Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI


DI EKOSISTEM PERAIRAN

Oleh:
WIRA RAHMANSYAH
NIM : 2010247577

PASCA SARJANA ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang berjudul aliran energi dan daur materi di ekosistem
perairan. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas segala
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga segala bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis berharap kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis di masa
yang akan datang. Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 4
A. Latar Belakang .............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 6
A. Aliran Energi ................................................................................. 6
B. Ekosistem akuatik (perairan) ......................................................... 10
C. Daur materi ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP .......................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan


lingkungannya maupun sesama makhluk hidupnya. Oleh karena itu, didalam
ekosistem pasti terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen satu
dengan yang lain. Saling ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk
bereproduksi, makanan, energi, air, mineral dan udara. Adanya saling
ketergantungan menyebabkan di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-
jaring makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia (Resosoedarmo, 1986).

Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati
tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia antara lain karbon
(C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia
tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk
membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari
reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi
organisme. Dalam suatu aliran energi ada 3 peran penting yang harus dimiliki
meliputi produsen yang berfungsi sebagai organisme yang membuat makanan
sendiri (autotrof) peran ini biasanya diambil oleh tumbuhan yang menghasilkan
makanan melalui proses fotosintesis, kemudian konsumen sebagai organisme
yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof) sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Terakhir
yaitu dekomposer, merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme
yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan
digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat
makanannya (Resosoedarmo, 1986). Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam
lagi mengenai aliran energi dan daur materi di ekosistem perairan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan aliran energi ?
2. Apa yang dimaksud daur materi?

4
3. Bagaimana aliran energi dan daur materi di ekosistem perairan?

C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa yang di maksud dengan aliran energi
2. Agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan daur materi
3. Agar kia mengetahui Bagaimana aliran energi dan daur materi di
ekosistem perairan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran Energi

Aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan
dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi
perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya.
Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang satu ke makhluk yang
lain disebut aliran materi dan energi.
Sumber energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya
matahari. Dan hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari
untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka energi matahari yang telah digunakan oleh
makhluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi, tetapi akan lepas ke alam
bebas karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan.
Peristiwa perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena
perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus energi.

Aliran energi adalah rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke


bentuk energi yang lainnya. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke
konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke
saproba. Pengertian aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu
tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Di dalam proses perpindahan, selalu
terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan.
Energi juga dapat berubah menjadi bentuk lainnya, seperti energi kimia, energi
mekanik, energi listrik, dan juga energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi
bentuk lain disebut sebagai transformasi energi.

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:

1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak


semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya
sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada

6
tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian
kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya
keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan
oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai
keluaran dari sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah
energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun
ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora
menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula
karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam
sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi
organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap
tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya,
sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari system.
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi
organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya
akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat
aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus

Gambar 1. Siklus Aliran Energi

7
Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya.
Misalnya, untuk tumbuh, bereproduksi, dan bergerak. Dalam pemenuhan
kebutuhan energi tersebut terjadi hubungan saling ketergantungan energi di
antara makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk hidup yang
berperan sebagai produser, konsumer, atau dekomposer.

Gambar 2. Siklus Aliran Energi

a. Produsen

Produser merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi cahaya


matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi
organic yang berasal dari materi anorganik. Contoh produser adalah
tumbuhan hijau dan makhluk hidup fotosintesis lainnya. Melalui produser
tersebut energi yang berasal dari matahari mengalir ke makhluk hidup
lainnya.
Banyaknya energi cahaya yang dapat diubah menjadi energi kimia oleh
produser disebut produktivitas primer. Jumlah total produktivitas ini dikenal
sebagai produktivitas primer kotor (PPK). Sebagian produk materi organic
tersebut digunakan sebagai bahan baker bagi respirasi selularnya, sedangkan
sebagian lagi disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Bagian materi organik yang
disimpan itulah yang dikenal sebagai produktivitas primer bersih (PPB). PPB
merupakan keseimbangan terhadap produktivitas primer kotor dikurangi
energi yang digunakan oleh produser untuk respirasi (Rs).

8
b. Konsumen

Konsumer merupakan makhluk hidup yang memperoleh energi dalam bentuk


materi organic. Misalnya, dengan cara memakan makhluk hidup lainnya.
Seluruh hewan tergolong consumer. Berdasarkan tingkatnya, consumer dapat
dibedakan atas konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen tersier.
Consumer primer atau herbivore adalah consumer yang secara langsung
memakan tumbuhan. konsumer sekunder atau karnivor adalah consumer yang
memakan consumer primer. Konsumer tersier atau karnivor puncak adalah
consumer yang memakan konsumen sekunder.

Beberapa hewan ada yang berperan sebagai karnivor pada suatu waktu dan
herbivore pada saat yang lain. Hewan demikian disebut omnivor. Mereka
dapat ditempatkan ke dalam tingkat trofik berbeda bergantung pada materi
yang dimakan pada saat itu. Produser dan berbagai karnivor di dalam
ekosistem dalam pemenuhan kebutuhan makanan dikenal dengan istilah
tingkat trofik. Berikut ini Tingkatan Trofik di Dalam Ekosistem.

Tingkat
Tingkatan Makhluk Hidup Kimia
Trofik
Membuat makanan
sendiri
Pertama Produsen dari bahan anorganik
dengan menggunakan
energi cahaya matahari.
Memakan tumbuhan atau
Kedua Konsumer Primer (herbivor)
produser lainnya.
Ketiga Konsumer Sekunder (karnivor) Memakan herbivor.
Konsumen Tersier (karnivor
Keempat Memakan predator.
puncak)
Menguraikan senyawa
senyawa organik yang
- Pengurai berasal dari makhluk
hidup yang telah mati
(bangkai).

9
c. Dekomposer

Dekomposer (pengurai) merupakan makhluk hidup yang memperoleh


makanannya dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal
dari makhluk hidup yang telah mati (bangkai). Dalam hal ini, decomposer
berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan kembali
oleh tumbuhan hijau. Contoh decomposer adalah jamur dan bakteri.

d. Detritivor

Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau


detritus. Detritus merupakan serpihan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan.
Organisme detrivor antara lain cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan
kutu kayu.

B. Ekosistem Akuatik (Perairan)

Ekosistem akuatik (perairan) adalah tipe ekosistem yang sebagian


lingkungan fisiknya didominasi oleh air. Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh
empat factor, yaitu penetrasi cahaya matahari, substrat, temperatur, dan
jumlah material terlarut. Akan tetapi, factor penentu utama dari ekosistem
perairan adalah jumlah garam terlarut di dalam air. Jika perairan tersebut
sedikit mengandung garam terlaryt, maka disebut ekosistem air tawar.
Sebaliknya, jika mengandung kadar garam tinggi, maka disebut ekosistem
laut.

1. Air tawar

Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem
air tawar lotik memiliki ciri airnya berarus. Contohnya adalah sungai.
Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan
arus air. Produsen utama pada ekosistem ini adalah ganggang. Akan tetapi,
umunya organisme lotik memakan detritus yang berasal dari ekosistem darat
di sekitarnya.

10
Ekosistem air tawar lentik memiliki cirri airnya tidak berarus. Ekosistem
air tawar lentik meliputi rawa air tawar, rawa gambut, kolam, dan danau. Rawa
didominasi oleh lumut Spaghnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga
wilayah horizontal, yaitu litoral, limnetik, dan profundal.

2. Air laut

Hampir 71% dari permukaan bumi tertutup oleh laut. Rata-rata salinitas
(kadar garam) laut adalah 3%, tetapi angka ini bervariasi dari satu wilayah ke
wilayah yang lain sesuai dengan kedalaman dan geografinya. Salinitas
tertinggi terdapat di daerah tropis. Pada daerah tropis suhu yang tinggi
menyebebkan laju penguapan berlangsung cepat sehingga salinitas laut
menjadi tinggi. Contohnya, Laut Merah memiliki salinitas 4%. Sebaliknya, pada
geografi yang lebih tinggi, proses penguapan berkurang sehingga salinitasnya
rendah. Contohnya, Laut Baltik dengan salinitas 0,7%.

3. Estuari

Ekosistem estuary terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan


laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut juga pantai Lumpur.
Esturi mamiliki cirri berair payau dengan tingkat salinitas di antarsa air
tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau. Beberapa
organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan,
udang, dan moluska yang dap-at dimakan.

4. Pantai batu

Ekosistem pantai batu tersusun dari komponen abiotik, berupa batubatuan


kecilmaupun bongkahan batu yang besar. Pada ekosistem pantai batu
terdapat organisme seperti ganggang Eucheuma dan Sargassum, serta
beberapa jenis moluska yang dapat melekat di batu. Ekosistem pantai batu
antara lain terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai Barat Sumatera, Bali,
Nusa Tenggara, dan Maluku.

11
5. Terumbu karang

Ekosistem terumbu karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan ynag


jernih. Terumbu karang terbentuk dari rangka hewan kelompok Coelenterata.
Pada ekosistem ini terdapat berbagai jenis organisme laut dari kelompok
Porifera, Coelenterata, ganggang, berbagai jenis ikan, serta udang. Ekosistem
terumbu karang antara lain terdapat di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.

6. Laut dalam

Ekosistem laut dalam merupakan zona pelagic laut. Ekosistem ini berada
pada kedalaman 76.000 m dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi cahaya
matahari. Oleh karena itu, produsen utama di ekosistem ini merupakan
organisme kemoautotrof.

C. Daur Materi

Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi
dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi
(H2O / air dan CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah
menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan
bantuan klorofil dan energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:
6 H2O + 6 CO2 -------> C6H12O6 + 6 O2.
Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup
yang satu ke makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah
mengalami berbagai proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat
dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh
organisme lain. Jadi materi memiliki siklus, misalnya siklus Karbon atau daur
karbon.

12
Gambar 3. Daur Karbon

Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO 2), yang
banyak terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat
di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan bakar minyak).
Karbon dioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang
terdapat di darat atau di perairan menggunakan CO2 untuk membentuk senyawa
organik yaitu karbohidrat melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang
dihasilkan produsen ini menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof
khususnya herbivora. Apabila herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa
organik dari herbivora akan diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme
seperti tumbuhan, hewan maka akan membebaskan karbon dioksida ke udara
bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan di uraikan, salah
satunya akan menjadi karbon dioksida.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran energi adalah rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke


bentuk energi yang lainnya. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke
konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke
saproba. Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang
terjadi dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi.
Materi (H2O / air dan CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan
diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun
dengan bantuan klorofil dan energi dari matahari.

B. Saran

Kita sebagai generasi muda khususnya mahasiswa yang berkecimpung di


bidang ilmu kelautan diharapkan kita dapat memahami aliran energi dan daur
materi di ekosistem perairan agar menambah wawasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. 2021. Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Di Wilayah Pesisir.


Damar, dkk. 2004. Studi Dinamika Ekosistem Perairan Di Teluk Lampung:
Pemodelan Gabungan Hidrodinamika-Ekosistem. Jurnal Ilmu-Ilmu
Perairan Dan Perikanan Indonesia. ISSN 0854-3194 Juni 2004, Jilid 11,
Nomor 1
P.Odum,Eugene. 1993.Dasar-dasar Ekologi Edisi ke tiga. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Resosoedarmo, S., K. Kartaminata, dan A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi.
Remadja Rosda Karya,Bandung.
Soeroyo. Aliran Energi Pada Ekosistem Mangrove. Jurnal Oseana. Volume XII,
Nomor 2 : 52 – 59. ISSN 0216-1877.
Hamdani, dkk. Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari Oleh Fitiplankton
Dalam Proses Fotosintesis. Jurnal Akuatika. Vol 2. No. 2/ Pebruari 2004

15

Anda mungkin juga menyukai