PERKEBUNAN
NUSANTARA XIV PABRIK GULA BONE ARASOE
NURKHAYATUN AKFINDARWAN
351 140 15
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulisan laporan tugas akhir ini yang berjudul ”Prosedur Pengadaan
pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE” ini dapat
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang penulis
alami. Namun, berkat bantuan pihak terutama pembimbing, hambatan tersebut dapat
teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan melalui lembaran ini penulis
1. Bapak Dr. Ir. Hamzah Yusuf selaku direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2. Bapak Dr. Mawardi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politekni
3. Bapak Adam Rasyid, S.Sos., M.Si, selaku Ketua Program Studi D3 Administrasi
4. Ibu Yayu Meiniza Z, S.E., M.T, selaku dosen Pembimbing 1 dan Bapak Drs.
Muh Tang., M.Pd selaku dosen Pembimbing 2 yang telah mencurahkan perhatian
akhir ini.
5. Ibu Hj. Askariani Sahur., S.Sos., M.Si selaku Wali kelas 3A D3 yang tak henti –
iv
6. Bapak H. Muh. Salman., S.Pd., M.M, selaku kepala bagian RC. Sekum PT.
Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE yang sekaligus menjadi
7. Seluruh Dosen dan tenaga kependidikan Jurusan Administrasi Niaga yang telah
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada kedua orang
tua serta adik – adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat,
perhatian dan dukungan baik berupa moral dan material yang tidak mengharapkan
balas jasa sampai penulis menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini demi perbaikan pada masa mendatang.
Penulis.
v
DAFTAR ISI
hlm
SURAT PERNYATAAN........................................................................................... x
RINGKASAN ........................................................................................................... xi
vi
hlm
2.6 Pengelolaan Tender Pengadaan .............................................................. 15
2.7 Pengadaan Secara Elektronik (e-Procurement) ..................................... 18
2.8 Pemilihan Supplier ................................................................................. 19
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
hlm
Gambar 2 Gambaran Umum Pengadaan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik
Gula Bone ArasoE............................................................................................... 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
PROSEDUR PENGADAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV
PABRIK GULA BONE ARASOE
RINGKASAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
semakin cepat dan kompetitif. Persaingan di dunia usaha menuntut semua perusahaan
untuk dapat mengelola dan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki,
biaya lainnya. Oleh karena itu, pengadaan harus dilakukan secara berhati – hati agar
persediaan berada pada jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat.
yang lebih besar dibutuhkann persediaan yang sangat besar dalam menunjang
Dalam sebuah rantai pasokan, tiap perusahaan membeli barang dari pemasok
pembelian juga adalah rental, sewa, kontrak, petukaran, pemberian, peminjaman dan
sebagainya.
Pengadaan atau pembelian barang sering dipakai untuk menunjuk hal yang
nyata, sementara pengadaan barang memiliki makna yang lebih luas. Pengadaaan
barang bisa meliputi tipe – tipe pemerolehan yang berbeda (pembelian, rental,
kontrak, dan sebagainya) termasuk juga pekerjaan yang terkait seperti memilih
untuk mengaturnya. Jika pengadaan ditangani secara buruk, barang – barang tidak
akan sampai atau barang salah dikirim, jumlah barang tidak tepat, kualitas buruk,
harga yang terlalu tinggi, layanan yang buruk dan lain sebagainya.
yang akan digunakan untuk proses produksi, untuk itulah betapa pentingnya kegiatan
pengadaan barang untuk menjaga kebutuhan terhadap barang pada suatu perusahaan
anak perusahaan PTPN X yang terletak di daerah Sulawesi Selatan yang begerak
menghasilkan gula dengan kualitas baik. Gula merupakan kebutuhan pokok bagi
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pasokan gula yang cukup bagi masyarakat
harus selalu diupayakan. Untuk menunjang agar gula dapat selalu tersedia tepat
waktu, maka proses pengadaan gula itu sendiri harus berjalan dengan baik. Dengan
demikian, persediaan bahan baku gula harus dikelola dengan baik untuk menjamin
ketersediaan gula.
prosedur pengadaan barang khususnya bahan baku yang dilakukan pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE. Oleh karena itu tugas akhir ini
diberi judul “Prosedur Pengadaan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula
Bone ArasoE”.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
akan dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah “bagaimana prosedur pengadaan
barang pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE?”.
yang berkaitan dengan fungsi untuk memperoleh barang dan jasa. Kegiatan penelitian
yang dilakukan dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini dibatasi pada prosedur
pembelian barang.
1.4 Tujuan Kegiatan
barang pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE.
3) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan guna memahami masalah yang terjdi
TINJAUAN PUSTAKA
atau dijual pada periode mendatang. Persediaan erat hubungannya dengan operasional
industri. Jika penanganan persediaan tidak dilaksanakan dengan baik maka akan
biaya lainnya, bahkan umumnya mencapai 20 – 40% dari harga barang (Indrajit,
2005:3). Oleh karena itu, persediaan merupakan unsur penting bagi perusahaan.
berikut :
Bahan baku ini akan mengalami suatu proses produksi yang akan menghasilkan suatu
produk untuk dijual. Bahan baku ini dapat berupa suatu hasil alam ataupun produk
pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk
memadai.
dari pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap
berjalan lancar.
Menurut pendapat dari Muslich (2009:391), persediaan barang mempunyai
fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Dari berbagai macam barang yang ada
seperti bahan, barang dalam proses dan barang jadi, perusahaan menyimpannya
pembeli dalam waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan
barang dan tidak dapat memenuhi pesanan pembeli pada saat yang tepat, maka
2) Untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh, kecuali pada saat
3) Untuk menekan harga pokok per unit barang dengan menekan biaya-biaya
baku (raw material), barang setengah jadi (intermediate product), barang jadi
1) Barang Konsumsi yaitu barang hasil akhir produksi yang langsung dapat
2) Barang Produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses produksi, seperti
bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi untuk perakitan.
3) Barang Modal adalah barang yang dapat dipakai berulang kali dan mengalami
penyustan yang terdiri dari Barang Modal Tetap (Fixed Asset) seperti bangunan,
jembatan, mesin dan Barang Moda Bergerak (Movable Asset), seperti peralatan,
Barang/Jasa Pemerintah :
mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan
bahwa :
pengadaan barang dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk
mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan
dan penggunaannnya, serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman dan
yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh barang dan jasa. Menurut
difokuskan kepada pembelian barang (material) seperti bahan baku untuk proses
untuk membangun wujud fisik dan wujud lainnya. Ikatan perjanjian pekerjaan
pekerjaan dimaksud.
kembali suku cadang kondisi baru yang tidak terpakai, oleh pabrik pembuat
(spesifikasi, kualitas), kapan (jadwal, delivery time), bagaimana (sumber, sistem) dan
berapa (kuantitas) untuk mengadakan barang dan jasa dari sumber pengadaan sampai
ke tempat tujuan, sesuai kualitas dan kuantitas, biaya yang optimal dan waktu suplai
yang wajar untuk memenuhi kebutuhan Pelanggan (customers) dan Pengguna (users).
berikut :
1) Efisien
Menggunakan dana, daya dan fasilitas yang terbatas untuk mencapai target
proses pengadaan.
2) Efektif
Memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama dan tidak diskriminatif serta
4) Transparan
5) Bersaing
manapun.
6) Akuntabel
7) Berwawasan Lingkungan
berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka
membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan
2) Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau
yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pmbelian dalam jumlah besar.
5) Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu
pembeli.
menegosiasikan harga.
ketepatan pengiriman.
dilakukan untuk mencapai tujuan Pengadaan dalam memperoleh barang dan jasa
efisien dan efektif, berdasarkan Enam Tepat (6T) yaitu tepat kualitas (right quality),
tepat kuantitas (right quantity), tepat sumber (right source), teapat waktu (right
delivery/complation), tepat biaya (right cost) dan tepat tempat (right place) untuk
mencapai target dan kinerja pengadaaan. Proses pengadaan yang baik akan
mewujudkan tata kelola yang baik (good governance) melalui peningkatan efesisensi
dengan menganalisis data pengadaan periode sebelumnya dan antisipasi kendala dan
optimal.
sebagai berikut :
9) Evaluasi kinerja
Pengadaan
pIhak tertentu
4) Sesuai biaya dan harga yang optimal, dan bersaing atau kompetitif
berjangka panjang
8) Proses pengadaan, wajib menggunakan produk dalm negeri dan dilarang impor,
apabila :
sumber Pengadaan sesuai spesifikasi kebutuhan barang dan jasa hanya ada satu
2.6 Pengelolaan Tender Pengadaan
proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan kualitas, biaya dan waktu serta sesuai
3) Pengumuman tender
meliputi :
(prebid meeting).
j) Sanksi administrasi dan financial bila penyedia ingkar janji atau kewajiban
dan persaingan usaha tidak sehat dan pelanggaran etika pengadaan (Pakta
Integritas)
jaringan elektronik (internet atau intranet) dan electronic data interchange (EDI).
1) E-Tendering
barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya secara elektronik dan terbuka bagi
2) E-Selection
Metode pemilihan penyedia jasa konsultasi secara elektronik dan terbuka untuk
3) E-Bidding
4) E-Catalogue (e-Katalog)
Sistem informasi elektronik dari produk penyedia yang berstatus Produsen yang
memuat daftar jenis, spesifikasi teknis dan harga barang dan jasa yang dapat
5) E-Purchasing
Proses pembelian yang dilaksanakan secara elektronik, dapat digunakan untuk
Pemilihan supplier memberikan dampak antara lain terhadap kualitas bahan baku
ini memiliki kelemahan antara lain apabila pihak yang berkompeten tersebut keluar
atau tidak lagi berada di perusahaan maka tidak ada lagi pihak yang dapat menilai
performansi calon supplier. Selain sangat bergantung pada ahli yang menilai,
penilaian ahli terhadap calon supplier antara lain karena faktor kedekatan hubungan
meskipun ada beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan. Menurut Stevonson
(2002:701) faktor utama yang dipertimbangkan oleh suatu perusahaan ketika memilih
supplier adalah :
1) Harga
Faktor ini biasanya merupakan faktor utama, apakah terdapat penawaran diskon,
meskipun hal itu kadangkala tidak menjadi hal ang paling penting.
2) Kualitas
3) Pelayanan
Pelayanan yang khusus kadang kala dapat menjadi hal yang penting dalam
4) Lokasi
transportasi, dan waktu respon saat ada order/pesanan yang mendadak atau
Jika supplier dapat memelihara kebijakan persediaannya dan menjaga spare part
yang dimilikinya, hal ini dapat membantu dalam kasus kebutuhan bahan baku
yang mendadak.
6) Fleksibilitas
Niat yang baik dan kemampuan supplier dalam merespon perubahan permintaan
dan memenuhi perubahan desain pesanan dapat menjadi faktor yang penting
banyak kriteria-kriteria yang ada dalam pemilihan supplier, namun keputusan dalam
penentuan kriteria yang akan digunakan dalam suatu perusahaan ditentukan oleh
perusahaan itu sendiri. Perusahaan akan memilih beberapa kriteria yang ada,
pemilihan kriteria biasanya tergantung dari item-item bahan baku yang dipasok ke
1) Kualitas
2) Delivery
3) Performance History
5) Price
6) Technical Capability
7) Financial Position
8) Procedural Compliance
9) Communication System
14) Attitudes
15) Impression
pengadaan secara efisien dan efektif, berdasarkan Enam Tepat (6T) yaitu tepat
kualitas (right quality), tepat kuantitas (right quantity), tepat sumber (right source),
tepat waktu (right delivery/complation), tepat biaya (right cost) dan tepat tempat
(right place) untuk mencapai target dan kinerja perusahaan (Siahaya, 2016:17).
BAB III
METODE KEGIATAN
Pabrik Gula Bone Arasoe. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal
memberikan gambaran secara jelas tentang prosedur pengadaan barang pada bagian
Desain kegiatan dalam pelaksanaan tugas akhir ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Rumusan Masalah
Ada dua teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi dan
wawancara. Teknik – teknik tersebut dapat dijelaskan secara singkat di bawah ini.
1) Observasi
Observasi adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan
sehingga data yang berkaitan langsung dengan apa yang akan dibahas dapat
2) Wawancara
masukan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan dengan masalah yang
akan dibahas. Informan untuk wawancara dalam penelitian ini adalah kepala
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian
penelitian.
2) Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh berupa dokumen pustaka atau peraturan
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasaikan data,
menemukan pola, menemukan apa yang penting dana apa yang dipelajari, dan
kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat
ini menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang
terjadi., sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat , pertentanan
anatara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variabel yang timbul, perbedaan
antara fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi dan sebagainya.
9) Evaluasi kerja
BAB IV
Salah satu upaya menuju Swa Sembada gula adalah dengan mendirikan
Pabrik Gula diluar pulau Jawa . Pabrik Gula Bone yang berada di Desa ArasoE,
Kecamatan Cina Kabupaten Bone ini adalah perintis untuk masalah tersebut.
Keberadaan Pabrik Gula Bone telah memberi dampak positif dari berbagai aspek
antara lain sebagai realisasi bagi pemerataan pembangunan dan membuka daerah
yang semula masih terisolir, penyedia lapangan kerja dan agen dalam menumbuhkan
perekonomian daerah.
PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE mulai berdiri pada
tanggal 6 Desember 1973 dengan nama Perusahaan Umum (Perum) Gula Bone sesuai
Perum Gula Bone dan penetapan status Perseroan (Persero) Eks. Perusahaan Negara
(Persero) pada awal bulan Mei 1981. Pada tanggal 9 Mei 1994 diadakan
restrukturisasi PTP. PTP XXXII (Persero) digabung dengan PTP XXVII (Persero)
dan PT. Bina Mulia Ternak menjadi PTP XXXII (Persero) Group dengan PTP XXXII
perusahaan sendiri. Lahan PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE
adalah seluas HGU 7.771,54 dan HGB 88.36 Ha. Luas lahan yang dapat ditanami
yaitu 5.055.13. Luas lahan untuk pembibitan 550 sampai dengan 600 Ha. Sumber
daya manusia pada PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE terdiri dari
18 orang pimpinan, bulanan tetap 194 oarang, 161 orang karyawan, karyawan
musiman 720 orang, honorer 32 orang dan tenaga borongan 5000 orang.
dilihat pada lampiran dari laporan tugas akhir ini. Tugas, wewenang dan tanggung
jawab RC. Sekum, yang juga menguasai fungsi pengadaan di PT. Perkebunan
1) Tugas – Tugas :
b) Menyiapkan bahan barang yang diminta tiap bagian sesuai dan tepat waktu
2) Wewenang :
3) Tanggung Jawab :
diberikan.
b) Bertanggung jawab terhadap tersedianya bahan/barang yang dibutuhkan
mess/ pengsenggarahan
PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE melakukan dua macam
pengadaan yaitu pengadaan barang dan jasa. Pengadaan barang yaitu suatu kegiatan
untuk mendapatkan barang yang diperlukan perusahaan dilihat dari kebutuhan dan
penggunaannya serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman dan harga
yang terjangkau. Sedangkan pengadaan jasa pada perusahaan ini berupa menyewa
seseorang untuk memasang alat dan kemudian diberi upah sesuai dengan
pekerjaannya.
Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE dimulai dari RKAP (Rencana Kerja Anggaran
Pengadaan). Apabila RKAP telah tersedia maka diadakan PMK (Permintaan Modal
Kerja). Permintaan modal kerja ini diperoleh dari berapa banyak nilai pada RKAP.
Perminaan modal kerja ini diminta secara bertahap selama satu tahun. Misalnya jika
nilai RKAP sebanyak Rp 100.000.000,00 maka dapat diambil sebanyak
Rp.20.000.000,00 pada bulan pertama, Rp. 5.000.000,00 pada bulan kedua dan
seterusnya. PMK yang dapat diambil sebaiknya harus menyisakan sebanyak 10% dari
RKAP awal.
Gambar 2. Gambaran Umum Pengadaan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik
Gula Bone Arasoe
(Modal Kerja Barang/Jasa). Maksudnya yaitu apakah yang akan diadakan itu berupa
barang atau jasa. Setelah diketahui pengadaan apa yang akan dilakukan, maka modal
kerja yang telah ditentukan tadi diteruskan ke bagian teknis jika yang akan dibeli
berupa peralatan pabrik seperti besi, pipa, dll dan diteruskan ke bagian AK&U/ADM
jika barang yang akan dibeli berupa peralatan administrasi seperti buku, map, dll.
Prosedur pengadaan yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik
Gula Bone ArasoE tergantung dari fungsi pengadaan apa yang dilakukan. PT.
Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE memiliki fungsi pengadaan sebagai
berikut :
membuat surat perjanjian terlebih dahulu lalu kemudian dikirim ke kantor direksi
dan pada kantor direksi tersebut dilakukan penunjukan kepada pihak ke tiga
2) Konstruksi. Fungsi kontruksi pada perusahan ini yaitu pembangunan kolam ipal
(kolam air yang digunakan untuk prosesing gula). Selain itu ada juga konstruksi
b) Lembaga ilmiah
d) Perusahaan jasa industry & perbankan yang memiliki unit litbang dengan
keahlian khusus
e) Konsultan perorangan
digunakan untuk memanasi) oleh disnaker apakah sudah dapat digunakan atau
belum. Pekerjaan inspeksi ini juga merupakan salah satu hal yang harus
bahan baku. Karena jika alat yang digunakan mengalami kendala atau kerusakan
jawab progam, sebuah tim khusus setelah mendapatan otoritas dari pejabat yang
berwenang.
Jika dibandingkan dengan teori, ada empat fungsi yang tidak dilakukan pada
perusahaan ini yaitu fungsi penyewaan, tukar tambah (Trade-in), beli kembali oleh
4.3 Prosedur Pengadaan Barang pada PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula
Bone ArasoE
Pengadaan barang pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone
1) Barang Konsumsi, yaitu barang hasil akhir produksi yang langsung dapat
yang kita ketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE
adalah perusahaan penghasil gula, maka barang konsumsinya yaitu gula itu
sendiri.
2) Barang Produksi, yaitu barang yang diperlukan untuk proses produksi, seperti
bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi untuk perakitan. Barang
produksi pada PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE yaitu Tebu
dan Tetes. Tetes merupakan perahan nira yang belum menjadi gula. Tetes
biasanya digunakan untuk pembuatan spiritus dan kecap. Bahan baku pada PT.
Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE sebagai pembuat gula terdiri
dari tebu, kapur dan garam. Selain tebu, kapur juga merupakan bahan baku
pembuatan gula. Kapur yang digunakan yaitu kapur tohor. Kapur ini digunakan
sebagai bahan pemutih untuk gula. Prosedur pengadaan kapur dilakukan dengan
jadwal produksi gula. Hal ini dikarenakan agar kapur yang dibeli tidak tinggal
menumpuk sampai akhirnya mengurangi kualitas dari kapur itu sendiri sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian. Bahan baku gula yang lain yaitu garam.
Fungsi garam dalam pembuatan gula adalah untuk memutihkan dan menurunkan
3) Barang Modal, yaitu barang yang dapat dipakai berulang kali dan mengalami
penyusutan yang terdiri dari barang modal (fixed asset) seperti bangunan,
jembatan, mesin dan barang modal bergerak (movable asset) seperti peralatan,
alat berat dan kendaraan. Barang modal pada PT. Perkebunan Nusantara Pabrik
Gula Bone ArasoE yaitu pabrik yang berada pada wilayah kebun tebu tersebut.
Sedangkan barang modal bergerak yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara
Pabrik Gula Bone ArasoE yaitu alat berat berupa traktor dan souvle (alat
pemerataan jalan).
ArasoE melalui SOP (Standar Operasional) dari perusahaan dengan nomor XX-
IDKD/12.000. Untuk pengadaan bahan baku, perusahaan ini juga menggunakan SOP
yang sama. Cara pelaksanaan pengadaan pada perusahaan ini dilakukan dengan dua
cara yaitu :
pengadaan diminta oleh pihak ketiga sesuai dengan permintaan yang dibutuhkan.
Seperti misalnya permintaan barang berupa pipa kepada pihak ketiga yang
kemudian dibeli oleh pihak ketiga dan dikirimkan kembali ke bagian yang
yaitu pengadaan bahan bahan baku khususnya kapur dan garam. Pengadaan
kedua bahan baku ini sesuai dengan gambaran umum pengadaan pada
Apabila PMK telah tersedia maka ditentukan lagi MKB/J (Modal Kerja Barang
/Jasa). Setelah itu, prosedur pengadaan kapur dan garam ini dilanjutkan ke bagian
menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar, baik tenaga ahli maupun
tenaga upah borongan. Swakelola yang dilakukan pada perusahaan ini yaitu
Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE dalam
memproduksi gula dilakukan setahun sekali dan terjadi satu kali penggilingan dalam
jangka waktu tiga bulan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober dan
156.365,00 ton. Dari kisaran tersebut dapat diproduksi gula mencapai 13 – 15 ribu
ton gula. Setelah selesai diproduksi, gula tersebut ditenderkan di Makassar kemudian
1) Membeli dari produsen ataupun dari penjual perantara, baik secara langsung
yang lainnya.
Pada umumnya, prosedur pengadaan pada perusahaan ini dilakukan dengan
integrasi antar unit perusahaan, transparansi, kecepatan proses, efesiensi waktu dan
berikut :
dan komposisi, jenis, jumlah, dan kondisi (kualitas) sehingga berhasil guna, tepat
guna, dan berdaya guna dan kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan
dengan besaran pembiayaan dari dana yang tersedia. Adapun hal – hal yang
a) Identifikasi Masalah
ditetapkan
PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Bone ArasoE merupakan salah satu
masyarakat akan gula, maka pengadaan gula harus selalu diupayakan agar selalu
tepat waktu khususnya pada pengadan bahan baku gula itu sendiri.
a) Pengumuman pelanggan
b) Undangan pelelangan
h) Pakta integritas
a) SIUP/SIUJK
b) NPWP
d) Prakualifikasi/Sertifikasi
lain.
secara terbuka terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa
dengan nilai diatas Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
contest yang nilainya di atas Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
sampai dengan Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) atau jika memenuhi
d) Pembelian langsung yaitu pembelian barang dan bahan yang nilainya sampai
langsung yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula
Bone ArasoE adalah pembelian garam yang juga merupakan bahan baku
penanggung jawab program dan bagian/bidan teknis. HPS digunakan sebagai alat
penawaran. Setelah ditentukan HPS yang sesuai untuk suatu barang, maka HPS
dapat diumumkan.
Dalam pemilihan penyedia barang/jasa dapat dipilih salah satu dari tiga cara
Penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan tersebut
nilai angka tertentu pada setiap unsure yang dinilai berdasarkan kriteria dan
Penyedia Barang/Jasa.
penyerahan
(SP)/Purchase Order (PO), harus dinyatakan secara jelas dalam surat pesanan
a) Berdasarkan imbalan
e) Kontrat outsourcing
f) Repeat Order
100%. Setelah itu, para pihak mebuat berita acaranya. Apabila berdasarkan
8) Evaluasi Kinerja
harga
sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga
dari luar, baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Salah satu syarat bahwa
pengadaan dapat dilakukan secara swakelola adalah jika dilihat dari segi besaran,
sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa. Pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE barang yang pengadaannya
dilakukan dengan cara swakelola adalah tebu yang merupakan bahan baku utama
pembuatan gula.
Mengenai pengadaan bahan baku tebu pada perusahaan ini tidak memiliki
prosedur tersendiri dikarenakan kebun tebu yang menjadi bahan baku pembuatan gula
tersebut berdekatan dengan pabrik pembuatan gula itu sendiri. Pengangkutan bahan
baku inilah yang memiliki tender yang telah terdaftar melaui e-procurement.
Pengangkutan ini dibagi menjadi dua macam yaitu pengangkutan sendiri dan
pihak ketiga yaitu dengan menggunakan alat transportasi yang telah terdaftar menjadi
tender.
Pabrik Gula Bone ArasoE hingga saat ini tidak memiliki kendala dalam prosedur
pengadaan. Selama ini pengadaan barang berjalan sesuai prosedur. Pengadaan barang
juga terjadi tepat waktu sesuai dengan penggunaan barang tersebut. Pada umumnya
perusahaan ini juga menggunakan metode FIFO (First In First Out) yang artinya
barang yang masuk pertama akan habis/digunakan pertama. Hal ini dikarenakan
Prosedur pengadaan barang pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula
Bone ArasoE dapat berjalan dengan baik karena memiliki prinsip sebagai berikut :
yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunkan dana dan
kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya di dasarkan pada
harga terendah.
2) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
berwawasan lingkungan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pabrik Gula Bone ArasoE mengenai Prosedur pengadaan pada PT. Perkebunan
Nusantara XIV Pabrik Gula Bone ArasoE maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Prosedur pengadaan yang dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik
Gula Bone ArasoE dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pembelian melalui
tersebut dapat dikatakan sudah baik karena telah memiliki SOP (Standar
baku.
3) Jadwal produksi pada perusahaan dilakukan selama satu kali dalam setahun
dengan baik maka barang yang dipesan juga pasti akan terhambat. Selain itu,
kondisi keuangan dan pelayanan juga tidak kalah penting dalam memilih
pemasok. Kondisi keuangan yang buruk akan membuat proses pengadaan barang
terhambat.
kondisi mesin pabrik agar pada saat pengoperasian mesin tidak mengalami
Turban, 2010, Information Technology for Management, 7th Edition John Willey &
Sons : Asia
Widiyanesti, Sri dan Retno Setyorini. 2012. Penentuan Kriteria Terpenting dalam
Pemilihan Supplier di Family Business dengan Menggunakan Pendekatan
Analytic Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus pada Perusahaan Garmen
PT.X). Jurnal Riset Manajemen, ejournal.upi.edu.
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR WAWANCARA
6. Apakah Pabrik gula Bone ArasoE memiliki prosedur tersendiri (SOP) ataukah
mesin, dll.
secara elektronik)?
11. Metode pencatatan pengadaan apakah yang ada pada Pabrik Gula Bone ArasoE?
FIFO/LIFO?
12. Apakah pada Pabrik Gula Bone ArasoE memiliki strategi, metode atau prinsip
13. Apa sajakah bahan baku pembuatan gula pada PT. Perkebunan Nusantara XIV
19. Sejauh ini apakah prosedur pengadaan sudah sesuai dengan penerapannya?
20. Apakah ada kendala dalam melakukan prosedur tsb? Jika ada, apa sajakah
Direktur
Amirullah
Kepala TUK
Alfandi Umar, SE