Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KARAKTERISTIK LAHAN BASAH DANAU

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Lahan Basah

Dosen Pengampu :

Dr. Dharmono, M.Si

Disusun Oleh :

1. ABDURRAHIM (NIM 2110117210044)


2. AHMAD AFIF YUSUF (2110117110011)
3. AHMAD RIZADIN HABSA (2110117210018)
4. ANUGERAH (2110117310001)
5. AULIA DESI RAHMITA (2110117320012)
6. EMA WAHYU ARIS TIANA (NIM : 2110117220034)
7. MUHAMMAD FIRMANSYAH (2110117310028)
8. MUHAMMAD TAHMIDILLAH (2110117210024)
9. SAFIRAH (2110117220021)
10. WINONA ALVINA MAYLA (NIM : 2110117220025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
Daftar isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………..…………1

A. Pengertian Danau…………………………………………………………………………….2

B. Proses Terciptanya Danau……………………………………………………………………2

C. Ciri-ciri Abiotik dan Biotik Danau………………………………………………….………..3

D. Potensi………………………………………………………………………………………..4

E. Ancaman dan Upaya Konservasi……………………………………………………………..5

F. Karakteristik Masyarakat Dan Pemberdayaannya……………………………………………6

G. Kesimpulan………………………………………………………………………….………..8

H. Sumber Dan Referensi………………………………………………………………………..9

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berujudul
“Karakteristik Lahan Basah Danau” ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Lahan Basah.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai karakteristik lahan basah
danau.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dharmono, M.Si selaku dosen
mata kuliah Pengantar Lahan Basah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 26 Agustus 2021

Penulis

1
A. Pengertian Danau
Secara umum, danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air
tawar ataupun air asin yang di seluruh cekungannya dikelilingi oleh daratan. Menurut
Encyclopedia Britannica, Danau adalah suatu badan air yang relatif besar yang bergerak perlahan
atau genangan air yang menempati lembah pedalaman dengan ukuran yang cukup besar.

Diambil dari data USGS, Danau sebenarnya hanyalah komponen lain dari air permukaan
bumi. Danau adalah tempat limpasan air permukaan dan rembesan air tanah menumpuk di titik
rendah, relatif terhadap pedesaan di sekitarnya. Sedangkan lahan basah merupakan hamparan
daratan yang berkelebihan air dalam waktu tertentu (permanen/periodik) dengan kedalam kurang
lebih dari 6 meter. Dapat diartikan bahwa lahan basah danau adalah suatu daratan berbentuk
cekungan yang digenangi oleh air yang bagian cekungannya dikelilingi oleh daratan. Danau rata-
rata memiliki kedalaman yang dangkal dan airnya berasal dari berbagai macam sumber seperti
mata air, air tanah, air sungai, dan air hujan. Selain tercipta secara alami, danau juga dibangun
oleh manusia dengan cara membendung sungai. Danau buatan manusia ini biasa disebut setu
(situ) atau embung.

B. Proses Terciptanya Danau


Berdasarkan proses terbentuknya, telaga atau danau dibedakan menjadi dua macam. Ada
yang terbentuk karena proses alam dan sering disebut sebagai Danau Alami, namun ada pula
yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air dan sering disebut
sebagai Danau Buatan/Bendungan/Waduk/Dam/Cek Dam/Embung dll. Danau dapat terbentuk
karena beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Aktivitas gletser yang mencair dan meluncur ke bawah dapat membentuk danau gletser,
gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Jika
terisi oleh air maka terbentuklah danau. Sejumlah besar danau di dunia terbentuk oleh
gletser dan lembaran es.

2. Aktivitas tektonik, yaitu danau yang terbentuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari
gerakan tektonik seperti patahan dan lipatan dari dalam bumi, yang mengakibatkan
permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekungan-

2
cekungan. Contohnya Danau singkarak, Danau Kerinci, Danau Poso Danau Tempe,
Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.
3. Aktivitas vulkanik dapat membentuk Danau kawah/kaldera (crater/caldera lake atau
volcanic lake). Danau Kawah adalah danau bekas kawah gunung berapi dengan sejumlah
massa air (danau) yang menutupi permukaannya. Air danau berasal dari curah hujan yang
tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Sekitar 12% dari 700-an gunung api
yang ada di bumi kawahnya tertutupi oleh massa air. Di Indonesia terdapat beberapa
danau kawah, yang terkenal adalah Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan
Gunung Galunggung, Kawah Ijen, Segara Anakan di Gunung Rinjani, serta kompleks
Kelimutu, Danau Telaga di Pegunungan Dieng.
4. Aktivitas Vulkano-Tektonik membentuk danau sebagai akibat gabungan proses vulkanik
dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur
magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah.
Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air contohnya Danau Toba di
Sumatera Utara. merupakan Danau Kawah/Kaldera.
5. Proses Karst (solusional), yaitu danau yang terbentuk pada daerah batu gamping yang
mengalami pelarutan sehingga membentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata

C. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Danau


Ekosistem danau meliputi abiotik dan biotik. Komponen abiotik contohnya cahaya
matahari, batu, angin, suhu, dan benda-benda tak hidup lainnya yang berperan penting dalam
ekosistem. Sedangkan komponen biotik contohnya alga, enceng gondok, ganggang, ikan, dan
fitoplankton. Kita dapat menemukan ikan Jair, ikan Nila, ikan Gabus, ikan Mas pada danau dan
tumbuhan yang dapat kita temukan di danau meliputi Teratai, Eceng Gondok, Apu-Apu, dan
lain-lain.
Ekosistem danau mempunyai ciri-ciri:
1. Penetrasi cahaya yang kurang
Ekosistem danau memiliki penetrasi cahaya yang kurang. Hal tersebut dikarenakan sinar
matahari yang hanya bisa menembus permukaan danau hanya beberapa meter saja.
2. Variasi suhu yang tidak mencolok

3
Rata-rata ekosistem air danau memiliki variasi suhu yang tidak jauh berbeda. Hal tersebut
dikarenakan sinar matahari yang tidak bisa menembus air hingga dalam sehingga suhu
pada siang dan malam hari cenderung sama.
3. Jenis tumbuhan
Tumbuhan yang identik dengan ekosistem air danau adalah tumbuhan biji dan ganggang.
4. Dipengaruhi oleh cuaca dan iklim
Cakupan danau yang tidak begitu luas membuat ekosistem di danau sangat dipengaruhi
oleh cuaca dan iklim. Meskipun air danau cenderung tidak berkurang namun pada saat
hujan, jumlah air danau akan berkurang. Begitu juga ketika musim dingin, permukaan
danau bisa membeku karena dinginnya suhu.

D. Potensi Danau
Berikut manfaat-manfaat lahan basah danau:

1. Berpotensi mengendalikan banjir dan kekeringan. Dengan cara menampung kelebihan air
di musim hujan dan menyalurkan cadangan air di musim kemarau.
2. Tempat rekreasi/wisata. Danau dapat dijadikan tempat rekreasi, khususnya danau yang
mempunyai estetika dapat menarik minat wisatawan. Beberapa tempat wisata danau yang
terdapat di Kalimantan Selatan: Danau Seran, Danau biru, Danau Galuh Cempaka.
3. Penyedia air bagi masyarakat. Danau kerap kali menjadi sumber air masyarakat untuk
berbagai keperluan sehari-hari.
4. Sumber perikanan. Beberapa contoh ikan air tawar seperti Ikan Lele, Ikan Gurame, Ikan
Mas, Ikan Patin, Ikan Nila.
5. Pendukung pertanian. Danau merupakan sumber pengairan berbagai kegiatan pertanian
terutama sawah.
6. Penahan dan penyedia unsur hara. Badan air dan vegetasi yang terdapat pada danau dapat
menahan dan mendaur ulang unsur hara.
7. Pengisi air tanah. Air permukaan yang terdapat di danau dapat mengisi akuifer melalui
pori-pori tanah.
8. Penyedia air untuk lahan basah lainnya. Kelebihan air pada suatu lahan basah dapat
mengairi lahan basah lain yang berada didekatnya sehingga lahan basah tersebut dapat
tetap menjalankan fungsi-fungsinya.

4
9. Sumber energi. Energi yang dihasilkan dari pergerakan air dapat dikonversi menjadi
energi lain, misalnya energi listrik.
10. Dalam bidang pendidikan dapat dijadikan objek penelitian.

E. Ancaman dan Konservasi Danau


1. Faktor-faktor ancaman kelestarian danau :
- Sedimentasi yang ditimbulkan oleh erosi didaerah Aliran sungai (DAS) Dan juga aktifitas
manusia seperti alih fungsi lahan dan penebangan hutan di area DAS.
- Pencemaran akibat limbah rumah tangga,pupuk, pestisida,dan limbah pabrik atau
industry.

2. Upaya konservasi
 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Kegiatan penebangan liar, alih fungsi lahan, dan pengolahan tanah untuk
pertanian dapat menimbulkan gejala erosi yang berlanjut ke proses sedimentasi di
perairan danau. Upaya mencegah kejadian tersebut pembukaan lahan harus dikendalikan
dan keberadaan vegetasi dipertahankan.

 Pengendalian Pencemaran Air


Pengendalian pencemaran air dimulai dari pola penggunaan lahan ramah
lingkungan antara lain dengan penggunaan deterjen rendah fosfat dan pestisida yang
mudah terurai. Teknologi pengendalian pencemaran air yang dapat digunakan, antara lain
sebagai berikut:

a) Pengolahan limbah penduduk dengan instalasi pengolah limbah tinja (IPLT), dan
dengan instalasi kompos pupuk atau gasbio untuk bahan bakar.
b) Limbah industri diolah dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
Limbah pertambangan meskipun diolah dengan IPAL, masih
menghasilkan banyak sisa penggalian bahan tambang atau tailing. Tailing tersebut
harus diendapkan, tidak boleh dibuang ke danau karena menyebabkan
pendangkalan dan pencemaran logam berat.

5
c) Program Pengelolaan Ekosistem DAS dan DTA
Program pengelolaan ekosistem DAS dan DTA danau adalah sebagai berikut:
- Studi identifikasi DAS dan DTA kritis.
- Penghijauan dan reboisasi DAS dan DTA kritis.
- Pengendalian erosi DAS dan DTA kritis.
- Konservasi lahan daerah tangkapan air danau.
- Penertiban lahan daerah tangkapan air danau.
- Penentuan daya tampung beban pencemaran air (DTBPA) danau-danau
prioritas.
- Peningkatan sanitasi penduduk.
- Pengelolaan limbah peternakan.
- Pengendalian limbah pertanian.
- Pengendalian bencana banjir akibat luapan air danau.

F. Karakteristik Masyarakat dan Pemberdayaannya

Masyarakat yang tinggal dekat dengan danau memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan
masyarakat yang tinggal pada daerah-daerah yang lain. Masyarakat yang tinggal di tepi danau
jauh lebih banyak memiliki hasil sumber daya yang didapatkan dari ekosistem perairan.

Kita bisa mengambil contoh dari masyarakat sekitar Danau Toba. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Joshua Project, suku yang paling terkenal di daerah sekitar Danau Toba adalah
suku Toba Batak atau Batak Toba, dengan populasi sebanyak 2,476,000. Agama mayoritas yang
dipegang oleh suku tersebut adalah Kristen. Suku yang tinggal di sekitar Danau Toba ini
memiliki rumah adat yang disebut Rumah Bolon.

Masyarakat yang tinggal sekitar Danau Toba mayoritasnya adalah petani, karena dengan
kondisi tanah yang subur dan hasil panen yang baik, maka hal itu memicu perhatian banyak
masyarakat sekitar Danau Toba. Selain menjadi petani, masyarakat sekitar Danau Toba juga
bermata pencaharian sebagai seorang nelayan. Hasil analisis dari Frans Hutagalung, Budi
Utomo, dan Afifuddin Dalimunthe Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,

6
Universitas Sumatera Utara, yang dilakukan dengan cara pemilihan responden secara acak,
menunjukan bahwa masyarakat sekitar Danau Toba memiliki presentase sebagai berikut:

No Jenis pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 61 61%

2 Nelayan 15 15%

3 Pedagang 16 16%

4 Ternak 2 2%

5 PNS 6 6%

Total 100 100%

Dari data pada tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat sekitar Danau Toba
adalah Petani sebanyak 61%, Pedagang sebesar 16%, Nelayan sebesar 15%, Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebesar 6% dan pekerjaan peternak sebesar 2%.

Dengan mayoritas masyarakat sebagai Petani, masyarakat sekitar Danau Toba memiliki
sistem pengelolaan mereka sendiri. Sistem pengelolaan yang digunakan oleh masyarakat sekitar
Danau Toba untuk bertani adalah ladang berpindah. Kebiasaan ini menyebabkan terjadinya
pertambahan jumlah lahan yang terdegradasi dan bahkan dapat menyebabkan kebakaran akibat
dengan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

Pernah dilakukan upaya untuk meningkatkan penanaman, tetapi hal itu tidak sempat
tercapai akibat kurangnya sosialisasi pemerintah kepada seluruh masyarakat. Rendahnya tingkat
keberhasilan reboisasi di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba disebabkan faktor
kebakaran hutan. Jenis tanaman yang digunakan dalam kegiatan reboisasi di Daerah Tangkapan
Air (DTA) Danau Toba adalah pinus (Pinus merkusii), kemiri (Aleurites moluccana), ingul
(Toona sinensis), alpukat (Percea americana), Eukaliptus (Eucalyptus alba) dan Durian (Durio
zibethinus). Masyarakat sekitar Danau Toba kurang meminati jenis pohon yang ditanam, karena
pohon yang ditanam tersebut merupakan jenis pohon yang tidak menghasilkan buah. Masyarakat
lebih meminati jenis pohon yang menghasilkan buah dan dapat dipanen buahnya.

7
G. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa danau adalah bagian alam yang bisa terbentuk alami dan non-
alami, dengan pemberdayaan oleh masyarakat setempat jika di rawat dengan baik, oleh karna itu
danau juga berperan sebagai bagian penting dari kehidupan manusia. Dengan adanya Danau
sumber mata air akan terpenuhi oleh penduduk sekitaran, dan juga sebagai mata pencaharian
bagi para peternak ikan yang hidup di perairan air tawar.

8
H. Sumber dan Refrensi

Masni Hidayati, Ruhena. 2014. Ekologi Lahan Basah Danau


Widodo S. Ramono, Dibjo Sartono, dkk. 2004. Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan
Lahan Basah Indonesia.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup
https://menyelamatkandanaulimboto.wordpress.com/pedoman-pengelolaan-ekosistem-danau-
2/6-strategi-dan-program/
https://www.academia.edu/11684861/ekologi_lahan_basah_Danau
Damayanti, Astrid. (2012), TELAGA (DANAU),
https://staff.blog.ui.ac.id/astrid.damayanti/files/2012/03/TELAGA-DANAU.doc, diakses
pada Minggu, 29 Agustus 2021
Kustopo. (2018). Geografi Paket C Tingkatan V, Modul Tema 5 (2018:19).

“Toba Batak in Indonesia”, https://joshuaproject.net/people_groups/10723/ID, diakses pada


Kamis, 2 September 2021.

Hutagalung, Frans, Budi Utomo, dan Afifuddin Dalimunthe.


Persepsi masyarakat di sekitar danau toba terkait rendahnya tingkat keberhasilan reboisasi di
daerah tangkapan air danau toba.
https://media.neliti.com/media/publications/160900-ID-persepsi-masyarakat-di-sekitar-danau-
tob.pdf, diakses pada Kamis, 2 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai