Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“Karakteristik Lahan Basah Sungai Dataran Tinggi”


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan
Lahan Basah

Dosen Pengampu: Dr. Dharmono

Disusun Oleh:

Atika Zahradia Maulida NIM 2210116220006


Devin Austin NIM 2210116210017
Hamdi NIM 2210116210023
Hamnah NIM 2210116120004
Henny Futry Ananti NIM 2210116220008
I Putu Widi Rangga Aditya NIM 2210116210009
Nadjwa Salshabilla Humayra NIM 2210116220018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Lokasi Pengamatan..................................................................................................2
B. Pengertian Sungai....................................................................................................2
C. Pengertian Sungai Dataran Tinggi...........................................................................4
D. Ciri-ciri Abiotik dan Biotik.....................................................................................4
a. Komponen Abiotik pada Sungai Dataran Tinggi .............................................6
b. Komponen Biotik pada Sungai Dataran Tinggi................................................7
E. Karakteristik Masyarakat dan Pemberdayaannya....................................................9
F. Potensi Sungai.........................................................................................................13
G. Ancaman dan Upaya Konservasi.............................................................................17

BAB III PENUTUP...........................................................................................................25

A. Simpulan..................................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................26

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Pertumbuhan


tanaman di daerah ini memiliki syarat tumbuh yang berbeda jika di tanam di daerah
dataran rendah. Yang akan di bahas pada makalah ini yang merupakan salah satu
lahan basah yang ada di dataran tinggi yaitu sungai. Sungai merupakan sumber daya
alam yang penting bagi kehidupan manusia. Sungai juga dapat digunakan untuk
berbagai keperluan hidup masyarakat yang tinggal di sekitar sungai, misalnya untuk
mengairi sawah, sumber air minum dan untuk berbagai keperluan lainnya. Sungai
mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Berbagai aktivitas manusia
seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan menurunnya
kualitas air sungai. Penambahan bahan buangan dalam jumlah besar dari bagian hulu
hingga hilir sungai yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak
mampu lagi melakukan pemulihan. Pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan
terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika dan biologi dalam sungai (Sri, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sungai dataran tinggi?
2. Apa ciri-ciri Abiotik dan Biotik di Tahura Sultan Adam?
3. Apa saja potensi yang ada di Tahura Sultan Adam?
4. Apa ancaman yang bisa terjadi di Tahura Sultan Adam?
5. Bagaimana karakteristik di Tahura Sultan Adam?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah
2. Mengetahui kendala dan solusi perlindungan sungai
3. Mengetahui flora dan fauna yang ada di Tahura
4. Mengetahui hutan lindung yang ada di konservasi Tahura sultan adam perawatan

3
BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Lokasi Pengamatan
a) Penentuan Lokasi Pengamatan
Untuk penentuan lokasi pengamatan kami lakukan dengan berdiskusi,
dengan berbagai pilihan. Akhirnya dengan kesepakatan serta konsekuensi
yang ada kami memilih Tahura sebagai tempat pengamatan, yang
merupakan tempat destinasi wisata sungai dataran tinggi.
b) Lokasi Pengamatan
Lokasi Tahura Sultan Adam berada di Kalimantan Selatan, tepatnya
berada di Jl. Ir. Pangeran Mohammad Noor, Desa Mandiangin Timur, Kec.
Karang Intan, Kota Martapura, Kabupaten Banjar.

B. Pengertian Sungai
a. Secara Umum
Sungai adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk
memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu menuju hilir. Sungai
merupakan tempat mengalirnya air secara gravitasi menuju ke tempat yang
lebih rendah, sungai juga merupakan salah satu wadah tempat berkumpulnya
air dari suatu kawasan. Sungai merupakan saluran terbuka yang terbentuk
secara alami di atas permukaan bumi, tidak hanya menampung air tetapi juga
mengalirkannya dari bagian hulu menuju ke bagian hilir dan ke muara
(Junaidi, 2014).
Menurut Putra (2014), sungai dapat diartikan sebagai aliran terbuka
dengan ukuran geometrik (tampak lintang, profil memanjang dan kemiringan
lembah) berubah seiring waktu, tergantung pada debit, material dasar dan
tebing, serta jumlah dan jenis sedimen yang terangkut oleh air.

4
Menurut Junaidi (2014), proses terbentuknya sungai berasal dari mata
air yang mengalir di atas permukaan bumi. Proses selanjutnya aliran air akan
bertambah seiring dengan terjadinya hujan, karena limpasan air hujan yang
tidak dapat diserap bumi akan ikut mengalir ke dalam sungai. Perjalanan dari
hulu menuju hilir, aliran sungai secara berangsur-angsur menyatu dengan
banyak sungai lainnya, Penggabungan ini membuat tubuh sungai menjadi
semakin besar.
Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011, suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan, yang disebut dengan daerah aliran sungai
(DAS). Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA memaparkan bahwa
DAS memiliki bagian yang disebut dengan sub DAS yaitu yang menerima air
hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS
terbagi habis ke dalam Sub-sub DAS. Adapun pada sempadan sungai memiliki
aturan untuk perlindungan kawasan sungai dan sekitarnya sungai yang
terdapat di kawasan sendiri dengan sempadan 5 – 10 meter berupa jalur hijau
atau jalan inspeksi.
Menurut Asdak (2007: 4), DAS merupakan suatu wilayah daratan yang
secara topografik dibatasi oleh punggung punggung gunung yang menampung
dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya kelaut melalui
sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air
(catchment area) yang merupakan suatu ekosistem yang unsur utamanya
terdiri atas sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber daya
manusia sebagai pemanfaat sumber daya alam.

b. Hasil Pengamatan
Tahura Sultan Adam adalah salah satu destinasi wisata yang ada di
Desa Mandiangin, Kec. Karang Intan, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan.
Tahura Sultan Adam ini merupakan tempat wisata sekaligus tempat
penangkaran bagi hewan-hewan langka. Banyak masyarakat dalam maupun
luar daerah yang mengunjungi tempat wisata ini karena keindahan dan

5
keunikannya. Salah satunya ada air terjun yang mengalir dengan deras dan
dapat dijadikan sebagai objek wisata air, tentunya juga bisa dijadikan sebagai
objek pengamatan.

C. Pengertian Sungai Dataran Tinggi


a. Menurut Teoritis
Bagian hulu adalah sebuah aliran yang berada di atas (dataran tinggi), yang
biasa disebut dengan sentra sumber sungai (awal aliran sungai) yang terletak
pada wilayah pegunungan atau perbukitan. Hulu adalah bagian dari sungai
yang paling jauh dari titik muara. Air yang mengalir dibagian hulu umumnya
lebih jernih.
Menurut KBBI, hulu adalah sungai bagian atas. Hulu umumnya terletak
pada wilayah yang relatif tinggi, dekat dengan asal sungai & mempunyai
kemiringan yang relatif terjal, sebagai akibatnya kemungkinan besar akan
terjadi erosi vertikal. Di hulu, hampir tidak terdapat tanah endapan, justru bisa
terjadi erosi mundur ke arah hulu & sungainya bertambah dalam.
b. Hasil Pengamatan
Sungai dataran tinggi merupakan sungai yang berada di dataran tenggi,
seperti sungai yang ada di pegunungan. Air terjun adalah salah satu contoh
sungai yang berada di dataran tinggi karena air yang mengalir deras dari tanah
yang tinggi menuju rendah.

D. Ciri-ciri Abiotik dan Biotik Sungai Dataran Tinggi


a. Menurut Teoritis
Sungai bagian hulu menjadi bagian pertama yg dilalui oleh air & paling
dekat dengan asal air, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Lembah Sungai Berbentuk Huruf V
Lembah sungai memiliki bentuk V ini adalah salah satu karakteristik
spesial yang dimiliki oleh sungai bagian hulu. Bentuk V dalam lembah ini
lantaran dampak erosi sungai yang terdapat pada bagian hulu. Erosi yang
terjadi ini bisa dengan gampang menggerus sungai dengan cepatnya, maka
dari itulah lembah membentuk huruf V.
2. Memiliki Aliran Air yang Sangat Deras

6
Memang wilayah hulu ini umumnya memiliki aliran yang paling deras,
hal ini lantaran air yang berada pada bagian hulu tersebut berasal langsung
dari banyak sekali mata air atau sumber- sumber air. Selain itu, aliran
sungai yang deras ini juga disebabkan lantaran wilayah hulu sungai ini
memiliki tingkat kemiringan yang relatif tajam sebagai akibatnya air
langsung bisa mengalir ke bawah dengan derasnya.
3. Mempunyai kedalaman sungai yang cukup dalam

Bagian hulu sungai ini memang memiliki kriteria sungai yang dalam,
lantaran bagian hulu sungai berasal dari pegunungan. Karena di
pegunungan maka memiliki tingkat kemiringan yang relatif curam. Hal
inilah yang mengakibatkan sungai pada bagian hulu ini terlihat dalam.

4. Terjadi proses erosi

Pada masing-masing atau tiap bagian dari sungai memiliki proses yang
berlangsung masing-masing. Pada bagian hulu sungai, proses yang
berlangsung disini merupakan proses erosi. Proses erosi ini terjadi pula
dikarenakan oleh adanya aliran sungai yang deras yang terdapat dalam
bagian ini.

5. Tidak terjadi sedimentasi atau pengendapan

Sedimentasi pada air sungai disebut sedimentasi akuatis atau


sedimentasi air sungai. Sedimentasi akuatis merupakan pengendapan yang
disebabkan material yang terbawa oleh air. Proses pengendapan akuatis
mengandalkan kekuatan aliran air yaitu waktu aliran kuat, maka material
akan terbawa & apabila aliran melemah maka material akan mengendap.
Lantaran arus atau aliran air pada bagian hulu sungai ini deras maka tidak
terdapat material yang terkumpul & mengendap, sebagai akibatnya tidak
terjadi sedimentasi atau pengendapan.

6. Terdapat jeram atau air terjun

Umumnya bagian hulu sungai memiliki jeram atau air terjun, karena
arus atau aliran air pada bagian hulu sungai ini sangat deras.

7
a. Komponen Abiotik (Fisika dan Kimia) pada Sungai Dataran Tinggi (Sungai Bagian
Hulu)
 Air, Air adalah komponen yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Air di bagian hulu memiliki kualitas air
yang jernih, bersih dan salah satu sumber air terbaik untuk dikonsumsi.
 Kecerahan/cahaya matahari, Intensitas cahaya matahari merupakan
kebutuhan dasar untuk dinamika ekosistem perairan. Besarnya intensitas
cahaya yang terjadi sulit untuk dipastikan. Intensitas cahaya kadang-kadang
dapat dibatasi oleh tutupan awan. Awan adalah faktor yang memengaruhi
besaran intensitas cahaya yang dapat mencapai bumi. Tingkat keawanan
berbanding terbalik dengan tingkat intensitas cahaya. Jika pada hari
pengukuran tingkat keawanan tinggi maka intensitas cahaya yang mencapai
bumi akan rendah (Sukendro & Sugiarto, 2012). Intensitas cahaya matahari
juga berpengaruh terhadap suhu air dan kelembapan pada air. Karena di
daerah pegunungan suhu nya dingin,maka kelembapannya akan jauh lebih
lembab.
 Kedalaman, untuk kedalaman sungai yaitu, 3-4 meter.
 Suhu air, Suhu air di daerah sungai bagian hulu atau sungai pegunungan ini
biasanya airnya dingin. Karena daerah pegunungan suhu nya sangat dingin
yang di akibatkan oleh tekanan udara, semakin tinggi kita dari permukaan
lait,maka tekanan udaranya semakin rendah. Pada kondisi dengan tekanan
udara yang rendah ini, molekul udara akan bergerak lebih lambat, sehingga
tidak ada tabrakan antarmolekul udara yang terjadi. Hasilnya, tercipta lebih
sedikit panas, suhu akan terasa lebih dingin. Makanya suhu air pada dataran
tinggi atau di daerah pegunungan ini dingin.
 Arus, Arus sungai sebelum dibendung lumayan deras. Saat setelah dibendung,
arus sungai cukup deras dan jika curah hujan yang cukup tinggi, debit sungai
bisa meluap.
 Oksigen, Tekanan udara yang rendah mengakibatkan tekanan oksigen pada
dataran tinggi menjadi rendah. terlihat bahwa bahwa nilai saturasi oksigen
minimum di dataran tinggi 70% dan maksimum 98%.Rerata saturasi oksigen
responden yang bertempat tinggal di dataran tinggi adalah 93,97±6,2%.

8
 Tanah, tanah di dataran tinggi memiliki banyak kandungan air dan unsur hara
sehingga tanahnya subur.
 Batu, Ukuran batu besar besar pada sungai dataran tinggi ini,karena di sungai
dataran tinggi ini tidak terjadi pengendapan.
 Iklim tropis
b. Komponen Biotik (Makhluk Hidup) pada Sungai Dataran Tinggi (Sungai Bagian
Hulu)
1) Flora
- Lumut
- Jamur
- Bakteri
- Anggrek alam, terdapat sedikitnya 28 jenis anggrek alam.
- Kariwaya (Ficus indica)
- Barui (Hibicus macrophyllus)
- Bangkirai (Shorea laevifolia)
- Dammar (Shorea leprosula)
- Damar mata kucing (Hopea ferrugenia)
- Belangiran (Shorea belangiran)
- Jambu hutan (Eugenia sp)
- Ulin (Eusideroxylon zwageri)
2) Fauna
- Ikan Puyau, buin, dan ikan mangkih.
- Katak
- Cacing
- Keong
- Serangga air,
- Bekantan (Nasalis lavatus)
- Owa-owa (Hylobates muelleri)
- Pelanduk kecil (Tragulus javanicus)
- Landak (Hystrix brachyuran)
- Kucing Hutan (Felis bengalinsis)
- Trenggiling (Manis javanica)
- Rangkong (Bucerus rhinoceros)

9
- Raja udang (Alcedo euryzona)

b. Hasil Pengamatan
Sungai dataran tinggi di Tahura memiliki ciri-ciri:
1. Terdapat Jeram atau Air Terjun
Air terjun adalah aliran sungai yang jatuh dari titik tertinggi. Air
terjun formasi aliran air yang jatuh dari ketinggian tertentu karena memang
lintasan airnya yang demikian.
2. Memiliki Arus yang Deras
Di sungai dataran tinggi cenderung memiliki arus yang deras
dikarenakan faktor arah angin dan perbedaan suhu.
3. Masih Terdapat Bebatuan yang Besar
Batu yang ada di sekitaran sungai dataran tinggi masih alami dan
terbentuk karena adanya magma yang mengalami proses kristalisasi.

Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda tak hidup
yang terdapat di sungai yang dapat mempengaruhi organisme hidup. Contoh
komponen abiotik seperti air, suhu, cahaya matahari, kelembapan udara,
kandungan kimiawi (Oksigen dan Mineral di dalam air).

Komponen Biotik Tahura Sultan Adam:


Flora :
1) Hutan Bambu Cina ( Bambusa Multiflex)
2) Anggrek alam, terdapat sekitar 20 jenis anggrek alam
3) Lumut
4) Eceng gondok ( Eichhornia crassipes)
5) Bakteri ( Bacteria)

Fauna :
1) Binturong (Arctictis Binturong)
2) Kelinci (Orcyctolagus Cuniculus)
3) Owa (Hylobates Albibarbis)
4) Beruang Madu (Helarctos Malayanus)
5) Rusa Sambar (Cervus Unicolor)

10
6) Buaya (Crocodylidae)
7) Kukang (Nycticebus Coucang)
8) Bekantan (Nasalis Larvatus)
9) Lebah (Anthophila)
10) Landak (Erinaceinae)
11) Ikan
E. Karakteristik Masyarakat dan Pemberdayaannya
1) Karakteristik Masyarakat Loksado
Karakteristik masyarakat adalah masyarakat yang memiliki sifat khas
sesuai perwatakan tertentu.
1. Karakteristik Masyarakat Dayak Meratus (Loksado)
Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Provinsi Kalimantan Selatan, dimana budaya Dayak asli yang
terawat dengan baik memenuhi pemandangan alam yang menakjubkan.
Daerah ini merupakan area yang rimbun dihiasi dengan banyak air
terjun yang indah salah satunya air terjun Haratai, sungai Amandit
yang arusnya cukup deras, dan budaya masyarakat pribumi yang
mempesona. Bagian Kalimantan ini merupakan rumah bagi suku
Dayak Meratus asli - sebuah kelompok sub etnis Dayak di Kalimantan
yang menempati rumah tradisional yang disebut Balai. Saat ini,
setidaknya ada 43 Balai yang dapat ditemukan di 9 desa di Loksado.
a) Agama dan Kepercayaan
Dilihat dari kondisi keagamaan yang ada di Desa Loksado,
terdapat dua agama yang menjadi keyakinan masyarakat Desa
Loksado. Dimana secara kuantitas, minoritas masyarakat desa
Loksado adalah beragama Islam yang di katagorikan masuk pada
tingkat kedua, sedangkan pada tingkat pertama masyarkat Loksado
adalah Bergama Kristen (katolik /protestan). Sedangkan sebagian
lainnya masyarakat Desa Loksado tidak beragama.
Masyarakat Dayak yang ada di sekitar Pegunungan Meratus
sering juga di katakan Suku Dayak Bukit, yang merupakan
masyarakat yang sederhana dan senantiasa hidup dengan alam dan
menjaga hubungan alamnya serta terikat tradisi-tradisi yang
berkaitan dengan religi sesuai kepercayaan yang mereka anut yaitu

11
‘kepercayaan’ Kaharingan. Namun seiringnya berjalannya waktu,
mereka beranggapan kata Bukit itu kasa. Saat rapat dengan
penduduk desa yang juga diikuti tokoh adat masyarakat/Balian,
sehingga diputuskanlah namanya itu Suku Dayak Meratus, yang
mana Meratus ini adalah nama pegunungan yang ada di Kecamatan
Loksado ini.
Sepertiga dari suku Dayak Maratus merupakan yang
bekepercayaan Kaharingan (beberapa masyarakat belum mengakui
agama) atau yang disebut juga agama Balian, Balian adalah tokoh
kepercayaan yang memimpin ritul adat dan suku Dayak
Kaharingan. Mereka percaya bahwa alam penuh dengan kekuatan-
kekuatan ghaib dan roh nenek moyang. Oleh karenanya, alam
penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib dan roh nenek moyang,
sebagai wujud dari rasa hormat mereka terhadap roh nenek moyang
mereka dan melakukan ritual sebagai upacara.
Kepercayaan Masyarakat adat Meratus dapat dikatakan sebagai
kepercayaan masyarakat “Huma” yang terkait dengan
penghormatan terhadap “padi” secara sakral dan diwujudkan
bentuk berbagai upacara ritual, upacara tersebut dinamakan Aruh
Bawanang atau yang biasa disebut dengan Aruh Ganal. Masyarakat
adat meratus sangat pantang menjual padi hasil panen mereka,
mereka percaya jika mereka menjual padi maka akan mendapatkan
bala.
- Suku Dayak Meratus (Dayak bukit) mengenal tiga
kumpulan roh pemelihara Kawasan permukiman dan
tempat tinggalnya yaitu : Siasia Banua
Contoh Siasia Banua yaitu, Siasia Banua Kambat,
Siasia Banua Pantai Batung dan sebagainya.
- Bubuhan Aing (komunitas air)
Contoh Bubuhan Aing yaitu, Bubuhan Aing Muhara
Indan, Bubuhan Aing Danau Bacaramin, Bubuhan Aing
Maantas dan sebagainya.
- Kariau

12
Contoh Kariau yaitu, Kariau Labuhan, Kariau Padang
Batung, KariauBahasa yang digunakan Mantuil dan
sebagainya.

Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan


dengan dialek Bahasa Banjar Hulu. Ada yang menamai bahasa
Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit termasuk
Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).

b) Kondisi Sosial Kemasyarakatan


Keadaan masyarakat Desa Loksado, sangat harmonis dan saling
menjaga kerukunan satu dengan yang lainnya. Misalnya ketika
dalam sebuah acara perkawinan yang dilangsungkan, mereka
semua bergotong royong untuk membantu memenuhi hajat salah
satu warga setempat. Hal tersebut dilihat ketika salah satu warga
ada yang akan melangsungkan perkawinan. Maka semua warga
saling memberikan bantuan, baik dari segi tenaga, maupun dari
segi materi.
Jika di Desa Loksado terdapat permasalahan, baik berkenaan
dengan hal konflik antara pemuda atau hal lainnya seperti harta
waris, mereka cukup dengan menyelesaikannya dengan
menyerahkan kepada tokoh adat setempat, atau juga bisa dilakukan
di Balai Desa.

Adapun Luas keseluruhan desa Loksado adalah 951 Ha, yang terdiri dari:

Lahan Luas

Luas Lahan Tadah Hujan 20 Ha

Luas Ladang 210 Ha

Luas Permukiman 86 Ha

Luas Perkebunan Rakyat 158 Ha

Luas Perkebunan Negara 388 Ha

13
Luas Tanah Desa 1 Ha

Luas Lapangan 1 Ha

Luas Perkantoran Pemerintah 2 Ha

Luas Hutan Lindung 48 Ha

Lainnya 100 Ha

b. Hasil pengamatan

Karakteristik Masyarakat dan Pemberdayaannya

1. Masyarakat di tahura umumnya menganut agama Islam.


Menurut penelitian, di kawasan Tahura Mandiangin merupakan
penganut agama Islam. Cenderung mayoritasnnya adalah Islam.
2. Mayoritas mata pencahariannya sebagai pedagang.
Di kawasan Tahura perdagangan merupakan mata pencaharian yang
pas karena Tahura merupakan tempat wisata yang banyak dikunjungi.
3. Bergantung pada alam.
Masyarakat di kawasan Tahura lebih bergantung pada alam dengan
memanfaatkan tanah sebagai objek pemanfaatan. Contohnya seperti umbi-
umbiaan yang ditanam di tanah pemukiman.
4. Bermukim di sekitaran dataran tinggi.
Permukiman di sekitar dataran tinggi sangat menguntungkan bagi
masyarakat sekitar Tahura.
5. Masyarakatnya kebanyakan suku banjar.
Masyarakat di sana merupakan suku banjar yang juga menggunakan
bahasa banjar.
6. Sebagian besar wilayahnya digunakan untuk pariwisata.
Salah satu pariwisata yang sering dikunjungi masyarakat Mandiangin
adalah Tahura, karena Tahura termasuk pariwsata yang menarik untuk
dikunjungi.

Hasil survey Tahura Sultan Adam

14
Lahan Luas

Hutan Lahan Kering Sekunder 47, 252 Ha

Hutan Tanaman 10, 331 Ha

Permukiman 737 Ha

Perkebunan 10 Ha

Pertambangan 235 Ha

Pertanian Lahan Kering 152 Ha

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1, 112 Ha

Semak Belukar 40, 738 Ha

Terbuka 5, 369 Ha

Tubuh/ Badan Air 5, 932 Ha

F. Potensi Sungai
1) Secara Teoritis
Berikut manfaat-manfaat lahan basah sungai:
1. Pembangkit listrik
Manfaat sungai yang pertama adalah sungai dapat menjadi
salah satu energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tenaga air/PLTA, yang merupakan pemanfaatan
sungai sebagai pembangkit listrik. Derasnya aliran sungai
dimanfaatkan untuk memutar kincir air, sehingga kincir air ini
menyebabkan aktifnya generator pada pembangkit listrik dan
kemudian akan menghasilkan listrik yang dapat disuplai untuk
kebutuhan sehari-hari.
2. Mencari nafkah
Sungai juga sering dimanfaatkan sebagai sumber nafkah dari
berbagai kalangan masyarakat. Dengan kandungan dan

15
keanekaragaman hayati yang banyak, sungai dapat menjadi sumber
rezeki. Katakanlah nelayan, yang memanfaatkan sungai sebagai
tambak dan juga lokasi untuk memanen ikan untuk kemudian dijual
lagi. Berikut ini beberpa jenis mata pencaharian yang memanfaatkan
sungai:
 Tambak ikan
 Penambang pasir
 Penambang emas
 Penambang batu kali
 Penambang mineral mineral bumi lainnya seperti timah dan
sebagainya
3. Tempat rekreasi
Banyak sekali jenis hiburan yang bisa anda dapatkan ketika anda
berada di sungai. Berikut adalah beberapa jenis hiburan dan rekreasi yang
dapat anda lakukan ketika berada di sungai:
 Berenang
 Bermain air
 Arung jeram
 Piknik
4. Mencegah banjir
Sungai merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat
mengatur munculnya penyebab banjir atau air bah. Apabila sungai
memiliki kedalaman tertentu yang baik dan terawat, maka kondisi ini
dapat mengurangi resiko banjir pada suatu daerah. Sudah banyak sekali
kasus banjir yang terjadi sebagai akibat dari meluapnya sungai. Maka
dari itu kondisi sungai yang baik dan terawat dapat membantu
mencegah banjir.
5. Untuk kebutuhan sehari hari
Sungai juga memiliki manfaat yang sangat penting untuk
pemenuhan kebutuhan sehari hari. Selain seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya , yaitu sungai dapat menjadi sumber mata
pencaharian dan sumber bahan konsumsi, manfaat lain dari sungai
terdapat pada pemenuhan kebutuhan sehari hari seperti:
 Mandi

16
 Mencuci dan membersihkan
 Keperluar MCK
 Diambil airnya untuk keperluan air minum dan keperluan rumah
tangga lainnya
6. Pusat dari ekosistem
Ekosistem merupakan suatu kumpulan tempat tinggal dari
makhluk hidup dan segala pendukungnya. Secara umum ada beberapa
ekosistem yang ada, seperti ekosistem laut, daratan, gurun dan juga
sungai. Dari segi biologis, sungai dapat menjadi rumah bagi segala
makhluk hidup yang tinggal dalam ekosistemnya. Jenis ikan dan
tanaman air merupakan salah satu contoh manfaat sungai sebagai pusat
dari ekosistem yang ada.
7. Mengalirkan air ke hilir
Air memiliki sifat bergerak dari tempat yang tinggi menuju
tempat yang rendah. Dengan berdasarkan sifat air inilah sungai dapat
mengalirkan air dari hulu atau sumber air menuju ke hilir, alias tempat
dimana sungai itu bermuara. Hal ini dapat mencegah terjadinya
penumpukkan air pada hulu yang dapat berakibat meluapnya air
sungai.
8. Penampung air
Sungai dapat menampung debit air yang turun ke tanah melalui
hujan. Air hujan yang turun biasanya akan berkumpul dan mengalir ke
suatu tempat. Tempat tersebut yang menjadi penampungan dari air
hujan adalah sungai dan juga danau.
9. Untuk permukiman
Karena letaknya di dataran tinggi seperti perbukitan dan
pegunungan yang permukaan tanahnya rata jadi sangat cocok untuk
permukiman.
2) Hasil Pengamatan
Sungai di Tahura Sultan Adam memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Tempat Wisata
Tahura adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi oleh
masyarakat bahkan beberapa instansi Pendidikan untuk melihat flora,

17
fauna, dan alam. Berikut beberapa tempat destinasi wisata yang dapat
kamu kunjungi Ketika berada di Tahura Sultan Adam :
2. Kolam Belanda

Kolam belanda merupakan kolam peninggalan pada zaman


belanda yang diperuntukan untuk rekreasi.

3. Benteng belanda
Benteng belanda juga merupakan hasil dari peninggalan zaman
belanda, sebagai bentuk pertahanan militer.
4. Air terjun mandi angin
Air terjun mandi angin terbentuk dari air yang mengalir deras
dari ketinggian pada formasi bantuan pada badan sungai
5. Air terjun mandin putri kembar
Air terjun mandin putri kembar, bentuk air terjunnya landai dan
terdapat sebuah danau atau kolam yang cukup lebar di bawahnya.
6. Camping di puncak Tahura
Camping di puncak Tahura kegiatan yang menarik untuk
dicoba untuk menghabiskan waktu Bersama di alam terbuka.
7. Paralayang Tahura
Hadirnya wisata paralayang di kawasan Tahura Sultan Adam,
Mandiangin menjadi pilihan yang bagus untuk melihat keindahan alam
dari udara.
8. Mata pencaharian
Dilihat dari sekitaran tahura berdagang merupakan mata
pencaharian yang banyak lakukan.
9. Berkebun dan Bertani
Karena tanah disekitar pegunguan dapat dibilang subur maka
masyarakan memanfaatkan tanah untuk berkebun dan bertani berbagai
mancam tanaman.
10. Berternak
Ada beberapa masyarakat yang berternak ayam di sekitar tahura karena
cukup menguntungkan.
11. Untuk menampung sumber air

18
Air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah
yang memiliki potensi wisata serta untuk menambah pendapatan daerah
12. Untuk konservasi
Selain sebagai tempat rekreasi,tahura sultan adam juga berfungsi
sebagai tempat konservasi seperti, hutan lindung riam kanan,Kawasan
kinain buak,suaka marga satwa martapura-pelehari,dan hutan Pendidikan
universitas lambung mangkurat.

G. Ancaman dan Upaya Konservasi

Secara Teoritis

1. Ancaman
1) Erosi
Erosi sungai adalah peristiwa pindahnya suatu massa batuan atau tanah
yang disebabkan oleh air sungai yang mengalir secara terus menerus.
Adapun jenis erosi sungai terbagi menjadi 2 jenis yaitu, erosi dasar dan
erosi tepi.
a. Erosi dasar adalah erosi sungai yang terjadi di dasar sungai, dimana hal
ini nantinya akan menyebabkan dasar sungai akan menjadi semakin
dalam.
b. Erosi tepi adalah erosi yang terjadi di tepi sungai yang nantinya akan
menyebabkan pelebaran pada sisi kanan dan sisi kiri bagian sungai.
2) Tanah Longsor
Tanah longsor ialah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, ataupun campuran material-material
tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Beberapa faktor penyebab terjadinya longsor adalah internal dan
eksternal.
1. Faktor internal, yaitu perubahan kemiringan bumi dari landai
menjadi curam, jenis batuan, sifat batuan dan tingkat pelapukan,
serta terjadinya gempa tektonik.

19
2. Faktor eksternal, yaitu bentuk lereng, curah hujan yang
menyebabkan terbentuknya medan longsor, aktivitas manusia yang
mengganggu kestabilan lereng.

Kegiatan manusia yang dapat mengubah stabilitas lereng meliputi:

1) Pembangunan tanpa memperhatikan perencanaan tata guna


lahan;
2) Perubahan vegetasi tutupan lahan akibat penebangan yang
berlebihan;
3) Menambah beban mekanis eksternal pada daerah rawan
longsor, seperti hutan yang terlalu lebat dan pohon yang terlalu
besar dan tidak ditebang.

Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap


ke dalam tanah menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian
menembus sampai ke bidang gelincir, hingga menyebabkannya
bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih
besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan
umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Bencana
tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering
yang menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah
retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam tanah,
membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh.

Air yang terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral,


sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika ada banyak
pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu,
penghijauan di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng
penting dilakukan.

3) Pencemaran Air
Di wilayah Dusun Ayan, Pariangan hingga Desa Malilingin. Sungai
kadang berwarna hijau terang, itu karena banyaknya lumut.

20
“Menurut warga, semenjak ada tabat (bendungan) lumut banyak sekali
karena ikan pemakan lumut yang biasa meloncati arus tidak bisa naik,”
ungkapnya. Ikan yang dimasud adalah ikan Puyau, Buin dan Mangkih.
Maka dari itu warga di Kecamatan Loksado kadang mencari ikan ke
hilir dari Bendungan Amandit hingga ke Kandangan, baik datang dengan
lanting maupun jalur darat.
Ironisnya, jika kondisi sungai di hilir Bendungan Amandit sedang
tercemar, waktu dan tenaga mereka sia-sia karena tidak bisa menyelam
dan tidak bisa melihat ke dalam air sungai yang keruh.
Selain menemui banyak lumut dekat dengan sungai sekitar Desa
Malilingin, Kecamatan Padang Batung, juga terlihat aktifitas
pertambangan batubara. Adapula terlihat sekitar 7 titik pipa beserta mesin
sedot pasir yang sebagian seperti tidak digunakan lagi.
Di wilayah Desa Batulaki, Di bawah bendungan warna sungai sedikit
keruh dan adapula terlihat sedikit kehitaman. Mereka berpendapat, di
bawah air adalah batubara semua. Masih banyak yang kelihatan seperti
batubara dan ada satu lokasi seperti bekas dikeruk.
4) Banjir
Banjir terjadi akibat luapan air sungai yang biasanya terjadi karena
hujan deras dalam jangka waktu yang lama, namun bisa juga disebabkan
oleh kebiasaan buruk manusia seperti membuang sampah sembarangan
yang menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor, jika lingkungan
sungai menjadi kotor maka dapat menyumbat aliran air sehingga dapat
menyebabkan terjadinya banjir
2. Konservasi
1. Konservasi Erosi
Karena dampak yang diakibatkan dari adanya erosi sungai ini cukup
berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, oleh
karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan. Diantaranya adalah
berikut ini:
- Metode Vegetatif
Metode vegetative guna mengambat terjadinya erosi
digunakan dengan cara menanam pohon yang cukup kuat untuk

21
mengatasi erosi tanah di dalam sungai.
- Metode Mekanik
Metode mekanik ini dilakukan dengan cara membuat
lapisan tanah menjadi lebih kuat secara langsung seperti dengan
menambah tingkat penyerapan air dan lainnya.
- Metode Kimiawi
Seperti dengan namanya metode ini dibantu dengan
bantuan bahan kimia yang biasanya disebut dengan soil
conditioner. Ada beberapa jenis soil conditioner yang biasa
digunakan antara lain adalah polyvynil alcohol, poly acrylic
acid, vynil acetate malcic acidcopolymer dan lainnya.

Untuk mengatasi erosi sungai ini biasanya digunakan


dua atau bahkan ketiga metode tersebut. Hal ini biasanya akan
disesuaikan dengan kondisi tanah itu sendiri apakah sudah
sangat parah atau masih bisa ditangani melalui satu metode
saja.

2. Konservasi Tanah Longsor


1) Pencegahan Tanah Longsor
Untuk mencegah terjadinya tanah longsor guna mengurangi
dampak bencana di suatu daerah, masyarakat harus melakukan upaya
pencegahan. Saat terjadi bencana, nyawa manusia dan kerusakan yang
diakibatkannya seringkali disebabkan oleh kesiapsiagaan yang tidak
memadai dan kurangnya sistem peringatan dini. Persiapan yang baik
membantu masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat dan tepat
waktu.

Untuk mencegah dan mengurangi tanah longsor, hal ini dapat


dicapai dengan:

a) Tidak menebang atau merusak hutan.


b) Menanam tanaman yang berakar dalam seperti mimba,
bambu, akar wangi, lamtoro, dll. di lereng gundul
c) Membuat talang hujan.

22
d) Mendirikan dinding penahan di lereng curam.
e) Memeriksa kondisi tanah secara teratur.
f) Mengukur jumlah curah hujan.
2) Konservasi tanah
Konservasi tanah adalah penggunaan tanah sesuai dengan
kegunaan dan daya tampungnya, setelah digunakan harus menjaga dan
mempertahankan efisiensinya dengan memperlakukannya dengan
syarat-syarat yang diperlukan. Perlindungan tanah tidak berarti
perubahan penggunaan dari area, tetapi menyesuaikan jenis dari
penggunaan dan menawarkan perawatan sesuai dengan persyaratan
dalam kebutuhan.

Pada dasarnya upaya konservasi tanah harus dilakukan dengan


tiga cara, antara lain sebagai berikut:

a) mengurangi jumlah energi musnah,


b) meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap palu
air, hujan, dan erosi dari lapisan permukaan,
c) memperbaiki perisai.

Perlindungan lahan untuk mencegah dan mengurangi longsor


dapat dilakukan melalui tindakan mekanis dan vegetatif.

Konservasi lahan untuk mencegah dan mengurangi tanah


longsor dapat dilakukan dengan upaya-upaya mekanik maupun
vegetasi.

Upaya mekanik, antara lain dengan cara sebagai berikut:

a. Menghindari atau mengurangi penebangan pohon yang tidak


terkendali.
b. Penanaman vegetasi tanaman dengan perakaran yang dalam dan
kuat.
c. Pengembangan lahan pertanian ramah longsor dengan penanaman
hijauan makanan ternak (HMT) melalui sistem panen pangkas.
d. Pembangunan saluran drainase di daerah dengan curah hujan tinggi
dan konversi menjadi saluran penyimpanan air dan tanah ke daerah

23
dengan curah hujan rendah.
e. Mengurangi atau menghindari pembangunan tanggul di daerah
rawan longsor tanpa drainase dan saluran drainase di bawah
permukaan untuk mengurangi kadar air dalam tanah.
f. Mengurangi intensifikasi budidaya tanah di daerah rawan longsor.
g. Pembangunan saluran drainase bawah tanah (pengurangan kadar air
dalam tanah).
h. Mengalirkan air banjir ke tempat-tempat yang rawan longsor.
i. Penutup lantai retak pada arah kontur dan/atau berbentuk tapal kuda.
j. Daerah rawan longsor dengan teknik mesin/teknik sipil.
k. Kurangi aktivitas yang mengganggu kestabilan lereng.

Upaya vegetasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Cover cropping.

b. Strip copping.

c. Penanaman mengikuti kontur.

d. Alley cropping

e. pengolahan tanah minimal.

3. Konservasi Air Sungai Amandit


Sementara itu, untuk terus mengembalikan kualitas aliran Sungai
Amandit terletak di lereng Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Tim Teknis Penanganan Sungai Amandit melakukan ekspose
belum lama tadi.
Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan, Syamsuri Arsyad mengatakan, ada
beberapa faktor menyebabkan menurunnya kualitas air Sungai Amandit.
Mulai dari aktivitas galian C dan tambang pasir, terjadi longsor di kawasan
Loksado, serta pertambangan yang terbagi dua, yaitu eks pertambangan
ilegal.
Dari beberapa faktor tersebut, longsor tidak terlalu berpengaruh dan
dinas terkait sudah melakukan penanaman pohon. Sedangkan galian C dan

24
tambang pasir sudah ditertibkan dan direlokasi ke beberapa titik supaya
tidak menambang pasir di bantaran Sungai Amandit.
"Sekarang kualitas air Sungai Amandit sudah mulai jernih. Hal ini
setelah beberapa waktu lalu, ditertibkannya tambang pasir," katanya.
Kualitas air Sungai Amandit saat ini mulai jernih, ia berharap
masyarakat tetap menjaga agar kekeruhan beberapa waktu lalu tidak
terjadi lagi.
Kepala Dispera KPLH HSS, Ronaldy Prana Putra mengatakan,
rekomendasi perbaikan sudah disampaikan tim teknis Pemkab HSS sejak
tahun 2020 tadi dan saat ini terus berproses. Sebagian besar selesai.
Namun ada beberapa yang masih proses.
3) Konservasi Banjir
Dampak dari banjir cukup berbahaya karena dapat membuat satu
wilayah tergenang dan mengakibatkan kerusakan lingkungan, rumah
ataupun sarana prasarana lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan
tindakan pencegahan diantaranya :
a. Melakukan pembersihan dan pengerukan saluran air.
b. Tidak membuang sampah sembarangan.
c. Melakukan reboisasi.

Hasil Pengamatan
1. Ancaman yang ada di sungai Tahura Sultan Adam
1) Erosi
Pengikisan yang terjadi di sekitar sungai kebanyakan terjadi
pada musim hujan dimana air sungai naik dan deras. Saat pengamatan
nampak hasil kikisan air yang diakibatkan oleh air sungai di sana.
2) Tanah Longsor dan Banjir
Hujan lebat yang mengguyur Kalimantan Selatan dalam
beberapa hari mengakibatkan banjir dan longsor di Tahura Sultan
Adam. Terjadi beberapa hari hingga Sabtu tanggal 17 Januari 2021.
Akibatnya ada beberapa sarana dan prasarana pada objek wisata
Tahura mengalami rusak karena banjir. Di beberapa lokasi Tahura
juga mengalami longsor hingga jalan dipenuhi tanah setingggi 1,5
meter. Sarana rusak lainnya seperti jembatan liang macan yang

25
aspalnya ikut terbawa arus deras, kemudian pos retribusi masuk
Tahura pada hari Kamis 14 Januari dipenuhi air hingga masuk ke
dalam pos.
2. Konservasi
Upaya konservasi yang bisa dilakukan di Tahura Sultan Adam :
1) Konservasi Erosi
Upaya konservasi erosi untuk mencegah terjadinya pengikisan
tanah yaitu dengan countor farming atau penanaman berdasarkan garis
kontur. Cara seperti ini akan membuat akar tanaman menjadi lebih
kuat, sehingga tanah menjadi tidak mudah terkikis.

2) Konservasi Tanah Longsor dan Banjir


Tanah longsor dan banjir dapat dicegah dengan tidak merusak
atau menebang pohon di sekitar sungai, tidak membuang sampah di
sungai, melakukan pembersihan saluran air, melakukan reboisasi,
membuat terasering.

26
27
Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpukan beberapa hal sebagai
berikut:

- Bagian hulu merupakan sebuah aliran yang berada di atas (dataran tinggi), yang biasa
disebut dengan pusat sumber sungai (awal aliran sungai) yang terletak di daerah
pegunungan atau perbukitan.
- Sungai bagian hulu memiliki ciri-ciri yaitu, lembah sungai berbentuk huruf V,
memiliki aliran air yang sangat deras, mempunyai kedalaman sungai yang cukup
dalam, terjadi proses erosi, tidak terjadi proses sedimentasi atau pengedapan dan
terdapat jeram atau air terjun.
- Sungai memiliki beberapa potensi yaitu, sebagai pembangkit listrik, sumber untuk
mencari nafkah, sebagai tempat rekreasi, mencegah banjir, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, sebagai pusat dari ekosistem, menampung air dan untuk
potensi sungai bagian hulu adalah mengalirkan air kehilir.
- Sungai bagian hulu juga memiliki ancaman yaitu erosi yang terjadi akibat
perpindahan suatu massa batuan atau tanah yang disebabkan oleh air sungai yang
mengalir secara terus menerus, tanah longsor yang diakibatkan oleh penebangan
pohon tanpa melakukan reboisasi dan akhirnya hilangnya resapan air dan terjadinya
longsor, dan juga pencemaran air yang diakibatkan oleh terbendungnya air di sungai
Amandit yang memengaruhi kejernihan air sehingga lumut berkembang dengan pesat.
Selain pertumbuhan lumut, faktor berikutnya yaitu, pertambangan batubara yang
berdampak pada air di sungai Amandit.
- Mengetahui karakteristik masyarakat di Loksado seperti agama dan kepercayaan,
bahasa yang digunakan, kondisi sosial masyarakat, pendidikan, mata pencaharian
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di Loksado Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS) Kalimantan Selatan.

28
Simpulan

Sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang membawa air dari pegunungan
menuju lautan. Sungai biasanya dapat mengubah permukaan daratan dan berawal dari
bagian tinggi di pegunungan, sungai memiliki bagian hulu dan hilir, sungai memiliki
karakteristiki dan ciri ciri berdasarkan komponen biotik dan abiotic, sungai banyak
memiliki potensi yang bermanfaat bagi kehidupan, namun sungai juga memiliki
ancaman tersendiri.

Misalkan pada sungai dataran tinggi, Sungai dataran tinggi merupakan sungai
yang berada di dataran tenggi, seperti sungai yang ada di pegunungan. Air terjun
adalah salah satu contoh sungai yang berada di dataran tinggi karena air yang
mengalir deras dari tanah yang tinggi menuju rendah. Sama seperti sungai pada
umumnya, sungai dataran tinggi juga memiliki ciri-ciri, potensi, ancaman, dan
karakteristik.

Sungai dataran tinggi menjadi pusat ekosistem karena mencakup segala


macam interaksi atau hubungan timbal balik dari makhluk hidup dan juga
lingkungannya yang mana meliputi kawasan atau daerah sungai. Sungai dataran tinggi
memiliki potensi sebagai tempat wisata, mata pencaharian, tempat penampungan air,
dan konservasi. Di sungai dataran tinggi juga terdapat ancaman seperti erosi, tanah
longsor dan lain-lain.

Sungai juga sangat berguna bagi kehidupan jika kita bisa memanfaatkannya
dengan baik, dan mengatasi ancaman yang ada dengan upaya konservasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

30

Anda mungkin juga menyukai