Oleh:
WIRA RAHMANSYAH
NIM : 2010247577
1
KATA PENGANTAR
penulisan makalah yang berjudul ekosistem rawa. Makalah ini dapat diselesaikan
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
diberikan. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap kritik dan saran
sebagai masukan untuk penulis di masa yang akan datang. Penulis mengharapkan
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................5
A. Pengertian Rawa............................................................................5
B. Pembentukan lahan rawa ..............................................................5
C. Ciri-ciri rawa..................................................................................6
D. Jenis- jenis rawa ............................................................................7
E. Manfaat Rawa................................................................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................11
B. Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang hidup dalam suatu
Sedangkan yang termasuk komponen abiotik yaitu semua benda mati yang secara
Dalam ekosistem tidak ada makhluk hidup yang mampu menyusun zat
timbal balik antara organisme satu dengan organisme lainnya atau organisme satu
Energi mempunyai berbagai macam bentuk seperti energi panas, energi kimia,
energi cahaya dan lain- lain. Dalam hukum kekekalan energi, dijelaskan bahwa
energi tidak diciptakan melainkan diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
Begitu pula yang terjadi dalam suatu ekosistem. Setiap makhluk hidup dalam
4
energi dengan cara mengubah energi yang diambilnya dari lingkungan ekosistem.
yang lain. Salah satu interaksi tersebut adalah memangsa dan dimangsa. Pada saat
individu makhluk hidup dimakan oleh individu yang lain, maka akan terjadi
perpindahan energi itulah yang disebut dengan aliran energi dalam ekosistem.
(https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/energi-dalam-ekosistem)
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan ekosistem rawa?
2. Bagaimana ekosistem rawa?
3. Bagaimana contoh ekosistem rawa?
4. Apa manfaat rawa?
C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa yang di maksud dengan ekosistem rawa
2. Agar kita mengetahui Bagaimana ekosistem rawa
3. Agar kia mengetahui Bagaimana contoh ekosistem rawa
4. Agar kita mngetahui manfaat rawa
5
3. Berikutnya, tumbuhan dimakan oleh organisme herbivora sehingga energi
berpindah dari produsen ke konsumen primer. Energi yang disimpan konsumen
primer hanya berkisar 10 persen dari energi produsen.
4. Organisme herbivora kemudian dimangsa oleh organisme karnivora
sehingga energi berpindah dari konsumen primer ke tubuh konsumen sekunder.
Energi yang disimpan juga hanya 10 persen dari energi konsumen primer.
5. Jika produsen tidak dimakan oleh konsumen primer, maka energi akan
diteruskan ke dekomposer atau dikeluarkan dari ekosistem sebagai materi organik.
2. Rantai makanan
Jika salah satu organisme hilang atau tidak ada, maka pemangsa dari organisme
tersebut juga akan terancam keberadaanya. Sedangkan organisme yang dimangsa
6
oleh organisme yang hilang akan bertambah banyak jumlahnya. Contohnya
dalam ekosistem pantai, jika ikan pemakan udang hilang maka burung pemakan
ikan akan terancam keberadaannya, tetapi jumlah udang akan semakin meningkat.
Rantai makanan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu :
Jaring- jaring makanan merupakan kumpulan dari banyak rantai makanan yang
kompleks. Dikatakan kompleks karena interaksi makan dan dimakan terjadi tidak
hanya melibatkan 2 organisme saja, melainkan melibatkan banyak organisme
yang saling memakan. Organisme autotrof dimakan oleh berbagai konsumen
primer. Contohnya, dalam ekosistem air laut fitoplankton tidak hanya dimakan
oleh ikan kecil tetapi juga dimakan oleh udang dan zooplankton. Selanjutnya
masing- masing konsumen primer tersebut akan dimakan oleh konsumen
sekunder yang berbeda- beda. Hal tersebut mengakibatkan adanya beberapa rantai
makanan yang saling terhubung menjadi jaring- jaring makanan.
4. Siklus Biogeokimia
Siklus atau daur biogeokimia adalah perpindahan senyawa kimia dari lingkungan
ekosistem sebagai komponen abiotik ke tubuh organisme sebagai komponen
biotik lalu dikembalikan lagi ke komponen abiotik. Ada beberapa siklus
biogeokimia, yakni siklus nitrogen, fosfor, karbon dan oksigen.
7
makhluk hidup untuk bernafas. Tumbuhan dan hewan yang mati beratus- ratus
tahun kemudian akan membentuk fosil dan batubara. Batubara kemudian
dimanfaatkan manusia untuk bahan bakar sehingga dari hasil pembakarannya
menghasilkan karbondioksida lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan
dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi
perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya.
Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang satu ke makhluk yang
Sumber energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya
matahari. Dan hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari
untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka energi matahari yang telah digunakan oleh
makhluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi, tetapi akan lepas ke alam
bebas karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan.
Peristiwa perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena
perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus energi.
8
Gambar 1. Siklus Aliran Energi
makan-memakan.
kimia, energi mekanik, energi listrik, dan juga energi panas. Perubahan
(https://www.suara.com/news/2021/03/02/181848/pengertian-aliran-energi-
dalam-ekosistem-lengkap-dengan-contohnya?page=all
Daur Materi
Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi
dalam suatu rantai makanan.
Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H2O / air dan CO2 /
karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat
melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan
energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:
9
6 H2O + 6 CO2 -------> C6H12O6 + 6 O2
Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang
satu ke makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah
mengalami berbagai proses akan kembali menjadi air (H 2O) dan CO2 yang dapat
dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh
organisme lain. Jadi materi memiliki siklus, misalnya siklus Karbon atau daur
karbon.
Daur Karbon
Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO 2), yang banyak
terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat di kerak
bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan bakar minyak).
10
Service, US Department of Interior bahwa lahan rawa yang berada di daerah
dataran banjir sekitar pantai (Flooding of coastal lowlands) seperti lahan rawa
pasang surut terbentuk akibat peningkatan muka air laut yang membawa sedimen
dan atau aliran sungai yang bermuara ke laut membawa sedimen yang kemudian
mengendap pada daerah sekitar pantai. Sedangkan lahan rawa dataran banjir
sungai seperti lahan rawa lebak berkembang melalui proses erosi dan
pengendapan sedimen di lahan sekitar sungai.
Pembentukan lahan rawa, lebih tepatnya disebut dalam istilah
pembentukan tanah rawa atau genesis tanah rawa, merujuk pada perubahan sifat-
sifat tanah rawa seiring waktu yang berjalan, seperti peningkatan atau penurunan
kandungan suatu bahan atau mineral dalam horizon tanah, secara kualitas atau
kuantitas atau hilangnya suatu lapisan sedimen. Proses genesis tanah yang terjadi
seperti proses kimia, biologi dan fisik, dimana semua proses tersebut terjadi secara
simultan. Selama proses genesis maka semua sifat tanah seperti kimia, biologi dan
fisik mengalami perubahan.
Sama seperti ekosistem yang lain juga. Ekosistem ini tidak jauh berbeda
dengan ekosistem perairan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai ciri-ciri
ekosistem ini, bisa dilihat di bawah ini:
Sama seperti yang ada pada ekosistem danau. Pada ekosistem ini pula,
suhu tidaklah terlalu mencolok. Bahkan bisa dikatakan tidak ada perbedaan.
Antara siang dan malam pada ekosistem ini juga tidaklah jah berbeda. Hanya
beberapa derajat saja perbedaannya. Variasi suhu yang tidak mencolok ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor inipula yang berpengaruh
pada keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah antara daratan dengan
perairannya tidak terlalu dalam. Jadi, perbedaann suhunya pun tidak terlalu
berbeda jauh. Hal ini mungkin akan berbeda dengan ekosistem perairan yang jauh
perbedannya, seperti pada laut atau yang lainnya.
11
Jika pada ekosistem danau dan ekosistem perairan lainnya, penetrasi cahaya
kurang baik. Maka, pada ekosistem ini peetrasi cahayanya sudah tergolong baik
dan sangat tidak mencolok antara komponen yang berada pada daratan maupun
pada perairan. Satu alasan mengapa ekosistem ini penetrasi cahayanya bisa baik
dan tidak terlalu mencolok antara daratan dengan perairannya, yakni karna, jarak
antara daratan dengan perairannya sangatlah dekat. Tidak terlalu jauh. Maka,
otomatis cahaya yang masuk kedalam perairannya akan setidaknya sama seperti
apa yang di dapat pada daratannya.
Tidak seperti ekosistem yang lain yang hanya ada satu jenis, pada ekosistem
ini kita bisa menjumpai beberapa jenis ekosistem rawa. Namun, kebanyakan kita
akan menjumpai tiga jenis ekosistem rawa yang biasanya paling sering kita lihat.
Tiga ekosistem ini masih termasuk dalam kategori ekosistem rawa. di dalam
ekosistem rawa ini juga merupakan tempat terjadinya rantai makanan yang
bersifat kesinambungan. Meskipun, jenis-jenisnya ini dirasa berbeda, tapi
sejatinya ketiga jenis ekosistem rawa ini masih dalam garis yang sama, dan
memiliki definisi atau unsur-unsur terkait yang sama saja.
12
bisa melihat ekosistem rawa yang mempuanyai air asin. pada ekosistem ini pula
banyak terdapat organisme uniselular. Ekosistem rawa yang memliki air asin
disini biasanya akan mudah kita jumpai di pantai yang biasanya terkena pengaruh
pasang atau surut air pantai. Sehingga, air asin yang ada pada pantai inilah yang
membuat air di ekosistem rawa itu menjadi asin.
Definisi dari air payau adalah percampuran yang sama rata antara air asin
dengan air tawar. Dan disini, ekosistem rawa juga memilikinya. pada ekosistem
ini kita juga akan menjumpai fauna-fauna seperti hewan vertebrata dan
invertebrata yang ada pada rawa ini. Ekosistem rawa yang berisi air payau ini
akan mudah kita jumpai di sekitar muara sungai, dan biasanya juga dipengaruhi
oleh air dari pantai yang akan mengkontaminasi air yang sudah ada terlebih
dahulu di rawa tersebut.
Terakhir adalah rawa air tawar. Sama seperti ekosistem danau dan
sejenisnya, ekosistem rawa ini juga memiliki air yang tawar dan ciri-ciri
ekosistem air tawar yang sama. Air tawar yang ada pada ekosistem ini tidaklah
bercampur atau terkontamnasi dengan air-air dari sumber lain. Ekosistem air
tawar ini tidaklah mengalami pergantian air dan tidak pula bertambah atau
berkurang karna pengaruh air dari sumber lain. di ekosistem ini pula kita dengan
mudah akan mendapatkan hewan amfibi pada sekitar rawa-rawa. Ekosistem ini
akan mudah kita jumpai pada aliran-aliran sungai besar yang biasanya terdapat
pada hutan-hutan yang masih jarang dijamah oleh manusia.
1. Rawa Pantai
Rawa pantai adalah rawa yang terdapat di daerah pinggir pantai. Jenis
rawa ini selalu dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Proses terjadinya rawa ini
yaitu karena bagian-bagian rendah di pinggir laut selalu digenangi air laut.
Tanaman yang dapat tumbuh di rawa jenis ini antara lain pohon bakau.
Contohnya: Rawa-rawa pantai yang berada di teluk Bone Sulawesi Selatan.
13
2. Rawa Payau
Rawa payau adalah rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut. Rawa payau terjadi karena ada bagian rendah di sekitar
muara sungai selalu tergenang akibat peluapan air sungai dan pasang surutnya air
laut. Rawa jenis ini banyak ditumbuhi rerumputan dan pohon-pohon yang tahan
air seperti kayu ulin, bakau, dan sebagainya. Rawa jenis ini banyak ditemukan di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Rawa jenis ini banyak dijadikan
sebagai wilayah persawahan pasang surut oleh penduduk dan pemerintah .
3. Rawa Sungai
Rawa sungai adalah rawa yang terjadi karena bagian sisi kiri dan kanan sungai
terdapat daerah-daerah yang rendah sehingga air sungai selalu menggenanginya.
Rawa jenis ini banyak terdapat pada wilayah pedalaman di Kalimantan dan bagian
timur pulau Sumatera. Contohnya: Rawa-rawa yang ada di sungai Musi antara
Kota Palembang hingga Kota Sebayu (Sumatera Selatan), rawa-rawa sungai
Mahakam antara Muara Kaman hingga Muara Amuntai dan Kahala yang ada di
Kalimantan Timur.
4. Rawa Cekungan
Rawa cekungan adalah rawa yang terdapat pada daerah cekungan tertentu yang
selalu terisi oleh air. Terjadinya cekungan tersebut yaitu karena penurunan atau
pengangkatan oleh tenaga endogen di sekeliling cekungan. Contohnya: Rawa
Pening yang ada di Jawa Tengah.
5. Rawa Danau
Rawa danau adalah rawa yang terjadi akibat pasang surut air danau. Pada musim
hujan, danau akan menggenangi daerah sekitarnya dan pada musim kemarau air
danau akan surut. Daerah sekeliling danau yang mengalami pasang surut maka
akan terbentuk rawa danau. Contohnya yaitu rawa yang di sekitar danau Tempe,
Sulawesi Selatan.
Rawa dibedakan menjadi 4 jenis menurut kondisi air dan tumbuhan yang
hidup di dalamnya, yaitu:
14
1. Swamp
Swamp yaitu lahan bahan yang selalu tergenang air dan jenis tumbuhan
yang hidup di dalamnya yakni rerumputan, semak-semak, lumut dan tanaman
jenis pohon.
2. Marsh
Marsh hampir serupa dengan swamp. Tetapi tumbuhan-tumbuhan yang
hidup di sekelilingnya sebagian besar berupa jenis alang-alang, lumut-lumutan
dan rumput-rumputan.
3. Bog
Bog yaitu lahan basah namun permukaan tanahnya relatif kering dan di
dalam tanahnya jenuh air. Genangan-genangan air hanya ada di beberapa tempat
saja.
E. Manfaat Rawa
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus
atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
secara fisika, kimiawi dan biologis. Definisi yang lain dari rawa adalah semua
macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan
mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk
daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan
tanah pasang surut. Rawa-rawa, yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta
ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga
disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah
polusi atau pencemaran lingkungan alam.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda khususnya mahasiswa yang berkecimpung di
bidang ilmu kelautan diharapkan kita dapat memahami ekosistem rawa agar
menambah wawasan
16
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Arifin. 2018. Karakteristik lahan rawa. Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa. Indonesian Agency for Agricultural Research and Development.
Istomo, dkk. 2015. Komposisi flora dan keragaman tumbuhan di hutan rawa
musiman, rimbo tujuh danau riau (floristic composition and vegetation
diversity of seasonal swamp forest, rimbo tujuh danau riau). Jurnal
penelitian hutan dan konservasi alam.
Maturahmah dan Frariyadi. 2020. Variasi morfometrik ikan mujair (oreochromis
mossambicus) pada ekosistem rawa (lentik water) di wilayah prafi, masni
dan sidey, kabupaten manokwari. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi
Volume 2, Number 2, 2020 PAGE: 58 – 66.
Zahrah, dkk. 2016. Pengelolaan keberlanjutan ekosistem hutan rawa gambut
terhadap kebakaran hutan dan lahan di semenanjung kampar, sumatera.
Jurnal Manusia Dan Lingkungan. Vol. 23, No.2, Juli 2016: 195-205
Qomar, dkk. 2013. Konservasi Indigenous Species Ekosistem Hutan Rawa
Gambut Riau. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
http://ypnuruliman.blogspot.com/2013/06/aliran-energi-dan-
daur-materi.html
17
ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM
Oleh:
Malek Azis
1408104010002
JURUSAN BIOLOGI
18
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEI,2016
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah SWT dan selawat beserta salam kepada Nabi kita
Muhammad , karena atas kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Ekologi.
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami konsep tentang ekosistem serta menyadari perlunya
ekosistem.
Selain itu, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis
mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
Malek Azis
BAB I
PENDAHULUAN
19
1.1. Latar Belakang
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh
materi. Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum
disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan
bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang
dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Dalam suatu aliran energi ada 3
peran penting yang harus dimiliki meliputi produsen yang berfungsi sebagai organisme
yang membuat makanan sendiri (autotrof) peran ini biasanya diambil oleh tumbuhan
yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, kemudian konsumen sebagai
organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof) sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Terakhir yaitu
dekomposer, merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah
mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali
oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat makanannya (Resosoedarmo,
1986).
1.2. Rumusan masalah
1.2. Tujuan
20
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuknya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
proses pemindahan energi yang terjadi di alam yaitu di dalam ekosistem sering
disebut dengan energitika. Tingkah laku energi di dalam ekosistem dapat diistilahkan
dengan ‘aliran energi’ sebab transformasi energi yang kita lihat hanya satu jalur, dan
berbeda dengan tingkah laku materi yang berupa ‘siklus materi’.
Energi dapat digunakan dengan efisien atau tidak, salah satunya tergantung pada
kualitas gizi yang dikonsumsi karena konsumen dapat mengkonversi sumber makanan
berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada sumber makanan
berkualitas rendah. Rendahnya transfer energi antara tingkat trofik membuat pengurai
21
umumnya lebih penting daripada produsen dalam hal aliran energi. Dekomposer
memproses sejumlah besar bahan organik dan mengembalikan nutrisi ke ekosistem
dalam
bentuk
2.2. Rantai Makanan
Dalam ekosistem terjadi proses makan dan dimakan secara berurutan yang
disebut dengan rantai makanan. Proses inilah yang menentukan bagaimana energi
mengalir dari satu organisme ke organisme yang lain dalam satu sistem. Tiap tingkatan
dari rantai makanan disebut taraf trofik/ tingkat trofik. Pada setiap pemindahan energi,
rata-rata 80%-90% energi dikeluarkan dalam bentuk panas.
2. Produsen
3. Konsumen
4. Dekomposer
22
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau
materi organik dari organisme lain. Detritivora yaitu organisme yang memakan detritus.
Organisme detritivora antara lain yaitu cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput
(Kimball, 1999).
Rantai makanan dimulai dari produsen yang mengubah energi cahaya dari
matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat
pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok
organisme pengurai atau dekomposer. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para
ilmuan dibagi menjadi tiga rantai pokok, yaitu :
1. Rantai pemangsa yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen ke binatang kecil,
kemudian ke binatang besar, terakhir paling besar.
2. Rantai parasit yaitu dari organisme yang besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit, seperti cacing tanah dan bakteri.
3. Ran
tai
saprofit
yaitu
dimulai
dari
23
Berdasarkan gambar rantai makanan di atas dapat kita simpulkan bahwa padi
berperan sebagai produsen, tikus sebagai konsumen I, ular konsumen II dan burung
elang sebagai konsumen III. Dari rantai makanan tersebut dapat kita gambarkan bahwa
produsen akan dimakan oleh konsumen I kemudian konsumen I akan dimakan oleh
konsumen II, dan konsumen II akan dimakan oleh konsumen III, terakhir karena
konsumen III merupakan konsumen terakhir, maka ketika dia mati akan diurai oleh
perombak dan nutrisi yang didapat oleh perombak akan digunakan kembali oleh padi
sebagai produsen begitupun selanjutnya. Proses penguraian tidak hanya terjadi pada
konsumen tingkat III, karena apabila konsumen I atau II tidak dimakan oleh konsumen
diatasnya maka mereka akan mati dan terurai dengan bantuan perombak(Kimball,
1999).
2.3. Jaring makanan
Jaring
makanan adalah gabungan dari berbagai rantai makanan (Odum, 1993). Semua rantai
makanan dalam suatu ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan
dengan rantai makanan yang lain. Bahkan di dalam ekosistem, ketiga kelompok rantai
makanan yang telah disebutkan diatas (rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit) saling berkaitan. Dengan kata lain, jika tiap-tiap rantai makanan yang ada di
dalam ekosistem disambung-sambungkan dan membentuk gabungan rantai makanan
yang lebih kompleks, maka terbentuk suatu jaring makanan (Indriyanto, 2006).
24
Gambar: jaring makanan
Advertisement
Menurut Heddy dkk. (1986) tingkat trofik merupakan urutan organisme dalam
rantai makanan pada suatu ekosistem. Oleh karena itu, berbagai organisme yang
memperoleh sumber makanan melalui langkah yang sama dapat dianggap termasuk ke
dalam tingkat trofik yang sama (Resosoedarmo dkk. 1986; Odum, 1993).
1. Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme yang berperan sebagai produsen.
25
5. Tingkat trofi
kelima yaitu organisme perombak (dekomposer dan transformer).
Setiap tahap dalam rantai makanan akan ada sejumlah energi yang hilang
karena tidak terasimilasi atau lepas sebagai panas, sehingga organisme yang berada
pada ujung tingkat trofik akan memperoleh energi lebih kecil. Apabila energi yang
tersedia dalam suatu rantai makanan itu disusun secara berurutan berdasarkan urutan
tingkat trofik, maka membentuk sebuah kerucut yang dikenal dengan piramida ekologi.
Dengan demikian piramida ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau
tingkat energi) secara berurutan menurut rantai makanan atau jaring makanan dalam
ekosistem (Indriyanto, 2006).
26
1.
27
2.
Piramida biomassa Yaitu piramida yang menggambarkan terjadinya penurunan atau
peningkatan biomassa organisme pada tiap tahap tingkatan trofik. Piramida biomassa
pada ekosistem daratan dan ekosistem perairan terjadi perbedaan bentuk. Pada
ekosistem daratan piramida biomassanya tegak, sedangkan ekosistem perairan
piramida biomassanya terbalik hal ini karena pada ekosistem daratan jumlah organisme
produsen lebih banyak dibandingkan jumlah organisme konsumen pada tiap tingkat
trofik, maka biomassa konsumen makin kecil menuju ke puncak piramida sedangkan
dalam ekosistem perairan biomassa konsumennya selalu lebih besar daripada biomassa
produsen (Resosoedarmo dkk. 1986).
28
Ketiga tipe piramida ekologi tersebut, piramida energi merupakan piramida yang
terbaik karena dapat memberikan gambaran menyeluruh berkaitan dengan sifat-sifat
fungsional suatu ekosistem. Piramida energi juga menunjukkan efisiensi ekologi atau
keproduktifan ekosistem. Disamping itu, piramida energi tidak dipengaruhi oleh ukuran
organisme dan kecepatan metabolisme pada tiap organisme, sehingga apabila semua
sumber energi diperhitungkan, maka bentuk piramida selalu tegak sesuai dengan
Hukum Termodinamika II (Resosoedarmo dkk. 1986).
2.6. PengertianSiklus Materi
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk
hidup dan tak hidup (Indriyanto, 2010).
Pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang
hidup dengan tak hidup dapat juga disebut dengan siklus materi. Suatu ekosistem,
materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang, namun materi berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam
komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan
makhluk hidup dan batuan sehingga disebut siklus materi (Delvian, 2006).
Fungsi siklus materi adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-
unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga (Kilham,
1996).
Terdapat banyak macam materi dalam ekosistem yang mengalami perputaran siklus,
namun ada 5 macam siklus materi yang umum dikenal, yaitu:
29
1) Siklus
Air
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air
mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh
tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
30
ekosistem darat. Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke
danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai
dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan
bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus
Pendek (Killham, 1996).
2)
Siklus Karbon dan Oksigen
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur ulang dalam
ekosistem. Di atmosfer Karbon terikat dalam bentuk senyawa karbon dioksida (CO2).
Dimulai dari karbon yang ada di atmosfer berpindah melalui tumbuhan yang bertindak
sebagai produsen, konsumen, dan organisme pengurai kemudian kembali lagi ke
atmosfer dalam bentuk karbondoksida (CO2) (Indriyanto, 2010).
Karbondioksida memiliki pengaruh radiasi panas dari bumi karena karbon
dioksida merupakan bagian esensial udara. Radiasi panas dapat membentuk persediaan
31
karbon anorganik. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau (produsen)
merupakan proses pengubahan karbon dioksida sebagai karbon anorganik menjadi
karbohidrat sebagai senyawa hidrokarbon yang dalam hal pengubahan karbon disebut
juga senyawa karbon organic dalam tubuh tumbuhan disertai dengan penyimpanan
energy yang bersumber dari radiasi matahari, sehingga dalam tubuh tumbuhan
tersimpan energy yang disebut energy biokimia tersimpan bersama senyawa organic
kompleks (Indriyanto, 2010).
Sebagian karbon organic akan terurai dan CO2 dibebaskan lagi ke udara melalui
respirasi, sebagian karbon organic lainnya diubah menjadi senyawa organic kompleks
dalam tubuh tumbuhan selama pertumbuhannya. Senyawa organic tersebut akan
ditransfer ke dalam tubuh konsumen melalui proses interaksi dalam rantai makanan
maupun jaringan makanan, sehimgga sebagian dari senyawa karbon organic akan tetap
berada dalam tubuh konsumen sampai mati. Setelah produsen dan konsumen mati,
maka senyawa organic akan segera terurai lagi melalui proses penguraian (dekomposisi)
oleh organism pengurai dan karbon akan dilepas sebagai CO2 dan masuk ke udara atau
ke dalam air. Bahan karbonat yang tidak mudah terurai dalam waktu yang lama akan
berubah menjadi batu kapur, arang dan minyak yang disebut bahan bakar fosil
(Indriyanto, 2010).
Jumlah karbon yang tersimpan dalam ekosistem berbeda-beda. Pada ekosistem
dengan komunitas tumbuhan sempurna dan keanekaragaman spesies tumbuhannya
tinggi, maka produksi karbon dioksida baik oleh aktivitas organisme pengurai, proses
respirasi, maupun penggunaan bahan bakar fosil akan diimbangi oleh proses pengikatan
atau fiksasi karbondoksida oleh tumbuhan. Kenaikan kandungan karbondoksida akan
mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca, panas yang
dilepaskan dari bumi diserap oleh karbondioksida diudara dan dipancarkan kembali ke
permukaan bumi. Oleh karena itu perlu keseimbangan dengan adanya pengikatan
karbondioksida oleh tumbuhan (Killham, 1996).
3) Siklus Nitrogen
32
Semua organisme membutuhkan nitrogen untuk membangun protein, yang
digunakan untuk membangun sel-sel baru. Nitrogen membentuk 78 % dari gas di
atmosfer. Namun, sebagian besar organisme tidak dapat menggunakan atmosfer
nitrogen. Ini harus diubah, atau tetap, sebelum organisme dapat menggunakannya.
Satu-satunya organisme yang dapat memperbaiki nitrogen atmosfer menjadi senyawa
kimia adalah beberapa spesies bakteri yang dikenal sebagai Semua organisme lain
tergantung pada ini bakteri untuk memasok nitrogen. Bakteri pengikat nitrogen adalah
penting bagian dari suatu proses di mana nitrogen bersepeda antara atmosfer, bakteri,
dan organisme lainnya. Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik
sepertiurea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik
sepertiammonia, nitrit, dan nitrat
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.Selain air hujan
yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen kedalam tanah terjadi melalui
proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secarabiologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan
Clostridium. Selain itu gangganghijau biru dalam air juga memiliki kemampuan
memfiksasi nitrogen.
33
Di alam, fosfor
terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan)
dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan
tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.
Fosfat dari batu dan fosilterkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air
tanah danlaut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus.
34
5) Siklus Sulfur
Secara alami sulfur terdapat di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan
atmosfer. Dan beberapa berasal dari gunung api dan sisa pembakaran minyak bumi dan
batu bara. Selain itu juga terdapat sulfur yang berasal dari makhluk hidup. Belerang juga
dapat di dapat dengan cara buatan seperti dengan pemberian pupuk pada tanaman
yang akan memberikan kandungan sulfur pada tanah.
Siklus sulfur berasal dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan atmosfer. Pada
kerak bumi bisanya berupa Sulfur Organik, SO¬4, Batubara dan lain-lain yang tercipta di
kerak bumi. Pada atmosfer sulfur biasanya berupa Hidrogen Sulfida (H2S). Pada siklus
sulfur hampir sama dengan siklus Posfor, yaitu anion dari sulfat dapat diserap oleh
tanah. Pada siklus sulfur terjadi Oksidasi dan reduksi (Delvian, 2006).
Tanah sulfur akan digunakan tanaman dalam bentuk Sulfat sebagai hara. Setelah itu
tumbuhan akan dimakan oleh hewan herbivora yang selanjutnya akan dimangsa oleh
35
predator. Dari makhluk hidup itu akan mati dan diurai materi organiknya termasuk
sulfur di dalamnya oleh mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang mengurainya
adalah bakteri sulfat yang mengubah sulfat menjadi sulfide dalam bentuk Hidrogen
Sulfida. H2S akan digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob. Kemudian dilepaskan ke
udara dalam bentuk yang selanjutnya dioksidasi oleh bakteri kemolitotrof menjadi
Sulfat kembali, dan siklus pun berulang (Delvian, 2006).
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses
aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan.
2. Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan
dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu
organisme ke organisme lainnya.
3. Proses makan dan dimakan secara berurutan disebut dengan rantai makanan. Proses
inilah yang menentukan bagaimana energi mengalir dari satu organisme ke organisme
yang lain dalam satu sistem.
6. Siklus materi merupakan suatu siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
7. Peranan siklus materi dalam ekosistem sebagai penjaga kestabilan ekosistem dengan
cara mengembalikan unsur kimia yang digunakan oleh semua yang ada dibumi dalam
bentuk organik maupun anorganik.
8. Terdapat 5 macam siklus materi yang sudah umum dikenal, yaitu siklus air, oksigen,
nitrogen, sulfur dan fosfor.
36
DAFTAR PUSTAKA
Delvian. 2006. Siklus Hara Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon Dalam Pengembangan Hutan
Tanaman Industri. Universitas Sumatra Utara, Medan.
BAB 1 PENDAHULUAN
37
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan
lingkungannya maupun sesama makhluk hidupnya. Oleh karena itu, didalam ekosistem
pasti terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen satu dengan yang lain.
Saling ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk bereproduksi, makanan,
energi, air, mineral dan udara. Adanya saling ketergantungan menyebabkan di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energi dan siklus
biogeokimia (Resosoedarmo, 1986).
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun
oleh materi. Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen
(O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang
umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan
bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang
dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Dalam suatu aliran energi ada 3
peran penting yang harus dimiliki meliputi produsen yang berfungsi sebagai organisme
yang membuat makanan sendiri (autotrof) peran ini biasanya diambil oleh tumbuhan
yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis, kemudian konsumen sebagai
organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof) sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Terakhir yaitu
dekomposer, merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah
mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali
oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat makanannya (Resosoedarmo,
1986).
38
b. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rantai makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
39
bentuk energi yang terpencar, dan di dalam proses perubahan energi selalu melepaskan
panas dalam bentuk energi yang tidak dapat digunakan”.
proses pemindahan energi yang terjadi di alam yaitu di dalam ekosistem sering
disebut dengan energitika. Tingkah laku energi di dalam ekosistem dapat diistilahkan
dengan ‘aliran energi’ sebab transformasi energi yang kita lihat hanya satu jalur, dan
berbeda dengan tingkah laku materi yang berupa ‘siklus materi’.
Energi dapat digunakan dengan efisien atau tidak, salah satunya tergantung pada
kualitas gizi yang dikonsumsi karena konsumen dapat mengkonversi sumber makanan
berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada sumber makanan
berkualitas rendah. Rendahnya transfer energi antara tingkat trofik membuat pengurai
umumnya lebih penting daripada produsen dalam hal aliran energi. Dekomposer
memproses sejumlah besar bahan organik dan mengembalikan nutrisi ke ekosistem
dalam bentuk anorganik, kemudian diambil lagi oleh produsen primer Odum, 1993).
Dalam ekosistem terjadi proses makan dan dimakan secara berurutan yang disebut
dengan rantai makanan. Proses inilah yang menentukan bagaimana energi mengalir dari
satu organisme ke organisme yang lain dalam satu sistem. Tiap tingkatan dari rantai
makanan disebut taraf trofik/ tingkat trofik. Pada setiap pemindahan energi, rata-rata
80%-90% energi dikeluarkan dalam bentuk panas.
Suatu rantai makanan terdapat tingkatan untuk mendapatkan sumber makanan yang
disebut dengan tingkat trofik, yaitu:
2. Produsen
3. Konsumen
4. Dekomposer
40
Rantai makanan dimulai dari produsen yang mengubah energi cahaya dari matahari
menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama
atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme
pengurai atau dekomposer. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan
dibagi menjadi tiga rantai pokok, yaitu :
1. Rantai pemangsa yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen ke binatang
kecil, kemudian ke binatang besar, terakhir paling besar.
2. Rantai parasit yaitu dari organisme yang besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit, seperti cacing tanah dan bakteri.
Jaring makanan adalah gabungan dari berbagai rantai makanan (Odum, 1993). Semua
rantai makanan dalam suatu ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berhubungan dengan rantai makanan yang lain. Bahkan di dalam ekosistem, ketiga
kelompok rantai makanan yang telah disebutkan iatas (rantai pemangsa, rantai parasit,
dan rantai saprofit) saling berkaitan. Dengan kata lain, jika tiap-tiap rantai makanan yang
ada di dalam ekosistem disambung-sambungkan dan membentuk gabungan rantai
makanan yang lebih kompleks, maka terbentuk suatu jaring makanan (Indriyanto, 2006).
Menurut Heddy dkk. (1986) tingkat trofik merupakan urutan organisme dalam rantai
makanan pada suatu ekosistem. Oleh karena itu, berbagai organisme yang memperoleh
sumber makanan melalui langkah yang sama dapat dianggap termasuk ke dalam tingkat
trofik yang sama (Resosoedarmo dkk. 1986; Odum, 1993).
1. Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme yang berperan sebagai produsen.
41
Piramida ekologi
Setiap tahap dalam rantai makanan akan ada sejumlah energi yang hilang
karena tidak terasimilasi atau lepas sebagai panas, sehingga organisme yang berada
pada ujung tingkat trofik akan memperoleh energi lebih kecil. Apabila energi yang
tersedia dalam suatu rantai makanan itu disusun secara berurutan berdasarkan urutan
tingkat trofik, maka membentuk sebuah kerucut yang dikenal dengan piramida ekologi.
Dengan demikian piramida ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau
tingkat energi) secara berurutan menurut rantai makanan atau jaring makanan dalam
ekosistem (Indriyanto, 2006).
1. Piramida jumlah, yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada
setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.Piramida jumlah umumnya berbentuk
menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai
puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan
konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam trofik
pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di trofik kedua, jumlah
organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah
organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder (Soerya,
1994).2. Piramida biomassa Yaitu piramida yang menggambarkan terjadinya
penurunan atau peningkatan biomassa organisme pada tiap tahap tingkatan trofik.
Piramida biomassa pada ekosistem daratan dan ekosistem perairan terjadi perbedaan
bentuk. Pada ekosistem daratan piramida biomassanya tegak, sedangkan ekosistem
perairan piramida biomassanya terbalik hal ini karena pada ekosistem daratan jumlah
organisme produsen lebih banyak dibandingkan jumlah organisme konsumen pada tiap
tingkat trofik, maka biomassa konsumen makin kecil menuju ke puncak piramida
sedangkan dalam ekosistem perairan biomassa konsumennya selalu lebih besar
daripada biomassa produsen (Resosoedarmo dkk. 1986).
42
kehilangan energi. Karena setiap pengubahan energi akan menimbulkan hilangnya
energi yang dipakai, hali ini sesuai dengan Hukum Termodinamika II. Bentuk piramida
energi ini adalah piramida tegak.
Ketiga tipe piramida ekologi tersebut, piramida energi merupakan piramida yang
terbaik karena dapat memberikan gambaran menyeluruh berkaitan dengan sifat-sifat
fungsional suatu ekosistem. Piramida energi juga menunjukkan efisiensi ekologi atau
keproduktifan ekosistem. Disamping itu, piramida energi tidak dipengaruhi oleh ukuran
organisme dan kecepatan metabolisme pada tiap organisme, sehingga apabila semua
sumber energi diperhitungkan, maka bentuk piramida selalu tegak sesuai dengan
Hukum Termodinamika II (Resosoedarmo dkk. 1986).
2.6. PengertianSiklus Materi
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk
hidup dan tak hidup (Indriyanto, 2010).
Pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang
hidup dengan tak hidup dapat juga disebut dengan siklus materi. Suatu ekosistem,
materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang, namun materi berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam
komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan
makhluk hidup dan batuan sehingga disebut siklus materi (Delvian, 2006).
Fungsi siklus materi adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-
unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga (Kilham,
1996).
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
43
1. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu
ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses
makan dan di makan.
2. Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan
dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu
organisme ke organisme lainnya.
3. Proses makan dan dimakan secara berurutan disebut dengan rantai makanan. Proses
inilah yang menentukan bagaimana energi mengalir dari satu organisme ke organisme
yang lain dalam satu sistem.
6. Siklus materi merupakan suatu siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
7. Peranan siklus materi dalam ekosistem sebagai penjaga kestabilan ekosistem dengan
cara mengembalikan unsur kimia yang digunakan oleh semua yang ada dibumi dalam
bentuk organik maupun anorganik.
8. Terdapat 5 macam siklus materi yang sudah umum dikenal, yaitu siklus air, oksigen,
nitrogen, sulfur dan fosfor.
DAFTAR PUSTAKA
44
Ir Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara, Bandar Lampung.
45