Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI


(DAS)

DOSEN PENGAMPU :
Marni, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :
NAMA : ELLA
N.P.M : 22.87202.008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkat Rahmatnya dan karunia-Nya akhirnya
tugas makalah yang berjudul “ Geomorfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) “ dapat terselesaikan
sebagaimana waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah GEOMORFOLOGI UMUM ,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekeliruan dan kesalahan serta
kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
dapat memahami dan mengevaluasi kembali makalah ini dan dapat memberikan manfaat
terhadap penulis.Hanya ini yang dapat penulis sampaikan dan terimakasih.

Palangkaraya, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................................................................................
1.1 RUMUSAN MASALAH
1.2 TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................................
2.1 PENGERTIAN GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)......................................................................
2.2 CIRI CIRI BAGIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)............................................................................................
2.3 BAGIAN BAGIAN FUNGSI DAERAH ALIRAN SUNGAI.........................................................................................
2.4 BENTUK BENTUK DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)............................................................................................
2.5 FUNGSI DAERAH ALIRAN SUNGAI....................................................................................................................
2.6 PERMASALAH DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)................................................................................................
2.7 PENGGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI......................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai salah satu komponen dalam daur lingkungan hidup
biotik yang memegang peranan penting dalam kelestarian dan keseimbangan alam. Daerah
Aliran Sungai (DAS) atau Sub DAS merupakan unit alam berupa kawasan yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung – punggung bukit yang menampung, menyimpan, dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya ke sungai utama (Sunarti, 2008). Daerah
Aliran Sungai memiliki peran yang besar sebagai sistem perlindungan dan penyangga
kehidupan, oleh karena itu keberadaannya perlu dikelola dengan baik sehingga peran
tersebut dapat tetap berfungsi secara lestari. Karakteristik suatu DAS diidentifikasi dengan
menganalisis keadaan morfologi, morfometri, tanah, geologi, geomorfologi, vegetasi, dan
tata guna lahan, hidrologi DAS dan keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah DAS.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P. 61/Menhut- 2 II/2014
kelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai dapat dilihat dari 3 kriteria yaitu lahan, tata air,
dan pemanfaatan ruang wilayah sehingga status kesehatan DAS dapat ditentukan.
Pemanfaatan lahan untuk usaha tani dalam wilayah DAS menunjukkan adanya suatu
aktivitas pengelolaan DAS. Perubahan kondisi daya dukung lahan pada DAS sebagai dampak
dari pemanfaatan lahan yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah – kaidah
konservasi tanah dan air dapat mengakibatkan peningkatan erosi dan sedimentasi,
penurunan penutupan vegetasi, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir dari perubahan
ini tidak hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis,
penurunan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas aliran, namun juga secara sosial ekonomi
menyebabkan masyarakat menjadi semakin kehilangan kemampuan untuk berusaha di
lahannya dan penurunan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kriteria kondisi lahan
merupakan salah satu kriteria yang harus di evaluasi dalam kaitannya dengan kinerja dan
penyusunan perencanaan DAS secara terpadu dan terencana.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai
2. Apa saja bentuk bentuk Daerah Aliran Sungai
3. Apa saja fungsi Daerah Aliran Sungai
4. Apa saja permasalahan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan pengertian Daerah Aliran Sungai
2. Menjelaskan bentuk dari Daerah Aliran Sungai
3. Menjelaskan fungsi yang terdapat dalam Daerah Aliran Sungai
4. Menjabarkan permasalahan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Daerah Aliran Sungai


Selain sungai, kita juga mengenal daerah aliran sungai atau DAS. Dikutip dari Dinamika Hidrosfer
(2018), DAS adalah wilayah yang dikelilingi dan dibatasi oleh topografi berupa punggung bukit atau
pegunungan. Lalu, apa bedanya DAS dengan sungai? Sungai adalah aliran air permukaan yang berbentuk
memanjang. Sungai adalah bagian DAS. DAS tak hanya meliputi aliran airnya, namun juga bentang alam
di sekitar aliran sungai.DAS juga dikenal dengan sebutan watershed atau daerah tangkapan (catchment
area). Ada garis batas yang tak terlihat untuk membatasi DAS dan daerah lain. Batas itu biasanya berupa
punggung bukit atau pegunungan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang karakternya ditentukan oleh
kondisi lingkungan fisik, lingkungan biologi dan tingkat peradaban manusia dari DAS tersebut.
Perubahan kondisi lingkungan sebagai akibat pemanfaatan sumberdaya alam oleh manusia umumnya
mempunyai kecenderungan menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu proses pengelolaan DAS
perlu diusahakan agar dampak perubahan lingkungan sedapat mungkin diperkecil atau justru
mempertinggi daya dukung lahan dan tata air yang optimal. Geologi dan geomorfologi mempunyai
peranan yang erat dalam pengelolaan DAS yang didasarkan atas karakteristik batuan dalam hal
pengelolaan vegetasi, tanah dan air.
2.2. Ciri - ciri Bagian Daerah Aliran Sungai
Ciri- ciri atau yang menandai dari masing- masing bagian daerah aliran sungai ini antara lain
mengenai bentuk lembah, deras atau tidaknya aliran sungai, serta proses yang ada bagian tersebut.
Untuk mengetahui lebih lengkap atau detail mengenai Ciri-ciri Sungai Bagian Hulu dan Hilir, akan
dijelaskan sebagai berikut:
 Ciri- ciri daerah hulu sungai
Hulu sungai sebagai bagian pertama yang dilewati oleh air dan paling dekat dengan sumber air,
mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

1. Biasanya terletak di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini karena banyak sekali
sumber air yang muncul dari daerah pegunungan. Gunung- gunung banyak mempunyai
mata air, karena prose terjadinya mata air ini biasanya disebabkan oleh gunung atau
berada di sela- sela pegunungan.
2. Lembah sungai mempunyai bentuk V. Ini merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki
oleh bagian hulu sungai ini. Bentuk V pada lembah ini karena akibat erosi tanah yang
terdapat di bagian hulu ini. Erosi yang terjadi ini dapat dengan mudah menggerus sungai
dengan cepatnya, maka dari itulah lembah bernetuk huruh V ini terbentuk.
3. Sungai memiliki aliran yang deras. Salah satu ciri khas yang miliki oleh bagian ini adalah
terdapatnya airan sungai yang deras. Memag daerah hulu ini biasanya mempunyai
aliran yang paling deras, hal ini karena air yang berada di bagian hulu tersebut berasal
langsung dari berbagai mata air atau sumber- sumber air. Selain itu, aliran sungai yang
deras ini juga disebabkan karena daerah hulu sungai ini mempunyai tingkat kemiringan
yang cukup tajam sehingga air langsung bisa mengalir ke bawah dengan derasnya.
4. Mempunyai kedalaman sungai yang cukup dalam. Bagian hulu sungai ini memang
mempunyai kriteria sungai yang dalam karena biasanya pegunungan tempat bagian
sungain berasal dari pegunungan. Karena di pegunungan maka mempunyai tingkat
kemiringan yang cukup curam. Hal inilah yang menyebabkan sungai di bagian hulu ini
terlihat dalam.
5. Terjadinya proses erosi. Pada masing- masing atau tiap bgaian dari sungai ini
mempunyai proses yang berlangsung masing- masing. Pada bagian hulu sungai, proses
yang berlangsung disini adalah proses erosi. Proses erosi ini terjadi tidak juga
dikarenakan oleh adanya aliran sungai yang deras yang terdapat pada bagian ini.
6. Merupakan awal dari aliran sungai bermula. Bagian hulu sungai ini merupakan bagian
awal atau bagian dimana sungai ini bermula, karena letaknya ada di sekat sumber-
sumber mata air.
7. Mempunyai debit air yang kecil serya dipengaruhi oleh hujan. Karena masih
mendapatkan sungai dari sumber air, maka debit air di hulu sugai masih sedikit dan
masih sangat dpengaruhi oleh intensitas air hujan yang turun.
8. Kualitas air masih baik. Hal ini karena keberadaannya yang dekat dengan sumber air dan
air pun belum melakukan perjalanan liaran yang panjang, sehingga airnya masih murni.
9. Kondisi dasar dungai biasanya berbatu.
10. Sering ditemui air terjun yang jeram
11. Aliran air berada di atas batuan induk.
12. Aliran sungai cenderung lurus.
13. Tidak pernah terjadi banjir karena debit air yang masih sedikit.

 Ciri- ciri daerah tengah sungai

 Daerah tengah sungai ini merupakn daerah lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian tengah
sungai ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai lembah sungai yang berbentuk huruf U. berbeda dengan bagian hulu sungai
yang mempuyai lembah sungai berbentuk V, bagian tengah sungai ini mempunyai
lembah yang berbentuk menyerupai huruf U. Hal ini karena lokasi di bagian tengah
sungai ini sudah tidak curam seperti bagian hulu sungai, sehingga tidak huruf V namun
huruf U.
2. Aliran sungai tidak begitu deras. Di bagian tengah sungai ini juga mempunyai aliran
sungai yang tidak terlalu deras seperti di bagian hulu sungai. Hal ini karena lokasinya
yang lebih landai.
3. Proses yang terjadi didominasi oleh proses transportasi. Tidak sama dengan hulu sungai
yang banyak terjadi erosi, di bagian hulu sungai ini proses yang dominan terjadi adalah
proses transportasi. Yang di maksud dengan proses transportasi ini adalah hasil dari
erosi bagian hulu tadi akan di angkut ke arah bawah yakni menuju arah hilir
meggunakan aliran air. Maka hal ini disebut dengan transportasi.
 Ciri- ciri daearah hilir sungai

Daerah hilir sungai ini merupakan daerah kebalikan dari daerah hulu. Ya, hulu dan hilir
merupakan daerah sungai yang saling berseberangan. Daerah hilir mempunyai ciri- ciri sebagai
berikut:

1. Biasanya terdapat di daerah dekat pantai. Daerah hilir sungai ini merupakan daerah
yang paling dekat dengan muara sungai yang mana merupakan pertemuan
antara sungai dengan laut. Maka dari itulah biasanya daerah hilir sungai ini terletak di
daerah yang tidak terlalu jauh dari pantai yang menjadi muara sungai itu sendiri.
2. Mempunyai lembah sungai yang berbentuk U lebar. Lembah sungai di bagian hilir sungai
ini bukan lagi membentuk huruf V atau U seperti di bagian hulu dan tengah sungai,
namun meyerupai bentuk huruf U yang lebar.
3. Mempunyai aliran sungai yang tidak deras. Tidak seperti bagian hulu dan tangah sungai
yang mempunyai aliran pada air sungainya. Di bagian hilir ini biasanya sungai sudah
berkelok- kelok sehingga aliran sungainya pun tidak deras.
4. Proses yang paling dominan adalah proses sedimentasi. Proses sedimentasi sendiri
merupakan proses pengendapan dari materi- materi hasil erosi dari bagian hulu sungai
yang diangkut oleh aliran sungai.
5. Merupakan bagian atau akhir dari sungai. Bagian hilir sungai merupakan bagian akhir
dari sungai karena letaknya yang berdeatan denga muara sungai. Aliran air di bagian
hilir sungai bersifat permanen.
6. Sering terjadi banjir. Hal ini karena letaknya yang berada di pangkal sungai sehingga
sering banjir.
7. Adanya daerah dataran yang banjir.
8. Terdapat danau tapal kuda.
9. Erosi sungai ke arah samping.
10. Badan sungai menjadi melebar.
2.3. Bagian- bagian Daerah Aliran Sungai

Sungai sebagai sumber air yang panjang mempunyai beberapa bagian, diantaranya adalah
bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir sungai. Bagian- bagian dari sungai ini akan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian hulu sungai ini merupakan bagian yang paling jauh letaknya dari muara sungai.
Bagian hulu sungai ini merupakan tempat dimana sumber- sumber air berada, atau
permulaan terbentuknya suatu sungai tersebut.

2. Bagian tengah sungai ini merupakan bagian lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian
tengah sungai ini merupakan bagian yang lebih dekat dengan muara sungai dan
biasanya letaknya lebih bawah daripada bahian hulu sungai. Dan bagian tengah sungai
inilah yang menghubungkan antara bagian hulu dan hilir sungai.

3. Bagian hilir sungai ini merupakan bagian yang paling dekat muara sungai. Bagian hilir
sungai ini adalah bagian yang paling rendah dan bagian terakhir dari perjalanan aliran air
sungai. Bagian sungai ini adalah bagian yang akan mengantar air sungai menuju tempat
tujuannya, yakni laut.

2.4. Bentuk-Bentuk DAS


Pada umumnya bentuk DAS dapat dibagi menjadi empat macam. Dilansir dari Dasar-Dasar Hidrologi
(1990), berikut empat bentuk DAS.

1.Bulu burung atau memanjang

Aliran air dari beberapa anak sungai mengalir ke sungai utama. Aliran dari tiap-tiap anak sungai
itu tidak saling bertemu pada titik yang sama. Potensi terjadinya banjir di DAS bentuk ini kecil
karena aliran airnya tidak langsung bertemu pada satu titik. Namun apabila terjadi banjir, akan
berlangsung cukup lama.

2. Radial (Menyebar)

Bentuk DAS menyerupai kipas atau lingkaran. Aliran air dari beberapa anak sungai
terkonsentrasi di satu titik. Banjir besar sering terjadi di titik pertemuan aliran air anak-anak
sungai.

3. Paralel (Sejajar)

DAS dengan bentuk paralel memiliki dua jalur aliran sungai utama yang kemudian bersatu di
hilir. Potensi banjir DAS bentuk paralel tinggi karena aliran air bertemu pada satu titik.
4. Kompleks

Dalam satu DAS terdiri atas tiga bentuk yakni bulu burung atau memanjang, radial, dan paralel.
Bentuk daerah yang berbeda dari ketiga bentuk tersebut disebut Daerah Pengaliran Kompleks.

2.5. Fungsi Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai (Watershed) atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area
adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah
topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di
atasnya ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya
bermuara ke danau/waduk bagian Daerah Aliran Sungai berdasarkan fungsi Hulu, Tengah dan
Hilir yaitu:

Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi
lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi
tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.

Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat
diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka
air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan
danau.

Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui
kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.

2.6. Permasalahan Daerah Aliran Sungai

Setidaknya terdapat tiga permasalahan yang paling sering dijumpai pada DAS, yaitu:

1. Erosi merupakan peristiwa hilang atau terkikisnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain
oleh media alami, seperti pergerakan air, angin, atau es. Pada DAS, erosi terjadi karena adanya
air sungai yang mengalir secara terus menerus.

2. Longsor merupakan faktor lain penyebab rusaknya DAS. Biasanya, longsor terjadi lantaran
kemiringan lereng terlalu tinggi, serta pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu, longsor juga bisa dipicu oleh faktor alam, seperti curah hujan yang tinggi.
3. Permukiman di sekitar DAS yang terlalu padat, kependudukan merupakan aspek yang
sangat penting dalam pengelolaan DAS. Sebab, faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi
DAS. Jika permukiman di sekitar daerah itu terlalu padat, maka kecil kemungkinan tersedia
tempat pembuangan sampah. Akibatnya, warga setempat membuang limbah ke sungai.

4.Keringnya lingkungan di sekitar DAS, Permasalahan yang juga sering terjadi pada DAS ialah
lingkungan sekitarnya gersang. Kegersangan ini disebabkan tidak adanya pepohonan atau hutan di
sekitar DAS rusak.

2.7. Penggolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya
alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian
ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan,
rencana pengelolaan DAS disusun untuk mempertahankan dan dipulihkan daya dukungnya (PP No. 37
tahun 2012).  Selanjutnya Asdak (2010), ekosistem adalah suatau sistem ekologi yang terdiri atas
komponen-komponen yang saling berintegrasi sehingga membentuk suatu kesatuan.  Komponen utama
Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi vegetasi, lahan dan air, dimana air berperan sebagai pengikat
keterkaitan dan ketergantungan antar komponen utama DAS/subDAS. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan manusia dalam menjaga kelestarian daerah sungai. Berikut beberapa upaya untuk
menjaga kelestarian DAS, yaitu:

 Menjaga kebersihan air sungai.


 Tidak membuang sampah dan limbah sisa kegiatan rumah tangga dan industri di sungai.
 Menghentikan kebiasaan buang air sembarangan di sungai.
 Menanam pohon dan melakukan penghijauan di sekitar daerah aliran sungai yang
gundul.
 Melestarikan hutan di hulu sungai agar tidak terjadi longsor.
 Membangun rumah-rumah, jalan raya, dan kawasan perumahan sedemikian rupa,
sehingga tidak mengubah aliran air alami melalui DAS atau menyebabkan erosi, dengan
demikian terlindung dari banjir musiman.
 Memastikan proyek-proyek pembangunan dan pengadaan air dan sanitasi dikelola
dengan baik dan demi keuntungan komunitas setempat dan lingkungannya.

 Faktor yang Memengaruhi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai


1. Jumlah Penduduk dan Ternak
Jumlah penduduk dan ternak di sekitar DAS memengaruhi kegiatan yang dilakukan di sekitar DAS.
Berbagai jenis limbah dan jumlah yang dihasilkan oleh aktivitas penduduk merupakan pertimbangan
yang perlu diperhatikan. Regulator dalam hal ini pemerintah juga memegang peran dalam mengatur dan
membuat tata cara pengelolaan DAS selain kepatuhan dan kedisplinan masyarakat.
2. Sistem Penggunaan Lahan
Daerah aliran sungai harus dipelihara dengan baik dan membutuhkan ekosistem terawat seperti
hutan alam dengan berbagai pohon di dalamnya. Penduduk yang ingin membuat atau mendirikan lahan
menggunakan hutan harus diberikan pengetahuan mengenai pentingnya pelestarian hutan dan tata cara
pendirian lahan yang baik dan benar. Gundulnya hutan di sekita DAS dapat memengaruhi kelangsungan
siklus dan kemungkinan terburuk bila terjadi longsor pun dapat menghalangi aliran sungai
3. Struktur Tanah
Kondisi tanah yang dimaksud yaitu tingkat penutupan tanah oleh seresah (sampah organik),
organisme tanah serta perakaran di dalamnya yang memengaruhi kepadatan, struktur, dan kontur
tanah. Kepadatan tanah yang baik dapat mempertahankan tanah dari bencana yang mungkin terjadi
seperti longsor.
4. Topografi Tanah
Topografi berkaitan dengan kemiringan dan ketinggian tanah. Keadaan ini berkaitan dengan
kemungkinan keadaan tanah di masa mendatang apabila terjadi goncangan dari gempa bumi maupun
arus sungai yang dapat melongsorkan tanah itu sendiri.
5. Iklim dan Cuaca
Kondisi curah hujan, keberadaan cahaya matahari termasuk intensitasnya, serta iklim dan cuaca juga
memengaruhi DAS. Lagi-lagi hal ini dapat berkaitan dengan tanah karena faktor-faktor yang disebutkan
tadi dapat memengaruhi keadaan tanah.
PENUTUP

KESIMPULAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang karakternya ditentukan oleh
kondisi lingkungan fisik, lingkungan biologi dan tingkat peradaban manusia dari DAS tersebut.
Perubahan kondisi lingkungan sebagai akibat pemanfaatan sumberdaya alam oleh manusia umumnya
mempunyai kecenderungan menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu proses pengelolaan DAS
perlu diusahakan agar dampak perubahan lingkungan sedapat mungkin diperkecil atau justru
mempertinggi daya dukung lahan dan tata air yang optimal. Penggelolaan DAS dapat bermanfaat
menggelola air limbah yang diakibatkan oleh manusia.

SARAN

Cobalah tidak membuang sampah ke sungai, menjaga kelestarian vegetasi di sekitar sungai, program
bersih selokan/sungai secara rutin, penghijauan daerah hulu sungai, dan sebagainya. Aliran sungai
memiliki manfaat bagi sumber daya alam, harapan bagi semua orang adalah mampu menjaga dan
mengusahakannya agar mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Kartodihardjo, Hetal. 2004. Institusi Penggelolaan Daerah Aliran Sungai (Konsep dan
Pengantar Analisis Kebijakan. Bogor, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Penggelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
Gadjah Mada Universty Press.
Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2012 tentang Penggelolaan Daerah Aliran
Sungai.
Rahayu, dkk. 2009. “ Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai.” WAC. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai