Abstrak
Serangga adalah binatang yang hidup di tempat manapun yang hidup di laut, di darat dan di udara.
Salah satunya adalah hidup di sekitar tanaman, serangga bertindak sebagai penyerbuk, dekomposer
dan juga sebagai hama, serangga memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti
serangga yang mengunjungi bunga untuk mengambil makanan cair seperti manis. Berdasarkan fakta
di atas, komposisi penelitian telah dilakukan pada malam serangga yang malam serangga yang
ditemukan di kawasan hutan Fakultas Hukum, Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini
menggunakan metode survei deskriptif yaitu dengan mengumpulkan langsung serangga malam dari
lokasi penelitian dengan Light Trap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan 4
perangkap. Komposisi serangga malam yang ditemukan di kawasan hutan Fakultas Hukum
Universitas Borneo Tarakan terdiri dari, 19 Family dan 26 Genus. Kerapatan relatif tertinggi adalah
genus Empoasca yaitu (0,29%) dan kerapatan relatif terendah adalah genus Chilocorus (0,05%)
Abstract
Insects are animals that live in any places which is live in the sea , on land and in the air . One of
them is live around the plants , insects act as pollinators , decomposers and also as a pest , an
insect has very important meaning in human life , as insects visiting flowers to take liquid food
such as sweet. Based on the fact above, the composition of the research has been done in the night
insects which the night insects which found in forest area Faculty of Law, Borneo Tarakan
University. This study is used a descriptive survey method is by direct collection of insects evening
of the research sites with Light Trap. Sampling is by using 4 traps. The composition of night
insects found in forest area Faculty of Law, Borneo Tarakan University consists of 19 Family
nd 26 Genus . The highest relative of density is Empoasca genus that is ( 0,29 % ) and the lowest
relative density is the Chilocorus genus ( 0.92 %
1
lingkungan yang baik bagi kehidupan yang disebut serangga malam. Dalam
serangga (Susetya 1994). aktivitasnya, serangga malam ini
memerlukan sedikit cahaya sebagai
Serangga merupakan salah satu
petunjuk jalannya dalam beraktivitas.
komponen yang terdapat di dalam ekosistem
Serangga malam sangat tertarik dengan
yang mempunyai peran yang tidak dapat
cahaya yang agak terang karna serangga
dianggap kecil, sebab kehadirannya
beranggapan warna lampu tersebut sesuai
mempunyai arti banyak bagi komponen
dengan warna makanannya. Setiap ada
lainnya, terutama bagi tumbuhan dan
cahaya serangga pasti akan berkunjung pada
organisme lainnya. Secara ekologis, serangga
cahaya tersebut. (Hadi, 2009).
berperan sebagai komponen rantai makanan
sebagai herbivora, karnivora, pengurai dan Serangga nokturnal memiliki
penyerbuk. Sementara itu, serangga dapat peranan yang penting dalam menjaga dan
menjadi hama, musuh alami, atau vektor melindungi fungsi ekosistem dan berjasa
penyakit bagi tanaman (Hadi, 2009). dalam proses dekomposisi serasah
dedaunan, pembatas laju pertumbuhan
Serangga mempunyai arti yang
tanaman dan sebagai mangsa dari hewan
sangat penting dalam kehidupan manusia,
lain. Serangga nokturnal juga berperan
yaitu sebagai serangga yang mengunjungi
sebagai polinator bagi tumbuhan dengan
bunga untuk mengambil makanan berupa
bunga yang mekar pada malam hari seperti
cairan manis (nektar) dan polen yang
pada Hylocereus costaricensis atau buah
mengandung protein seperti lebah, kupu-
Naga (Febrina et al, 2012).
kupu dan gengat. Bunga juga memiliki bau
menarik yang dapat meningkatkan Melihat serangga nokturnal memiliki peran
kunjungan serangga. Ada juga beberapa penting dalam menjaga dam melindungi
serangga yang mengunjungi bunga untuk fungsi ekosistem, penulis telah melakukan
meletakkan telurnya. Umumnya serangga penelitian tentang “Komposisi serangga
berkunjung untuk melakukan penyerbukan malam yang ditemukan dikawasan hutan
pada saat bunga mekar. Sejumlah serangga Dekan Fakultas Hukum Universitas Borneo
Hymenoptera dan Lepidoptera dewasa telah Tarakan”.
mengembangkan ketergantungan total
METODE PENELITIAN
pada produk-produk bunga untuk
makanannya. Serangga tersebut biasanya Tempat dan Waktu Penelitian
mengunjungi bunga yang mekar pada siang Pengamatan dilakukan di hutan
hari.Serangga yang aktif di malam hari ini Universitas Borneo Tarakan pada bulan Mei
2
2018 dengan menggunakan metode morfologi dengan sumber literatur yang
Purposive Sampling. Untuk mempermudah digunakan. Data spesies yang didapat
pengambilan data digunakan jenis dianalisa keanekaragamanya dengan
pengambilan sampel kuadrat transek. menggunakan analisis data sebagai berikut :
a. Kepadatan
Alat dan Bahan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
Alat yang digunakan yaitu, kayu K=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
penyangga, botol film/kodak (plakon), cetok,
b. Kepadatan
mikroskop stereo/ Lup, kertas label, kuas
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
kecil, pinset, spidol, alat tulis, rool meter, KR = x 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
alkohol 15%, jenset, lampu warna warni,
c. Frekuensi Relatif
buku kunci identifikasi, kain warna putih.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
FR= x
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
Cara Kerja 100%
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk menentukan HASIL DAN PEMBAHASAN
tempat pengambilan sapel pengamatan.
Dari hasil penelitian yang telah
2. Prosedur kerja
dilakukan tentang komposisi serangga
a) Mempersiapkan alat
malam yang ditemukan di kawasan hutan
b) Membentangkan kain putih sebagai
Dekan Fakultas Hukum Universitas Boreo
jebakan serangga.
Tarakan ditemukan 19 family dan 26 spesies
c) Memasang lampu ting pada daerah yang
seperti yang tertera pada Tabel 1. Dilihat dari
ditetapkan. Setiap dua jam sekali
komposisi serangga malam yang ditemukan
mengambil serangga untuk dijadikan
di kawasan hutan Dekan Fakultas Hukum
sampel pengamatan. Adapun waktu
Universitas Borneo Tarakan, Genus Empasca
pengambilan yaitu pukul 20.00, 22.00,
memiliki kepadatan relatif yang paling tinggi
24.00, 02.00.
(0,29 %) hal ini diduga genus Empasca
menyukai hidup ditempat yang lembab, karna
Analisis Data
kawasan hutan di sekitar dekan Fakultas
Analisis data dilakukan berdasarkan
Hukum Universitas Borneo Tarakan
identifikasi jenis-jenis serangga yang telah
merupakan tempat yang cukup lembab pada
diperoleh dari percobaan. Pengamatan
malam hari. Menurut Borror (1992) Empasca
menggunakan analisis deskriptif terhadap
umumnya hidup didalam hutan terutama
data yang diperoleh berdasarkan kecocokan
dekat tempat yang lembab, biasanya terdapat
3
Tabel 1 Komposisi serangga malam yang ditemukan di kawasan hutan Dekan
Fakultas Hukum Universitas Borneo Tatarakn
No. Family Genus Analisis keragaman
∑ K KR FR
5
0,29 % FR = 100%). Genus Chilocorus
memiliki Kerapatan relatif dan Frekuensi
Relatif terendah (KR = 0,005 % FR = 25%).
DAFTAR PUSTAKA