PERENCANAAN TERPADU
“Laporan Perencanaan Penaganan Jalan di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua”
Di susun oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas
Perencanaan Terpadu ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas ini adalah suatu referensi untuk mencapai pembelajaran di
jenjang perguruan tinggi sehingga tercapailah apa-apa yang diharapkan.
Penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Achmad Zultan M., S.T., M.T. sebagai Dosen pembimbing mata kuliah
Perencanaan Terpadu yang telah meluangkan waktu memberikan tugas
dan akan memberikan nilai untuk penulis nantinya.
Di dalam menyusun tugas ini mungkin terdapat hal yang sedikit krusial
karena penulis dalam tahap mempelajari dan keterbatasan ilmu. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga tugas Perencanaan Terpadu ini bermanfaat bagi yang
membutuhkannya bagi semua pihak dan bagi si penulis.
PENULIS
2.9 Presentasi.....................................................................................17
PENDAHULUAN
2.7 Pelaporan
Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk merekam semua
kegiatan dan hasil yang telah diperoleh dalam kegiatan Perencanaan ini yang
Dokumen tender sebagai salah satu hasil akhir dari perencanaan teknis perlu
dipersiapkan dengan betul untuk digunakan pada tender pengadaan jasa
kontraktor.
Adapun secara garis besar isi dokumen adalah sebagai berikut :
1. Instruksi Kepada Peserta Lelang Berisi antara lain :
Instruksi Umum Kepada Perserta Lelang dan Lampirannya.
3.1 Kesimpulan
Kegiatan Penanganan Khusus Jalan Jayapura – Sarmi ini
dilakukan pada ruas jalan Nimbokrang – Bonggo – Sarmi mulai dari KM
112 (Nimbontong) hingga KM 321 (Sarmi) dengan sasaran pada
daerah-daerah yang berpotensi longsor dan telah longsor. Adapun
Tahap pengumpulan data lapangan terdiri dari Penyelidikan
pendahuluan, Penyelidikan detail dan penyelidikan tambahan.
3.2 Saran
Longsoran tersebut pada umumnya dipicu oleh faktor alam
seperti curah hujan yang tinggi, kondisi geologi yang rentan terhadap
longsoran serta faktor non alamiah seperti aktivitas penggalian di kaki
lereng dan penebangan hutan. Dengan demikian perlu dilakukan upaya
upaya untuk menentukan metoda penanganan dan penanggulangan
yang efisien dan efektif agar fungsi jalan tetap terjaga sebagaimana
mestinya dan terus dapat digunakan oleh masyarakat dengan aman.