EKOLOGI II
Dosen Pengampu:
Drs. Muchyar, M.P
Kelompok 6
Ainun Jariyah (1810129220005)
Anita Rahman (1810129320001)
Nadia Kamila (1810129120018)
Rahmi (1810129120011)
Thata Gading Anisa Putri (1810129220007)
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
EKOLOGI II........................................................................................................4
B. TEORI MALTHUS.............................................................................18
C. PERTUMBUHAN POPULASI..........................................................20
D. KOMPETISI........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25
iii
EKOLOGI II
4
b. Jaring-Jaring Makanan
5
heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakanzat organik
dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen. Pembagian
konsumen adalah sebagai berikut:
Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora
yang menempati tingkat trofik kedua.
Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora
kecil yang menempati tingkat trofik ketiga.
Konsumen Tersier
Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan
karnivora besar yang menempati tingkat trofik keempat.
3. Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses
sebagai berikut :
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupaenergi matahari, tetapi
tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalamproses
fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari
yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme
fotosintesis, dan jugahanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem
berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh
tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai
keluaran dari sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan
melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui
herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,
terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik,
maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan
berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan
6
sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula
karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi,maka akan disimpan
dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor darisistem
sebagai materi organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkatkonsumen dan juga pada
setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energiuntuk
pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari
system
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu system terbuka, maka
beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas
dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke
wilayah, ekosistemlain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air
keluar dari sistem terbawa arus.
1) Piramida ekologi
7
kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut
piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida
ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai
konsumen puncak.
a. Piramida Energi
8
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan
hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di
setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida
energi tidak hanyajumlah total energi yang digunakan organisme
pada setiap taraf trofik rantaimakanan tetapi juga menyangkut
peranan berbagai organisme di dalam transferenergi . Dalam
penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka
makinefisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan
pada proses tranfer energimenjadi lebih besar. Hilangnya panas
pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang
taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknyalebih
tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak
tingkattrofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan
semakin sedikit juga.Energi dalam piramida energi dinyatakan
dalam kalori per satuan luas per satuanwaktu.
b. Piramida Biomassa
9
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah
fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah
makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru
dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak
piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti
jumlah individunya sedikit,dan umumnya individu karnivora
pada puncak piramida bertubuh besar.
c. Piramida Jumlah
10
Yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen
sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan
dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan
(konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme
kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer,serta
jumlah organisme konsumen tersier lebih sedikit dari organisme
konsumen sekunder.
11
non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah darisuatu ekosistem
ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem
berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan
karakteristikaseluruh biosfer.
Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik
disirkulasikan keseluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-
kali. Apabila tumbuhan danjuga hewan mati akan didekomposisikan
oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi kemudian dikembalikan ke
lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi sebagai gudang
atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya dilepaskan
dan berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan
diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen
organik dan anorganik dipautkan satu sama lain sedemikian rupa
sehingga sulit dipisahkan satu samalainnya.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam
proses aliran energi dansiklus materi, sehingga terjadinya
keterpautan antara komponen biotik dengan komponen abiotik dalam
ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu :
12
hidrogen,karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-
sama membentuk sekitar 95 % dariberat kering materi
hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan dari bentuk gas
diatmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk nutrisi makro ini,
yang diperlukandalam jumlah yang relatif lebih sedikit
diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.
Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang
jauh lebih sedikit, tetapi sangat penting untuk kehidupan.
Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh
tumbuhan. Beberapa nutrisi mikroseperti besi, tembaga,
seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas
akibat proses penghawaan.
b. Siklus Biogeokimia
13
ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air, siklus sulfur,
siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.
Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk
melakukan aktivitas hidupnya. Oleh karena itu,ketersediaan
air di lingkungan sangat mutlak bagi organisme hidup.
Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan,
tumbuhan dan hewan yang dimakan,sedangkan tumbuhan
mengambil air dari air tanah dengan menggunakan
akarnya.Manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah
yang ada di daratan. Airkeluar dari hewan dan manusia
berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui
proses transpirasi.
Siklus sulfur(Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan
semua protein dan banyak terdapat di kerak bumi.Tumbuhan
mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan
hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan yang
mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur disamping ini.
14
Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat
di alam dan merupakan faktor pembatas produktivitas
ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk
pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa
organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zatyang tidak
berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian
besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di
perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua
mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah
satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor
melalui rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat
melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan.
Perhatikan skema daur fosfor di samping ini.
15
Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk
pembentukan protein dan berbagai molekulorganik esensial
lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer
dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari
semua gas di atmosfer. Gasnitrogen ini di atmosfer masuk
ke dalam tanah melalui fiksasi nitrogen olehbakteri
(Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru
(Anabaena, Nostoc) danjamur (Mycorhiza) nitrogen yang
masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadiamonia
(NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen
menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk
ke tanah bersama kilat dan air hujanberupa ion nitrat
(NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh
tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh
bakteri pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan
melalui proses amonifikasi dan mineralisasi olehbakteri
nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi
ion nitrit(NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri
16
nitrat (nitrobacter) menjadiion nitrat (NO 3−). Perombakan
amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat
disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen
dalam bentuk ionnitrat, sedangkan hewan mengambil
nitrogen dalam bentuk senyawa organik(protein) yang
terkandung pada tumbuhan dan hewan yang dimakan.
Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi
(Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans)
menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke
atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen
disebut denitrifikasi.
17
(O2) masuk ke komponen biotik melalui proses respirasi
untukmembakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon
dioksida (CO2). Daur karbonberkaitan erat dengan daur
oksigen di alam kita ini.
5. TEORI MALTHUS
Masa pencerahan di Eropah telah banyak melahirkan pemikiran
diberbagai bidang pengetahuan, segala yang dilihat dalam kehidupan menjadi
pemikiran para filsuf, tidak terkecuali jumlah penduduk yang bertambah
terlalu cepat. Pemikiran seorang pendeta bernama Thomas Robert Malthus
(1748 – 1834) tentang penduduk dalam esseai-nya yang berjudul ”Essay on
Principle of Population it Affects the Future’ telah membangunkan
kesadaran para ilmuwan dan anggota masyarakat untuk menyadari tentang
dampak jumlah penduduk yang tidak terkendali bagi kehidupan manusia
sendiri. Dalam esseai-nya tersebut Thomas Robert Malthus menyatakan:
“.....apa bila tidak ada pembatasan jumlah penduduk maka penduduk akan
berkembang biak dengan cepat sebagai deret bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32 ......,
dan disi lain jumlah pangan hanyak mengalami pertambahan sebagai deret
bilangan 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12 ... akibatnya penduduk dunia akan mengalami
kelaparan hebat. Untuk menghindari kekuranga bahan pangan maka jumlah
penduduk harus dibatasi. Untuk itu perlu dilakukan moral restrain
(pengekangan diri: pengekanagn nafsu seksual, penundaan
perkawinan)”
18
Essei Malthus sangat efektif membangun kesadaran para ilmuwan
tentang pentingnya masalah jumlah penduduk yang besar, meskipun
pemikiran Malthus sangat sederhana. Kesederhanaan essei tersebut terletak
pada pemikirannya dengan menggunakan dua variabel saja yaitu jumlah
penduduk dan jumlah pangan, padahal besarnya jumlah penduduk tidak
ditentukan oleh jumlah pangan saja. John Stuart Mill mengkritik esseinya
dengan mengatakan bahwa manusia dapat mengontrol perilaku demografisnya
antara lain : mengendalikan fertilitas. Selain itu Marx mengritik pendapat
Malthus dengan mengatakan bahwa jumlah penduduk yang banyak tidak harus
menimbulkan kematian antara lain dengan mengimport bahan makanan,
memindahkan penduduk ke tempat lain dan peningkatan pendidikan
penduduk.
Ilmuwan melakukan beberapa kritik tentang kelemahan ide dalam
essai-nya, secara garis besar kritik terhadap ide Malthus tersebut adalah
Malthus dalam esseinya belum memikirkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Revolusi pertanian ( green revolution) seperti: bibit unggul, varitas baru,
insektisida/obat-2 hama, pupuk dan perangsang tumbuh, managemen
usaha, telah meningkatkan produksi pertanian/perikanan/peternakan
secara berlipat ganda dalam waktu yang singkat,
b. Ditemukan tanah tanah baru (benua baru: Amerika dan Australia)
dikemudian hari memberikan peluang bagi usaha petanian melakukan
ekstensifikasi sekaligus intensifikasi di lahan lahan pertanian yang baru
sehingga produksi total pangan dunia meningkat dengan cepat,
c. Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memungkinkan
pengiriman bahan pangan di wilayah wilayah yang menghadapi
kelaparan dapat dengan cepat dilakukan sehingga kelaparan penduduk di
suatu wilayah dapat dihindari secara cepat dan tepat.
d. Thomas Robert Malthus tidak mempertimbangkan keinginan pasangan
pasangan suami istri (pasutri) dan pasanngan usia subur lain melakukan
usaha pembatasan kelahiram dengan menggunakan kontrasepsi
19
e. Teori yang diungkapkan tidak mempertimbangkan perilaku fertilitas
penduduk yaitu fertilitas (tingkat kelahiran) penduduk akan menurun
seiring dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat.
6. PERTUMBUHAN POPULASI
Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi.
Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita
mengetahui adanya pengaturan populasi. Interaksi spesies seperti predator,
kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap pertumbuhan pop
dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam struktur
komunitas oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana
suatu populasi tumbuh.
Suatu populasi yang dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai,
akan terus bertambah jumlahnya. Dalam lingkaran hidup dari organisme
terdapat fase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. Dalam
ekologi Boden Heimer (1938) membagi umur hewan dalam tiga periode,
yaitu fase preduktif, dimana hewan mengalami pertumbuhan yang cepat
tetapi belum mampu berproduksi, fase reproduksi, dimana hewan mampu
bereproduksi, fase post reproduksi, dimana hewan tidak mampu lagi
bereproduksi yaitu pada umur tua. Model Pertumbuhan Populasi yakni:
20
Nt+Dt=Nt+B+I-D-E
2. Model Matriks
Salah satu model pertumbuhan yang paling sering digunakan oleh para
ahli demogragi adalah model matriks Leslie, yang dikembangkan pada
tahun 1940-an. Model ini menjelaskan pertumbuhan reproduksi pada
populasi tumbuhan. Dalam model ini reproduksi tumbuhan dibagi
menjadi kelas-kelas atau secara matematis. Dengan demikian jika kita
mengetahui distribusi awal x(0) dan matriks Leslie (L), maka kita dapat
menentukan distribusi umur reproduksi tanaman pada sembarang waktu
di masa mendatang.
3. Stadia Versus Umur Teori demografi klasik memakai umur sebagai
dasar untuk perkiraan kesuburan dan survivorship, namun umur tidak
dapat menjadi indikator status reproduktif dalam tumbuhan. Ada 2
alaan pokok untuk ini, yaitu :
a. Ukuran tidak perlu berkolerasi dengan umur
b. Banyak tumbuhan akan berbunga bila mereka mencapai ukuran
tertentu tanpa memandang umurnya.
4. Tabel Hidup
Ada dua macam tabel hidup tergantung lama hidup individu dalam
populasi :
21
1) Suatu tabel dinamis. Digunakan pengamat untuk mengikuti
pertumbuhan perkecambahan pada waktu tertentu sampai semua
individu mati
2) Tabel hidup statis. Tabel yang mengukur struktur umur suatu
populasi untuk memperkirakan pola survival berbagai grup umur
pada suatu populasi.
5. Kurva Survivorship
Yaitu adalah jumlah survivor pada tiap interval umur terhadap waktu
akan menghasilkan suatu kurva survivorship. Ada 3 tipe kurva
survivorship yang menyajikan tanggapan populasi ekstrem :
a. Tipe 1: kurva survivorship adalah karakteristik organisme dengan
mortalitas rendah dalam stadia muda dan mortalitas cepat dalam
umur tua.
b. Tipe 2 : garis lurus, dimana probabilitas kematian pada pokoknya
sama pada sembarang umur.
c. Tipe 3 : tipikal organisme yang mempunyai laju mortalitas muda
tinggi, diikuti dengan mortalitas biji karena adanya pemakan buah
dan pemakan biji.
6. Fekunditas
Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi.
Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu
organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji,
ataupun propagula aseksual. Dalam bidang demografi, fekunditas
adalah kapasitas reproduksi potensial suatu individu ataupun populasi.
Fekunditas berada di bawah kontrol genetik maupun lingkungan dan
merupakan ukuran utama kebugaran biologi suatu spesies. Biasa juga
disebut umur spesifik laju kelahiran individu atau natalitas yang diukur
dengan menhitung jumlah total biji yang dihasilkan selama tiap interval
umur dan dibagi dengan jumlah individu yang hidup.
7. Daya Dukung
22
Dengan adanya berbagai pembatasan yang ada, kita dapat
memperkirakan bahwa lingkungan mempunyai daya dukung, yaitu
jumlah individual spesies yang dapat ditunjang oleh lingkungan. Daya
dukung dapat ditentukan tidak hanya oleh jumlah individu dalam
populasi,tetapi juga oleh ukuran dan laju pertumbuhan individu dalam
populasi.
8. Peraturan Populasi Dependen Densitas.
Dependen densitas adalah jumlah individu per satuan area tertentu yang
keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan2 yang mempengaruhinya.
9. Populasi Dependen Lebat
Populasi dependen lebat adalah ukuran populasi yang selalu bertambah
seperti yang diramal oleh kebanyakan model pertumbuhan populasi,
populasi ini bergantung pada dependen densitas yang berubah dalam
survival atau laju produksi karena jumlah populasi menjadi lebih besar.
Kita tahu bahwa hukum Yield konstan di mana tumbuhan bertanggap
terhadap kelebatan tidak hanya oleh densitas tetapi juga terhadap
individu. Hal ini lebih akurat untuk mengatakan bahwa populasi
tumbuhan lebih bersifat dependen lebt daripada dependen densitas.
7. KOMPETISI
Kompetisi adalah hubungan antara organisme yang berusaha untuk
sumber daya yang sama di tempat yang sama. Sumber daya mungkin
makanan, air, atau ruang. Ada dua jenis kompetisi:
1. Kompetisi intraspesifik terjadi antara anggota spesies yang sama.
Misalnya, dua burung jantan dari spesies yang sama mungkin bersaing
dengan rekan mereka di daerah yang sama. Jenis kompetisi merupakan
faktor dasar dalam seleksi alam. Hal ini menyebabkan evolusi adaptasi
yang lebih baik dalam suatu spesies.
23
2. Kompetisi interspesifik terjadi antara anggota spesies yang berbeda.
Misalnya, predator dari spesies yang berbeda mungkin bersaing untuk
mangsa yang sama.
Kompetisi interspesifik dan Kepunahan
24
DAFTAR PUSTAKA
http://faishal666.blogspot.com/2012/08/ekosistem-aliran-energi-siklus-
materi.html
http://wwwbiologikeren.blogspot.com/2012/12/teori-malthus.html
http://padlan14.blogspot.com/2012/07/pertumbuhan-populasi.html
https://hisham.id/2015/04/pengertian-kompetisi-dalam-ekosistem-biologi.html
25