Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“Karakteristik Lahan Basah Sungai Dataran Tinggi”

Dosen Pengampu:

Dr. Dharmono M. Si.

Kelas A-2

Nama Anggota Kelompok 2 :

Aulia Rahman (2110116310002)


Amalia Puteri (2110116320011)
Rahmah (2110116220014)
Sarmidah (2110116320014)

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Pengertian

a. Pengertian sungai

Sungai adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk memanjang yang
mengalir secara terus-menerus dari hulu menuju hilir. Sungai merupakan tempat mengalirnya
air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah, sungai juga merupakan salah satu
wadah tempat berkumpulnya air dari suatu kawasan.
Sungai merupakan saluran terbuka yang terbentuk secara alami di atas permukaan bumi,
tidak hanya menampung air tetapi juga mengalirkannya dari bagian hulu menuju ke bagian
hilir dan ke muara (Junaidi, 2014).

Menurut Putra (2014), sungai dapat diartikan sebagai aliran terbuka dengan ukuran
geometrik (tampak lintang, profil memanjang dan kemiringan lembah) berubah seiring
waktu, tergantung pada debit, material dasar dan tebing, serta jumlah dan jenis sedimen yang
terangkut oleh air.

Menurut Junaidi (2014), proses terbentuknya sungai berasal dari mata air yang mengalir
di atas permukaan bumi. Proses selanjutnya aliran air akan bertambah seiring dengan
terjadinya hujan, karena limpasan air hujan yang tidak dapat diserap bumi akan ikut mengalir
ke dalam sungai. Perjalanan dari hulu menuju hilir, aliran sungai secara berangsur-angsur
menyatu dengan banyak sungai lainnya, Penggabungan ini membuat tubuh sungai menjadi
semakin besar.

Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011, suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan,
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan, yang disebut dengan daerah aliran sungai (DAS). Undang-
undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA memaparkan bahwa DAS memiliki bagian yang
disebut dengan sub DAS yaitu yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak
sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub-sub DAS. Adapun pada
sempadan sungai memiliki aturan untuk perlindungan kawasan sungai dan sekitarnya sungai
yang terdapat di kawasan sendiri dengan sempadan 5 – 10 meter berupa jalur hijau atau jalan
inspeksi.
Menurut Asdak (2007: 4), DAS merupakan suatu wilayah daratan yang secara topografik
dibatasi oleh punggung punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk
kemudian menyalurkannya kelaut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan
daerah tangkapan air (catchment area) yang merupakan suatu ekosistem yang unsur utamanya
terdiri atas sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber daya manusia sebagai
pemanfaat sumber daya alam.

b. Pengertian sungai dataran tinggi (sungai bagian hulu)

Bagian hulu adalah sebuah aliran yang berada di atas (dataran tinggi), yang biasa disebut
dengan sentra sumber sungai (awal aliran sungai) yang terletak pada wilayah pegunungan
atau perbukitan. Hulu adalah bagian dari sungai yang paling jauh dari titik muara. Air yang

mengalir dibagian hulu umumnya lebih jernih.

Menurut KBBI, hulu adalah sungai bagian atas. Hulu umumnya terletak pada wilayah
yang relatif tinggi, dekat dengan asal sungai & mempunyai kemiringan yang relatif terjal,
sebagai akibatnya kemungkinan besar akan terjadi erosi vertikal. Di hulu, hampir tidak
terdapat tanah endapan, justru bisa terjadi erosi mundur ke arah hulu & sungainya bertambah
dalam.

B. Ciri-ciri abiotik dan biotik

a. Ciri-ciri sungai dataran tinggi (sungai bagian hulu)

Sungai bagian hulu menjadi bagian pertama yg dilalui oleh air & paling dekat dengan asal
air, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Lembah sungai berbentuk huruf V

Lembah sungai memiliki bentuk V ini adalah salah satu karakteristik spesial yang
dimiliki oleh sungai bagian hulu. Bentuk V dalam lembah ini lantaran dampak erosi sungai
yang terdapat pada bagian hulu. Erosi yang terjadi ini bisa dengan gampang menggerus
sungai dengan cepatnya, maka dari itulah lembah membentuk huruf V.

2. Memiliki aliran air yang sangat deras


Memang wilayah hulu ini umumnya memiliki aliran yang paling deras, hal ini lantaran
air yang berada pada bagian hulu tersebut berasal langsung dari banyak sekali mata air atau
sumber- sumber air. Selain itu, aliran sungai yang deras ini juga disebabkan lantaran wilayah
hulu sungai ini memiliki tingkat kemiringan yang relatif tajam sebagai akibatnya air langsung
bisa mengalir ke bawah dengan derasnya.

3. Mempunyai kedalaman sungai yang cukup dalam

Bagian hulu sungai ini memang memiliki kriteria sungai yang dalam, lantaran bagian
hulu sungai berasal dari pegunungan. Karena di pegunungan maka memiliki tingkat
kemiringan yang relatif curam. Hal inilah yang mengakibatkan sungai pada bagian hulu ini
terlihat dalam.

4. Terjadi proses erosi

Pada masing-masing atau tiap bagian dari sungai memiliki proses yang berlangsung
masing-masing. Pada bagian hulu sungai, proses yang berlangsung disini merupakan proses
erosi. Proses erosi ini terjadi pula dikarenakan oleh adanya aliran sungai yang deras yang
terdapat dalam bagian ini.

5. Tidak terjadi sedimentasi atau pengendapan

Sedimentasi pada air sungai disebut sedimentasi akuatis atau sedimentasi air sungai.
Sedimentasi akuatis merupakan pengendapan yang disebabkan material yang terbawa oleh
air. Proses pengendapan akuatis mengandalkan kekuatan aliran air yaitu waktu aliran kuat,
maka material akan terbawa & apabila aliran melemah maka material akan mengendap.
Lantaran arus atau aliran air pada bagian hulu sungai ini deras maka tidak terdapat material
yang terkumpul & mengendap, sebagai akibatnya tidak terjadi sedimentasi atau pengendapan.

6. Terdapat jeram atau air terjun

Umumnya bagian hulu sungai memiliki jeram atau air terjun, karena arus atau aliran air
pada bagian hulu sungai ini sangat deras.

b. Komponen abiotik (fisika dan kimia) pada sungai dataran tinggi (sungai
bagian hulu)
- Air, Air adalah komponen yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi. Air di bagian hulu memiliki kualitas air yang jernih, bersih dan salah
satu sumber air terbaik untuk dikonsumsi.
- Kecerahan/cahaya matahari, Intensitas cahaya matahari merupakan kebutuhan dasar
untuk dinamika ekosistem perairan. Besarnya intensitas cahaya yang terjadi sulit untuk
dipastikan. Intensitas cahaya kadang-kadang dapat dibatasi oleh tutupan awan. Awan adalah
faktor yang memengaruhi besaran intensitas cahaya yang dapat mencapai bumi. Tingkat
keawanan berbanding terbalik dengan tingkat intensitas cahaya. Jika pada hari pengukuran
tingkat keawanan tinggi maka intensitas cahaya yang mencapai bumi akan rendah (Sukendro
& Sugiarto, 2012). Intensitas cahaya matahari juga berpengaruh terhadap suhu air dan
kelembapan pada air. Karena di daerah pegunungan suhu nya dingin,maka kelembapannya
akan jauh lebih lembab.
- Kedalaman, untuk kedalaman sungai yaitu, 3-4 meter.
- Suhu air, Suhu air di daerah sungai bagian hulu atau sungai pegunungan ini biasanya airnya
dingin. Karena daerah pegunungan suhu nya sangat dingin yang di akibatkan oleh tekanan
udara, semakin tinggi kita dari permukaan lait,maka tekanan udaranya semakin rendah. Pada
kondisi dengan tekanan udara yang rendah ini, molekul udara akan bergerak lebih lambat,
sehingga tidak ada tabrakan antarmolekul udara yang terjadi. Hasilnya, tercipta lebih sedikit
panas, suhu akan terasa lebih dingin. Makanya suhu air pada dataran tinggi atau di daerah
pegunungan ini dingin.
- Arus, Arus sungai sebelum dibendung lumayan deras. Saat setelah dibendung, arus sungai
cukup deras dan jika curah hujan yang cukup tinggi, debit sungai bisa meluap.
- Oksigen, Tekanan udara yang rendah mengakibatkan tekanan oksigen pada dataran tinggi
menjadi rendah. terlihat bahwa bahwa nilai saturasi oksigen minimum di dataran tinggi 70%
dan maksimum 98%.Rerata saturasi oksigen responden yang bertempat tinggal di dataran
tinggi adalah 93,97±6,2%.
- Tanah, tanah di dataran tinggi memiliki banyak kandungan air dan unsur hara sehingga
tanahnya subur.
- Batu, Ukuran batu besar besar pada sungai dataran tinggi ini,karena di sungai dataran tinggi
ini tidak terjadi pengendapan.
- Iklim tropis

c. Komponen biotik (makhluk hidup) pada sungai dataran tinggi (sungai


bagian hulu)
1) Flora
- Lumut
- Jamur
- Bakteri

- Anggrek alam, terdapat sedikitnya 28 jenis anggrek alam.

- Kariwaya (Ficus indica)

- Barui (Hibicus macrophyllus)

- Bangkirai (Shorea laevifolia)

- Dammar (Shorea leprosula)

- Damar mata kucing (Hopea ferrugenia)

- Belangiran (Shorea belangiran)

- Jambu hutan (Eugenia sp)

- Ulin (Eusideroxylon zwageri)

2) Fauna

- Ikan Puyau, buin, dan ikan mangkih.


- Katak
- Cacing
- Keong
- Serangga air,

- Bekantan (Nasalis lavatus)

- Owa-owa (Hylobates muelleri)

- Pelanduk kecil (Tragulus javanicus)

- Landak (Hystrix brachyuran)

- Kucing Hutan (Felis bengalinsis)

- Trenggiling (Manis javanica)


- Rangkong (Bucerus rhinoceros)

- Raja udang (Alcedo euryzona)

C. Potensi Sungai

1. Pembangkit listrik

Manfaat sungai yang pertama adalah sungai dapat menjadi salah satu energi yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga air/PLTA, yang
merupakan pemanfaatan sungai sebagai pembangkit listrik. Derasnya aliran sungai
dimanfaatkan untuk memutar kincir air, sehingga kincir air ini menyebabkan aktifnya
generator pada pembangkit listrik dan kemudian akan menghasilkan listrik yang dapat
disuplai untuk kebutuhan sehari-hari.

2. Mencari nafkah

Sungai juga sering dimanfaatkan sebagai sumber nafkah dari berbagai kalangan
masyarakat. Dengan kandungan dan keanekaragaman hayati yang banyak, sungai dapat
menjadi sumber rezeki. Katakanlah nelayan, yang memanfaatkan sungai sebagai tambak dan
juga lokasi untuk memanen ikan untuk kemudian dijual lagi. Berikut ini beberpa jenis mata
pencaharian yang memanfaatkan sungai:
•Tambak ikan
•Penambang pasir
•Penambang emas
•Penambang batu kali
•Penambang mineral mineral bumi lainnya seperti timah dan sebagainya

3. Tempat rekreasi

Banyak sekali jenis hiburan yang bisa anda dapatkan ketika anda berada di sungai.
Berikut adalah beberapa jenis hiburan dan rekreasi yang dapat anda lakukan ketika berada di
sungai:
•Berenang
•Bermain air
•Arung jeram
•Piknik
4. Mencegah banjir

Sungai merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mengatur munculnya
penyebab banjir atau air bah. Apabila sungai memiliki kedalaman tertentu yang baik dan
terawat, maka kondisi ini dapat mengurangi resiko banjir pada suatu daerah. Sudah banyak
sekali kasus banjir yang terjadi sebagai akibat dari meluapnya sungai. Maka dari itu kondisi
sungai yang baik dan terawat dapat membantu mencegah banjir.

5. Untuk kebutuhan sehari hari

Sungai juga memiliki manfaat yang sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan sehari
hari. Selain seperti yang sudah disebutkan sebelumnya , yaitu sungai dapat menjadi sumber
mata pencaharian dan sumber bahan konsumsi, manfaat lain dari sungai terdapat pada
pemenuhan kebutuhan sehari hari seperti:
•Mandi
•Mencuci dan membersihkan
•Keperluar MCK
•Diambil airnya untuk keperluan air minum dan keperluan rumah tangga lainnya

6. Pusat dari ekosistem

Ekosistem merupakan suatu kumpulan tempat tinggal dari makhluk hidup dan segala
pendukungnya. Secara umum ada beberapa ekosistem yang ada, seperti ekosistem laut,
daratan, gurun dan juga sungai. Dari segi biologis, sungai dapat menjadi rumah bagi segala
makhluk hidup yang tinggal dalam ekosistemnya. Jenis ikan dan tanaman air merupakan
salah satu contoh manfaat sungai sebagai pusat dari ekosistem yang ada.

7. Mengalirkan air ke hilir

Air memiliki sifat bergerak dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah. Dengan
berdasarkan sifat air inilah sungai dapat mengalirkan air dari hulu atau sumber air menuju ke
hilir, alias tempat dimana sungai itu bermuara. Hal ini dapat mencegah terjadinya
penumpukkan air pada hulu yang dapat berakibat meluapnya air sungai.

8. Penampung air
Sungai dapat menampung debit air yang turun ke tanah melalui hujan. Air hujan yang
turun biasanya akan berkumpul dan mengalir ke suatu tempat. Tempat tersebut yang menjadi
penampungan dari air hujan adalah sungai dan juga danau.

9. Untuk permukiman

Karena letaknya di dataran tinggi seperti perbukitan dan pegunungan yang permukaan
tanahnya rata jadi sangat cocok untuk permukiman.

D. Ancaman dan Upaya Konservasi

1.) Ancaman

1. Erosi

Erosi sungai adalah peristiwa pindahnya suatu massa batuan atau tanah yang disebabkan
oleh air sungai yang mengalir secara terus menerus. Adapun jenis erosi sungai terbagi
menjadi 2 jenis yaitu, erosi dasar dan erosi tepi.
-Erosi dasar adalah erosi sungai yang terjadi di dasar sungai, dimana hal ini nantinya akan
menyebabkan dasar sungai akan menjadi semakin dalam.
-Erosi tepi adalah erosi yang terjadi di tepi sungai yang nantinya akan menyebabkan
pelebaran pada sisi kanan dan sisi kiri bagian sungai.

1) Proses terjadinya erosi pada sungai

Berdasarkan prosesnya, erosi sungai terbagi menjadi 3 proses, yaitu proses pemindahan
regolith (lapisan fragmen batuan), proses penggerusan (downcutting) kanal sungai melalui
abrasi dan yang terakhir proses erosi ke arah hulu (headward erosion).

a. Proses Pemindahan Regolith

Merupakan sebuah proses yang sederhana, akan tetapi sangatlah penting, dimana terjadi
proses erosi yang memindahkan dan membawa tanah serta runtuhan batuan yang dihasilkan
selama pelapukan. Apabila material yang dibawa tersebut mudah larut maka akan terbawa
dengan proses pelarutan.

b. Proses Penggerusan
Merupakan proses erosi dasar yang terjadi di kanal sungai. Proses tersebut disertai
dengan proses abrasi dan erosi di bagian kanal sungai oleh pasir dan gravel pada saat
menggerus dalam pada air yang mengalir. Dalam proses ini mineral dari abrasi seperti garnet
dan quartz akan ikut terseret sambil melakukan penggerusan dan memotong batuan dengan
kecepatan yang luar biasa. Faktor terpenting dari penggerusan kanal sungai adalah migrasi ke
arah hulu (upstream migration) yang berawal dari air terjun. Dimana apabila kecepatan jatuh
air meningkat, maka turbulensi pada bagian dasar air terjun menjadi semakin besar sehingga
hal ini akan menyebabkan proses erosi menjadi cepat sekali di dinding tebing dan pada
akhirnya akan membuat air terjun mundur ke arah hulu.

c. Proses Erosi ke Arah Hulu

Proses erosi ke arah hulu ini disebabkan karena hubungan antara lereng regional dan
lembah. Dimana penambahan volume air dan kecepatan air kanal dalam melakukan erosi
pada bagian hulu sungai menjadi lebih cepat sehingga mundur ke arah dinding. Hal ini
menyebabkan bagian atas dari lembah menjadi bagian hulu yang diperluas. Erosi yang terjadi
ini bisa menyebabkan beberapa masalah. Berikut ini adalah beberapa akibat erosi sungai :

- Pelumpuran dan Pendangkalan


Tanah yang terangkut air dalam aliran sungai ini akan mengendap atau berhenti pada
beberapa tempat seperti waduk, di dalam sungai itu sendiri, danau dan saluran air lainnya. hal
ini akan membuat pengendapan di dalam daerah tersebut sehingga bisa menyebakan
pelumpuran dan pendangkalan. Hal ini akan semakin diperparah dengan terangkutnya bahan
organic sehingga memungkinkan tumbuhnya organisme yang akan semakin mempercepat
terjadinya pendangkalan.

- Menghilangnya Mata Air


Saat proses erosi terjadi biasanya tanah yang tidak ikut terbawa atau yang tersisa adalah
jenis jenis tanah yang memiliki daya serap atau ilfirtrasi yang kecil sehingga kemampuan air
untuk masuk ke dalam tanah tersebut juga kecil. Jika kondisi ini terus berlangsung maka bisa
membuat bagian hulu sungai kehilangan mata airnya.

- Kualitas Air yang Memburuk


Erosi pada daerah sungai yang terjadi juga bisa merusak vegetasi yang berada di atasnya.
Hal ini lebih parah jika erosi dilakukan karena unsur sengaja. Karena tidak ada vegetasi di
atasnya akan membuat berbagai unsur yang dibutuhkan untuk membuat air menjadi sehat
sudah hilang. Hal ini akan membuat kualitas air menjadi menurun apalagi ditambah adanya
penaikan kasus pencemaran karena pembuangan limbah.

- Merusak Ekosistem Air


Tanah dan berbagai vegetasi yang hidup di dalam air juga bisa menjadi salah satu media
dari tempat bertelurnya ikan. Jika vegetasi dan tanah ini mengalami pengikisan dan mengalir
ke dalam air maka jumlah ekosistem pada daerah hulu sungai tentunya akan berkurang.

- Meningkatnya Bencana Banjir dan Kekeringan


Karena adanya erosi ini akan membuat kekuatan tanah menyerap air berkurang sehingga
menyebabkan daerah hulu dan hilir kekeringan saat pembagian musim kemarau serta daerah
hilir akan terjadi banjir saat musim kemarau.

2. Tanah Longsor

Tanah longsor ialah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, ataupun campuran material-material tersebut, yang bergerak ke bawah atau
keluar lereng.

Beberapa faktor penyebab terjadinya longsor adalah internal dan eksternal.

(1) Faktor internal, yaitu perubahan kemiringan bumi dari landai menjadi curam, jenis
batuan, sifat batuan dan tingkat pelapukan, serta terjadinya gempa tektonik.

(2) Faktor eksternal, yaitu bentuk lereng, curah hujan yang menyebabkan terbentuknya
medan longsor, aktivitas manusia yang mengganggu kestabilan lereng.

Kegiatan manusia yang dapat mengubah stabilitas lereng meliputi:

(1) Pembangunan tanpa memperhatikan perencanaan tata guna lahan;

(2) Perubahan vegetasi tutupan lahan akibat penebangan yang berlebihan;

(3) Menambah beban mekanis eksternal pada daerah rawan longsor, seperti hutan yang
terlalu lebat dan pohon yang terlalu besar dan tidak ditebang.

Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap ke dalam tanah
menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke bidang gelincir,
hingga menyebabkannya bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih
besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya
sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Bencana tanah longsor
sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan permukaan tanah
retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam
tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh.

Air yang terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak
menuruni lereng. Namun, jika ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor.
Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting
dilakukan.

3. Pencemaran Air

Di wilayah Dusun Ayan, Pariangan hingga Desa Malilingin. Sungai kadang berwarna
hijau terang, itu karena banyaknya lumut.

“Menurut warga, semenjak ada tabat (bendungan) lumut banyak sekali karena ikan
pemakan lumut yang biasa meloncati arus tidak bisa naik,” ungkapnya. Ikan yang dimasud
adalah ikan Puyau, Buin dan Mangkih.

Maka dari itu warga di Kecamatan Loksado kadang mencari ikan ke hilir dari
Bendungan Amandit hingga ke Kandangan, baik datang dengan lanting maupun jalur darat.

Ironisnya, jika kondisi sungai di hilir Bendungan Amandit sedang tercemar, waktu dan
tenaga mereka sia-sia karena tidak bisa menyelam dan tidak bisa melihat ke dalam air sungai
yang keruh.

Selain menemui banyak lumut dekat dengan sungai sekitar Desa Malilingin, Kecamatan
Padang Batung, juga terlihat aktifitas pertambangan batubara. Adapula terlihat sekitar 7 titik
pipa beserta mesin sedot pasir yang sebagian seperti tidak digunakan lagi.

Di wilayah Desa Batulaki, Di bawah bendungan warna sungai sedikit keruh dan adapula
terlihat sedikit kehitaman. Mereka berpendapat, di bawah air adalah batubara semua. Masih
banyak yang kelihatan seperti batubara dan ada satu lokasi seperti bekas dikeruk.

2.) Konservasi

1. Konservasi Erosi
Karena dampak yang diakibatkan dari adanya erosi sungai ini cukup berbahaya bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
pencegahan. Diantaranya adalah berikut ini:
- Metode Vegetatif
Metode vegetative guna mengambat terjadinya erosi digunakan dengan cara menanam
pohon yang cukup kuat untuk mengatasi erosi tanah di dalam sungai.
- Metode Mekanik
Metode mekanik ini dilakukan dengan cara membuat lapisan tanah menjadi lebih kuat
secara langsung seperti dengan menambah tingkat penyerapan air dan lainnya.
- Metode Kimiawi
Seperti dengan namanya metode ini dibantu dengan bantuan bahan kimia yang biasanya
disebut dengan soil conditioner. Ada beberapa jenis soil conditioner yang biasa digunakan
antara lain adalah polyvynil alcohol, poly acrylic acid, vynil acetate malcic acidcopolymer
dan lainnya.
Untuk mengatasi erosi sungai ini biasanya digunakan dua atau bahkan ketiga metode
tersebut. Hal ini biasanya akan disesuaikan dengan kondisi tanah itu sendiri apakah sudah
sangat parah atau masih bisa ditangani melalui satu metode saja.

2. Konservasi Tanah Longsor

1) Pencegahan Tanah Longsor

Untuk mencegah terjadinya tanah longsor guna mengurangi dampak bencana di suatu
daerah, masyarakat harus melakukan upaya pencegahan. Saat terjadi bencana, nyawa
manusia dan kerusakan yang diakibatkannya seringkali disebabkan oleh kesiapsiagaan yang
tidak memadai dan kurangnya sistem peringatan dini. Persiapan yang baik membantu
masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat dan tepat waktu.

Untuk mencegah dan mengurangi tanah longsor, hal ini dapat dicapai dengan:

(1) Tidak menebang atau merusak hutan.

(2) Menanam tanaman yang berakar dalam seperti mimba, bambu, akar wangi, lamtoro, dll.
di lereng gundul

(4) Membuat talang hujan.


(5) Mendirikan dinding penahan di lereng curam.

(6) Memeriksa kondisi tanah secara teratur.

(7) Mengukur jumlah curah hujan.

2.) Konservasi tanah

Konservasi tanah adalah penggunaan tanah sesuai dengan kegunaan dan daya
tampungnya, setelah digunakan harus menjaga dan mempertahankan efisiensinya dengan
memperlakukannya dengan syarat-syarat yang diperlukan. Perlindungan tanah tidak berarti
perubahan penggunaan dari area, tetapi menyesuaikan jenis dari penggunaan dan
menawarkan perawatan sesuai dengan persyaratan dalam kebutuhan.

Pada dasarnya upaya konservasi tanah harus dilakukan dengan tiga cara, antara lain
sebagai berikut:

(1) mengurangi jumlah energi musnah,

(2) meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap palu air, hujan, dan erosi dari lapisan
permukaan,

(3) memperbaiki perisai.

Perlindungan lahan untuk mencegah dan mengurangi longsor dapat dilakukan melalui
tindakan mekanis dan vegetatif.

Konservasi lahan untuk mencegah dan mengurangi tanah longsor dapat dilakukan dengan
upaya-upaya mekanik maupun vegetasi.

Upaya mekanik, antara lain dengan cara sebagai berikut:

a. Menghindari atau mengurangi penebangan pohon yang tidak terkendali.

b. Penanaman vegetasi tanaman dengan perakaran yang dalam dan kuat.

c. Pengembangan lahan pertanian ramah longsor dengan penanaman hijauan makanan ternak
(HMT) melalui sistem panen pangkas.

d. Pembangunan saluran drainase di daerah dengan curah hujan tinggi dan konversi menjadi
saluran penyimpanan air dan tanah ke daerah dengan curah hujan rendah.
e. Mengurangi atau menghindari pembangunan tanggul di daerah rawan longsor tanpa
drainase dan saluran drainase di bawah permukaan untuk mengurangi kadar air dalam tanah.

f. Mengurangi intensifikasi budidaya tanah di daerah rawan longsor.

g. Pembangunan saluran drainase bawah tanah (pengurangan kadar air dalam tanah).

h. Mengalirkan air banjir ke tempat-tempat yang rawan longsor.

i. Penutup lantai retak pada arah kontur dan/atau berbentuk tapal kuda.

j. Daerah rawan longsor dengan teknik mesin/teknik sipil.

k. Kurangi aktivitas yang mengganggu kestabilan lereng.

Upaya vegetasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Cover cropping.

b. Strip copping.

c. Penanaman mengikuti kontur.

d. Alley cropping

e. pengolahan tanah minimal.

3. Konservasi Air Sungai Amandit

Sementara itu, untuk terus mengembalikan kualitas aliran Sungai Amandit terletak di
lereng Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tim Teknis Penanganan
Sungai Amandit melakukan ekspose belum lama tadi.

Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan, Syamsuri Arsyad mengatakan, ada beberapa faktor
menyebabkan menurunnya kualitas air Sungai Amandit. Mulai dari aktivitas galian C dan
tambang pasir, terjadi longsor di kawasan Loksado, serta pertambangan yang terbagi dua,
yaitu eks pertambangan ilegal.

Dari beberapa faktor tersebut, longsor tidak terlalu berpengaruh dan dinas terkait sudah
melakukan penanaman pohon. Sedangkan galian C dan tambang pasir sudah ditertibkan dan
direlokasi ke beberapa titik supaya tidak menambang pasir di bantaran Sungai Amandit.
"Sekarang kualitas air Sungai Amandit sudah mulai jernih. Hal ini setelah beberapa
waktu lalu, ditertibkannya tambang pasir," katanya.

Kualitas air Sungai Amandit saat ini mulai jernih, ia berharap masyarakat tetap menjaga
agar kekeruhan beberapa waktu lalu tidak terjadi lagi.

Kepala Dispera KPLH HSS, Ronaldy Prana Putra mengatakan, rekomendasi perbaikan
sudah disampaikan tim teknis Pemkab HSS sejak tahun 2020 tadi dan saat ini terus berproses.
Sebagian besar selesai. Namun ada beberapa yang masih proses.

E. Karakteristik Masyarakat dan Pemberdayaannya

a. Karakteristik Masyarakat

Karakteristik masyarakat adalah masyarakat yang memiliki sifat khas sesuai perwatakan
tertentu.
1. Karakteristik Masyarakat Dayak Meratus (Loksado)

Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi


Kalimantan Selatan, dimana budaya Dayak asli yang terawat dengan baik memenuhi
pemandangan alam yang menakjubkan. Daerah ini merupakan area yang rimbun dihiasi
dengan banyak air terjun yang indah salah satunya air terjun Haratai, sungai Amandit yang
arusnya cukup deras, dan budaya masyarakat pribumi yang mempesona. Bagian Kalimantan
ini merupakan rumah bagi suku Dayak Meratus asli - sebuah kelompok sub etnis Dayak di
Kalimantan yang menempati rumah tradisional yang disebut Balai. Saat ini, setidaknya ada
43 Balai yang dapat ditemukan di 9 desa di Loksado.

a) Agama dan Kepercayaan

Dilihat dari kondisi keagamaan yang ada di Desa Loksado, terdapat dua agama yang
menjadi keyakinan masyarakat Desa Loksado. Dimana secara kuantitas, minoritas
masyarakat desa Loksado adalah beragama Islam yang di katagorikan masuk pada tingkat
kedua, sedangkan pada tingkat pertama masyarkat Loksado adalah Bergama Kristen
(katolik /protestan). Sedangkan sebagian lainnya masyarakat Desa Loksado tidak beragama.

Masyarakat Dayak yang ada di sekitar Pegunungan Meratus sering juga di katakan Suku
Dayak Bukit, yang merupakan masyarakat yang sederhana dan senantiasa hidup dengan
alam dan menjaga hubungan alamnya serta terikat tradisi-tradisi yang berkaitan dengan religi
sesuai kepercayaan yang mereka anut yaitu ‘kepercayaan’ Kaharingan. Namun seiringnya
berjalannya waktu, mereka beranggapan kata Bukit itu kasa. Saat rapat dengan penduduk
desa yang juga diikuti tokoh adat masyarakat/Balian, sehingga diputuskanlah namanya itu
Suku Dayak Meratus, yang mana Meratus ini adalah nama pegunungan yang ada di
Kecamatan Loksado ini.

Sepertiga dari suku Dayak Maratus merupakan yang bekepercayaan Kaharingan


(beberapa masyarakat belum mengakui agama) atau yang disebut juga agama Balian, Balian
adalah tokoh kepercayaan yang memimpin ritul adat dan suku Dayak Kaharingan. Mereka
percaya bahwa alam penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib dan roh nenek moyang. Oleh
karenanya, alam penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib dan roh nenek moyang, sebagai
wujud dari rasa hormat mereka terhadap roh nenek moyang mereka dan melakukan ritual
sebagai upacara.

Kepercayaan Masyarakat adat Meratus dapat dikatakan sebagai kepercayaan masyarakat


“Huma” yang terkait dengan penghormatan terhadap “padi” secara sakral dan diwujudkan
bentuk berbagai upacara ritual, upacara tersebut dinamakan Aruh Bawanang atau yang biasa
disebut dengan Aruh Ganal. Masyarakat adat meratus sangat pantang menjual padi hasil
panen mereka, mereka percaya jika mereka menjual padi maka akan mendapatkan bala.

Suku Dayak Meratus (Dayak bukit) mengenal tiga kumpulan roh pemelihara Kawasan
permukiman dan tempat tinggalnya yaitu :
- Siasia Banua

Contoh Siasia Banua yaitu, Siasia Banua Kambat, Siasia Banua Pantai Batung dan
sebagainya.

- Bubuhan Aing (komunitas air)

Contoh Bubuhan Aing yaitu, Bubuhan Aing Muhara Indan, Bubuhan Aing Danau
Bacaramin, Bubuhan Aing Maantas dan sebagainya.

- Kariau
Contoh Kariau yaitu, Kariau Labuhan, Kariau Padang Batung, Kariau Mantuil dan
sebagainya.

b) Bahasa yang digunakan


Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa Banjar
Hulu. Ada yang menamai bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit
termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).

c) Kondisi Sosial Kemasyarakatan

Keadaan masyarakat Desa Loksado, sangat harmonis dan saling menjaga kerukunan satu
dengan yang lainnya. Misalnya ketika dalam sebuah acara perkawinan yang dilangsungkan,
mereka semua bergotong royong untuk membantu memenuhi hajat salah satu warga
setempat. Hal tersebut dilihat ketika salah satu warga ada yang akan melangsungkan
perkawinan. Maka semua warga saling memberikan bantuan, baik dari segi tenaga, maupun
dari segi materi.

Jika di Desa Loksado terdapat permasalahan, baik berkenaan dengan hal konflik antara
pemuda atau hal lainnya seperti harta waris, mereka cukup dengan menyelesaikannya dengan
menyerahkan kepada tokoh adat setempat, atau juga bisa dilakukan di Balai Desa.
Adapun Luas keseluruhan desa Loksado adalah 951 Ha, yang terdiri dari:

Lahan Luas
Luas Lahan Tadah Hujan 20 Ha
Luas Ladang 210 Ha
Luas Permukiman 86 Ha
Luas Perkebunan Rakyat 158 Ha
Luas Perkebunan Negara 388 Ha
Luas Tanah Desa 1 Ha
Luas Lapangan 1 Ha
Luas Perkantoran Pemerintah 2 Ha
Luas Hutan Lindung 48 Ha
Lainnya 100 Ha

Sedangkan batas Desa di wilayah Loksado, adalah:


1. Sebelah utara : Desa Ulang
2. Sebelah Timur : Desa Loklahung dan Haratai
3. Sebelah Selatan : Desa Tumingki dan Kamawakan
4. Sebelah Barat : Desa Hulu Banyu

d) Pendidikan

Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat dinamis dalam pengembangan kehidupan


masyarakat atau suatu bangsa. Di samping itu pendidikan juga bisa mempengaruhi setiap
pola pikir individu untuk mengembangkan kemampuan mental, fisik, emosi, dan etika.
Dengan kata lain pendidikan sebagai kegiatan dinamis yang bisa mempengaruhi seluruh
aspek kepribadian dan kehidupan individu seseorang. Pendidikan mengandung tujuan untuk
mengembangkan kemampuan sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai
bagian dari masyarakat.

Sedangkan jika dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Loksado lebih didominasi
lulusan SLTP dan SLTA, sebagian warga yang sudah tua atau lanjut usia tidak pernah
menyentuh bangku sekolah ketika kecilnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya
kebutuhan akan pendidikan di Era teknologi dan informasi merupakan suatu keharusan yang
selalu ingin dipenuhi oleh setiap masyarakat sekarang ini, tidak tekecuali dengan masyarakat
Loksado, khususnya diterapkan terhadap anak-anak mereka. Hal ini dibuktikan dengan
kesadaran mereka untuk tidak meninggalkan pendidikan terhadap anak mereka. Dalam
masalah lain, pendidikan yang seharusnya tidak memandang usia bahkan agama, tidaklah
mereka lakukan. Berdasarkan hasil risert yang peneliti lakukan, hampir semua masyarakat
yang berumur di atas 30 tahun tidak pernah menyentuh bangku sekolah, meskipun ada
beberapa orang yang pernah bersekolah, tetapi tidak sampai lulus dari Sekolah Rakyat.

Jika peneliti lihat dari kemajuan desa Loksado sekarang, yang berkaitan dengan
pendidikan sudah mulai ada perkembangan, hal tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini:

Sekolah TK : 2 unit

Sekolah Dasar : 2 unit

Sekolah Menengah Pertama : 1 unit

Sekolah Menengah Atas : 1 unit

e) Mata Pencaharian Penduduk


Mata Pencaharian masyarakat Loksado didominasi dengan pertanian dan perladangan di
hutan adat, mereka menerapkan sistem nomaden (berpindah tempat), biasanya hasil panen
mereka dilakukan setahun sekali. Mereka masih menggunakan bahan-bahan organik untuk
pertanian dan perladangan mereka, karena mereka percaya dengan bahan organik mereka
dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk generasi mendatang, dan menerapkan
pertanian yang berkelanjutan.

Komoditas utama yang dihasilkan yaitu kayu manis dan aren, selain itu mereka
menanam padi untuk menjaga kemandirian pangan. Padi yang dihasilkannya pun berbeda
dengan padi lainnya. Masyarakat di daerah setempat menyebutnya dengan istilah padi
gunung, yaitu padi yang ditanam di lereng-lereng perbukitan curam. Hasilnya pun beda
dengan yang ditanam di persawahan, padi gunung lebih wangi dan pulen.

b. Kearifan (pengetahuan) Lokal Masyarakat Loksado

Kearifan lokal atau pengetahuan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan,
pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntut perilaku manusia
dalam kehidupan didalam komunikasi ekologis. Kearifan lokal juga diartikan sebagai aturan
di suatu masyarakat tertentu yang harus dipahami, yang bersifat religius atau mitos yang
harus dipatuhi. Kearifan lokal masyarakat Loksado adalah sebagai berikut.
1) Perladangan Gilir Balik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ir. Dian Lazuardi, M.Si dan tim di
kampung-kampung adat Dayak Loksado masih ditemukan kearifan lokal dalam hal
pengelolaan lahan. Salah satunya yaitu system perladangan gilir balik. Sistem ini adalah
sebuah sistem perladangan yang menggunakan pola gilir balik dalam pemilihan lokasi
ladang. Petani berladang di suatu lokasi selama satu musim, selanjutnya meninggalkan lahan
tersebut minimal selama 7 tahun. Selama lahan tersebut ditinggalkan, atau yang biasa disebut
masa “bera”, petani berladang di tempat yang lain. Lahan untuk perladangan yang digunakan
petani biasanya merupakan ladang warisan leluhur mereka. Petani ladang gilir pada
umumnya memiliki 7 sampai 10 lokasi lahan perladangan. Pada sistem ini petani hanya
membuka hutan yang merupakan bekas pehumaan yang mereka tinggalkan sekitar 7 tahun
yang lalu. Petani melakukan kegiatan bahuma melalui tahapan-tahapan yang teratur dan
terencana. Setiap tahapan dilakukan melalui ritual-ritual keagamaan untuk kemudahan dan
keberhasilan dalam kegiatan behuma mereka. “ Batanung, Batabas/Manabas, Batabang,
Manyalukut, Mamanduk, Menugal/bemata umang, mamanduk, Marumput, Aruh Basambu,
Manyambut, 1 Maampatungi banih/maambil banih, dan Mangatam/memanen merupakan
tahapan-tahapan dalam peladangan gilir balik .

2) Pesta Aruh Ganal

Ucapan syukur atas kegiatan behuma dilakukan dalam sebuah acara aruh. Pesta Aruh
Ganal disebut juga Bawanang Banih Halin atau upacara Mahanyari Banih Barat, dilakukan
sesudah panen, sekitar Juli dan Agustus “Upacara tersebut dilaksanakan karena mendapat
hasil panen padi yang banyak dan selama bahuma tidak mendapat musibah. Aruh Ganal
diadakan setahun sekali di dalam Balai Adat. Tetapi jika berdasarkan musyawarah adat hasil
panen penduduk dianggap kurang memuaskan (sedikit), maka Aruh Ganal ditiadakan pada
tahun itu. Aruh Ganal diadakan bervariasi selama bisa lima sampai dua belas hari, tergantung
pada banyak tidaknya hasil panen masyarakat.

3) Tanaman Obat
a) Sambung Kapuhun

Sambung kapuhun adalah salah satu tanaman obat yang paling sering dimanfaatkan
masyarakat setempat. Tanaman ini sangat mudah didapatkan karena banyak terdapat di depan
pekarangan rumah. Bagian yang digunakan sebagai obat yaitu pada bagian daun dengan cara
mengambil tiga helai daunnya. Cara menggunakan sambung kapuhun dengan digosok pada
bagian yang terkena sakit sampai ditandai dengan munculnya rasa sakit yang tak kunjung
hilang yang disebabkan oleh hal-hal gaib. Tetapi saat ini belum ada yang mengetahui
kandungan yang terdapat pada tanaman ini.

b) Plutan

Pulantan atau Alstonia scholaris. Getah, batang dan daun merupakan bagian yang
dimanfaatkan pada tumbuhan tersebut. Masyarakat tidak asing mendengar kata pulantan atau
pulai dengan nama ilmiahnya A. scholaris dimana tanaman pulantan mudah ditemui di dalam
hutan dan di pingir jalan. Tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat
khususnya untuk obat menghilangkan bisul dengan mengoleskan getah daun pada permukaan
bisul.

c) Jelukap
Jelukap atau yang lebih dikenal dengan semanggi gunung dengan nama ilmiah
Hydrocotile sibthorpioides merupakan tanaman yang digunakan masyarakat desa untuk
menyembuhkan sehabis melahirkan. Bagian yang digunakan yaitu daun dengan cara digosok
ke bagian perut yang sakit.

d) Gelinggang

Tanaman gelinggang dengan nama ilmiah Cassia alata digunakan sebagai obat untuk
menyembuhkan sakit gigi. Bagian yang digunakan yaitu daun dengan cara direbus. Pada
umumnya masyarakat menggunakan bagian tumbuhan yang meliputi akar, kulit batang, daun,
bunga atau bijinya sebagai ramuan obat-obatan.

e) Durian

Tanaman durian dengan nama ilmiah Durio zibethinus dimanfaatkan masyarakat sekitar
desa sebagai obat alami untuk menyembuhkan sakit perut. Bagian yang dimanfaatkan sebagai
obat yaitu kulit batang dengan cara merebus kulit batangnya. Namun manfaat yang lain
belum diketahui karena kekurangan pengetahuan terhadap kandungan yang ada di dalamnya.

f) Kayu Manis

Kayu manis telah lama digunakan secara turun temurun oleh masyarakat sekitar desa
untuk menyembuhkan sakit pinggang, dengan menggunakan kulit batang untuk diminum
rebusan airnya. Hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Kayu manis memiliki berkhasiat untuk dijadikan bahan pembuat obat. Kulit
batang, daun, dan akarnya dimanfaatkan sebagai obat antirematik, mengeluarkan keringat.

4) Balai Adat

Suku Dayak Bukit atau Dayak Meratus di kawasan Pegunungan Meratus memiliki
tempat tinggal bersama yang disebut balai adat. Bangunan berupa rumah panggung dari kayu
itu dibuat untuk menampung banyak keluarga. Waktu terus bergulir, kini sebagian keluarga
tak lagi tinggal di balai dan memilih membangun rumah pribadi. Sebuah bangunan rumah
panggung besar dan panjang di tepi jalan Desa Loklahung, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan Selatan, begitu menarik perhatian. Dindingnya dari sasak, tetapi atapnya
dari genteng metal.
b. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya guna masyarakat, dengan


mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih
positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-
langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan
akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi
berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi
juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat,
keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.
1) Strategi Pemberdayaan Bambu

Bambu merupakan tanaman yang secara botanis dapat digolongkan pada family
Gramineae (rumput). Manfaat bambu secara ekonomis dan ekologis, antara lain, bila
dibandingkan dengan komoditas kayu, tanaman bambu mampu memberikan peningkatan
pendapatan masyarakat di sekitar dalam waktu relatif cepat, yaitu 4-5 tahun. Permintaan yang
tetap tinggi tidak diikuti dengan peningkatan mutu dan harga yang sesuai dibandingkan
dengan barang sejenis berbahan dasar kayu atau bahan lainnya. Hal tersebut menjadi
pertimbangan dan mengurangi minat masyarakat untuk mengembangkan usaha tersebut.

Rencana Pengembangan Bambu oleh Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan dalam Tahun
2018 ini adalah:

1. Program Seribu Desa Bambu

Program ini diharapkan menjadi awal mula kesadaran masyarakat untuk pemberdayaan
tanaman bambu yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Selain mampu memberi ladang
pekerjaan bagi masyarakat, pemerintah juga memiliki peranan penting sebagai tempat
pengrajin untuk memasarkan hasil olahan bambu masyarakat melalui acara atau event
tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

2. Industri Bambu
Melihat dari perkembangan produk olahan bambu yang ada di Jepang, sudah semestinya
Indonesia juga mampu menghasilkan produk olehan bambu melalui industri bambu. Selain
itu perkembangan jaman yang dirasa semakin cepat juga mengharuskan masyarakat dan
pemerintah semakin kreatif untuk pemberdayaan tanaman bambu yang ada di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Apabila keinginan untuk pengembangan pemberdayaan produk olahan
bambu telah didukung oleh pemerintah, maka dari pihak masyarakat harus menyiapkan
sumber daya manusia sebagai penggerak kegiatan.

3. Ekowisata Bambu

Desa Wisata Bambu menyuguhkan eksotis rumpun bambu yang sudah existing ada di
lokasi, penambahan pembuatan jalur tracking, gazebo, taman, dan fasilitas pendukung
lainnya. Tentunya didukung oleh pemberdayaan Kelompok Tani Hutan untuk mengelola
kawasan ekowisata tersebut.

4. Nota Kesepahaman atau Kerjasama Antar Pemerintah

Pemerintah juga memiliki beberapa program pemberdayaan yang dilakukan guna


mendukung kegiatan masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam memberdayakan
sumber daya alam yang mereka miliki, salah satunya adalah nota kesepahaman antara Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Hulu Banyu tentang Proyek Perubahan
Pemanfaatan Bahan Baku Bambu Loksado menjadi produk kerajinan dengan ruang lingkup
kesepakatan dalam hal peningkatan SDM dan promosi produk kerajinan.

2) Festival Loksado

Festival Loksado adalah kegiatan pariwisata budaya dan alam di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS), mengambil dari nama wilayahnya sendiri, Loksado. Para peserta yang akan
mengikuti kegiatan festival Loksado akan mengikuti serangkaian kegiatan selama dua hari
yang dipusatkan di Wisma Alam Roh Tujuh Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS). Mulai dari kegiatan penanaman pohon, fun trekking ke air terjun haratai,
permainan tradisional menyumpit dan batungkau hingga menyaksikan tarian adat lokal di
Loksado. Selain itu, para peserta juga akan menyaksikan pertunjukkan seni adat dan tarian
kurung-kurung hingga merasakan sensasi Arum jeram dengan menggunakan rakit bambu
atau yang lebih dikenal dengan sebutan bamboo rafting.
Susur Sungai adalah salah satu kegiatan di acara puncaknya. Dilaksanakan Susur Sungai
dengan perahu rakit bambu, yang bahasa setempat disebut lanting. Balanting atau bahasa
kekiniannya bamboo rafting, asal-usulnya berasal dari tradisi masyarakat pegunungan
Meratus di Loksado, yang menjual hasil alam berupa bambu ke kota Kandangan hingga Kota
Banjarmasin. Cara mengangkutnya, dengan disusun menjadi perahu rakit, lalu dihanyutkan
dan dikemudikan sepanjang Sungai Amandit. Pada akhirnya budaya tersebut menjadi potensi
pariwisata lokal, dan menjadi ikon pariwisata di Loksado, Kabupaten HSS. Dekade sekarang
ini, banyak tersedia jasa lanting beserta jokinya, untuk pengunjung berekreasi. Biasanya bagi
yang ingin menyewa dikenai tarif 250 hingga 350 ribu rupiah per lanting, yang bisa
ditumpangi 3 orang. Demi menjaga kelestarian budaya tersebut, pemerintah setempat
menggelar kegiatan Bamboo Rafting setiap tahun. Tiap peringatan hari jadi Kabupaten HSS,
diselenggarakan acara yang menyelaraskan pariwisata, budaya dan kondisi alam tersebut.

4) Festival Mahumba

Penyelenggaraan Festival Mahumba dimasukkan dalam rangkaian Festival Loksado,


yang merupakan satu dari seratus dalam kalender event nasional, dan digelar Dinas
Pariwisata Provinsi Kalsel bersama Disporapar HSS, pada 22-24 November 2019.

Festival Mahumba ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh, masakan khas
Loksado ke luar, sehingga diikutkanlah kegiatan tersebut dalam rangkaian festival Loksado
2019. Kegiatan ini dimaksudkan dalam upaya promosi wisata bumi Loksado melalui
kulinernya, dengan menampilkan kearifan lokal masyarakatnya dalam membuat makanan,
yang memanfaatkan aspek kelestarian lingkungan dan pemanfaatan bahan baku yang ada di
sekitar. dengan kegiatan tersebut pihaknya berupaya mewadahi, menyalurkan dan
menumbuhkan motivasi masyarakat, dalam upaya mengenalkan dan melestarikan kuliner
tradisional. Serta tambahnya, bertujuan menanamkan kecintaan, kepedulian dan kebanggaan
masyarakat terhadap kuliner tradisional khas daerah. Makanan khas tersebut adalah nasi
humbal dan iwak bapalan, yang biasa dimasak dalam hutan oleh masyarakat Dayak Meratus,
Loksado.

F. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpukan beberapa hal
sebagai berikut:
- Bagian hulu merupakan sebuah aliran yang berada di atas (dataran tinggi), yang biasa
disebut dengan pusat sumber sungai (awal aliran sungai) yang terletak di daerah pegunungan
atau perbukitan.
- Sungai bagian hulu memiliki ciri-ciri yaitu, lembah sungai berbentuk huruf V, memiliki
aliran air yang sangat deras, mempunyai kedalaman sungai yang cukup dalam, terjadi proses
erosi, tidak terjadi proses sedimentasi atau pengedapan dan terdapat jeram atau air terjun.
- Sungai memiliki beberapa potensi yaitu, sebagai pembangkit listrik, sumber untuk mencari
nafkah, sebagai tempat rekreasi, mencegah banjir, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
sebagai pusat dari ekosistem, menampung air dan untuk potensi sungai bagian hulu adalah
mengalirkan air kehilir.
- Sungai bagian hulu juga memiliki ancaman yaitu erosi yang terjadi akibat perpindahan
suatu massa batuan atau tanah yang disebabkan oleh air sungai yang mengalir secara terus
menerus, tanah longsor yang diakibatkan oleh penebangan pohon tanpa melakukan reboisasi
dan akhirnya hilangnya resapan air dan terjadinya longsor, dan juga pencemaran air yang
diakibatkan oleh terbendungnya air di sungai Amandit yang memengaruhi kejernihan air
sehingga lumut berkembang dengan pesat. Selain pertumbuhan lumut, faktor berikutnya
yaitu, pertambangan batubara yang berdampak pada air di sungai Amandit.
- mengetahui karakteristik masyarakat di Loksado seperti agama dan kepercayaan, bahasa
yang digunakan, kondisi sosial masyarakat, pendidikan, mata pencaharian masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan
Selatan.
G. Referensi
Adisubroto, Dalil. 1996. “Orientasi Nilai Orang-Orang Daerah Pegunungan, Dataran Rendah
dan Pantai Utara Jawa Tengah” dalam Jurnal Psikologi Volume 2 (hlm. 40-54). Universitas
Gadjah Mada.

Ayodiya, N. R. P. (2014). Model Kebijakan Permukiman Kampung Code Utara di Tepi


Sungai Code. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 10(1), 22-32.

Effendi, Edie. 2003. “KAJIAN MODEL PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
TERPADU” Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber daya Air.

Fatmawati. 2016. “ANALISIS SEDIMENTASI ALIRAN SUNGAI BATANG SINAMAR


BAGIAN TENGAH DI KENAGARIAN KOTO TUO KECAMATAN HARAU KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA” dalam Jurnal Geografi Volume 8 (hlm. 156-164).

Hari, Cahaya. 2013. “Karakteristik Sungai”,


https://www.slideshare.net/shinraehee7/karakteristik-sungai diakses pada 16 September 2021
pukul 09.05.

Oroh, Gleydis S. "Peranan Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat di Bidang


Pertanian di Desa Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa." Politico:
Jurnal Ilmu Politik, vol. 1, no. 5, 2014.

Purbantara, Arif dan Mujianto. 2019. Modul KKN Tematik Desa Membangun Pemberdayaan
Masyarakat Desa. : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia.

Suryanti. Ddk. 2013. “KUALITAS PERAIRAN SUNGAI SEKETAK SEMARANG


BERDASARKAN KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON”. JOURNAL OF
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES, Volume 2, Nomor 2, Hlm. (38-45)

Wajib, Nurwino. 2016. ” Permukiman Kumuh dan Liar, Mau Diapakan?”,


http://kotaku.pu.go.id:8081/wartaarsipdetil.asp?mid=8368&catid=2&, diakses pada 16
September 2021 pukul 08.16.

Yulia M.SI. 2015. “10 Manfaat Sungai bagi Kehidupan Manusia Sehari Hari”,
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/manfaat-sungai diakses pada 16 September 2021 pukul
09.10.

Elsi, Yelina. Ddk. 2020. “ETNOBOTANI OBAT-OBATAN YANG DIMANFAATKAN


MASYARAKAT ADAT DAYAK MERATUS DESA ULANG KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN KALIMANTAN SELATAN”.dalam Jurnal Sylva Scienteae Vol. 03 No. 1 (hlm. 193-
201).

Rahmansyah, Noor. Ddk. 2020. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Lokal Berbasis Bambu
Di Kecamatan Loksado” dalam Jurnal Hutan Tropis Volume 8 No.1 (hlm. 91-98).
Anwar, M. I. (2018). Komunikasi budaya dalam masyarakat Dayak Kaharingan Kecamatan
Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan (Doctoral dissertation, UIN
Sunan Ampel Surabaya).

https://foreibanjarbaru.or.id/archives/1576 diakses pada 05 Oktober 2021 pukul 22.11

A Junaidah. 2010. “PAPARAN D A. Gambaran Umum Desa Loksado” http://etheses.uin-


malang.ac.id/1456/8/05210024_Bab_4.pdf diakses pada 05 Oktober 2021 pukul 22.22.

https://koranbanjar.net/kisah-penjual-bambu-ii-perjalanan-sulit-mengarungi-sungai-amandit/
diakses pada 10 Oktober 2021 pada 20.33.

https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/04/23/sungai-amandit-hss-membaik-semua-
lapisan-masyarakat-diminta-menjaga-kualitas-air diakses pada 10 Oktober 2021 pukul 20.45.

https://bksdakalsel.com/cagar-alam-gunung-kentawan/ diakses pada 11 Oktober 2021 pukul


12.02.

Anda mungkin juga menyukai