TEORI PENGUKURAN
DOSEN PENGAMPU
Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd.
Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd.
DISUSUN OLEH:
I Putu Wahyudi Maylastika Utama 1913021004
Naila Atsna Muna 1913021012
Komang Apriliana Devi 1913021013
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengempu mata kuliah
pengelolaan laboratorium fisika, Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd. yang membimbing kami
dalam proses penyusunan makalah ini, dan teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran ...................................................................................................3
2.2 Jenis Jenis Pengukuran .................................................................................3
2.3 Contoh-contoh Pengukuran Langsung Dan Tidak Langsung ......................3
2.4 Ketelitian (Accuracy), Ketepatan (Presision), dan Kepekaan (Sensitivitas) 4
2.5 Jenis-jenis Kesalahan ...................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan pengamatan dan
pengukuran yang dilakukan melalui percobaan-percobaan. Pengamatan gejala alam
dilakukan dengan memperhatikan dan menganalisis faktor-faktor sebab dan akibat
yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Pada umumnya, gejala-gejala alam tidak
memberi kesempatan dalam menganalisis berbagai pengaruh yang dialami. Hal ini
dapat diatasi dengan melakukan eksperimen dimana berbagai pengaruh dirancang
sebelumnya dan keadaan yang diinginkan dikontrol sebaikbaiknya. Eksperimen
mengambil peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
modern dan menempatkan pentingnya bekerja di laboratorium bagi mahasiswa dan
peneliti.
Hasil pengukuran yang akurat sangat penting dalam fisika karena terkait
dengan fenomena yang akan dianalisis secara teoritik. Pengembangan teori dan
penelitian eksperimental merupakan dua langkah utama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Hipotesis, teori dan hukum dilahirkan dari hasil eksperimen,
sebaliknya eksperimen berperan pula dalam menguji teori dan hukum-hukum fisika
serta memperbaiki hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya.
Percobaan ilmiah pada umumnya didominasi oleh observasi, pengukuran, dan
analisis data hasil percobaan. Tujuan pelaksanaan percobaan antara lain adalah
verifikasi model teoritis (rumus) yang telah ada, atau mencari dan menentukan
konstanta fisika. Teori yang bermanfaat seharusnya dapat digunakan untuk
menjelaskan gejala alam, atau dapat digunakan untuk memprediksi berbagai gejala
baru yang perlu diuji dengan eksperimen baru.
1
5). Apa Saja sumber sumber kesalahan dalam pengukuran serta cara
mengantisipasi untuk memperkecil kesalahan dalam pengukuran
tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan besaran lain yang sejenis dan telah ditentukan. Ukuran besaran
yang telah ditentukan disebut satuan. Hasil pengukuran berupa bilangan + satuan,
bilangan + satuan ini menyatakan nilai dari besaran yang diukur. Karena itu
bilangan + satuan ini tidak bias dipisahkan. Bilangan suatu besaran tanpa satuan
maka besaran itu tidak mempunyai makna. Tujuan mengukur ialah memperoleh
informasi tentang besaran besaran fisik secara kualitatif, atau menentukan nilai dari
suatu besaran yang tidak diketahui.
3
b) Contoh Pengukuran tidak langsung
1) Mengukur volume kelereng dengan menggunakan jangka sorong,
dimana diukur terlebih dahulu diameternya.
2) Mengukur volume bak mandi dengan mencari panjang, lebar, tinggi
bak mandi menggunakan meteran.
3) Mengukur luas lapangan HMJ fisika dengan mencari panjang dan
lebar lapangan menggunakan meteran.
4) Mengukur nilai hambatan pada suatu rangkaian dengan mengukur
beda potensial menggunakan voltmeter dan kuat arus menggunakan
amperemeter terlebih dahulu.
5) Mengukur massa jenis bola voli dengan mengukur massa dengan
menggunakan neraca dan volumenya terlebih dahulu.
6) Mengukur gaya berat yang dimiliki kursi, dengan mengukur massa
dengan neraca terlebih dahulu kemudian dikalikan dengan percepatan
grafitasi.
7) Mengukur kecepatan seekor semut yang berjalan di atas meja, dengan
mengukur jarak yang ditempuh dengan mistar dan waktu tempuh
dengan stopwatch.
8) Mengukur percepatan motor, dengan mengukur perubahan kelajuan
menggunakan speedometer dan waktu dengan stopwatch.
9) Mengukur volume botol minum yang berbentuk tabung dengan
mencari diameter alas menggunakan jangka sorong dan tinggi botol
dengan mistar.
10) Mengukur luas permukaan kotak pensil yang berbentuk balok dengan
mengukur panjang, lebar, dan tinggi kotak pensil dengan mistar.
4
yang serupa. Untuk menunjukkan perbedaan antara ketelitian dan ketepatan, kita
ambil contoh: dua buah voltmeter dari pembuatan dan model yang sama. Dengan
demikian, kedua alat ini dapat dibaca pada ketepatan yang sama. Jika nilai tahanan
dalam voltmeterberubah pembacaannya bisa mengakibatkan kesalahan yang cukup
besar karena itu ketelitian kedua voltmeter tersebut akan berbeda. Ketepatan terdiri
dari dua karakteristik, yaitu kesesuaian dan jumlah angka penting, artinya semakin
banyak jumlah angka penting hasil pengukuran semakin
tepat.
Kepekaan adalah kecepatan penyesuaian (respons) instrumen terhadap
perubahan nilai besaran yang diukur. Makin peka alat itu, makin dapat mendeteksi
perubahan nilai sekecil-kecilnya dari besaran yang diukur. Akibat adanya tambahan
lapisan debu pada salah satu piringan dari neraca berlengan sama, terjadilah
penyimpangan lengan neraca. Hal ini bias menyebabkan neraca menjadi tak peka
atau kurang peka.
a) Kesalahan-kesalahan Umum
Jenis kesalahan ini terutama disebabkan oleh kekeliruan manusia dalam
melakukan pembacaan, pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta
penafsiran hasil-hasil pengukuran. Kesalahan umum yang sering dilakukan
pengukur pemula adalah pemakaian instrumen yang tidak sesuai. Sebagai
contoh, sebuah voltmeter yang telah dikalibrasi dengan baik dapat
menghasilkan pembacaan yang salah bila dihubungkan antara dua titik di
dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, sedangkan bila voltmeter tersebut
5
dihubungkan ke sebuah rangkaian yang tahanannya rendah dapat
menghasilkan pembacaan yang benar kesalahan-kasalahan umum tidak dapat
dinyatakan secara matematis, tetapi dapat dihindari dengan melakukan
pemilihan instrumen yang tepat, pembacaan yang cermat, dan menganalisis
data pengukuran yang benar.
b) Kesalahan Sistematis
Jenis kesalahan-kesalahan ini bisa dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1) Kesalahan-kesalahan instrumen yakni kekurangan-kekurangan dari
instrumen itu sendiri.
2) Kesalahan-kesalahan lingkungan, yakni yang disebabkan oleh
keadaan-keadaan luar yang memengaruhi pengukuran. Kesalahan-
kesalahan instrumen tidak dapat dihindari. Misalnya tarikan pegas
yang tidak teratur dan kesalahan kalibrasi yang menyebabkan hasil
pengukuran tidak tepat. Kesalahan-kesalahan instrumen dapat
dihindari dengan cara: pemilihan instrumen yang baik, menggunakan
faktor-faktor koreksi, dan mengkalibrasi instrumen tersebut tehadap
sebuah instrumen yang standar. Kesalahan-kesalahan karena
lingkungan disebabkan oleh keadaan luar vang memengaruhi
instrumen, seperti: efek perubahan temperatur, kelembaban, medan
magnet dan medan elektrostatik. Cara-cara yang tepat untuk
mengurangi efek-efek ini di antaranya adalah pengkondisian udara,
penyegelan komponen-komponen instrumen, dan pemakaian
pelindung magnetik.
c) Kesalahan-kesalahan Acak
Kesalahan-kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak
diketahui dan terjadi secara rambang. Kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya
kecil pada pengukuran yang telah direncanakan secara baik, tetapi menjadi
penting pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Misalnya
suatu tegangan akan diukur dengan sebuah voltmeter yang dibaca setiap
setengah jam. Walaupun instrumen dioperasikan pada kondisi-kondisi
6
lingkungan yang sempurna dan telah dikalibrasi secara tepat, akan diperoleh
hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama periode pengamatan.
Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi dan juga oleh cara
pengontrolan yang ada. Cara satu-satunya untuk membetulkan kesalahan ini
adalah dengan menambah jumlah pengukuran dan menggunakan cara-cara
statistik untuk mendapatkan pendekatan paling tinggi terhadap harga yang
sebenarnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan besaran lain yang sejenis dan telah ditentukan. Ukuran besaran
yang telah ditentukan disebut satuan. Pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis yakni, pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sustini, Euis. 2010. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.