Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JARING – JARING MAKANAN


MK. KONSEP DASAR BIOLOGI DAN KIMIA

DOSEN MATA KULIAH : Fonny Katili, S.pd, M.pd

PENYUSUN
REGITA PELLE
NIM : 19105162

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PRODI PGSD

i
KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, marilah kita panjatkan puji
dan syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas kuasa-Nya saya dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Jaring-jaring Makanan“. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Biologi dan
Kimia.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang diberikan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Tuhan YME.
Selain itu, saya juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti
masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun
penulisannya. Untuk itu, saya mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan
penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semuanya.

TOMOHON, 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG……………………………………. 1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………….. 1

C. TUJUAN…………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….. 2

BAB III PENUTUP………………………………………………... 8

A. KESIMPULAN……………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini tak pernah lepas dari yang namanya makanan. Tanpa

makanan kita tidak mendapatkan suplai energy, tanpa energi kita tidak dapat

melakukan aktivitas keseharian kita.

Dalam proses makan memakan pun ada aturannya, hal ini biasa disebut

sebagai rantai makanan atau jarring-jaring makanan. Berkut akan dibahas

mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dalam mempelajari mengenai jaring-jaring makanan, nantinya akan

memunculkan berbagai pertanyaan atau permasalahan yang perlu dijawab.

Antara lain yaitu sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan?

2. Apa saja komponen yang membentuk adanya jaring- jaring makanan?

C. Tujuan

Tujuan ditulisnya makalah ini yaitu, agar kita dapat

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan

2. Mengetahui komponen pembentuk jaring-jaring makanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan

hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat

kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik.

 Hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungan itu

membentuk suatu sistem .

 Bisa berupa sistem hubungan mahkluk hidup dengan lingkungan biotik ,

namun bisa juga antar mahkluk hidup dengan lingkungan Abiotik 

 Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan lingkungan

hayati dan non hayati itu membentuk sistem ekologi yang

disebut Ekosistem.

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas

lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan aliran

energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa aliran

energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen biotik, memiliki tiga peran

dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer. Menurut Campbell

(1998: 1146), penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem, khususnya di

daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri

dengan bantuan sinar matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis. Produsen

merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau

membuat makanannya sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof,

2
yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi

kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Komponen biotik

yang terakhir, yaitu dekomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme yang

menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik

sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai

bahan nutrisi untuk membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung

terus-menerus di dalam suatu ekosistem.

Pada hutan muda, jumlah total bahan organik makin meningkat setiap tahun

dengan meningkatnya ukuran pohon. Keadaan ini juga merupakan penyimpanan,

tetapi jika hutan menjadi dewasa, bahan organik akan hilang karena kematian dan

kehancuran. Energi yang hilang (hancur) tersebut, jika ditambahkan dengan

kehilangan karena dimakan hewan, jumlahnya sama dengan produk bersih

tumbuhan. Dalam hal ini tidak ada pertambahan lebih lanjut dalam biomassa dari

tahun ke tahun. Istilah biomassa digunakan untuk melukiskan seluruh bahan

organik yang terdapat dalam satu ekosistem. Jika sebagian biomassa suatu

tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke suatu heterotrof. Pada belalang

misalnya, untuk tumbuh dan melaksanakan kegiatannya berkat energi yang

tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya.

3
Pada gilirannya, herbivora akan menyediakan makanan untuk karnivora.

Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk

ke makhluk dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular, yang pada gilirannya

ular dimakan oleh burung elang. Proses makan dan dimakan pada serangkaian

organisme disebut sebagai disebut Rantai Makanan, atau “food chains”. Semua

rantai makanan berasal dari organisme autotrofik. Lihat bagan di bawah ini.

Organisme yang langsung memakan tumbuhan disebut herbivor (konsumen

primer), yang memakan herbivor disebut karnivor (konsumen sekunder), dan yang

memakan konsumen sekunder disebut konsumen tersier. Setiap tingkatan

organisme dalam satu rantai makanan disebut tingkatan tropik. Dalam ekosistem

rantai makanan-rantai makanan itu saling bertalian. Kebanyakan sejenis hewan

memakan yang beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan

makanan berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan

jaring-jaring makanan (food web), dengan kata lain Proses rantai makanan yang

saling menjalin dan kompleks tersebut dinamakan jaring makanan.

4
Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di

dalam suatu rantai makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik.

Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas

kumpulan berbagai organisme.

Tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof.

Pada tingkat ini, produsen ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada

ekosistem perairan adalah ganggang dan fitoplankton. Tingkat trofik kedua

ditempati oleh organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen adalah organisme

yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber makanannya. Konsumen

pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga terdiri atas tingkat

trofik ketiga, keempat, dan seterusnya.

Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di

dalam suatu rantai makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik.

Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas

kumpulan berbagai organisme.

Tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof.

Pada tingkat ini, produsen ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada

ekosistem perairan adalah ganggang dan fitoplankton. Tingkat trofik kedua

ditempati oleh organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen adalah organisme

yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber makanannya. Konsumen

pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga terdiri atas tingkat

trofik ketiga, keempat, dan seterusnya.

5
Dalam rantai makanan tingkat trofi pertama tidak selalu ditempati oleh

produsen. Oleh karena itu ada beberapa macam rantai makanan ditinjau dari

komponen yang menduduki tingkat trofi pertamanya, yaitu sebagai berikut.

a. Rantai Makanan Perumput

Jika kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati produsen.

Contohnya: padi → tikus → ular → elang

Pada contoh tersebut tingkat trofi pertamanya padi (produsen), tingkat

trofi kedua tikus (konsumen pertama), tingkat trofi ketiga ular

(konsumen kedua), dan tingkat trofi keempat ditempati oleh elang

(konsumen ketiga).

b. Rantai Makanan Detritus

Jika kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati oleh detritus.

Contoh: kayu lapuk → rayap→ ayam → elang

Pada contoh rantai makanan di atas tingkat trofi pertamanya

ditempati oleh kayu lapuk (detritus), tingkat trofi keduanya rayap

(detritivor), tingkat trofi ketiga ditempati ayam (konsumen kedua), dan

tingkat trofi keempat ditempati oleh elang (konsumen ketiga). Contoh

lain rantai makanan detritus adalah seresah atau dedaunan dimakan

cacing tanah, cacing tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.

6
Aliran energi tidak hanya terjadi pada tingkatan yang sederhana,

yaitu rantai makanan, tetapi terjadi juga pada tingkatan yang lebih

kompleks, yaitu pada jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan ini

tersusun oleh beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Aliran

energi mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah akhirnya tidak

sama. Dalam rantai makanan, organisme pada tingkatan trofik rendah

memiliki jumlah individu lebih banyak. Makin tinggi tingkat trofik,

makin sedikit jumlah individunya dalam ekosistem.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jaring-jaring makanan merupakan rantai makanan pada ekosistem yang

saling berkaitan dan membentuk hubungan menjadi jaringan.

Komponen-komponen penyusun terbentuknya jaring-jaring makanan yaitu

karena adanya produsen, konsumen dan yang terakhir adalah decomposer.

B. Saran

Dengan mempelajari mengenai jaring-jaring makanan, semoga kita dapat

memahaminya bersama. Dengan begitu dapat bersama-sama menjaga

kestabilan food web yang ada pada lingkungan kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Biomania. 2012. Rantai Makanan. http://sebut-aja-

biomania.blogspot.com/2012/05/rantai-makanan.html [28 Oktober 2012]

Fictor F, dkk. Praktis Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009

Indun Kistinnah, dkk. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA X:


Jakarta. BSE 2009

Rikky F, dkk. Mudan dan Aktif Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009

Anda mungkin juga menyukai