Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PT.

INDOFOOD SUKSES
MAKMUR TBK, SEMARANG - JAWA TENGAH
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

Kelompok 2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMUR
2016

Nama Kelompok 2 :

NO.

NPM

NAMA

1.

1313010050

Arief Dio Ramadhan

2.

1313010039

Mariska Damayanti

3.

1313010032

Nia Nur Faujanah

4.

1313010054

Wahyu Hermawati

5.

1313010076

Rina Puji Lestari

6.

1313010064

Widya Kartika.N

7.

1313010001

Dimas abetnego wolang

8.

1313010025

Rizky Permana Putra

9.

1313010018

Fiata Suherlin

10.

1313010004

Dery Kurniawan

11.

1313010014

Ahmad Fitrian Ashar

12.

1313010051

Tachta Adhi Admaja

13.

1313010036

Ronal Irawan Prakoso

14

1313010074

Brillyan Iqbal

15.

1313010068

Kartika Noviarini

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PT. INDOFOOD SUKSES


MAKMUR TBK, SEMARANG - JAWA TENGAH

Kelompok

: Dua

Angkatan

: 2013

Program Studi

: Akuntansi

Telah disetujui untuk dibuat Laporan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal
26 Mei 2016

Mengetahui,

Menyetujui,

KETUA PROGRAM STUDI

PEMBIMBING

AKUNTANSI

Dr.Hero Priono,SE,M.Si,AK,CA
NIP. 19611011 199203 1001

Dr.Hero Priono,SE,M.Si,AK,CA
NIP. 19611011 199203 1001

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertujuan untuk menyelesaikan
dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan nilai semester 6 program
studi akuntansi.
Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini belum sempurna, baik segi isi
maupun tata bahasanya. Penulis mengharapkan saran dan kritik bagi para
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan PKL ini.
Penulis juga berharap agar laporan PKL ini bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Selama penyusunan laporan PKL ini, penulis mendapat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN Veteran Jawa
Timur yang selalu mendukung mahasiwanya dalam melakukan PKL.
2. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda,SE , MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UPN Veteran Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak, CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi dan Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan yang telah
memberikan

bimbingan

penyusunan laporan PKL.

dan

pengarahannya

kepada

penulis

selama
iii

Surabaya, 26 Mei 2016

Tim Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN............................................................

ii

KATA PENGANTAR........................................................................

iii

DAFTAR ISI........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................

1.2 Masalah..............................................................................

1.3 Tujuan dan Manfaat kegiatan............................................

1.4 Metodelogi Penelitian........................................................

1.5 Sistematika Penulisan.........................................................

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Saluran Distribusi................................................................

2.2 Perantara..............................................................................

15

2.3 Penjualan..............................................................................

28

v
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL
3.1 Visi dan Misi........................................................................

38

3.2 Tempat Pelaksanaan.............................................................

38

3.3 Waktu Pelaksanaan..............................................................

38

3.4 Cara Pelaksanaan.................................................................

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Sejarah.................................................................................

41

4.2 Lokasi perusahaan...............................................................

43

4.3 Keadaan alam......................................................................

43

4.4 Manajemen perusahaan........................................................

44

4.5 Pemasaran............................................................................

49

4.6 Manajemen harga.................................................................

51

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................

56

5.2 Saran....................................................................................

57

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

58

LAMPIRAN...........................................................................................

59

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Guna mendukung perkuliahan di Jurusan Akuntansi , maka mahasiswa perlu

dibekali wawasan mengenai praktek kerja secara nyata sesuai dengan ilmu-ilmu
yang diperoleh di perkuliahan, dengan melihat secara langsung aktivitas-aktivitas
yang ada pada industri. Melalui Studi Ekskursi (SE), diharapkan mahasiswa dapat
mengenal lingkungan industri secara lebih dekat, sehingga membantu mereka
dalam memahami ilmu yang diperoleh di perkuliahan, khususnya ketika
mahasiswa melakukan Kerja Praktek.
Dalam Studi Ekskursi yang dilaksanakan pada tanggal 10-13 mei 2016 didua
tempat yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Sido Muncul Tbk
merupakan bekal mahasiswa dalam rangka survey secara langsung pada dunia

industri yang dimana nantinya akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
melakukan kerja praktek nanti. Dengan Studi Ekskursi yang dilaksanakan ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami secara kompleks pada lingkungan
industri.
Dengan adanya Studi Ekskursi ini mahasiswa dapat melihat secara nyata
bagaimana di dalam sebuah industri , dengan begitu mahasiswa setidaknya
mengetahui gambaran-gambaran secara terarah mengenai hal-hal apa saja yang
terjadi dan dilakukan dalam dunia kerja terutama di sebuah Rumah Sakit.
1
Diharapkan

semua

mahasiswa

dapat

benar-benar

mengikuti

secara

menyeluruh dalam pelaksanaan Studi Ekskursi ini sehingga mahasiswa dapat


benar-benar paham mengenai aspek-aspek yang ada dalam sebuah industri sebagai
bekal dalam memasuki dunia kerja nanti disamping juga sebagai wawasan dan
pengetahuan dasar mengenai dunia kerja yang berhubungan dengan perkuliahan
sesuai jurusan yang telah ditempuh.

1.2

Masalah
Setiap tahunnya PT Indofood Sukses Makmur Tbk harus mengendalikan

biaya promosi agar biaya promosi yang di keluarkan untuk promosi produk tidak
mengeluarkan biaya yang terlalu banyak yang menjadi pemborosan perusahaan
dan supaya tingkat penjualan tidak menurun. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
harus melakukan pendistribusian yang sesuai dengan target pasar, produk yang
yang dihasilkanpun harus memenuhi dengan minat konsumen. Jika distribusi tidak
sesuai dengan target pasar maka barang yang diproduksi kurang mendapat minat
dari konsumen.

Melihat produk dari perusahaan yang menjadi pesaing perusahaan dengan


melakukan riset terhadap pasar. Menambah unggulan-unggulan terhadap produk
yang akan dipasarkan, memperhatikan kualitas produk yang ingin dipasarkan,
melihat kebutuhan dari konsumen dan perusahaan melakukan gebrakan yang
menjadi daya tarik konsumen terhadap produk yang dipasarkan.

Jika dari biaya promosi, biaya distribusi, serta strategi-strategi yang menjadi
modal perusahaan dapat berjalan baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan,
perusahaan tidak akan mengalami penurunan disetiap tahun.
Setiap tahun PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan dan
kenaikan pada biaya produksi, biaya distribusi dan penjualan terlihat dalam grafik
yang tertera pada makalah. Harus mewaspadai pesaing-pesaing dari PT Indofood
Sukses

Makmur

Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Indomie harus meningkatkan


kewaspadaan kepada produksi mie lain dengan melakukan promosi yang sangat
agresif, harus melakukan gebrakan yang sangat luar biasa, harganya di bawah
dari produk lain, ditambah keunggulan-keunggulan lain, menentukan kualitas
produk, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan
keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas
kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari
masing-masing atau tidak. Melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap
konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan
suatu produk mie.

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan


1.3.1 Tujuan Kegiatan
1. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang ketenaga kerjaan.
2. Mencari peluang kerja yang ada.
3
1.3.2 Manfaat Kegiatan
1. Mahasiswa
a) Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses pekerjaan di suatu
perusahaan.
b) Mahasiswa dapat mencari gambaran tentang dunia usaha yang paling
tepat.
c) Memupuk kerja keras dan semangat untuk mencari peluang usaha.
d) Mahasiswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam belajar karena
menyadari bahwa dunia usaha tidaklah mudah.
e) Mahasiswa dapat mengajukan berbagai pertanyaan dan mendapatkan
jawaban secara langsung dari perusahaan.
f) Dapat mendorong mahasiswa untuk berjiwa wirausaha.
2. Kampus
a) Sebagai tempat memperkenalkan kampus ke dunia luar.
b) Dapat menyalurkan para mahasiswanya untuk bekerja di tempat Studi
Ekskursi
c) Sebagai ajang promosi kampus untuk daerah luar.

4
1.4 Metodelogi Peneltitian
Dalam penulisan laporan ini diperlukan suatu teknik penulisan agar data
yang diperoleh bersifat objektif. Dalam pengumpulan data untuk mendukung
penyelesaian penulisan laporan ini dilakukan dengan beberapa metode:
a) Wawancara

Wawancara dilaksanakan untuk mengali informasi tentang perusahaan dan


topik yang berkaitan dengan kaidah mutu dan cara pemasaran dengan
menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terkait.
b.) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung di lokasi magang terutama yang
berkaitan dengan pemasaran dan pengendalian mutu yang diterapkan di
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
c. ) Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dan mendukung kegiatan studi ekskursi.

5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan yang akan dibahas penulis sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat PKL,
Metodelogi Pelaksanaan dan Sistematika Penulisan Laporan PKL.
BAB II

LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan
materi atau topik dari Praktek Kerja Lapangan.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL

Bab ini berisi tentang Visi dan Misi perusahaan PT.INDOFOOD


SUKSES MAKMUR,Tbk Semarang, Tempat pelaksanaan, waktu
pelaksanaan, serta cara pelaksanaan.
BAB IV
a. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab

ini

SUKSES

menjelaskan

mengenai

MAKMUR,Tbk

sejarah

Semarang,

PT.INDOFOOD

Lokasi

perusahaan,

Keadaan alam, Manajemen Perusahaan, Cara Pemasaran produk


PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR,Tbk Semarang serta
Manajemen Harga yang diterapkan Perusahaan tersebut
6
b. Pembahasan
Bab ini juga menjelaskan, mengkaji dan membandingkan
antara hal-hal yang diterapkan atau di praktekkan dengan
kondisi yang sesungguhnya oleh instansi dengan teori-teori
yang relevan sesuai dengan yang dikemukakan pada BAB II
(Landasan Teori)
BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari apa yang sudah dibahas
oleh penulis serta saran-saran atau masukan atas hasil laporan
praktek kerja lapangan yang disusun oleh penulis agar bermanfaat
bagi perusahaan atau objek tempat PKL

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1
Saluran Distribusi
2.1.1 Pengertian Saluran Distribusi
Suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui
pedagang besar atau distributor, yang menyalurkannya ke pedagang menengah
atau subdistributor dan meneruskanya ke pengecer, yang menjual produk itu
kepada pemakai atau konsumen. Saluran distribusi dibutuhkan terutama karena
adanya perbedaan yang menimbulkan celah-celah atau kesenjangan diantara
produksi dan konsumsi. Perbedaan jarak tersebut berupa perbedaan jarak
geografis yang disebabkan perbedaan tempat pemusatan produksi dengan lokasi
konsumen yang tersebar dimana-mana, sehingga jarak yang semakin jauh,
menimbulkan peranan lembaga penyalur menjadi bertambah penting.
Assauri sofjan (2007:234) Saluran adalah lembaga-lembaga yang
memasarkan produk berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Swastha basu (1999:53) Saluran sistribusi adalah harus dapat
menciptakan kombinasi barang-barang yang direncanakan untuk memuaskan
konsumen, dan secara fisik memindahkan barang-barang tersebut ke tangan
konsumen.

8
Gitosudarmo indriyo (2000:258) Saluran distribusi adalah sekelompok
individu atau perusahaan yang mempunyai hak kepemilikan atas barang yang
dipasarkan dan membantu dalam penyampaian hak kepemilikan barang atau jasa
tersebut dari produsen kepada konsumen.
Kodrat david sukardi (2009:20) Saluran distribusi adalah perantara
untuk memindahkan produk atau jasa dari produsen kekonsumen. Dari definisi
tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
saluran distribusi adalah suatu struktur yaitu organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar , dan pengecer, yang
melaluinya sebuah komoditi, produk dipasarkan.
Saluran Pemasaran atau Saluran Distribusi terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan ( Fungsi ) yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan setatus kepemilikannya dari produsen ke konsumen.
Pengertian diatas mengandung 3 unsur yaitu :
1. Adanya kelompok lembaga pemasaran.
2. Adanya kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh lembaga
tersebut.
3. Adanya arah pergerakan produk serta kepemilikannya dari lingkungan
produksi ke lingkungan konsumsi.

9
2.1.2 Bentuk-bentuk dan Jenis-jenis Saluran Distribusi
Bentuk saluran distribusi merupakan jalur yang dilalui oleh perpindahan
hak milik atas barang yang dipasarkan untuk sampai ketangan konsumen dengan
melalui beberapa perantara. Beberapa produsen melakukan penyaluran sendiri

secara langsung kepada pemakai akhir, tetapi dengan cara tersebut tingkat efisien
akan relatif lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan perantara. Penggunaan
atau pemanfaatan penyalur atau perantara untuk suatu perusahaan harus dapat
ditentukan dengan tepat, karena penyalur yang sesuai untuk suatu perusahaan
akan membawa suatu dampak yang sangat besar bagi perusahaan itu sendiri.
Demikian pula apabila perantara atau penyalur yang dipergunakan tidak sesuai
dengan perusahaan yang ada akan membawa dampak yang buruk bagi
perusahaaan itu sendiri baik secara langsung.
Dengan menggunakan perantara, Perusahaan dapat mengurangi biaya
pemasaran dan dana tersebut dapat dipergunakan dalam memasarkan hasil
produksinya. Beberapa ahli mengemukaan teori pada dasarnya mempunyai prinsip
yang sama, seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Basu swastha Dh.
a. Bentuk saluran distribusi barang konsumsi menurut Basu swastha
Dh(1999:90-93), yaitu :
1. Produsen Konsumen
Ini merupakan saluran distribusi yang paling pendek dan paling
sederhana untuk barang-barang konsumsi.
10
Sering juga disebutsaluran langsung karena tidak melibatkan
pedagang besar.
2. Produsen Pengecer Konsumen
Dalam saluran ini, beberapa pengecer besar membeli secara
langsung dari produsen. Ada juga beberapa produsen yang
mendirikan toko pengecer untuk melayani penjualan langsung pada
konsumennya, tetapi kondisi saluran semacam ini tidak umum di
pakai.
1. Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen

Saluran ini di sebut juga saluran tradisional, dan banyak digunakan


oleh produsen. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam
jumlah besar.
2. Produsen Agen Pengecer Konsumen
Selain menggunakan pedagang besar, produsen dapat pula
menggunakan agen pabrik, makelar, atau perantara agen lainnya
untuk mencapai pengecer, terutama pengecer besar.
3. Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen
Saluran ini di sebut juga saluran tradisional, dan banyak digunakan
oleh produsen. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam
jumlah besar.
11
4. Produsen Agen Pengecer Konsumen
Selain menggunakan pedagang besar, produsen dapat pula
menggunakan agen pabrik, makelar, atau perantara agen lainnya
untuk mencapai pengecer, terutama pengecer besar.
5. Produsen Agen Pedagang besar Pengecer Konsumen
Saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen sebagai
perantara

Produsen
A

untuk

menyalurkan

Produsen
A

barangnya

Produsen
A

kepada

Produsen
A

Produsen
A

Agen

Agen

Pedagang
besar

Pengecer

Konsumen

Konsumen

Pengecer

Konsumen

pedagang

Pedagang
besar

Pengecer

Konsumen

Pengecer

Konsumen

besar,yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen


yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan
12
b. Bentuk saluran distribusi barang industri menurut Basu swastha
Dh(1999:91-93), yaitu :
1. Produsen Pemakai industri
Saluran distribusi dari produksi ke pamakai industri ini merupakan
saluran yang paling pendek dan disebut sebagai saluran distribusi
langsung. Biasanya saluran distribusi langsung ini dipakai oleh
produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri
relatif cukup besar.
2. Produsen Distributor Pemakai industri
Produsen barang-barng jenis perlengkapan operasi dana dan
accesory equipment kecil dapat menggunakan distribusi industri
untuk

mencapai

pasarannya.

Produsen

lain

yang

dapat

menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain


produsen bahan bangunan, produsen alat-alat pembagunan dan
sebagainya.
3. Produsen Agen Pemakai industri
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen
yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang
ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah
pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen.
13
4. Produsen Agen Distributor industri Pemakai industri

Saluran

distribusi

perusahaandengan

semacam

ini

pertimbangan

dapat

antara

lain

dipakai
bahwa

oleh
unit

penjualannya terlalu kecil untuk di jual secara langsung, atau


mungkin memerlukan penyimpanan pada penyalur.
produsen

produsen

produsen

produsen

agen

agen

Pedangang Besar

Pemakai industri

Pemakai industri

Pedangang Besar

Pemakai industri

Pemakai industri

Berdasarkan jumlah tingkat intermediari dapat dibedakan beberapa jenis


saluran

distribusi,

seperti

yang

dikemukan

oleh

Gito

sudarmo

indriyo(2000:254-255) sebagai berikut :


a. Ditribusi Intensif.
Dutribusi intensif merupakan cara distribusi dimana barang yang
14
dipasarkan itu di usahakan agar dapat menyebar seluas mungkin
sehingga dapat secara intensif menjangkau semua lokasi di mana
calon konsumen berada, dalam hal barang konsumsi maka lokasi
konsumen tentu saja menyebar di segenap penjuru, baik di desa di
kota di gunung di pantai dan di mana saja akan ada calon pembelinya.
b. Distribusi Selektif.

Distribusi selektif merupakan cara distribusi di mana barang-barang


hanya disalurkan oleh beberapa penyalur saja yang terpilih atau selektif.
Jadi dalam hal ini jumlah penyalur sangat terbatas, untuk membatasi
jumlah penyalur tersebut biasanya di adakan seleksi oleh perusahaan
yang memasarkan barang itu.
c. Distribusi eksklusif.
Distribusi Eksklusif merupakan bentuk penyaluran yang hanya
menggunakan penyalur yang sangat terbatas jumlahnya, bahkan pada
umumnya hanya ada satu penyalur tunggal untuk satu daerah tertentu.
2.2 Perantara
2.2.1 Pengertian Perantara
Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi, karena
adanya perantara dalam saluran distribusi akan membantu mengatasi
kesenjangan waktu antara proses produksi dengan pemakaian produk oleh
konsumen.

15

Perantara turut memberikan andil dalam menjalankan fungsi saluran


distribusi, menciptakan manfaat bentuk, manfaat waktu, manfaat tempat dan
manfaat kepemilikan. Seorang perantara juga menyediakan jasanya dalam hal
pembelian atau penjualan produk yang bergerak dari produsen ke konsumen.
Selain itu perantara juga mendapatkan hak milik dari produk-produk
tersebut pada waktu bergerak dari produsen ke konsumen, atau secara aktif
mengalihkan hak milik produk tersebut. Jadi inti dari kegiatan perantara adalah
keaktifan mereka dan perantaranya yang menonjol dalam melakukan pembelian,
penjualan, dan beberapa fungsi marketing lainnya, misalnya promosi.

Menurut Gito Sudarmo Indriyo (2000:258-259) secara umum perantara


dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
1. Perantara Pedagang (Merchant Middleman)
Pedagang besar maupun pedagang eceran yang membeli suatu
barangatau jasa (oleh karena itu sempat memiliki atau mempunyai hak
kepemilikan atas barang tersebut) kemudian menjualnya kembali.
Contoh: pedagang besar, dan pengecer
2. Perantara Agen (Agent Middleman)
Para agen, broker, pedagang komisioner, salesman dan sebagainya
yang mencari konsumen dan kemudian melakukan negoisasi atas nama
produsen untuk suatu barang atau jasa yang disalurkannya.
16
Mereka menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus dalam pembelian
atau penjualan, tetapi mereka tidak mempunyai hak milik atas barang
yang diperdagangkan. Biasanya seorang agen tidak melaksanakan
fungsi-fungsi pemasaran sebanyak yang dilaksanakan perantara
perdagangan. Mereka memperoleh imbalan biasanya dalam bentuk
komisi atau uang jasa. Contoh : agen penjualan, dan agen pembelian.
3. Lembaga Pelayanan.
Lembaga pelayanan atau fasilitator merupakan lembaga-lembaga yang
bebas ( independent ) Contoh : lembaga keuangan, biro perjalanan dan
pengiriman barang, perusahaan perdagangan agen
periklanan yang membantu dalam penyaluran barang, lembaga ini
bersifat membantu penyaluran, akan tetapi tidak mempunyai hak
kepemilikan barang atau negoisasi pembelian dan penjualan suatu
barang atau jasa tertentu. Dari pandangan sistem perekonomian yang
lebih luas perantara mempunyai peran utama yaitu mentranformasikan
barang-barang yang heterogen dari pemasok menjadi barang-barang

yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya perantara dalam


dunia bisnis, maka kontak-kontak dagang yang seharusnya dilakukan
oleh produsen bisa menjadi lebih hemat.
17
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa lembaga-lembaga bisnis
yang membantu pelaksanan pendistribusian perdagangan, tidak
mempunyai hak milik dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam
transaksi penjualan dan pembelian. Dengan kata lain hanya memiliki
tanggung jawab atas transaksi yang terjadi.
2.2.2 Peranan Perantara dalam Saluran Distribusi
Ada beberapa alasan mengapa produsen melimpahkan bagian tugas-tugas
penjualan perusahaannya kepada perantara dalam saluran distribusi, diantaranya
adalah :
1) Banyaknya kekurangan produsen untuk menyelenggarakan suatu
kegiatan pemasaran secara langsung.
2) Produsen mempertimbangkan bahwa dana yang dimiliki lebih baik
dipergunakan untuk investasi lain dalam bidang usahanya.
3) Perantara lebih efektif dalam menyalurkan hasil

produksi

karenapengalaman dan spesialisasi dalam bidangnya.Berdasarkan


faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwapenggunanan perantara
dalam

menyalurkan

suatu

barang

akan

lebihefektif,

sebagai

penghubung antara produsen dan konsumen, perantaramenjalankan


sebagian fungsi-fungsi pemasaran dalam saluran distribusi.
18
Berdasarkan faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunanan
perantara dalam menyalurkan suatu barang akan lebih efektif, sebagai

penghubung antara produsen dan konsumen, perantar amenjalankan sebagian


fungsi-fungsi pemasaran dalam saluran distribusi.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi


Seorang pimpinan perusahaan harus dapat memperhatikan faktor utama
dalam proses pemilihan saluran distribusi, seperti : pola pembelian konsumen,
sifat dan corak pasar yang ada. Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan
dalam proses pemilihan saluran distribusi yang tepat untuk suatu perusahaan
adalah produk yang bersangkutan, perantara, dan perusahaan itu sendiri. Empat
faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan saluran distribusi sebagai berikut :
1. Pertimbangan Pasar
Telah dikemukaan bahwa pasar merupakn faktor penentu atau faktor kunci
yang mempengarui dalam pemilihan saluran distribusi oleh manajemen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan pasar ini adalah :
a. Konsumen atau pasar industri
Apabila pasarnya berupa pasar industri maka pengecer jarang atau
bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini, jika pasarnya
berupa konsumen akhir dan pasar industri maka perusahaan akan
menggunakan lebih dari satu saluran.
19
b. Jumlah konsumen potensial.
Jika jumlah konsumen relatif kecil pada dasarnya, maka perusahaan
dapat mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.
c. Konsentrsi geografis.
Secara geografis pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi,
seperti industri tekstil, industri kertas dan sebagainya. Untuk daerah
konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka
perusahaan dapat menggunakan distrubutor industri.
d. Ukuran pesanan.

Volume penjualan perusahaan dapat mempengarui saluran distribusi


yang dipakainya, kalau volume yang dibeli oleh pemakai industri
yang kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
e. Kebiasaan membeli dari konsumen.
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri
(seperti kemauan untuk membelanjakan uangnya, tertariknya pada
pembelian dengan kredit, lebih senang melakukan pembelian yang
tidak berkali-kali, dan tertariknya pada pelayanan penjualan) adalah
mempengarui politik penyaluran.

20
2. Pertimbangan Produk
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan produk,
sebagai bagian dari beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pemilihan saluran distribusi, antara lain:
a. Nilai unit
Biasanya, apabila nilai unit dari pada produk makin rendah maka
saluran distribusinya juga makin panjang. Apabila nilai unitnya
relatif tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
b. Luas dan berat
Menejemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam
hubungannya dengan nilai produk secara keseluruhan. Apabila
ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai produk
secara total sehingga terdapat beban yang berat bagi produsen,
maka produsen dapat membebankan kepada perantara untuk ikut
menanggungnya.
c. Mudahnya rusak
Apabila produk yang dijual mudah rusak, maka produsen tidak
perlu menggunakan perantara dalam saluran distribusinya atau

kalau ingin menggunakannya maka harus di pilih perantara yang


mempunyai fasilitas penyimpanan yang baik.
21
d. Sifat teknis
Untuk jenis barang industri biasanya disalurkan secara langsung
kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen atau penyedianya
harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan masalah teknis
penggunaan serta memberikan servis baik sebelum maupun
sesudah penjualan. Pekerjaan semacam ini hanya dapat dilakukan
oleh penjual, sedangkan pedagang besar jarang sekali yang dapat
dilakukannya.
e. Produk Standar dan Produk pesanan
Jika produk yang di jual berupa produk standar, maka perlu
diadakan persediaan pada penyalur dan sebaliknya apabila produk
yang di jual atas dasar pesanan, maka penyalur tidak perlu
mengadakan persediaan.
f. Luasnya Produk Line
Jika produsen hanya membuat satu macam produk, maka dapat
menggunakan pedagang besar sebagai penyalurnya. Tetapi apabila
macam produknya banyak maka perusahaan bisa menjual langsung
ke pengecer.

22
3. Pertimbangan Perantara
Hal-hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan pertimbangan
perantara terdiri dari:
a. Servis yang di berikan oleh perantara

Jika perantara mau memberikan servis yang lebih baik, misalnya


dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan
bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
b. Kesediaan perantara
Produsen cenderung menggunakan penyalur yang tidak menjual
barang saingan lain, tetapi dapat membawa produknya dalam
persaingan dan bersedia menjualkan lebih banyak macam produk
perusahaan.
c. Sikap perantara terhadap kebijakan perusahaan
Kalau perantara bersedia menerima risiko yang di bebankan oleh
produsen, misalnya risiko turunnya harga atau risiko turunnya
lainnya maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. hal ini
akan menyebabkan tanggung jawab produsen menjadi lebih ringan
dalam menghadapi berbagai macam risiko.
d. Volume penjualan
Dalam hal ini produsen cenderung memilih perantara yang dapat
menawarkan produknya dalam volume yang besar untuk jangka
waktu yang lama.
23
e. Biaya
Apabila

penggunaan

perantara

dapat

memperingan

biaya

penyaluran, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.


4. Pertimbangan Perusahaan
Variabel-variabel yang berhubungan dengan pertimbangan perusahaan
dapat dibagi menjadi :
a. Ukuran perusahaan
Sebuah perusahaan yang dapat berkembang menjadi lebih besar
akan

memiliki

kemampuan

yang

lebih

besar

di

bidang

keuangannya, manajemennya, dan pengawasan saluran untuk


produk-produknya. Selain itu perusahaan yang besar juga mamapu
menggunakan saluran yang lebih pendek dari pada perusahaan
kecil.

b. Sumber keuangan
Sebuah perusahaan yang kuat dari segi finansialnya dapat
menggunakan perantara lebih sedikit dibandingkan dengan
perusahaan yang lemah finansialnya. Dengan dana yang cukup
perusahaan dapat menangani angkatan penjualan sendiri. Selain itu
juga dapat memberikan kredit dan mendirikan gudang sendiri. Bagi
perusahaan yang yang lemah finansialnya, jasa-jasa seperti ini
biasanya dilakukan oleh perantara.
24
c. Pengalaman dan kemampuan manajemen
Sebuah yang menjual produk baru atau ingin memasuki pasar baru,
lebih suka menggunakan perantara agar memperoleh pengalaman
di bidang baru tersebut. Jadi keputusan-keputusan mengenai
saluran distribusi dipengarui oleh pengalaman dan kemampuan
manajemen.
d. Pengawasan saluran
Perusahaan kadang-kadang memilih saluran distribusi yang pendek
karena

ingin

mengawasi

penyaluran

produknya

walaupun

ongkosnya tinggi. Dengan melakukan pengawasan atas saluran


distribusinya, produsen akan lebih agresif dalam promosinya.
Selain itu produsen dapat menjaga kesegaran persediaan produk
dan mengawasi harga eceran produknya.
e. Servis yang dilakukan penjual
Keputusan-keputusan produsen tentang saluran distribusinya
dipengarui oleh jasa-jasa pemasaran yang bisa diberikan kepada
perantara. Apabila produsen bersedia memberikan servis yang
lebih baik seperti membangun ruang etalase, mencarikan pembeli
untuk perantara, maka akan lebih banyak perantara yang bersedia
menjadi penyalurnya.

25
2.2.4 Promosi Dalam Saluran Distribusi
Promosi merupakan masalah penting dalam saluran distribusi dan
dimasukkan sebagai komunikasi yang bersifat mendorong atau membujuk atau
yang lain. Pengertian Promosi menurut Basu Swastha adalah sebagai usaha
perusahaan untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan konsumen
tentang perusahaan, produknya, atau idenya agar supaya tujuan perusahaan
dapat tercapai (Swastha basu, 1999:84).
Sedangkan menurut Sofjan Assauri promosi adalah Usaha perusahaan
untuk mempengarui dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli,
melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran (Assauri Sofjan, 2007:265).

2.2.5 Fungsi Saluran Distribusi


Adapun menurut Philip Kotler dalma bukunya Manajemen Pemasaran,
Edisi Mellenium (2002: 559) anggota saluran pemasaran melaksanakan
sejumlah fungsi utama:
a. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku
dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun potensial dalam
lingkungan pemasaran
b. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasive untuk
merangsang pembelian
26
c. Mencapai persetujuan akhir mrngenai harga dan syarat lain
d. Memperoleh dana yang lebih besar

e. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanan fungsi


saluran pemasaran tersebut
f. Mengatasi transfer kepemilikan actual dari suatu organisasi atau orang
kepada organisasi atau orang kepada organisasi atau orang yang lain.
2.2.6 Peranan Saluran Distribusi dalam Meningkatkan Volume Penjualan
Saluran distribusi dirancang dan dikelola oleh perusahaan untuk
melaksanakan strategi pemasaran dan mencapi target penjualan yang diinginkan
oleh perusahaan. Dalam hal ini diharapkan agar penjualan produk barang atau jasa
yang dihasilkan perusahaan dapt dijual lebih banyak sehingga laba perusahaan
meningkat.
Saluran distribusi mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan
penjualan, karena penjualan dalam jumlah yang besar akan meningkatkan volume
penjualan yang menjadi dasar perhitungan laba yang diterima oleh perusahaan.
Menurut William J. Santos dalam bukunya Prinsip Pemasaran
(1999: 104-106) menguraikan saluran distribusi :
1) Meningkatkan pelayanan pelanggan
2) Menurunkan biaya distribusi
3) Menimbulkan pertambahan volume penjualan
27
4) Menciptakan manfaat waktu dan tempat
5) Menstabilkan harga
Sedangkan menurut Djaslim Saladin dalam bukunya Intisari Pemasaran dan
Unsur-unsur Pemasaran (1999: 127) menjelaskan peranan perantara seabagai
saluran distribusi bagi perusahaan. Saluran distribusi mempunyai peran dalm
memberikan keuntungan bagi produsen, dari sudut ekonomi, peranan dasar
perantara pemasaran adlah mengubah bentuk suplai yang heterogenn menjadi
berbagai barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan saluran distribusi mempunyai
peranan yang besar dalm meningkatkan volume penjualan, dimulai dari efisiensi
biaya yang dikeluarkan perusahaan hingga target perusahaan dalam meraih

konsumen potensial untuk meningkatkan penjualan. Peranan mendasar dari sluran


distribusi yang digunakan perusahaan adalh menjual produk atasu jasa yang
dihasilkan perusahaan dalam jumlah yang lebih besar sehingga volume penjualan
produk yang ditawarkan perusahaan meningkat.

2.3 Penjualan
2.3.1 Pengertian Penjualan
Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau
langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu
berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai
sasarannya.

28

Menurut Moekijat, (2000;488) menyatakan bahwa : Selling : melakukan


penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian
mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
IAI dalam SAK No 23 paragraf 2 (2009) menyatakan Penjualan barang
meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli
untuk dijual kembali seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau lainnya.
Menurut Mulyadi (2008:202), menyatakan bahwa : Penjualan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan
harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan
penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan
atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan


Hendra (2000: 8) dalam buku Manajemen Pemasaran pengertian penjualan
adalah :Penjualan adalah proses sosial manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kusnadi, (2000;19) dalam buku Akuntansi keuangan lanjutan
yang menjelaskan bahwa : Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang
dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual.
29
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu
proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait didalam kegiatan tersebut.
2.3.2 Tujuan Penjualan
Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari
produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang
baik. Pada umumnya perusahaan memiliki tiga tujuan umum dalam penjualan
seperti yang dirumuskan oleh Basu swastha (199:27), adalah sebagai berikut:
1. Berusaha mencapai volume penjualan
2. Berusaha mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, tidak sepenuhnya hanya
dilakukan oleh pelaksana penjualan atau peran ahli penjualan. Dalam hal ini
perlu adanya kerjasama yang baik didalam perusahaan.

2.3.3 Proses Penjualan


Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan dengan
bertemu muka (face-to-face selling) di mana seorang penjual langsung
berhadapan muka dengan calon pembelinya. Masalah tersebut menjadi titikberat dalam pembahasan tentang proses penjualan berikut.
30
Adapun tahap-tahapnya adalah :
1. Persiapan Sebelum Penjualan
Disini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga
penjualan dengan memberikan pengertian tentang barang yang
dijualnya, pasar yang dituju, dan teknik-teknik penjualan yang harus
dilakukan. Selain itu, mereka juga lebih dulu harus mengetahui
kemungkinan tentang motivasi dan perilaku dalam segmen pasar yang
dituju.
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang,
penjual dapat menentukan karakteristiknya, misalnya lokasi. Oleh
karena itu, pada tahap kedua ini ditentukan lokasi dari segmen pasar
yang menjadi sasarannya. Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah
daftar tentang orang-orang atau perusahaan yang secara logis
merupakan pembeli potesial dari produk yang ditawarkan. Dari
konsumen yang ada dapat pula ditentukan konsumen manakah yang
sudah menggunakan produk-produk saingan.
3. Pendekatan Pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mernpelajari semua
rnasalah tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan

sebagai pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk


atau merk apa yang sedang mereka gunakan dan bagaimana
reaksinya.

31

Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung


penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan
membeli, kesukaan dan sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan
sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4. Melakukan Penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui
daya tarik mereka. Dan akhirnya penjual melakukan penjualan
produknya kepada pembeli.
5. Pelayanan Sesudah Penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari
pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan
memberikan pelayanan atau servis kepada mereka. Biasanya kegiatan
ini dilakukan untuk penjualan barang-barang industri seperti instalasi,
atau barang konsumsi tahan lama seperti almari es, televisi, dan
sebagainya. Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah
penjualan dilakukan antara lain berupa :
a.
b.
c.
d.

Pemberian garansi
Pemberian jasa reparasi
Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya
Penghantaran barang ke rumah.

32
Dalam tahap terakhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai
macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.
Pelayanan lain yang juga perlu diberikan sesudah penjualan adalah

memberikan

jaminan

kepada

pembeli

bahwa

keputusanyang

diambilnya tepat, barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat, dan


hasil kerja produk tersebut memuaskan.
2.3.4 Jenis Jenis Penjualan
Secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu
penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang
atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan
penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang atau jasa
dalam penerimaan pembelian.
2.3.4.1 Pengertian Penjualan Tunai
Secara umum, terdapat 2 (dua) jenis penjualan, yaitu penjualan
tunai dan penjualan kredit. Menurut Narko (2008:71), Penjualan tunai
adalah apabila pembeli sudah memilih barang yang akan dibeli, pembeli
diharuskan membayar ke bagian kassa.
Sedangkan menurut Yadiati dan Wahyu (2006:129), Penjualan
tunai adalah pembeli langsung menyerahkan sejumlah uang tunai yang
dicatat oleh penjual melalui register kas.

33
2.3.4.2 Pengertian Penjualan Kredit
Selain penjualan tunai, jenis penjualan lainnya adalah penjualan
kredit. Menurut Mulyadi (2008:206) adalah Penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu
tertentu, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) yaitu Penjualan


kredit adalah transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk
menyerahkan barang atau jasa yang berakibat timbulnya piutang, kas
aktiva.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan
kredit adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli,
mengirimkan barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai
tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya
suatu piutang dan kas aktiva.

2.3.5 Volume Penjualan


2.3.5.1 Pengertian Volume Penjualan
Pengertian

volume

penjualan

dikemukakan

oleh

Freddy

Rangkuti (2009 : 207) bahwa volume penjualan adalah pencapaian yang


dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu
produk.

34

Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik


turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau
liter.
Menurut Schiffan (2005:118), volume penjualan adalah tingkat
penjualan yang diperoleh perusahaan untuk periode tertentu dalam satuan
(unit/total/rupiah).
Menurut Abas Kardaniata (1996, Hal : 151) mengatakan bahwa
volume penjualan merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya modal
kerja maupun komponen komponen modal kerja.

Volume penjualan merupakan jumlah total yang dihasilkan dari


kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang
dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan
dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu volume penjualan merupakan
salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan
perusahaan agar tidak rugi.
Jadi, volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
utama perusahaan dan bukannya untuk kepentingan volume penjualan itu
sendiri. Terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip
dari Philip Kotler oleh Basu Swastha (2008 : 404) yaitu :
a) Mencapai volume penjualan
b) Mendapatkan laba
c) Menunjang pertumbuhan perusahaan
35
2.3.5.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut
Kotler (2000:55) antara lain adalah :
a. Harga jual
Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan
mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan.
Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat
dijangkau oleh konsumen sasaran.
b. Produk
Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan
sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah
sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen.
c. Biaya promosi
Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang
dirancang untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihak
lain tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta
jasa-jasa yang ditawarkan.

36
d. Saluran Distribusi
Merupakan aktivitas

perusahaan

untuk

menyampaikan

dana

menyalurkan barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada


konsumen yang diujinya.
e. Mutu
Mutu dan kualitas barnag merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka
konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tesebut,
begitu pula sebaliknya apabila mutu produk yang ditawarkan tidak
bagus maka konsumen akan berpaling kepada produk lain.

37
BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PKL

3.1 Visi dan Misi


3.1.1 Visi Perusahaan
a. Visi
Menciptakan perusahaan menjadi penyedia utama makanan dan
customer product bermerk terkemuka bagi jutaan konsumen di
Indonesia dan berbagai penjuru dunia.
b. Misi
1. Mengembangkan jaringan distribusi seluruh Indonesia
2. Menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah bagi para
konsumen
3. Meraih pertumbuhan melalui manajemen yang handal
4. Menjalankan praktek bisnis yang sehat tanpa harus mengabaikan
kebutuhan konsumen dan lingkungan.

3.2 Tempat Pelaksanaan studi ekskursi


Nama Perusahaan
Alamat perusahaan

: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.


: Jl. Tambak Aji II No. 08 PO BOX 1271
Semarang, Jawa Tengah
38

3.3 Waktu Pelaksanaan


Kegiatan studi ekskursi dilaksanakan selama 4 hari pada hari selasa s/d jumat
10 s/d 13 Mei 2016 yang dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul
11.00 WIB.

3.4 Cara Pelaksanaan


Studi ekskursi yang dilakukan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ini
mengambil topik mengenai ANALISIS STRATEGI PEMASARAN pada proses
pembuatan mi instan. Dalam pengumpulan data untuk mendukung penyelesaian
penulisan laporan ini dilakukan dengan beberapa metode:
b) Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mengali informasi tentang perusahaan dan
topik yang berkaitan dengan kaidah mutu dan cara pemasaran dengan
menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terkait.
b.) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung di lokasi magang terutama yang
berkaitan dengan pemasaran dan pengendalian mutu yang diterapkan di
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

39
c. )Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dan mendukung kegiatan studi ekskursi.

Jenis data sekunder antara lain data mengenei kondisi umum di PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sejarah berdirinya perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, dan data lain yang berkaitan dengan tujuan
studi ekskursi.

40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah
PT Indofood Sukses Makmur merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang industri makanan dan minuman terbesar di Indonesia yang
cikal bakalnya berasal dari PT Sarimi Asli Jaya pada tahun 1984 yang
kemudian bergabung dengan PT Sanmaru Food Manufacturing tahun 1984,
PT Supermi Indonesia pada tahun 1986 dan berhasil mengakuisisi PT Sari

Pangan Nusantara pada tahun 1989 yang kemudian berganti nama menjadi PT
Pangan Jaya Intikusuma pada tahun 1990 yang diprakarsai oleh Sudono
Salim. Hingga kemudian pada tahun 1994 PT Pangan Jaya Intikusuma
berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Satu tahun kemudian PT Indofood Sukses Makmur Tbk berhasil
mengakuisisi sebuah perusahaan tepung skala nasional bernama Bogasari
yang dikenal dengan berbagai produk-produk unggulan diantaranya adalah
tepung beras Rosebrand, tepung terigu Kunci Biru, Segitiga Biru, Cakra
Kembar, Lencana Emas dan masih banyak lagi produk-produk unggulan dari
Bogasari lainnya.

41
PT Indofood Sukses Makmur Tbk sendiri pada saat ini memiliki lebih dari
40 produk yang terbagi menjadi beberapa segmentasi dan divisi, diantaranya
yaitu: Divisi Makanan Ringan (snack), Divisi Mie Instan (noodles), Divisi
Susu (dairy), Divisi Penyedap Makanan (seasoning), Divisi Nutrisi dan Susu
Formula (nutrition), Divisi Kemasan (packing)
Pada tahun 2005 PT Indofood Sukses Makmur Tbk membentuk
perusahaan kerjasama bersama dengan PT Nestle Indonesia dengan
mengakuisisi sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan di
wilayah Kalimantan Barat yang kemudian diikuti oleh kepemilikan saham
perusahaan Pacsari Pte yang bergerak di bidang perkapalan sebesar 55% pada
tahun 2006.

Hingga tahun 2012 semester pertama, PT Indofood Sukses Makmur Tbk


telah tercatat memiliki penghasilan yang mencapai sebesar Rp 24,58 Trilyun
atau naik sebesar 12,5% pada tahun sebelumnya yang berkisar antara Rp 21
Trilyun. Dengan visi dan misi menjadi salah satu perusahaan penghasil pangan
terbesar, PT Indofood Sukses Makmur Tbk kini telah bertransformasi menjadi
salah satu perusahaan pangan dengan penghasilan terbesar di Indonesia.

42
Kemudian diikuti oleh kepemilikan saham perusahaan Pacsari Pte yang
bergerak di bidang perkapalan sebesar 55% pada tahun 2006. Hingga tahun 2012
semester pertama, PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah tercatat memiliki
penghasilan yang mencapai sebesar Rp 24,58 Trilyun atau naik sebesar 12,5%
pada tahun sebelumnya yang berkisar antara Rp 21 Trilyun. Dengan visi dan misi
menjadi salah satu perusahaan penghasil pangan terbesar, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk kini telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan pangan
dengan penghasilan terbesar di Indonesia.

4.2 Lokasi Perusahaan


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terletak
di Jl. Tambak Aji II No.08 PO BOX 1271, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan
Ngaliyan, Semarang Jawa Tengah.

4.3 Keadaan Alam


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noddle Cabang Semarang terletak di
kawasan industri Semarang Barat dekat dengan jalur utama SemarangJakarta
sehingga mempermudah distribusi. di Semarang bagian Barat berdekatan dengan
jalan utara SemarangJakarta. Semula kawasan Tambak Aji merupakan perbukitan
yang kemudian diratakan untuk dijadikan kawasan industri.

43
Batas wilayah Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : PT. Apollo
b. Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri
c. Sebelah Utara : PT. Lautan Luas
d. Sebelah Selatan : PT. Woi
e. Luas bangunan pabrik adalah 19.695 m2, sedangkan luas tanah adalah
f. 33.015m2.

4.4 Manajemen Perusahaan


A. Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan perlu adanya suatu struktur organisasi
yang jelas sehingga perusahaan atau organisasi yang bersangkutan tidak
hanya mampu mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tangguh
melakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga
organisasi semakin meningkat efektifitas dan produktivitasnya. Struktur

organisasi tidak hanya sekedar wadah dimana berbagai kegiatan


berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para
anggotanya untuk berinteraksi dan saling berhubungan.

44
Struktur organisasi dipakai sebagai alat untuk memperoleh
hubungan kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Hal ini
sangatlah penting artinya bagi suatu perusahaan karena dengan struktur
organisasi yang tepat dan jelas maka terdapat pemisahan fungsi yang tepat
dan sistem pemberian wewenang fungsi secara tepat serta prosedur
pencatatannya yang tepat pula.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dipimpin oleh General
Manager (GM) dengan tugas pokoknya memimpin dan mengarahkan
keseluruhan kegiatan proses untuk mencapai performance yang tinggi
dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan jaminan mutu
yang selalu dijaga dan dilaksanakan secara konsisten.
Dalam tugasnya GM dibantu Secretary to GM dalam bidang
administrasi. GM membawahi enam departemen yang saling terkait satu
sama lain. Departemendepartemen tersebut adalah :
1) Departemen Puchasing
Departemen Purchasing dipimpin oleh Purchasing Officer yang
dengan dibantu staff melakukan pengadaan barang yang
dibutuhkan oleh masing-masing departemen.

2) Departemen Finance & Accounting


Departemen ini dipimpin oleh Finance and Accounting Manager
yang tugasnya merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan
keuangan, menyajikan laporan dan analisa keuangan untuk
mendukung operasional perusahaan.
Dalam

melaksanakan

tugasnya

Finance

and Accounting
45

Manager dibantu oleh Cost Accounting Supervisor, General


Accounting Supervisor, Finance Supervisor dan EDP Supervisor.
3) Departemen Personalia
Departemen ini dipimpin oleh Branch Personnel Manager
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan,
dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi
hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan,
jaminan sosial dan jaminan umum untuk mendukung pencapaian
sasaran perusahaan.Dalam tugas Branch Personnel Manager
dibantu Industrial Relation Supervisor,Admin and Wages
Supervisor, General Affair and Services Supervisor, Public
Relations Supervisor dan Security Chie.
4) Departemen Personalia
Departemen ini dipimpin oleh Branch Personnel Manager
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan,
dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi
hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan,
jaminan sosial dan jaminan umum untuk mendukung pencapaian
sasaran perusahaan.

46
Dalam tugas Branch Personnel Manager dibantu Industrial
Relation Supervisor, Admin and Wages Supervisor, General
Affair and Services Supervisor, Public Relations Supervisor dan
Security Chie.
5) Departemen PDQC (Process Development and Quality Control)
Departemen ini dipimpin oleh Branch Process Development and
Quality

Control

Manager

(BPDQCM)

yang

bertugas

mengendalikan mutu ( Incoming Quality Control,Process Quality


Control, Out Going Quality Control ) dan Market Audit dalam
BPDQCM dibantu oleh Quality Control Process Supervisor and
Quality Control Raw Material and Finished Goods Supervisor.
6) Departement Manufacturing
Departemen ini dipimpin oleh Factory Manager yang bertugas
merencanakan,mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputi :
a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Dipimpin PPIC Supervisor bertugas merencanakan jadwal
produksi berdasarkan confirmed wekkly order yang diterima dan
mengendalikan tingkat ketersediaan raw material dan finished
goods sehingga standar buffer stock terjaga.

47
b. Production
Dipimpin oleh Production Coordinator yang membawahi tiga
Production Shift Supervisor yang bertugas merencanakan,
mengkoordinasi dan mengendalikan aktivitas produksi sesuai
persyaratan standar yang telah ditetapkan.

c. Warehouse
Dipimpin oleh Warehouse Raw Material Supervisor dan Ware
house

Finished

Goods

Supervisor

yang

merencanakan.

Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pergudangan


sehingga tercapai keakurasian atau ketepatan jumlah keutuhan
dan kemanan barang.

d. Technical
Dipimpin oleh Technical supervisor bertugas merencanakan,
mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan di bagian teknik
dalam perawatan maupun perbaikan mesin produksi dan sarana
penunjang.

48

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bagan struktur organisasi PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

4.5 Pemasaran
4.5.1 Target / Sasaran Konsumen
Produk PT Indofood CBP Sukmes Makmur Noodle Division dibagi
menjadi tiga produk yaitu Indomie, Supermi, Sarimi dan Sakura. Keempat
produk itu mempunyai segmentasi yang berbeda-beda. Indomie misalnya yang
merupakan produk unggulan dari Indofood segmentasinya adalah kelas
menengah hingga atas, diikuti oleh Supermi, Sarimi dan yang terakhir Sakura.

49
4.5.2 Pola / Metode Pemasaran
Pemasaran produk-produk ini dilakukan menurut segmentasinya. Untuk
produk Indomie, Supermie dan Sarimi dipasarkan di seluruh daerah dengan
berbagai macam lini masyarakat yang dianggap masih mampu. Pemasarannya
dilakukan di Supermarket-supermarket, Mini Market dan Pasar-pasar
tradisional, selain itu produk ini juga ada di warung-warung kelontong dan
toko-toko kecil. Sedangkan untuk produk Sakura biasanya di pasarkan di

warung-warung kecil dan berada di daerah yang masyarakatnya masih


memikirkan harga yang murah.
Selain penyetoran langsung ke Pasar, produk Indofood juga sering
melakukan kegiatan kemanusiaan yang diselingi dengan bazaar-bazaar produk
Indofood yang sangat banyak peminatnya. Selain itu koperasi di dalam pabrik
juga menjual barang-barang produksi PT Indofood.
Untuk menarik konsumen terutamadi Supermarket kota besar, Indofood
juga memiliki SPG yang siap membantu pemasaran produk.
4.5.3 Produk Noodle Unggulan PT. Indofood Semarang
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi
mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1.

Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus

2.

Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng


melainkan dikeringkan.

50

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah


satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie
instan. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat pada tabel berikut:
NO

PRODUK

JUMLAH VARIAN RASA

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Indomie
Indomie Special
Indomie Vegan
Indomie Regional Flavor
Indomie Kriuk
Indomie Jumbo
Indomie SQN
Indomie Paket
Supermi Reguler
Supermi Sedaaap
Supermi Go Series

8
2
2
11
3
2
6
4
4
3
3

12
13
14
15
16
17
18
19

Sarimi
Sarimi Extra Besar
Sakura
Intermi
POP Mie
Mie Telor
Anak Mas
POP Bihun Special

6
1
6
1
14
2
2
4

4.6 Manajemen Harga


Perkembangan Harga produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu
peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu
penurunan produksi.

51
Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang
cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood
Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi
perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan
kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan
senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap
sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan
tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.

4.6.1 Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan


Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada PT.
Indofood Sukses Makmur, TBK. Dalam bauran pemasaran dikenal dengan
produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan

penjualan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi


perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan
distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan
terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan.
Kegiatan promosi harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan
dan dikendalikan untuk mengembangkan laju perusahaan. Promosi yang tidak
terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan

52
untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh
semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun
banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh
kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang
laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan
demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup
dan tumbuh perusahaan.

4.6.2 Promosi
Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan
informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehinggga
menciptakan permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat mengkomunikasikan
produknya dengan efektif, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu pasar
sasarannya (target market) dan mengkombinasikan dengan alat promosi seperti
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan

tenaga penjual sedemian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk


perusahaan dan tertarik untuk membeli produk tersebut (Payne, 2000).
Salah satu produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang melakukan
promosi besar-besaran dan berhasil terkenal luas hingga mancanegara adalah
Indomie. Rasanya yang enak merupakan salah satu daya tarik utama mengapa
produk ini dapat dikenal luas.

53
Indomie memiliki tagline yang sangat sederhana namun sangat pas dan
ringan untuk didengar dan diingat oleh masyarakat yaitu, Indomie seleraku
sedangkan nama atau merk indomie menjadi salah satu keberhasilan dari memilih
nama produk sehingga produk tersebut banyak dikenal khususnya oleh
masyarakat Indonesia. Nama yang singkat, sederhana namun unik, mudah diingat,
menjadi beberapa faktor dari keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri
beranggapan bahwa nama atau merk indomie berasal dari kepanjangan Indonesiamie sehingga menimbulkan asumsi bahwa indomie membawa jati diri bangsa.
Salah satu promosi indomie yang cukup unik adalah dengan mengajak
konsumen untuk bercerita seputar pengalamannya bersama indomie. Cara ini juga
tergolong cukup sukses dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengirim
cerita-ceritanya tersebut dan dimuat dalam media elektronik yaitu iklan televisi.
Mengapa indomie dapat terkenal hingga mancanegara? Indomie secara tidak
langsung terpromosikan karena sering menjadi salah satu bantuan makanan untuk
korban bencana alam baik di dalam negeri maupun di luar nengeri. Banyak warga
negara Indonesia di negara lain yang sering membawa produk ini ke negara
mereka tinggal sebagai salah satu makanan instant favorit. Indomie kini bukan

hanya dapat dijumpai di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat, Australia,


berbagai negara di Asia, Afrika bahkan Eropa.

54
4.6.3 Saluran Distribusi
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah penyaluran
barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen. Para produsen
berhak menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan
jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan. Jika
perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus
segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya.
Penelitian tersebut untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan
jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan langganan (Kotler,
2006). Ada

beberapa

alternatif

yang

mungkin

dipilih

penjual

dalam

mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :


(1) manufaktur konsumen,
(2) manufaktur pedagang eceran konsumen,
(3) manufaktur pedagang besar pedagang eceran konsumen dan
(4) manufaktur agen pedagang besar pedagang eceran konsumen

55
BAB V
Kesmipulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Setiap tahun PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan dan
kenaikan pada biaya produksi, biaya distribusi dan penjualan terlihat dalam grafik
yang tertera pada makalah. Harus mewaspadai pesaing-pesaing dari PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.
Kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual
produknya kepada masyarakat dengan cara :
1. Penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada
penjualan sendiri yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi.
2. Penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh
Indonesia. Dilakukan lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke
konsumen akhir.
3. Lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.

56
5.2 Saran
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Indomie harus meningkatkan kewaspadaan
kepada produksi mie lain dengan melakukan promosi yang sangat agresif, harus
melakukan gebrakan yang sangat luar biasa, harganya di bawah dari produk lain,
ditambah keunggulan-keunggulan lain, menentukan kualitas produk, memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan
konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan
dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing
atau tidak. Melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen,
sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk
mie.

57

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 1980. Manajemen Produksi. LPFE. Jakarta.


Astawan, M. 1999. Membuat Mi Dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Drerosier, Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta.
Feigenbaum, AV. 1992. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga
:Jakarta
James E Kroger, Robert B Matsuo and Joel W dick. 1996. Pasta and Noodle
technology. American association of careal ahemist, Inc. St. paul.
Minnesata. USA.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo. Jakarta.
Nitisemito, Alex S. 1981. Marketing. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Mutu Terpadu. Bumi Aksara : Jakarta
Sadjan, S. 2001. Agribisnis yang Membumi : kisah sukses bob sadino.
PT.Gramedia Wadiasarana Indonesia. Jakarta.
Soekarto, Soewarno T.1990. DasarDasar Pengawetan dan Standarisasi Mutu
Pangan. IPB. Bogor.
Sudarmadji, Slamet.1999. Hand Out Sistem Manajemen Mutu, Dasar Pemikiran
dan Filsafat Mutu. Universitas Gadjah Mada Press : Jogjakarta.
Utami, Indah Sulistya.1999. Hand Out Pengawasan Mutu, Unsur Penentu dan
Daur Pengendalian Mutu. Universitas Gadjah Mada : Jogjakarta.
58
Lampiran

59

60

Anda mungkin juga menyukai