mata kuliah yang ditransferkreditkan diberi kode huruf TK (Transfer Kredit) dengan
ketentuan bahwa yang diperhitungkan dalam transkrip akademik hanya jumlah total SKS.
(2 ) Nilai hasil belajar seorang mahasiswa yang belum dapat ditetapkan karena komponen
penilaian belum lengkap, untuk sementara diberi kode huruf T dengan ketentuan bahwa nilai
T tidak diperhitungkan dalam indeks prestasi semester, dan dalam waktu paling lambat satu
bulan setelah batas waktu pemasukan nilai harus diubah menjadi nilai huruf atau apabila satu
bulan tidak ada ketetapan, maka kode huruf T akan berubah secara otomatis menjadi nilai
huruf E.

19
(3 ) Nilai hasil belajar seorang mahasiswa aktif yang tidak memenuhi jumlah minimal kehadiran
dalam mengikuti kegiatan akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam satu
semester akan diberi kode huruf T dan diperhitungkan dalam indeks prestasi semester
dengan bobot nol.
(4 ) Dalam hal mahasiswa mengambil ulang suatu mata kuliah, nilai kelulusan mata kuliah
tersebut didasarkan pada nilai terbaik yang diperoleh.
(5 ) Bagi mahasiswa yang karena sesuatu alasan yang sah memperoleh izin cuti dalam semester
berjalan, seluruh mata kuliah yang sedang diikuti akan dihapus dan terekam sebagai status
cuti.

Pasal 37
(1) Indeks prestasi merupakan alat ukur terhadap hasil studi seorang mahasiswa selama
mengikuti perkuliahan.
(2) Indeks prestasi dihitung setiap akhir semester yang terdiri dari Indeks Prestasi Semester
(IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
(3) Besarnya Indeks Prestasi (IP) dihitung melalui penjumlahan hasil perkalian antara SKS
dengan bobot nilai huruf untuk setiap mata kuliah, dibagi dengan jumlah SKS.
(4) Indeks Prestasi Semester (IPS) adalah indeks prestasi yang dihitung dari semua nilai mata
kuliah yang diambil dalam satu semester, kecuali mata kuliah yang memiliki kode huruf T.
(5) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi yang dihitung dari semua mata kuliah
sejak semester pertama hingga semester terakhir, kecuali mata kuliah yang memiliki kode
huruf T.

BAB XII
ADMINISTRASI HASIL BELAJAR
Pasal 38
( 1 ) Kartu Hasil Studi (KHS) memberi informasi tentang identitas mahasiswa (nama, nomor),
Pembimbing Akademik, Fakultas/Sekolah, Program Studi, jenjang pendidikan, kode mata
kuliah, judul mata kuliah, Satuan Kredit Semester (SKS), nilai huruf, Indeks Prestasi Semester
(IPS), dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
( 2 ) Kartu Hasil Studi (KHS) dapat diterbitkan dalam bentuk cetakan atas permintaan mahasiswa
sesuai dengan kebutuhan.
( 3 ) Kartu Hasil Studi (KHS) yang sah adalah yang telah ditandatangani oleh pejabat yang
menangani administrasi pendidikan di tingkat Program Studi dan Fakultas.

Pasal 39
(1) Riwayat Akademik merekam secara kronologis semua kegiatan akademik seorang mahasiswa
sejak pertama kali masuk sebagai mahasiswa Universitas hingga berhenti, baik karena lulus,
putus studi, atau mengundurkan diri.
(2) Status akademik mahasiswa pada tiap semester terekam dalam Riwayat Akademik.
(3) Riwayat Akademik digunakan sebagai sumber informasi bagi mahasiswa, Pembimbing
Akademik, dan Program Studi tentang keberhasilan studi mahasiswa.
(4) Riwayat Akademik dapat diterbitkan dalam bentuk transkrip sementara untuk keperluan
tertentu atas permintaan mahasiswa.
(5) Riwayat Akademik yang akan digunakan sebagaimana ayat (4) di atas disahkan oleh Dekan.

20
Pasal 40
(1) Transkrip akademik diberikan kepada mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dari suatu
Program Studi setelah diputuskan dalam rapat penetapan kelulusan;
(2) Transkrip akademik memberikan informasi tentang identitas mahasiswa (nama, nomor induk
mahasiswa, tempat dan tanggal lahir), jenjang pendidikan, Program Studi, daftar mata kuliah
berikut kode mata kuliah, nilai huruf, jumlah SKS yang diperoleh, IPK, judul tugas akhir, dan
tahun lulus.
(3) Semua mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa, termasuk yang diperoleh melalui transfer
kredit, dicantumkan dalam transkrip akademik.
(4) Transkrip akademik diterbitkan dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
(5) Wakil Rektor Bidang Akademik, atas nama Rektor menandatangani dan melegalisasi transkrip
akademik;
(6) Transkrip akademik akan diserahkan apabilah mahasiswa tidak memiliki tunggakan biaya
pendidikan.

Pasal 41
(1) Ijazah diberikan kepada mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dari suatu Program Studi
setelah diputuskan dalam rapat penetapan kelulusan .
(2) Ijazah memberikan informasi tentang identitas pemilik ijazah (nama, tempat lahir, tanggal
lahir), gelar akademik/sebutan yang diperoleh dan Program Studi, nama dan tanda tangan
Rektor dan Dekan, tanggal penerbitan ijazah, tanggal lulus, nomor Mahasiswa, nomor Ijazah
dan tanda tangan serta foto pemilik ijazah.
(3) Tanggal penerbitan ijazah adalah tanggal rapat penetapan kelulusan.
(4) Ijazah diterbitkan satu kali bagi setiap lulusan.
(5) Apabila ijazah hilang atau rusak, pemilik ijazah dapat meminta duplikat ijazah.
(6) Prosedur penerbitan ijazah dan duplikat ijazah diatur dalam peraturan tersendiri.
(7) Wakil Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor, menandatangani legalisasi salinan ijazah.
(8) Ijazah akan diserahkan apabila mahasiswa tidak memiliki tunggakan biaya pendidikan.
(9) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah yudisium, Fakultas memvalidasi daftar nama
mahasiswa yang telah dinyatakan lulus untuk kepentingan penulisan ijazah.
(10) Ijazah dibuat berdasarkan daftar yudisium yang dibuat oleh Fakultas
(11) Ijazah ditandatangani oleh Dekan Fakultas dan Rektor dengan tinta warna biru.
(12) Fotokopi ijazah dapat diberikan 1 (satu) bulan setelah mendaftar wisuda jika diminta oleh
yang bersangkutan.

BAB XIII
CUTI AKADEMIK, PENGUNDURAN DIRI, PINDAH UNIVERSITAS DAN ALIH JENJANG
Pasal 42
(1) Cuti akademik adalah masa tidak mengikuti kegiatan akademik untuk waktu sekurang-
kurangnya1 (satu) semester dan sebanyak-banyaknya 2 (dua) semester, baik berurutan
maupun tidak.
(2) Cuti akademik hanya dapat diberikan kepada mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan
akademik sekurang-kurangnya 2 (dua) semester, kecuali untuk cuti akademik karena alasan
khusus.

21
(3) Cuti akademik karena alasan khusus adalah cuti akademik yang diberikan karena mahasiswa
mengalami halangan yang tidak dapat dihindari, antara lain karena tugas negara, tugas
Universitas, atau menjalani pengobatan yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
akademik.
(4) Cuti tidak dihitung sebagai masa studi.

Pasal 43
(1) Persetujuan cuti akademik diberikan oleh Dekan dalam bentuk Surat Keputusan.
(2) Mahasiswa yang memeroleh izin cuti tidak diperkenankan melakukan kegiatan akademik.
(3) Dalam memberikan persetujuan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan
menyampaikan tembusan kepada Wakil Rektor yang membidangi urusan Akademik dan
Wakil Rektor yang membidangi urusan Keuangan.
(4) Surat keputusan sebagaimana pada ayat (1) mengatur pula tentang perubahan yang terjadi
akibat pemberian cuti seperti perubahan masa studi dan jadwal evaluasi mahasiswa.

Pasal 44
(1) Permohonan cuti akademik diajukan oleh mahasiswa bersangkutan kepada Dekan dengan
persetujuan dosen pembimbing akademik dan Ketua Program Studi sebelum pelaksanaan
registrasi administrasi, dengan mengisi formulir yang tersedia di Sub Direktorat Administrasi
Akademik.
(2) Berdasarkan Surat Keputusan Cuti dari Dekan, operator Sistem Informasi Akademik
(SIAKAD) Fakultas wajib memutakhirkan status mahasiswa menjadi cuti sebelum masa
registrasi administrasi berakhir.
(3) Pemohon melakukan pembayaran sebesar 25 (dua puluh lima) persen dari biaya pendidikan
semester yang akan berjalan dan wajib dibayarkan pada masa registrasi administrasi.
(4) Apabila pemohon telah memperoleh izin cuti namun tidak melaksanakan pembayaran biaya
pendidikan yang menjadi kewajibannya pada masa registrasi, maka izin cuti dibatalkan dan
status pemohon menjadi mahasiswa Tidak Aktif (Kosong).
(5) Dalam hal yang disebutkan pada ayat (4), apabila pemohon tetap ingin melaksanakan
pembayaran pendidikan setelah masa registrasi berakhir pemohon dikenai biaya
keterlambatan registrasi administrasi yang besarnya sesuai dengan ketentuan dan tata
laksana pembayaran biaya pendidikan yang berlaku.
(6) Apabila pengajuan permohonan cuti akademik tidak sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) di
atas atau diajukan dalam semester berjalan, pemohon tetap membayar biaya pendidikan
sebesar 100 (seratus) persen.

Pasal 45
(1) Dengan kesadaran sendiri, seorang mahasiswa diizinkan untuk mengajukan pengunduran
diri sebagai mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa.
(2) Mahasiswa mengajukan permohonan pengunduran diri kepada Wakil Rektor Bidang
Akademik dengan persetujuan Dekan dan Ketua Program Studi terkait.
(3) Apabila permohonan pengunduran diri mahasiswa disetujui maka diterbitkan Surat
Keputusan Rektor tentang status kemahasiswaannya.

22
Pasal 46
(1) Mereka yang dipertimbangkan untuk dapat pindah ke Universitas Teknologi Sumbawa adalah
dari PTN atau PTS yang terakreditasi dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Putus studi bukan karena tidak memenuhi ketentuan akademik pada program
studi/fakultas/universitas asal;
b. Tidak sedang melanggar peraturan program studi/fakultas/ universitas asal;
c. Mendapatkan persetujuan pindah dari program studi/fakultas/ universitas asal;
d. Perpindahan mahasiswa hanya boleh satu kali selama yang bersangkutan menjadi
mahasiswa UTS;
e. Yang dapat diterima sebagai mahasiswa pindahan adalah telah mengikuti pendidikan
secara terus menerus sekurang-kurangnya 2 (dua) semester serta telah mengumpulkan
24 SKS dengan IPK sekurang-kurangnya 2,75.
(2) Mereka yang dipertimbangkan untuk dapat pindah ke Fakultas/Program Studi di lingkungan
UTS adalah mahasiswa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tidak sedang melanggar peraturan program studi/fakultas asal
b. Mendapatkan persetujuan pindah dari program studi/fakultas asal
c. Mendapatkan persetujuan pindah dari program studi/fakultas tujuan
d. Perpindahan mahasiswa hanya boleh satu kali selama yang bersangkutan menjadi
mahasiswa UTS
e. Yang dapat diterima sebagai mahasiswa pindahan adalah telah mengikuti pendidikan
secara terus menerus sekurang-kurangnya 2 (dua) semester.

Pasal 47
(1) Persyaratan untuk alih jenjang adalah sebagai berikut:
a. Mereka dipertimbangkan untuk dapat alih jenjang adalah lulusan D-2 dan D-3 PTN atau
PTS terakreditasi;
b. Alih jenjang hanya dapat dilakukan untuk Program Studi yang bersesuaian;
c. Mempunyai indeks prestasi kumulatif sekurang-kurangnya 2,5.
(2) Untuk dapat dipertimbangkan menjadi mahasiswa alih jenjang, yang bersangkutan harus
mengikuti tata cara sebagi berikut:
a. Mengajukan permohonan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dengan tembusan
Dekan dan Ketua Program Studi yang bersangkutan;
b. Permohonan alih jenjang diterima Wakil Rektor Bidang Akademik 1 bulan sebelum
kuliah akademik tahun akademik baru dimulai.

BAB XIV
PUTUS STUDI

Pasal 48
Mahasiswa Kelas Reguler dan Kelas Paralel Program Sarjana dinyatakan putus studi apabila:
a. pada evaluasi hasil belajar 2 (dua) semester pertama tidak mendapatkan minimal 24 (dua
puluh empat) SKS dengan nilai minimal C;
b. pada evaluasi hasil belajar 4 (empat) semester pertama tidak mendapatkan minimal 48
(empat puluh enam) SKS dengan nilai minimal C;

23
c. pada evaluasi hasil belajar 6 (enam) semester pertama tidak mendapatkan minimal 72 (tujuh
puluh dua) SKS dengan nilai minimal C;
d. pada evaluasi hasil belajar 8 (delapan) semester pertama tidak mendapatkan minimal 96
(sembilan puluh delapan)SKS dengan nilai minimal C;
e. pada evaluasi hasil belajar 10 (sepuluh) semester pertama tidak mendapatkan minimal 120
(seratus dua puluh) SKS dengan nilai minimal C;
f. pada akhir masa studi tidak menyelesaikan seluruh beban studi sesuai dengan kurikulum
dengan nilai minimum C;
Pasal 49
Mahasiswa Kelas Ekstensi dinyatakan putus studi apabila:
a. pada evaluasi hasil belajar 2 (dua) semester pertama tidak mendapatkan minimal 18
(delapan belas) SKS dengan nilai minimal C;
b. pada evaluasi hasil belajar 4 (empat) semester pertama tidak mendapatkan minimal 36 (tiga
puluh enam) SKS dengan nilai minimal C;
c. pada evaluasi hasil belajar 6 (enam) semester pertama tidak mendapatkan minimal 54 (lima
puluh empat )SKS dengan nilai minimal C;
d. pada evaluasi hasil belajar 8 (delapan) semester pertama tidak mendapatkan minimal 72
(tujuh puluh dua) SKS dengan nilai minimal C;
e. pada evaluasi hasil belajar 10 (sepuluh) semester pertama tidak mendapatkan minimal 90
(sembilan puluh) SKS dengan nilai minimal C;
f. pada evaluasi hasil belajar 12 (delapan) semester pertama tidak mendapatkan minimal 108
(seratus delapan) SKS dengan nilai minimal C;
g. pada evaluasi hasil belajar 14 (sepuluh) semester pertama tidak mendapatkan minimal 126
(seratus dua puluh enam) SKS dengan nilai minimal C;
h. pada akhir masa studi tidak menyelesaikan seluruh beban studi sesuai dengan kurikulum
dengan nilai minimum C;

Pasal 50
Selain ketentuan putus studi sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dan 49 tersebut di atas, mahasiswa
Program Sarjana dapat dinyatakan putus studi apabila yang bersangkutan:
a. Bermasalah dalam hal administrasi sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (3);
b. Mendapat sanksi atas pelanggaran akademik;
c. Mendapat sanksi atas pelanggaran tata tertib kehidupan kampus;
d. Dinyatakan tidak laik lanjut studi atas dasar pertimbangan kesehatan dari Tim Dokter yang
ditunjuk oleh Pimpinan Universitas.

Pasal 51
(1) Mahasiswa Program Sarjana yang putus studi sesuai dengan Pasal 48 sampai dengan Pasal 50
di atas diajukan oleh Dekan untuk diusulkan kepada Rektor.
(2) Rektor berdasarkan usulan dari Dekan menerbitkan Keputusan Rektor tentang putus studi.

24
BAB XV
KELULUSAN, PREDIKAT KELULUSAN, GELAR AKADEMIK, YUDISIUM DAN WISUDA
Pasal 52
(1) Mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulus studi berdasarkan rapat penetapan kelulusan
yang dipimpin oleh Dekan.
(2) Rapat Penetapan Kelulusan dapat diselenggarakan maksimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
semester sesuai kalender akademik.
(3) Mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas aktif pada semester tersebut baik secara
administratif maupun secara akademik;
b. Tidak melampaui masa studi maksimum yang ditetapkan Universitas;
c. Telah menyelesaikan semua kewajiban administratif termasuk mengembalikan semua
koleksi perpustakaan/laboratorium yang dipinjam;
d. Telah menyelesaikan semua kewajiban akademik dalam masa studi dan/ atau tugas
yang dibebankan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan untuk Program Studi
(termasuk Tugas Akhir yang telah diperbaiki) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol).
e. Telah memiliki sertifikat keahlian Bahasa Inggris, Public Speaking dan Keahlian sesuai
bidang Program Studi.
(4) Predikat kelulusan setelah mengikuti/menyelesaikan Program Sarjana terdiri atas tingkatan:
a. Memuaskan;
b. Sangat memuaskan;
c. Dengan pujian (cum laude).
(5) IPK sebagai dasar penentuan predikat keluluasan Program Sarjan adalah:
a. 2,76- 3,00 = memuaskan
b. 3,01 - 3,50 = sangat memuaskan
c. 3,51 - 4,00 = dengan pujian (cum laude)
(6) Predikat kelulusan dengan pujian (cum laude)dapat diberikan kepada lulusan Program
Sarjana yang menyelesaikan studi tepat waktu yaitu (8 semester) atau lebih cepat dengan IPK
minimal 3,51 yang diperoleh tanpa mengulang mata kuliah;
(7) Apabila mencapai IPK 3,51 - 4,00 tetapi tidak memenuhi persyaratan ayat (6) maka yang
bersangkutan mendapat predikat kelulusan Sangat Memuaskan.
(8) Dalam hal mahasiswa memeroleh transfer kredit, besarnya IPK sebagai dasar penentuan
predikat kelulusan harus mempertimbangkan riwayat akademik beserta besaran nilai yang
ditransfer berdasarkan evaluasi Fakultas.

Pasal 53
(1) Setiap mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam program pendidikan akademik diberi
gelar akademik.
(2) Gelar akademik dicantumkan dalam ijazah bersama dengan nama program studi yang diikuti.
(3) Penggunaan gelar akademik sarjana ditempatkan di belakang nama yang berhak atas gelar
dan sebutan tersebut setelah didahului dengan tanda baca “koma”.

Pasal 54
(1) Mahasiswa wajib mengikuti keseluruhan proses yudisium.
(2) Tanggal yudisium ditetapkan sebagai tanggal kelulusan mahasiswa yang bersangkutan.

25
(3) Waktu yudisium diatur oleh Fakultas sebelum batas akhir yudisium yang ditetapkan pada
kalender akademik.
(4) Jika mahasiswa tidak dapat mengikuti proses yudisium pada periode yang ditentukan, maka
yang bersangkutan wajib mengikutinya pada periode berikutnya.
(5) Yudisium dinyatakan dengan Keputusan Dekan.

Pasal 55
(1) Wisuda diadakan dalam upacara wisuda sesuai dengan Kalender Akademik.
(2) Wisuda diselenggarakan sebanyak-banyaknya dua kali periode kelulusan dalam satu tahun.
(3) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dari suatu Program Sarjana di UTS wajib mengikuti
upacara Wisuda pada periode kelulusannya.
(4) Pada saat wisuda, setiap wisudawan atau wisudawati menerima Ijazah asli, transkrip nilai
akademik dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
(5) Tata cara dan syarat mengikuti wisuda dijelaskan dalam Keputusan Rektor.

Pasal 56
(1) Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) diberikan kepada lulusan bersama dengan ijazah.
(2) Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) ditandatangani oleh Dekan Fakultas.
(3) Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) memuat informasi tentang identitas diri
pemegang SKPI, identitas penyelenggara program, kualifikasi dan hasil yang dicapai, dan
sistem pendidikan tinggi di Indonesia dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
(4) Syarat Minimum Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) memuat:
a. Sertifikasi Keahlian Bahasa Inggris;
b. Sertifikasi Komprtensi Sesuai dengan Bidang Minat di program Studi;
c. Sertifikasi Kemampuan Berbicara di Depan Publik (Public Speaking).

BAB XVI
PUBLIKASI DAN PENGUNGGAHAN KARYA ILMIAH
Pasal 57
Untuk memperkuat daya saing ilmiah dan menghindari plagiarisme, mahasiswa Program Sarjana
pada akhir masa studi mengumpulkan dan mengunggah karya ilmiahnya sesuai dengan aturan yang
berlaku.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 58
(1) Ketentuan yang tercantum dalam Peraturan ini berlaku bagi mahasiswa Program Sarjana
yang terdaftar pada Tahun Akademik 2018/2019 dan seterusnya.
(2) Surat Keputusan Rektor Nomor 001/UTS/PR/AK/X/2017 tentang Penyelenggaraan
Program Sarjana di Universitas Teknologi Sumbawa dinyatakan tetap berlaku bagi
mahasiswa yang terdaftar pada tahun akademik 2017/2018 dan sebelumnya
(3) Hal-hal yang belum diatur yang berkaitan dengan penyelenggaraan akademik akan diatur
lebih lanjut berdasarkan Peraturan Rektor.

26
BAB XVIII
LAIN-LAIN
Pasal 59
(1) Mahasiswa kehilangan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS), dan
Ijazah harus mengajukan permohonankepada Direktorat Akademik;
(2) Prosedur selanjutnya ditetapkan oleh Direktorat Akademik.

BAB XIX
PENUTUP
Pasal 60
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Tembusan:
1. Ketua Senat Universitas Teknologi Sumbawa;
2. Para Wakil Rektor Universitas Teknologi Sumbawa;
3. Para Dekan di Lingkungan Universitas Teknologi Sumbawa;
4. Para Direktur Universitas Teknologi Sumbawa;
5. Para Kepala Sub-Direktorat Universitas Teknologi Sumbawa;
6. Para Ketua Program Studi Universitas Teknologi Sumbawa.

27

Anda mungkin juga menyukai