Anda di halaman 1dari 27

PELAPUKAN

BAHAN INDUK
(Batuan)
PELAPUKAN
Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi bahan
penyusun tanah (Geologi Destruktif)
Contoh : Batuan feldsfar  mineral lempung (clay),
Batuan besar  kerikil
BAHAN INDUK (parent materials)
• Material yang merupakan bahan atau batuan
pembentuk tanah
• Bahan Induk tidak selalu berupa batuan induk
namun dapat berupa material yang tidak solid
atau merupakan deposit (debris matles) dari
bahan tidak padu (unconsolidated material)
hasil fragmentasi dan pelapukan batuan induk
(fragmented rock material)
BATUAN INDUK

Tekstur batuan induk & sifat masam basa

Olivin
Mudah sukarnya pelapukan
mineral Mudak Lapuk
Piroksin
Ca-Plagioklas
Hornblende
Na-Plagioklas
Biotit K-Feldspat

Muscovit
Sukar Lapuk
Kuarsa

Goldich
Formasi Batuan
Batuan Induk

Tanah Tanah Terangkut


Residu
~ pelapukan in situ (secara ~ pelapukan dan
fisika & kimia) batuan terangkut sangat jauh
induk
5

oleh angin, air, dan es.


Hasil Pelapukan
1. Bahan sisa residu
~ Berasal dari pelapukan batuan setempat (in situ) tanah
tidak mengandung bahan asing, dengan ciri bahannya
tidak berlapis-lapis, susunan kimia ditentukan oleh
bahan induk setempat
2. Bahan terangkut
~ Bahan hasil pelapukan dipindahkan dari tempat
asalnya melalui gaya oleh air, angin, gravitasi dan es
a. Bahan terangkut oleh air
 Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir dengan sifat
berlapis-lapis
 Endapan lacustrin : terbentuk di dasar danau atau kolam
dengan tekstur beraneka
 Endapan marine : terbentuk di dasar lautan dan banyak
mengandung kuarsa
b. Bahan terangkut oleh angin
 Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan kurang
subur
 Endapan loess : kadar debu tinggi, diendapkan masa
pleistocen
c. Bahan terangkut oleh gravitasi (Endapan Coluvial)
Timbunan batuan ke kaki lereng secara lambat
akibat gravitasi
d. Bahan terangkut oleh es
(Glacial Till Deposits)
Batuan induk
~ formed by one of these three different processes

sedimen beku metamorphic

formed by gradual formed by cooling of formed by alteration


deposition, and in layers molten magma (lava) of igneous &
sedimentary rocks by
e.g., limestone, shale
e.g., granite pressure/temperature

e.g., marble
Siklus Batuan

MAGMA Peleburan Batuan Metamorf

Kristalisasi
Metamorfosis

Batuan Beku Batuan


Sedimen
Pelapukan

Litifikasi

Erosi
Pemindahan Sedimentasi
Batuan dibedakan menjadi :
1. Batuan Beku
~ terbentuk karena magma yg membeku
BATUAN BEKU JENIS BATUAN

Batuan beku atas Liparit Trachit Dasit Andesit Basalt Pikrit

Batuan beku Diorit,


Granit Sienit Diorit Gabro
gang kuarsa

Batuan beku Granit Sienit Diorit, Diorit Gabro Perido-


dalam kuarsa tit
Sifat MAKIN MASAM -– INTERMIDIER -– MAKIN ALKALIS
Batuan Beku di Belitung

Umur batuan 208-245 juta tahun dan termasuk dalam Zaman Trias.
2. Batuan Sedimen  Batuan endapan tua
a. Batuan Gamping
~ endapan laut, sebagian besar terdiri kalsit dan dolomit
b. Batu Pasir
~ banyak mengandung pasir kuarsa
c. Batu Konglomerat & Breksi
~ macam-macam mineral
d. Batu Liat/Lempung/Klei
~ Kadar lempung tinggi
Ex. napal atau shale
3. Batuan Metamorfose
~ Berasal dari batuan beku atau sedimen yang karena
tekanan & suhu tinggi berubah menjadi jenis lain
Ex. kuarsit dari batu pasir, marmer dari batu kapur, mika
dengan lembar halus

Hornfels

Marmer
Proses Pelapukan

1. PELAPUKAN FISIK : Pemecahan ukuran batuan menjadi


lebih kecil tanpa perubahan kimia yg disebabkan
perbedaan temperatur, angin atau gerakan air
2. PELAPUKAN KIMIA : Pelunakan batuan & penguraian
mineral penyusunnya yg diikuti dg pembentukan mineral
baru atau mineral sekunder melalui proses hidrasi-
dehidrasi, oksidasi, reduksi, hidrolisis & pelarutan
a. Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu
sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat daya
larutnya
CaSO4 + H2O  CaSO4.2H2O
b. Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa tertentu
shg terjadi perubahan volume sehingga mempercepat
proses disintegrasi
FeO(OH)·H2O  FeOH(OH) + H2O
c. Oksida : muatan listrik negatif berkurang shg terjadi
perubahan ukuran & muatan maka mineral mudah
hancur (terjadi jika cukup oksigen), penting utk mineral
yg mengandung besi seperti biotit, glaukonit,
hornblende & piroksin
Fe++  Fe+++ + e-
d. Reduksi : penambahan elektron (tidak ada
oksigen) dari besi feri menjadi fero yg mudah
bergerak (mobil)
Fe+++ + e-  Fe++
e. Hidrolisis : penggantian kation dalam struktur
kristal oleh hidrogen shg struktur kristal rusak &
hancur
K Al Si3 O8 + H+  H Al Si3 O8 + K+
f. Pelarutan : terjadi pada garam sederhana
Ex. Karbonat, klorida dll
CaCO3 + 2 H+  H2CO3 + Ca++
3. Pelapukan Biologi
~ Pelapukan & penguraian batuan oleh biota
tanah. Misal: rayap, semut, cacing, tanaman,
mikroba dan hewan lainnya

Tiga proses pelapukan yg belangsung bersama-


sama menghasilkan mineral sekunder yg tersusun
atas mineral lempung, seskuioksida, humus &
senyawa lainnya
proses pelapukan (Polinov, 1937)

Phase I
~ hasil pelapukan kehilangan Cl dan S
Phase II
~ hasil pelapukan kehilangan basa-basa Ca, Na, K dan Mg
Phase III
~ basa-basa hilang, Al dan Si menjadi mobil
Phase IV
~ hasil pelapukan berakhir sebagian besar terdiri atas
seskuioksida
Proses yang Mengatur Perkembangan
Pembentukan Tanah

1. Podsolisasi
Di daerah dingin yang basah
Menghasilkan tanah Podzolik dan Podzol
Podzolik : berkembang di daerah yang ditanami
berbagai tanaman, termasuk hutan berdaun lebar atau
berganti daun, juga di daerah padang rumput dan
lahan yang diolah
Podzol :berkembang di daerah hutan cemara, padang
rumput, padang alang-alang
 Podsolisasi menghasilkan penumpukan seresah, air hujan yang
meresap melalui seresah yang terurai  asam, sehingga mencuci
hara di bagian tanah atas berwarna pucat
 Lempung dan BO diendapkan di lapisan bawah  horison B
 Terjadi illuviasi atau horison spodik
 Jika di horison B banyak diendapkan liat  horison argilik
2. Kalsifikasi
Di daratan benua yang curah hujannya rendah sehingga proses
pencucian jarang terjadi
Sering terjadi horizon kalsik  merupakan tempat terkumpulnya
kalsium karbonat (CaCO3)
3. Ferrallitisasi
Di daerah tropika yang lembab udaranya
Proses perubahan BI menjadi tanah yang mengandung kaolinit dan
seskuioksida (Al2O3 dan Fe2O3)
Menghasilkan tanah Latosol dan Laterit
4. Salinisasi
Di daerah kering (arid & semi arid)
Proses penimbunan garam2 dalam tanah, terutama NaCl di tanah
bagian atas, karena adanya penguapan air tanah shg tertinggallah
garam-garam
Air laut mengalami interusif ke daratan tanpa ada pencucian
Menghasilkan tanah alkali putih atau Solonchak yg memiliki horizon
salik
Jika ion Na sangat banyak di daerah komplek lempung & humus 
komplek terurai struktur tidak stabil  pH tinggi  menghasilkan
tanah alkali hitam atau tanah Solonetz yg mempunyai horizon natrik
5. Solonisasi
Proses pencucian
Menghilangkan garam-garam pada proses salinisasi sampai ke
keadaan netral
Ion-ion garam seluruhnya diganti ion hidrogen  reaksi asam
Menghasilkan tanah Solod
6. Hidromorpik
Di tanah yg selalu jenuh air, shg anaerobik  menimbulkan
gleysasi  pembentukan tanah gley
Jika drainase sangat jelek, air selamanya tergenang  tanah
gambut/peatsoil (bo > 20 %)
Tanah gley air permukaan  jika ada lapisan kedap air di dalam
profil tanah
Tanah gley air tanah  jika ada lapisan kedap air di bawah tanah
TUGAS KELOMPOK

1. Buat Kelompok terdiri dari 5 orang Mahasiswa.

2. Cari 2 buah Jurnal 5 tahun terakhir


(Tema: Pelapukan Batuan di Indonesia)

3. Buat reviewnya
(Layout: Pendahuluan, Metode, Hasil Pembahasan,
Kesimpulan, Daftar Pustaka)

4. Dikumpulkan maksimal senin depan,


dikirim email: ganjarh@staff.uns.ac.id
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai