EKOSISTEM RAWA
Oleh:
WIRA RAHMANSYAH
NIM : 2010247577
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahan rawa terdapat pada hampir seluruh ekosistem kecuali pada
ekosistem padang pasir. Istilah "lahan rawa" lebih umum digunakan dalam bahasa
Indonesia sebagai pengganti istilah "lahan basah", walaupun sebenarnya tidak
semua lahan basah dapat dikategorikan sebagai lahan rawa. Sedangkan di
Amerika dan Eropa, istilah "lahan basah" menunjukan kondisi yang
sebalikya yang mana istilah tersebut lebih umum digunakan sebagai pengganti
eufimistis untuk istilah "rawa" (Swamp). Menurut Clarkson and Peters (2010)
swamps berarti sebuah lahan yang secara tipical berupa campuran dari gambut
dan mineral yang selalu tergenang dan biasanya relatif subur karena mendapat
sedimentasi dari limpasan lingkungan sekitarnya. Dalam makalah ini akan dibahas
lebih dalam mengenai ekosistem rawa.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan ekosistem rawa?
2. Bagaimana ekosistem rawa?
3. Bagaimana contoh ekosistem rawa?
4. Apa manfaat rawa?
C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa yang di maksud dengan ekosistem rawa
2. Agar kita mengetahui Bagaimana ekosistem rawa
3. Agar kia mengetahui Bagaimana contoh ekosistem rawa
4. Agar kita mngetahui manfaat rawa
4
BAB II
PEMBAHASAN
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus
atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
secara fisika, kimiawi dan biologis. Di Indonesia, rawa - rawa biasanya terdapat di
Hutan. Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang
terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air
laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya
kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-
rawa, yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan
berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah",
karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran
lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi
ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa
harus tetap dijaga kelestariannya.
5
sungai seperti lahan rawa lebak berkembang melalui proses erosi dan
pengendapan sedimen di lahan sekitar sungai.
Sama seperti ekosistem yang lain juga. Ekosistem ini tidak jauh berbeda
dengan ekosistem perairan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai ciri-ciri
ekosistem ini, bisa dilihat di bawah ini:
Sama seperti yang ada pada ekosistem danau. Pada ekosistem ini pula,
suhu tidaklah terlalu mencolok. Bahkan bisa dikatakan tidak ada perbedaan.
Antara siang dan malam pada ekosistem ini juga tidaklah jah berbeda. Hanya
beberapa derajat saja perbedaannya. Variasi suhu yang tidak mencolok ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor inipula yang berpengaruh
pada keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah antara daratan dengan
perairannya tidak terlalu dalam. Jadi, perbedaann suhunya pun tidak terlalu
berbeda jauh. Hal ini mungkin akan berbeda dengan ekosistem perairan yang jauh
perbedannya, seperti pada laut atau yang lainnya.
Jika pada ekosistem danau dan ekosistem perairan lainnya, penetrasi cahaya
kurang baik. Maka, pada ekosistem ini peetrasi cahayanya sudah tergolong baik
dan sangat tidak mencolok antara komponen yang berada pada daratan maupun
pada perairan. Satu alasan mengapa ekosistem ini penetrasi cahayanya bisa baik
dan tidak terlalu mencolok antara daratan dengan perairannya, yakni karna, jarak
6
antara daratan dengan perairannya sangatlah dekat. Tidak terlalu jauh. Maka,
otomatis cahaya yang masuk kedalam perairannya akan setidaknya sama seperti
apa yang di dapat pada daratannya.
Tidak seperti ekosistem yang lain yang hanya ada satu jenis, pada ekosistem
ini kita bisa menjumpai beberapa jenis ekosistem rawa. Namun, kebanyakan kita
akan menjumpai tiga jenis ekosistem rawa yang biasanya paling sering kita lihat.
Tiga ekosistem ini masih termasuk dalam kategori ekosistem rawa. di dalam
ekosistem rawa ini juga merupakan tempat terjadinya rantai makanan yang
bersifat kesinambungan. Meskipun, jenis-jenisnya ini dirasa berbeda, tapi
sejatinya ketiga jenis ekosistem rawa ini masih dalam garis yang sama, dan
memiliki definisi atau unsur-unsur terkait yang sama saja.
7
2. Rawa air payau
Definisi dari air payau adalah percampuran yang sama rata antara air asin
dengan air tawar. Dan disini, ekosistem rawa juga memilikinya. pada ekosistem
ini kita juga akan menjumpai fauna-fauna seperti hewan vertebrata dan
invertebrata yang ada pada rawa ini. Ekosistem rawa yang berisi air payau ini
akan mudah kita jumpai di sekitar muara sungai, dan biasanya juga dipengaruhi
oleh air dari pantai yang akan mengkontaminasi air yang sudah ada terlebih
dahulu di rawa tersebut.
Terakhir adalah rawa air tawar. Sama seperti ekosistem danau dan
sejenisnya, ekosistem rawa ini juga memiliki air yang tawar dan ciri-ciri
ekosistem air tawar yang sama. Air tawar yang ada pada ekosistem ini tidaklah
bercampur atau terkontamnasi dengan air-air dari sumber lain. Ekosistem air
tawar ini tidaklah mengalami pergantian air dan tidak pula bertambah atau
berkurang karna pengaruh air dari sumber lain. di ekosistem ini pula kita dengan
mudah akan mendapatkan hewan amfibi pada sekitar rawa-rawa. Ekosistem ini
akan mudah kita jumpai pada aliran-aliran sungai besar yang biasanya terdapat
pada hutan-hutan yang masih jarang dijamah oleh manusia.
1. Rawa Pantai
Rawa pantai adalah rawa yang terdapat di daerah pinggir pantai. Jenis
rawa ini selalu dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Proses terjadinya rawa ini
yaitu karena bagian-bagian rendah di pinggir laut selalu digenangi air laut.
Tanaman yang dapat tumbuh di rawa jenis ini antara lain pohon bakau.
Contohnya: Rawa-rawa pantai yang berada di teluk Bone Sulawesi Selatan.
2. Rawa Payau
Rawa payau adalah rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut. Rawa payau terjadi karena ada bagian rendah di sekitar
muara sungai selalu tergenang akibat peluapan air sungai dan pasang surutnya air
laut. Rawa jenis ini banyak ditumbuhi rerumputan dan pohon-pohon yang tahan
air seperti kayu ulin, bakau, dan sebagainya. Rawa jenis ini banyak ditemukan di
8
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Rawa jenis ini banyak dijadikan
sebagai wilayah persawahan pasang surut oleh penduduk dan pemerintah .
3. Rawa Sungai
Rawa sungai adalah rawa yang terjadi karena bagian sisi kiri dan kanan sungai
terdapat daerah-daerah yang rendah sehingga air sungai selalu menggenanginya.
Rawa jenis ini banyak terdapat pada wilayah pedalaman di Kalimantan dan bagian
timur pulau Sumatera. Contohnya: Rawa-rawa yang ada di sungai Musi antara
Kota Palembang hingga Kota Sebayu (Sumatera Selatan), rawa-rawa sungai
Mahakam antara Muara Kaman hingga Muara Amuntai dan Kahala yang ada di
Kalimantan Timur.
4. Rawa Cekungan
Rawa cekungan adalah rawa yang terdapat pada daerah cekungan tertentu yang
selalu terisi oleh air. Terjadinya cekungan tersebut yaitu karena penurunan atau
pengangkatan oleh tenaga endogen di sekeliling cekungan. Contohnya: Rawa
Pening yang ada di Jawa Tengah.
5. Rawa Danau
Rawa danau adalah rawa yang terjadi akibat pasang surut air danau. Pada musim
hujan, danau akan menggenangi daerah sekitarnya dan pada musim kemarau air
danau akan surut. Daerah sekeliling danau yang mengalami pasang surut maka
akan terbentuk rawa danau. Contohnya yaitu rawa yang di sekitar danau Tempe,
Sulawesi Selatan.
Rawa dibedakan menjadi 4 jenis menurut kondisi air dan tumbuhan yang
hidup di dalamnya, yaitu:
1. Swamp
Swamp yaitu lahan bahan yang selalu tergenang air dan jenis tumbuhan
yang hidup di dalamnya yakni rerumputan, semak-semak, lumut dan tanaman
jenis pohon.
2. Marsh
Marsh hampir serupa dengan swamp. Tetapi tumbuhan-tumbuhan yang
hidup di sekelilingnya sebagian besar berupa jenis alang-alang, lumut-lumutan
dan rumput-rumputan.
9
3. Bog
Bog yaitu lahan basah namun permukaan tanahnya relatif kering dan di
dalam tanahnya jenuh air. Genangan-genangan air hanya ada di beberapa tempat
saja.
E. Manfaat Rawa
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus
atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
secara fisika, kimiawi dan biologis. Definisi yang lain dari rawa adalah semua
macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan
mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk
daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan
tanah pasang surut. Rawa-rawa, yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta
ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga
disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah
polusi atau pencemaran lingkungan alam.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda khususnya mahasiswa yang berkecimpung di
bidang ilmu kelautan diharapkan kita dapat memahami ekosistem rawa agar
menambah wawasan
11
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Arifin. 2018. Karakteristik lahan rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa. Indonesian Agency for Agricultural Research and Development.
Istomo, dkk. 2015. Komposisi flora dan keragaman tumbuhan di hutan rawa
musiman, rimbo tujuh danau riau (floristic composition and vegetation
diversity of seasonal swamp forest, rimbo tujuh danau riau). Jurnal
penelitian hutan dan konservasi alam.
Maturahmah dan Frariyadi. 2020. Variasi morfometrik ikan mujair (oreochromis
mossambicus) pada ekosistem rawa (lentik water) di wilayah prafi, masni
dan sidey, kabupaten manokwari. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi
Volume 2, Number 2, 2020 PAGE: 58 – 66.
Zahrah, dkk. 2016. Pengelolaan keberlanjutan ekosistem hutan rawa gambut
terhadap kebakaran hutan dan lahan di semenanjung kampar, sumatera.
Jurnal Manusia Dan Lingkungan. Vol. 23, No.2, Juli 2016: 195-205
Qomar, dkk. 2013. Konservasi Indigenous Species Ekosistem Hutan Rawa
Gambut Riau. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
12