MAKALAH
Di susun oleh :
ALI AKBAR HISBULLAH
NIM :
2004114167
EKOLOGI PERAIRAN
Halaman Judul..........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
BAB. 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.2.1 Danau......................................................................................................3
2.2.2 Rawa........................................................................................................4
2.2.3 Kolam......................................................................................................4
2.2.4 waduk......................................................................................................5
BAB 3. PENUTUP................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik ekosistem lentik.
2. Mengetahui jenis-jenis ekosistem lentik
3. Mengetahui organisme dan peranannya dalam ekosistem lentik.
4. Mengetahui siklus materi dan aliran energi yang terjadi dalam ekosistem
lentik.
5. Mengetahui faktor pembatas yang mempengaruhi ekosistem lentik.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.2.3 Kolam
Kolam merupakan ekosistem air tergenang yang dangkal dan kaya akan
vegetasi. Kolam pada dasarnya dibedakan menjadi kolam alami dan kolam
buatan. Kolam alami dapat ditinggali hewan-hewan seluruh filum invertebrata.
Sedangkan kolam buatan hanya ditinggali hewan-hewan yang dikehendaki
saja. Berdasarkan musim kolam dapat dibedakan menjadi, kolam sementara
merupakan yang hanya ada pada waktu ada air sementara seperti air hujan di
waktu lain menjadi kering. Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.
Gambar 4. Kolam
2.2.4 Waduk
Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan
beberapa sungai secara sengaja untuk kepentingan tertentu.Waduk merupakan
salah satu contoh ekosistem lentik buatan yang dibuat untuk berbagai tujuan
yaitu sebagai pencegah banjir, pembangkit tenaga listrik, pensuplai air bagi
kebutuhan irigasi pertanian, untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap
maupun budidaya karamba dan untuk kegiatan pariwisata. Waduk menerima
masukan air secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sungai
ini mengandung bahan organik dan anorganik yang dapat menyuburkan
perairan waduk (Wiadnya,et al.,1993).
Menurut Brahmana(1993), waduk dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan
status mutu airnya, yaitu:
a. Waduk oligotrofik adalah waduk yang kandungan nutrien dan
produktivitasnya sedang. Waduk dengan status trofik tersebut sangat cocok
untuk perikanan.
b. Waduk eutrofik adalah waduk yang kandungan nutrient dan
produktivitasnya tinggi.Waduk dengan status trofik tersebut cocok untuk
perikanan dan irigasi.
Gambar 5. Waduk Eutrofik
c. Waduk hipereutrofik adalah waduk yang mengandung banyak material
humus, kandungan oksigennya rendah dan jumlah spesies ganggang
sedikit.Waduk dengan status trofik tersebut hanya cocok untuk irigasi.
Berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologinya waduk dibagi menjadi tiga
zona yaitu:
a. Zona mengalir cenderung mempunyai arus yang cukup deras,waktu tinggal
(residence time) pendek, ketersediaan hara tinggi (allochtonous),serta
penetrasi cahaya minimal yang umumnya membatasi produktivitas primer.
Termasuk lingkungan aerobik karena zona ini umumnya dangkal meskipun
degradasi bahan organik membutuhkan oksigen yang signifikan.
b. Zona transisi memiliki intensitas cahaya lebih tinggi sehingga cukup untuk
mendukung produksi primer dan produksi bahan organik melebihi
dekomposisi.
c. Zona menggenang terletak di kawasan waduk dengan intensitas cahaya
tinggi,arus bergerak vertikal,waktu tinggal lama (Brahmana, 1993).
k. Salinitas
Salinitas merupakan kadar garam pada air. Ekosistem lentik memiliki
tingkat salinitas rendah yaitu kurang dari 5% atau 6-89 ppt (Odum, 1998).
Faktor-faktor pembatas biotik pada ekosistem lentik adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah Karnivora atau Predator
Ekosistem lentik memiliki kergaman organisme yang sebagian besar
adalah anggota dari kelompok Pisces. Faktor biotik karnivora pada ekosistem
ini meliputi ikan – ikan besar yang makanan utamanya adalah ikan – ikan
kecil. Banyaknya karnivora apabila tidak seimbang dengan jumlah ikan – ikan
kecil maka akan menyebabkan populasi ikan kecil semakin sedikit dan
membuat ekosistem tidak stabil.
b. Jumlah Produsen
Produsen di ekosistem perairan lentik sebagian besar berasal dari
fitoplankton, ganggang dan algae. Tumbuhan air lain seperti teratai dan eceng
gondok juga dapat menjadi produsen pada ekosistem ini. Jumlah organisme
autotrof seperti tumbuhan tersebut sangat mempengaruhi rantai makanan
ekosistem ini. Apabila jumlahnya sedikit, maka proses rantai makanan akan
terganggu. Begitu juga apabila jumlah produsen terlalu banyak (blooming)
maka akan terjadi ketidak seimbangan rantai makanan pada ekosistem tersebut.
c. Stratifikasi Umur
Umur mementukan produktifitas di dalam suatu ekosistem. Apabila
dalam suatu ekosistem terdapat banyak makhluk hidup yang berada pada
rentangan batas umur produktif, maka ekosistem tersebut akan memiliki
tingkat keanekaragaman dan peningkatan jumlah yang tinggi. Sebaliknya jika
banyak makhluk hidup di ekosistem tersebut banyak yang tidak berada pada
rentangan usia produktif, maka tingkat keanekaragaman dan peningkatan
jumlahnya akan rendah.
d. Jumlah Herbivora
Pada ekosistem lentik yang berperan sebagai herbivora adalah ikan-ikan
pemakan lumut dan ganggang, serta zooplankton. Keberadaan herbivora
tersebut mempengaruhi jumlah dari karnivora, dengan adanya herbivora maka
hewan karnivora dapat tetap hidup dengan memangsa hewan herbivora. Jika
jumlah herbivora sedikit atau bahkan lebih sedikit dibandingkan dengan
karnivora, akibatnya akan terjadi penurunan jumlah karnivora karena ketidak
tersediaan makanan yang cukup pada eksistem tersebut.
e. Jumlah Parasit
Inventarisasi parasit telah dilakukan dengan metode survei pada ikan
hias air tawar yakni, ikan cupang (Betta splendens Regan), ikan gapi (Poecilia
reticulata Peters) dan ikan rainbow (Melanotaenia macculochi Ogilby). Pada
ikan cupang ditemukan parasit Trichodinid (Ciliophora), Daclylogyrus sp. dan
Gyrodactylus sp. (Platyhelminthes); pada ikan gapi ditemukan Trichodinid
(Ciliophora), Gyrodactylus sp. (Platyhelminthes) dan Lerneae sp. (Crustaceae);
pada ikan rainbow ditemukan parasit Trichodinid (Ciliophora), Dactylogyrus
sp., Gyrodactylus sp. (Platyhelminthes), Acanthocephala, Lerneae sp.
(Crustacea) dan kista. Parasit yang ditemukan tergolong ekto, meso dan
endoparasit. Keberadaan parasit tersebut mempengaruhi produktivitas dan
jumlah organisme di ekosistem tersebut. Parasit yang menyerang organisme
akan menyebabkan tingkat kesehatan dan usianya menurun, sehingga
jumlahnya dapat menurun (Saktiyono, 2004).
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :