Anda di halaman 1dari 2

WABAH

Esok, di kala senja, tumit-tumit lincah akan menapaki mars..

Tapi hari ini, tungkai kakiku bahkan tidak bisa melewati garis..

Gelap bahkan masih terjaga dalam cemas..

Aku hanya ingin duduk di bawah sinar matahari tanpa masker dan rasa takut yg menguras..

Aku rindu pada senja dan fajar yang membelai rambutku mesra..

Juga, pada jalan sumpek aku bersolek penuh tawa..

Tapi, hari ini, baju-baju astronot bertugas di rumah duka..

Tragis, sebagian dari mereka mendarat di firdaus dengan sayap-sayap luka..

Mereka positif karena sang negatif yang mangkir berpikir positif..

Karna masa lalu, mereka membuang masa depan di Sarinah, sungguh arif sang naif..

Dan dari lorong-lorong duka itu, aku mendengar hiruk pikuk..

Di sudut-sudut derita, hura-hura dan euforia bernafas dengan apik..

Adakah kita mampu mendefinisikan piluh dan keluh dalam kurva yang melaju?

Empati terbenam dalam ego semu

Aku najis!! Kalian tertawa pada ribuan bangkai di depan matamu?

Berapa banyak yg harus mati krna kakimu?

Berapa lama kita memenjara diri kita pada kumpulan-kumpulan rindu?

Ego, sesulit itukah untuk menguncinya di balik pintu-pintu itu..

Iman, tak bisakah kau bangun Altar, berlutut pada Sajadah, bertapa di Pura dan Vihara
dibalik pintu-pintu rumahmu?..
Adakah Tuhanmu mengecil ketika kau tidak mengunjungi-Nya di gedung-gedung buatan
tanganmu?..

Bukankah Dia agung dan besar dalam hati khusyukmu?..

Manusia bebal, Tuhan menciptakan otak dengan sempurna..

Bijaklah. Dengarkan sang Pemazmur.

Tumpuan egomu mewabah, kau lah virus tanpa vaksin!!

Yah, kita, manusia, kitalah wabah di bumi ini..

Anda mungkin juga menyukai