Anda di halaman 1dari 43

Perhitungan Usaha Jus Buah Sehat menggunakan Metode Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Rasio Manfaat Biaya (rasio B/C),
Periode Pengembalian, Indeks Profitabilitas, Analisis Titik Impas, dan
Analisis Sensitifitas

Dosen Pembimbing:

Dr . Trisna, ST , M.Eng

KELOMPOK 6

1. Iis Kartika (180130082)

2. Nurhajjah (180130090)

3. Sucifira Alpina (180130097)

4. Neti Albania (180130101)

5. Ahmad Muhajir (180130113)

MATA KULIAH:

EKONOMI TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah ini dengan baik
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Dr . Trisna, ST , M.Eng selaku dosen pembimbing mata kuliah
Ekonomi Teknik yang telah memberikan banyak dorongan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi
kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya
tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Lhokseumawe, 15 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.2 Tujuan Masalah ................................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Metode Net Present Value (NPV) ........................................................................ 6

2.2 Metode Internal Rate of Return (IRR).................................................................. 7

2.3Rasio Manfaat Biaya (rasio B/C) .......................................................................... 9

2.4 Metode Periode Pengembalian............................................................................. 11

2.5 Metode Indeks Profitabilitas ................................................................................ 12

2.6 Analisis Titik Impas ............................................................................................ 13

2.7 Analisis Sensitivitas ............................................................................................ 17

BAB III PENGUMPULAN DATA

3.1Sumber-sumber Permodalan ................................................................................. 19

3.2 Biaya-biaya yang diPerlukan ................................................................................ 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil...................................................................................................................... 24

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 43

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan semakin hari kebutuhan masyarakat
meningkat, cuaca semakin hari semakin panas, maka orang-orang biasanya mencari sesuatu
yang bisa membuat badan terasa segar dan dingin, dari situ kami mendapat peluang usaha yang
menyediakan aneka jus buah yang menyediakan berbagai macam jus buah, dengan kualitas buah
yang baik dan segar.Buah menjadi pelengkap kebutuhan pangan manusia yang mempunyai
banyak variasi rasa, warna, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain dikonsumsi
secara langsung buah juga dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya jus
buah.
Minuman jus atau sari buah adalah suatu produk olahan buah-buahan yang kaya akan
kandungan gizi dan memiliki rasa yang menyegarkan. Minuman jus atau sari buah
biasanya dibuat hanya dengan menggunakan satu jenis buah-buahan atau dapat dibuat
dengan menggunakan dua jenis buah atau bahan tambahan lainnya yang dapat disukai oleh
konsumen. Sari buah atau jus (fruit juice) adalah cairan yang terdapat secara alami dalam
buah-buahan. Sari buah populer dikonsumsi manusia sebagai minuman.
Sari buah merupakan hasil pengepresan, penghancuran atau ekstraksi buah segar
yang telah masak melalui proses penyaringan. Buah yang digunakan sebagai sari buah harus
dalam keadaan matang dan mempunyai cita rasa yang menyenangkan dan banyak
mengandungasam.
Dalam Usaha Jus Buah Sehat dibutuhkan perhitungan untuk menentukan kelayakan serta
keuntungan Usaha Jus Buah Sehat. Untuk menghitung kelayakan serta keuntungan Usaha Jus
Buah Sehat menggunakan Metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Rasio Manfaat Biaya (rasio B/C), Periode Pengembalian, Indeks Profitabilitas, Analisis Titik
Impas, dan Analisis Sensitifitas.

4
1.2 Tujuan

Menganalisis kasus proyek ( usaha ) sebelumnya dan menganalisis proyek tersebut


berdasarkan
a. Metode net present value ( NPV )
b. Metode internal rate of return ( IRR )
c. Rasio manfaat biaya ( rasio B/C )
d. Metode periode pengembalian
e. Metode indeks profitabilitas
f. Analisis titik impas
g. Analisis sensitivitas

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode net present value ( NPV)

Pengertian NPV dan Rumus NPV (Net Present Value) – Net Present Value atau sering
disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai
sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini
mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas
masuk yang diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku
bunga dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal dan
nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga
pembelianawal.
NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal
ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi
apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi pada
pembelian aset baru. Dalam bahasa Indonesia, Net Present Value atau NPV ini disebut juga
dengan “Nilai Bersih Sekarang” atau “Nilai Bersih Saat Ini”.

Rumus NPV (Net Present Value)

Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari
investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya dengan
Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini:

NPV = {Arus Kas x (P/A,i%,n)}- Investasi Awal

Penentuan nilai Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dengan ketentuan berikut :

– Nilai Net Present Value (NPV) > 0 merupakan penilaian usaha perusahaan layak untuk
dilaksanakan

6
– Nilai Net Present Value (NPV) < 0 merupakan penilaian usaha perusahaan yang tidak layak
untuk dilaksanakan.

Kelebihan dan Kekurangan Net Present Value (NPV)

1.Kelebihan Net Present Value (NPV)

•Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya

•Mudah diterapkan karena tidak menggunakan pendekatan trial and error

•Mudah menyesuaikan dengan risiko, yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang berbeda
untuk tahun-tahun berikutnya.

2.Kekurangan Net Present Value (NPV)

•Sulitnya menentukan rate minimum yang di inginkan

•Tidak menunjukkan rate of return sebenarnya

•Adanya asumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera dapt di investasikan kembali pada
rate yang dipilih

2.2 Metode internal rate of value ( IRR)

IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan
penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Secara sederhana, penghitungan IRR dapat menjadi
dasar apakah sebuah investasi layak dilakukan atau tidak. Sebuah investasi yang dianggap layak
jalan harus memenuhi kriteria nilai IRR lebih tinggi ketimbang minimum acceptable rate of
return atau minimum attractive rate of return. minimum accep table rate of return adalah laju
pengembalian minimum dari sebuah investasi yang berani dilakukan seorang investor. Tidak
hanya itu, sebuah kegiatan investasi juga bisa dilanjutkan apabila laju pengembaliannya (rate of
return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain,
termasuk bunga deposito bank, reksadana, atau bentuk investasi lainnya. (Hazen.2009).

7
Penghitungan IRR/Internal Rate of Return (IRR) sebetulnya adalah metode untuk
menghitung tingkat bunga (discount rate) yang membuat nilai saat ini dari seluruh perkiraan arus
kas masuk sama dengan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas yang keluar (Hazen, 2009).
Prinsipnya, IRR adalah rangkaian penghitungan yang membuat nilai NPV (Net Present Value)
menjadi nol.

Internal rate of return adalah persentase keuntungan dari suatu proyek yang diperoleh tiap-
tiap tahun dan IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga
pinjaman.

Laju pengembalian dalam (IRR) adalah suku bunga di mana ekivalensi nilai dari seluruh
penerimaan yang terjadi pada suatu rencana investasi sama dengan ekivalensi nilai dari seluruh
pengeluarannya. Laju pengembalian digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan ekonomis
dari suatu rencana investasi. Bila IRR > MARR berarti bahwa rencana investasi yang
bersangkutan layak ekonomis. Bila ada beberapa alternatif rencana investasi maka dipilih
rencana investasi yang IRR nya terbesar.

rumus: IRR = + {∑ ∑
}

Keterangan:

= tingkat bunga yang menghasilkan yang paling mendekati 0

= tingkat bunga yang menghasilkan yang paling mendekati 0

= NPV yang dihasilkan dari

= NPV yang dihasilkan dari

Kriteria keputusan :

Jika IRR > tingkat bunga yang berlaku, maka rencana usaha layak dilaksanakan.

Jika IRR< tingkat bunga yang berlaku, maka rencana usaha tidak layak dilaksanakan.

8
2.3 Rasio Manfaat Biaya ( rasio B/C )

Metode rasio manfaat/biaya (benefit/cost, B/C) biasanya digunakan untuk mengevaluasi


proyek- proyek umum (publik), karena sejumlah faktor khusus yang mempengaruhinya, yang
tidak dijumpai pada usaha/proyek swasta. Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam
perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari
pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Metode B/C didefinisikan sebagai
perbandingan (rasio) nilai ekivalen dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Metode
nilai ekivalen yang biasa digunakan adalah PW dan AW. Nama lain rasio B/C adalah rasio
investasi-penghematan. Secara umum, metode rasio B/C dapat membantu penggunanya untuk
membantu dalam proses pengambilan keputusan, menambah alternatif atau pilihan dan
mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif. Berdasarkan definisinya, rasio B/C dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
a. Konvesional (PW)
b. Termodifikasi (PW)
c. Konvensional (AW)
d. Termodifikasi (AW)

Rumus:

B/C =

Dapat menggunakan net present value (NPV), equivalent annual value (EAV), atau net future
value (NFV) .

Langkah-langkah Analisis Rasio B/C

1. Menentukan horizon perencanaan

2. Menentukan nilai MARR yang digunakan

9
3. Mengembangkan profil biaya dan manfaat-bukan manfaat yang berhubungan dengan
keuangan.

4. Membandingkan manfaat terhadap biaya dengan pengukuran nilai uang ( NPV, NAV,
atau NFV).

5. Jika rasio B/C:

> 1 proyek layak

= 1 tidak ada perbedaan

<1 proyek tidak layak

6. Ulangi langkah 3 – 5 untuk alternatif sudut pandang

Membandingkan alternatif rasio B/C

• Analisis B/C dapat digunakan untuk membandingkan proyek-proyek (untuk memilih


proyek terbaik dari sekumpulan alternatif),

• Menggunakan analisis selisih.

• Hitung selisih ratio manfaat-biaya (ΔB/ΔC)

• Bila ΔB/ΔC > 1, maka pilih alternatif biaya yang lebih tinggi.

• Bila ΔB/ΔC < 1, maka pilih alternatif biaya yang lebih rendah.

Kelebihan dan Kekurangan B/C Ratio :

Kelebihan menerapkan perhitungan b/c ratio dalam menganalisa suatu usaha adalah berapa
rasio keuntungan yang di dapatkan dapat di ukur karena dapat mengurangi dengan biaya. Metode
ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi. Sedangkan kekurangannya
adalah proses penghitungannya lama jarena mengidentifikasi terlebih dulu semua biaya.
Mengurangkannya dengan manfaat untuk setiap tahun selama umur proyek.

10
2.4 Metode Periode pengembalian

Payback Period adalah periode atau jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan
nilai investasi yang telah dikeluarkan. Payback Period dalam bahasa Indonesia dapat disebut
juga dengan Periode Pengembalian Modal. Menurut Bambang Riyanto (2004) payback perio
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).Para Investor atau
Pengusaha sering menggunakan Payback Period (PP) atau Periode Pengembalian Modal ini
sebagai penentu dalam mengambil keputusan Investasi yaitu keputusan yang menentukan apakah
akan menginvestasikan modalnya ke suatu proyek atau tidak. Suatu proyek yang periode
pengembaliannya sangat lama tentunya kurang menarik bagi sebagian besar investor.

Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih

Catatan : Rumus ini mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah sama pada setiap
periode atau sama pada setiap tahunnya.

Periode pengembalian – payback period (PBP), Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh
proyek investasi tersebut.Mengukur kecepatan kembalinya dana investasi

Rum us periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya sama

 Periode pengambalian

 Usulan proyek investasi

- Periode pengembalian lebih cepat : layak


- Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
- Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang
lebih cepat yang dipilih

11
Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya berbeda

 Periode pengambalian

=n+

Keterangan:

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas

masih belum bisa menutup investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Kelemahan Metode Periode Pengembalian

-Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang

-Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi

-Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai

2.5 Metode Indeks Profitabilitas


Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang
dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan
layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.

Rumus Profitabilitas Indeks (PI):

Profitabilitas Indexs ( PI ) =

12
Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adlh :
Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (layak)
Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak)
Kelebihan Profitability Index adalah :
– Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial
– Sudah mempertimbangkan cost of capital
– Sudah mempertimbangkan time value of money
– Mempertimbankan semua cash flow
Kekurangan Profitability Index adalah :
– Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
– Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
– Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
– Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value kepada
perusahaan.

2.6 Analisis Titik Impas

Break Even Point (BEP) adalah keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya tidak
memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu
keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh
memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan. Break even point adalah suatu keadaan impas, yaitu apabila telah disusun perhitungan
laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak menderita
rugi. (Rusdiana.2014)

Titik impas bila total pendapatan sama dengan total biaya, atau ditulis:

13
- X = volume produksi yang menyebabkan perusahaan pada titik impas (BEP)
- Perusahaan untung jika berproduksi diatas X (melampaui titik impas)

Langkah-langkah Penentuan Alternatif Berdasarkan Analisis Titik Impas:


-Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari & tentukan satuan atau unit dimensinya.
-Gunakan analisis EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost) atau PW (Present Worth) untuk
menyatakan total ongkos setiap alternatif sebagai fungsi dari variabel yang didefinisikan.
-Ekuivalenkan persamaan-persamaan ongkos tersebut & cari nilai impas dari variabel yang
didefinisikan.
-Bila tingkat utilitas yang diinginkan < titik impas
pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih tinggi (gradien lebih besar).
-Bila tingkat utilitas yang diinginkan > titik impas
pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih rendah (gradien lebih kecil)

Syarat-syarat Analisi Break Even Point:


1. Harga jual tidak berubah-ubah.
2. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
3. Biaya variabel bersifat proposional.
4. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak
berubah-ubah.

Komponen Biaya : Grafik FC,VC,TC

14
Gambar 1 : Grafik FC, VC, TC
 Ongkos Tetap Fixed Cost (FC)

 Ongkos Variabel – Variabel Cost (VC)


 Ongkos Total- Total Cost (TC)
Missal :
 X = volume produk yang di buat
 c = ongkos variable untuk pembuatan 1 produk
Ongkos Variabel untuk membuat produk sejumlah x adalah :
VC = c.X
TC = FC + VC
TC = FC + c.X
Dimana :
TC = ongkos total untuk membuat x produk
FC = ongkos tetap
VC = ongkos variabel untuk membuat x produk

Komponen Pendapatan
Asumsi
 Total pendapatan (total revenue/TR) diperoleh dari penjualan semua produk yang diproduksi
 Total pendapatan / total revenue ditentukan :

15
TR = p.X

Dimana :

p = harga jual per unit produk


X = volume produk yang dibuat

Analisis Titik Impas


Titik impas bila total pendapatan sama dengan total biaya, atau ditulis :
Total Revenue = Total Cost
pX = FC + cX

X=

 X = volume produksi yang menyebabkan perusahaan pada titik impas (BEP)


 Perusahaan untung jika berproduksi dalam X (melampaui titik impas)
Diagram Titik Impas Pada Permasalahan Produksi

Gambar 2: Diagram Titik Impas

Analisis Titik Impas Pada Pemilihan Alternatif Investasi


 Pemilihan Alternatif – alternatif investasi
terkait dengan tingkat produksi atau tingkat utilisasi dari investasi

16
 Keputusan yang tepat
mencari titik (yang menyatakan tingkat produksi) dimana alternatif A impas dengan alternatif B,
kapan alternatif A > atau < dan alternatif B.

Ilustrasi Analisis BEP Pada Pemilihan Alternatif Investasi

Gambar 3: Analisis BEP pada Pemilihan Alternatif Investasi

Kedua alternatif sama baiknya (impas) bila tingkat produksinya = X unit


Bila tingkat produksi < X unit alternatif B yang lebih baik
Bila tingkat produksi > X unit alternatif A yang lebih baik

2.7Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah evaluasi terhadap pengaruh perubahan parameter-parameter
yang mempengaruhi keuntungan.Parameter-parameter yang dianalisis sensitivitasnya antara lain

 Investasi awal (initial investment)


 Harga jual (selling price)
 Biaya operasi (operating cost)
 Umur proyek (project life)

17
 Nilai sisa(salvage value)
Sensitivity analysis bukan merupakan metode pengukuran kelayakan suatu proyek, untuk
menguji sensitivity perhitungan NPV dan IRR apabila ada satu asumsi yang berubah
sedangkan asumsi lainnya dianggap tetap. Perubahan asumsi menyebabkan estimasi arus
kas berubah. Hasil dari analisis ini mengilustrasikan efek dari perubahan asumsi tersebut.
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut
terhadap kelayakan proyek pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan. Analisis
sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period pada
beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi (I Nyoman, 2005). Analisis ini untuk
melihat seberapa besar perubahan yang terjadi pada NPV dan IRR apabila ada perubahaan
satu parameter sedangkan yang lain tetap sehingga dapat dilihat kemungkinan lain yang
dapat terjadi. Analisis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk menentukan risiko dari
proyek tersebut. Biasanya perusahaan menggunakan 3 (tiga) asumsi (best, optimistic,
pessimistic) perhitungan untuk melihat perubahan NPV. Grafik menunjukan semakin curam
kemiringan garisnya maka semakin sensitif NPV terhadap perubahan variabel tersebut.

18
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Sumber-Sumber Permodalan

Modal dalam mendirikan suatu usaha sangatlah penting, karena modal tidak hanya
diartikan sebagai uang, akan tetapi bisa juga modal keahlian ataupun pengalaman. Dalam
hal ini saya menggunakan beberapa sumber permodalan dalam menjalankan usaha “JUS
BUAH SEHAT” ini yaitu tabungan sendiri, harta bentuk lain, pinjaman dan kerjasama.

3.2 Biaya-biaya yang diperlukan

a. Biaya Peralatan

Tabel 1. Biaya Peralatan

No NAMA BARANG BANYAK HARGA

1 Termos 1 Rp 170.000

2 Galon 1 Rp 30.000

3 Blender 2 Rp 1.400.000

4 Telenan 1 Rp 10.000
Mesin penyegel gelas
5 plastik 1 Rp 850.000

6 Keranjang 1 Rp30.000

7 Pisau 1 Rp 20.000

19
8 Tempat Susu 2 Rp 30.000

9 Alat Peras Jeruk 1 Rp 15.000

10 Saringan 1 Rp 15.000

11 Pengupas Buah 1 Rp15.000

12 Tempat Sampah 2 Rp 30.000

13 Sterofoam 1 Rp 30.000

14 Gunting 1 Rp 15.000

JUMLAH Rp.2.660.000/tahun

Biaya penyusutan dari peralatan perbulan =

Biaya penyusutan dari peralatan perhari =

B. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jenis Pengeluaran/Bulan @ Harga Jumlah
Karyawan 2 org Rp. 800.000 Rp. 1.600.000
Total Rp. 1.600.000

Biaya tenaga kerja langsung pertahun = Rp.1.600.000 x 12


= Rp.19.200.000/tahun

20
C Biaya Semi Variabel Overhead
Tabel 3. Biaya Semi Variabel Overhead
Jenis Pengeluaran/Bulan Biaya
Listrik Rp. 60.000
Total Rp. 60.000

Biaya listrik pertahun = Rp. 60.000 x 12 = Rp. 720.000

Biaya listrik perhari = /hari

D. Biaya Bahan Baku

Tabel 4. Biaya Bahan Baku

No NAMA BARANG BANYAK HARGA

1 Kelapa 50 buah Rp. 150.000

2 Mangga 7kg Rp. 140.000

3 Jeruk 5kg Rp. 40.000

4 Wortel 3kg Rp. 24.000

5 Apel 4kg Rp. 80.000

6 Timun 2kg Rp. 14.000

7 Melon 1buah Rp. 18.000

8 Naga 1kg Rp. 20.000

9 Alpukat 5kg Rp. 60.000

21
10 Susu Kental Manis 1buah Rp. 12.000

11 Air 2Galon Rp. 12.000

12 Susu Coklat 1 buah Rp. 12.000

13 Gula Pasir 5kg Rp. 100.000

14 Cup Plastik 8 pak Rp.50.000

15 Plastik kresek 5 pak Rp. 15.000

16 Terong Belanda 1kg Rp. 30.000

17 Jambu Biji 1kg Rp. 10.000

18 Pir 1 kg Rp. 25.000

JUMLAH Rp. 800.000

Biaya pengeluaran bahan baku perhari = Rp. 800.000/hari


Biaya pengeluaran bahan baku perbulan = Rp. 800.000 x 30
= Rp. 24.000.000 bulan
Biaya pengeluaran bahan baku pertahun = Rp.24.000.000 x 12
= Rp. 288.000.000

1.Biayaproduksi / Pertahun :

Biaya penyusutan peralatan = Rp. 2.660.000/tahun

Biaya tenaga kerja langsung = Rp. 9.600.120/tahun

Biaya listrik = Rp 720.000/tahun

Biaya bahan baku = Rp. 288.000.000/tahun

22
+

Total Rp.300.980.124 /tahun

2.pendapatan/keuntungan/pertahun

Harga Pokok Produksi = Rp. 300.980.124/54.000 cup terjual

= Rp. 5.573,7

Dalam penjualan jus buah sehat, dalam sehari kami dapat menjual 150 cup maka,
apabila kami menjual 1 cup jus buah sehat dengan harga Rp.8.000 sehingga pendapatan
yang kami peroleh adalah Rp. 1.200.000/hari . jika perbulan maka pendapatan kami Rp.
Rp. 36.000.000. jika pertahun maka pendapatan kami Rp. 432.000.000.

Sehingga, keuntungan bersih pertahun= pendapatan pertahun – pengeluaran pertahun

= Rp. 432.000.000 – Rp.300.980.124

= Rp.131.019.876/tahun

3. Modal awal = biaya peralatan + biaya peneluaran pertahun

= Rp.2.660.000 + Rp.300.980.124

= Rp.303.640.124

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Usaha jus buah sehat yang diawali dengan modal sebesar Rp. 303.640.124 untuk tahun
pertama dengan investasi selama 10 tahun tanpa nilai sisa, dengan membutuhkan pengeluaran
biaya rutin pertahun dari mulai Biaya penyusutan peralatan, Biaya tenaga kerja langsung ,Biaya
listrik, Biaya bahan baku sebesar Rp. 300.980.124 dan mendapatkan penghasilan pertahun
Rp.432.000.000 dari hasil penjualan 54.000 cup jus buah yang terjual selama pertahun dengan
harga Rp.8.000/cup. Syarat periode pengembalian5 tahun . Bila MARR yang kami rencanakan
sebesar 15% pertahun.Apakah usaha kami layak ekonomi?

Arus kas = pendapatan pertahun – pengeluaran pertahun

= Rp. 432.000.000 – Rp.300.980.124

= Rp.131.019.876/tahun

1. Metode Net Present Value (NPV)

NPV = (Arus Kas x (P/A,i%,n) – Investasi Awal

= ( Rp. 131.019.876 x (P/A,15%,10) – Rp.303.640.124

= (Rp.131.019.876 x 5,019) – Rp.303.640.124

= Rp.657.588.757,64 – Rp.303.640.124

= Rp.353.948.633,64

Maka, usulan proyek ini diterima karena NPV positif

24
.2. Metode Internal Rate Of Return (IRR)

Diketahui data berikut:

Investasi awal = Rp. 303.640.124

Umur = 10tahun

Nilai sisa = Rp. 2.000.000

Pendapatan tahunan = Rp. 432.000.000

Pengeluaran tahunan = Rp. 300.980.124

MARR = 15%

Ditanya : IRR?

IRR = i*₁

NVP= Pemasukan –pengeluaran

={Rp.432.000.000(P/A,i%,10)+Rp.2.000.000(P/F,i%,10)}-{Rp.303.640.124 + Rp. 300.980.124


(P/A,i%,10)}

=Rp.131.019.876(P/A,i%,10)+Rp.2.000.000(P/F,i%,10)– Rp.303.640.124

 Menggunakan Trial dan Eror

1. Pada saat suku bunga 15%

= {Rp.131.019.876 (P/A,15%,10) + Rp.2.000.000(P/F,15%,10)} - Rp. 303.640.124

25
= {Rp. 131.019.876 (5.019) + Rp.2.000.000(0,2472)} - Rp. 303.640.124

= {Rp.657.588.757,64 +Rp.494.400} – Rp. 303.640.124

= Rp.658.083.157,64 – Rp.303.640.124

= Rp. 354.443.033,64

2. Pada saat suku bunga 20%

= {Rp.131.019.876(P/A,20%,10) + Rp.2.000.000(P/F,20%,10)}- Rp. 303.640.124

= {Rp. 131.019.876 (4,192) + Rp.2.000.000(0,1615)} - Rp. 303.640.124

= {Rp.549.235.320,19+Rp.323.000} – Rp. 303.640.124

= Rp.549.558.320,19 – Rp.303.640.124

= Rp. 245.918.196,19

3. pada saat suku bunga 50%

= {Rp.131.019.876(P/A,50%,10) + Rp.2.000.000(P/F,50%,10)}- Rp. 303.640.124

= {Rp. 131.019.876 (1,965) + Rp.2.000.000(0,0173)} - Rp. 303.640.124

= {Rp.257.454.056,34+Rp.34.600} – Rp. 303.640.124

= Rp.257.488.656,34 – Rp.303.640.124

= -Rp.46.151.467,66

26
IRR berdasarkan trial and error atau cara coba-coba dapat diketahui besarnya tingkat bunga
yang menghasilkan yaitu 20% dengan = Rp.245.918.196,19 dan besarnya tingkat
bunga yang menghasilkan yaitu 50% dengan = -Rp.46.151.467,66 maka IRR dapat
dihitung sebagai berikut :

IRR = i₁

= 20% +

=20% + 0,85x 30%

= 20% + 25,5%

= 45,5%

3. Metode manfaat biaya (rasio B/C)

Present value biaya

PV (biaya) = Rp.303.640.124 + Rp.300.980.124 (P/A, 15%, 10)

= Rp.303.640.124 + Rp.300.980.124 (5,019)

= Rp.303.640.124 + Rp.1.510.619.242,4

= Rp.1.814.259.366,4

Present value manfaat

PV (manfaat) = Rp.432.000.000 (P/A, 15%,10)

= Rp.432.000.000 (5,019)

= Rp.2.168.208.000

27
Rasio B/C = PV (manfaat) / PV (biaya)

= Rp.2.168.208.000 / Rp.1.814.259.366,4

= 1.19 > 1 Maka, Investasi layak dilakukan

4. Metode Periode Pengembalian

Periode Pengembalian = (Investasi Awal)/(Arus Kas) x 1 Tahun

= (Rp.303.640.124)/(Rp.131.019.876) x 1 Tahun

= 2,3 tahun atau 2 tahun 3 bulan

Periode pengembalian 2 tahun 3 bulan lebih kecil dari yang disyaratkan maka usulan proyek
investasi adalah diterima.

5. Metode Indeks Profitabilitas

PI =

= Rp.2,17

Maka, usulan proyek ini diterima Karen PV > 1

28
6. Analisis Titik Impas

 Biaya tetap = Rp 303.640.124

 Biaya variabel = Rp 836.056

 Harga jual perunit = Rp 8.000

 Menghitung total penjualan

JP = TP x P

JP = Jumlah Penjualan

JP = Jumlah unit produk

JP = 150 porsi

JP = 8.000

JP = TP x P

=150 x 8.000

= 1.200.000

 Menghitung biaya tetap perunit produk.

FCU = FC / TP

FC = Rp. 303.640.124

TP = 150 Porsi

FCU =

FCU = 2.024,49 Rp/Unit

29
 Menghitung biaya variable per unit produk

VCU =

VC = 836.056

TP = 150 porsi

VCU =

= 5.573 Rp/unit

 Menghitung titik pulang pokok BEP dalam satuan unit produksi

BEP = atau BEP (unit) =

FC = Rp. 303.640.124

P = 8.000

VCU = 5.573

BEP (unit) =

=125.109 Produk

 Menghitung titik pulang pokok BEP satuan uang rupiah

BEP = Atau BEP (rupiah) =

30
FC = 303.640.124

VC = 836.056

JP = 1.200.000

BEP(Rupiah) =

= 1.001.124.411 Juta Rupiah

Membuat kurva grafik penjualan

BEP = Bep (Unit) x P

= 125.019 x 150

=18.752.850

 Menghitung total penjualan

P = 8.000

JP2 = TP1 x P

= 150 x 8.000

=1.200.000

Jadi titik 1 (TP1,JP1) atau (x1,y1) adalah (150,1.200.000)

 Membuat titik 2 dengan besaran

31
TP2 = 0 unit sehingga nilai penjualannya adalah

JP2 = TP2 x P

JP2 = 0 x 8.000 =0

Jadi titik 2 (TP2,JP2)atau (X2,Y2) adalah (0.0)

Membuat kurva biaya total

 Membuat titik 1 dengan besaran berawal

TP1 = 0 unit

Sehingga biaya total adalah

BT1 = FC + (VCU x TP1)

= 303.640.124 + (5.573 x 0)

= 303.640.124Juta rupiah

Jadi titik 1 (TP1,BT2) atau (x1,y1) adalah (0, 303.640.124)

 Membuat titik 2 dengan besaran berawal

TP2 = 150 porsi

Sehingga biaya total adalah

BT2 = FC + (5.573x 150)

= 303.640.124 + 835.950

=304.476.074 Juta rupiah

Jadi titik 2 (TP2, BT2) atau (x2, y2) adalah (150,304.476.074)

32
 Membuat kurva bunga variable

- Membuat titik 1 dengan besaran berawal

TP1 = 150

VC1 = VCU x TP1

=5.573

=835.950

Jadi titik 1 (TP1,VC1) atau (x1,y1) adalah (150, 835.950)

 Membuat titik 2 dengan besaran berawal

TP2 = 0

VC2 = 5.573 x 0 = 0

Jadi titik 2 (TP2,VC2) atau (x1,y1) adalah (0,0)

7. Analisis Sensitifitas

Menghitung Net Present Value (NPV)

NPV = - Investasi Awal + Pendapatan Tahunan (P/A,i%.n)

= - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (5,019)

= - Rp.303.640.124 + Rp.2.168.208.000

= Rp.1.864.567.876

NPV > 0 maka usaha layak dilakukan

33
a. Perubahan Nilai MARR
 Bertambah +50% MARR = 15 + 0,5(15) = 15+ 7,5 = 22,5%

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (P/A,22,5%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (3,860)

= - Rp.303.640.124+ Rp.1.667.520.000

= Rp.1.363.879.876

= Rp.13,63 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -50% MARR = 15 – 0,5(15) = 15 – 7,5 = 7,5%

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (P/A,7,5%,10)

= - Rp.303.640.124+ Rp.432.000.000 (6,862)

= - Rp.303.640.124 + Rp.2.964.384.000

= Rp.2.660.743.876

= Rp.26,60 (Dalam ratusan juta)

 Bertambah +20% MARR = 15 + 0,2(15) = 15 + 3= 18%

NPV = - Rp.303.640.124+ Rp.432.000.000 (P/A,18%,10)

= - Rp.303.640.124+ Rp.432.000.000 (4,494)

= - Rp.303.640.124+ Rp.1.941.408.000

= Rp.1.637,767,876

= Rp.16,37 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -20% MARR = 15 – 0,2(15) = 15 – 3=12 %

34
NPV = - Rp.303.640.124+ Rp.432.000.000 (P/A,12%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (5,650)

= - Rp.303.640.124+ Rp.2.440.800.000

= Rp.2.137.159.876

= Rp. 21,37 (dalam ratusan juta)

Grafik PengaruhPerubahan TingkatSuku Bunga Terhadap Nilai NPV

NPW (dalam ratusan juta)

40

(-50, 26,60)
30
(-20, 21,37)

20 (20, 16,37) (50, 13,63)

10

-50 -40 -30 -20 20 30 40 50

Keputusan berubah dari layak menjadi tidak layak bila NPV berubah menjadi (-). Batas
perubahan dengan menghitung nilai ROR saat NPV = 0

= -Rp.303.640.124 + Rp.432.000.000 (P/A,i%,n) = 0

(P/A,i%,n) =

35
= 0,702

i% = 15% + 0,702

= 10,702%

Jadi keputusan akan berubah bila menjadi lebih besar dari nilai awal yang ditetapkan 10%.

b. Perubahan Nilai Investasi Awal


 Bertambah +50% I = Rp.303.640.124 + 0,5(Rp.303.640.124)

= Rp.303.640.124 + Rp.151.820.062

= Rp.455.460.186

NPV = - Rp.455.460.186 + Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.455.460.186+ Rp.432.000.000 (5,019)

= - Rp.455.460.186+ Rp.2.168.208.000

= Rp.1.712.747.814

= Rp. 17,12 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -50% I = Rp.303.640.124 – 0,5(Rp.303.640.124)

= Rp.303.640.124 – Rp.151.820.062

= Rp.151.820.062

NPV = - 151.820.062+ Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.151.820.062+ Rp.432.000.000 (5,019)

= - Rp.151.820.062+ Rp.2.168.208.000

= Rp.2.016.387.938

36
= Rp. 20,16 (dalam ratusan juta)

 Bertambah +20% I = Rp.303.640.124+ 0,20(Rp.303.640.124)

= Rp.303.640.124 + Rp.60.728.024,8

= Rp.364.368.148,8

NPV = - Rp.364.368.148,8 + Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.364.368.148,8+ Rp.432.000.000 (5,019)

= - Rp.364.368.148,8 + Rp.2.168.208.000

= Rp.1.803.839.851,2

= Rp. 18,03 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -20% I = Rp.303.640.124 – 0,20(Rp.303.640.124)

= Rp.303.640.124 – Rp.60.728.024,8

= Rp.242.912.099,2

NPV = - Rp.242.912.099,2 + Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.242.912.099,2+ Rp.432.000.000 (5,019)

= - Rp.242.912.099,2+ Rp.2.168.208.000

= Rp.1.925.295.900,8

= Rp. 19,25 (dalam ratusan juta)

37
Grafik hubungan antara persentase perubahan nilai investasi awal terhadap nilai NPV:

NPW (dalam ratusan juta)

40

30
(-50, 20,16)

(-20, 19,25) 20 (20, 18,03)


(50, 17,12)

10

-50 -40 -30 -20


20 30 40 50

Usaha ini menjadi tidak layak bila nilai NPV < 0 atau bernilai negatif, NPV akan sama dengan 0
bila besarnya investasi adalah

NPV = -P + Rp.432.000.000 (P/A,15%,10)

P = Rp.432.000.000 (5,019)

= Rp.2.168.208.000

Jadi usaha ini menjadi tidak layak bila investasi awal lebih dari Rp.2.168.208.000

c. Perubahan Nilai Pendapatan Tahunan


 Bertambah +50%

Pendapatan = Rp.432.000.000 + 0,50(Rp.432.000.000)

= Rp.432.000.000 + Rp.216.000.000

38
= Rp.648.000.000

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.648.000.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.648.000.000 (5,019)

= - Rp.303.640.124 + Rp.3.252.312.000

= Rp.2.948.671.876

= Rp. 29,48 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -50%

Pendapatan = Rp.432.000.000 - 0,50(Rp.432.000.000)

= Rp.432.000.000 - Rp.216.000.000

= Rp.216.000.000

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.216.000.000 (P/A,10%,20)

= - Rp.303.640.124+ Rp.216.000.000 (5,019)

= - Rp.303.640.124 + Rp.1.084.104.000

= Rp.780.463.876

= Rp. 78,04 (dalam ratusan juta)

 Bertambah +20%

Pendapatan = Rp.432.000.000 + 0,20(Rp.432.000.000)

= Rp.432.000.000 + Rp.86.400.000

= Rp.518.400.000

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.518.400.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.518.400.000 (5,019)

39
= - Rp.303.640.124 + Rp.2.601.849.600

= Rp.2.298.209.476

= Rp. 22,98 (dalam ratusan juta)

 Berkurang -20%

Pendapatan = Rp.432.000.000 - 0,20(Rp.432.000.000)

= Rp.432.000.000 - Rp.86.400.000

= Rp.345.600.000

NPV = - Rp.303.640.124 + Rp.345.600.000 (P/A,15%,10)

= - Rp.303.640.124 + Rp.345.600.000 (5,019 )

= - Rp.303.640.124+ Rp.1.734.566.400

= Rp.1.430.926.276

= Rp. 14,30 (dalam ratusan juta)

40
Grafik hubungan antara persentase perubahan nilai tahunan terhadap nilai NPV:

NPW (dalam ratusan juta)

80
(-50, 78,04)

(50, 20,48)
30

20 (20, 22,98)
(-20, -14,30)

10

-50 -40 -30 -20 20 30 40 50

Usaha ini menjadi tidak layak bila NPV < 0 atau bernilai negatif, NPV akan sama dengan 0 bila
besarnya investasi adalah :

= - Rp.303.640.124+ a (P/A,15%,10) = 0

a (5,019) = Rp.303.640.124

a=

a = 60.498.131.8

Usaha ini menjadi tidak layak bila pendapatan tahunan turun sampai dibawah
Rp.60.498.131,8 per tahun atau bila terjadi penurunan sekitar 14,01% dari pendapatan tahunan.

41
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis usaha jus buah sehat dengan menggunakan metode Net
Present Value, Internal Rate of Return, Rasio B/C, Periode Pengembalian, Indeks
Profitabilitas, Analisis Titik Impas, dan Analisis Sensitivitas, kami memperoleh hasil
bahwa usaha jus buah sehat kami ini layak untuk dijalankan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Hazen. 2009..An Extension of The Internal Rate of Return to Stochastic Cash Flows. Journal of
Management Science.

A. Rusdiana, Manajemen Operasi. (Jakarta: Pustaka Setia, 2014).

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Yogyakarta:BPFE, ed. 4,


2010).

Profitability.https://firdaus605165.wordpress.com/2017/07/19/profitability-index-pi/

AnalisisbTititk Impas.https://www.slideshare.net/athameidy/analisis-titik-impas

Analisis Sensitivitas.https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-analisis-
sensitivitas/109302/3

43

Anda mungkin juga menyukai